Anda di halaman 1dari 7

A.

BARANG PUBLIK
Barang publik Menurut Guritno Mangkoesoebroto (Edisi ke 3;57) Barang publik (public
goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi
konsumsi orang lain akan barang tersebut. Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak
dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk medapatkannya. Barang publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan)
sehingga dari semua kalangan dapat menikmatinya. Barang publik memiliki cirri-ciri yang
membedakannya dengan barang lainnya, yaitu :
1. Non Exclusive Apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi
siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain, setiap
orang memiliki akses ke barang tersebut. Jadi semua orang, baik orang tersebut membayar
maupun tidak membayar dalam mengkonsumsi barang atau jasa tersebut, ia tetep
memperoleh manfaat.
2. Non-Rivalry Dalam penggunaan barang publik berarti bahwa penggunaan satu konsumen
terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga
mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang
tersebut tanpa mempengaruhi manfaat yang diperoleh orang lain.
3. Join Consumption Barang atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi bersama-sama. Suatu
barang atau jasa dapat dikatakan memiliki tingkat joint consumption yang tinggi jika barang
atau jasa tersebut dapat dikonsumsi bersama-sama secara simultan dalam waktu yang
bersamaan (join consumption) tanpa saling meniadakan manfaat (rivalitas) antara pengguna
yang satu dan lainnya. Sedangkan untuk barang atau jasa yang hanya dapat dimanfaatkan
oleh seseorang dan orang lain kehilangan kesmpatan menikmatinya, maka barang atau jasa
tersebut dikatakan memiliki tingkat join consumption yang rendah.
4. Eksternalitas Eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu
terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Eksternalitas akan terjadi apabila masyarakat mendapatkan dampak atau efek-efek tertentu
diluar barang atau jasa yang terkait langsung dengan mekanisme pasar.
5. Indivisible Yakni tidak bisa dibagi-bagi dalam satuan unityang standar untuk bisa di delivery.
6. Marginal Cost = 0 Artinya, tidak ada tambahan biaya untuk memproduksi tambahan satu
unit output

Efek efek yang terkait dengan kedua sifat barang publik ini adalah Free riders. Free riders
adalah mereka yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu
sementara sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik. Guritno
M (1993: 86) menjelaskan bahwa ada beberapa teori yang menguraikan tentang penyediaan barang
publik, antara lain AC Pigou, Bowen, dan lain-lain.
Masing-masing teori mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelemahan yang satu akan
ditutupi oleh teori yang berkembang selanjutnya. Dalam kenyataannya sangat sulit untuk
menerapkan teori-teori diatas, dikarenakan kelemahan dalam penggunaan kurve utilitas (manfaat)
dan kurve indeferen karena untuk barang publik sangat sulit menentukan bentuk kurve
permintaannya dikarenakan sifat barang publik itu sendiri.
1. Teori Pigou Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat
dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang publik).
Pada Gambar 1 menggambarkan kurva kepuasan akan barang publik. Kurva tersebut
mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang
dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya yang dirasakan masyarakat. Saat
barang publik yang disediakan ditambah oleh pemerintah dari 8 unit menjadi 9 unit, maka tambahan
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin berkurang karena harus membayar pajak yang
semakin besar. Kelemahan analisa dari pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat
dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan
ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena sifatnya ordinal.

2. Teori Bowen Menurut Guritno M ( Edisi Ketiga;66) Bowen mendefinisikan barang publik
sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik
sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfaat barang
tersebut. Kelemahan teori ini adalah karena bowen menggunakan permintaan dan
penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip
pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan
barang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.

Kurva DA dan DB menunjukkan kurva permintaan individu A dan B akan barang publik.
D(A+B) diperoleh dengan menjumlahkan secara vertikal kurva DA dan DB. Jumlah barang yang
disediakan pemerintah sebesar OY, yaitu pada titik perpotongan kurva penawaran dengan kurva
permintaan D(A+B). Barang publik sebanyak OY yang disediakan oleh pemerintah dapat dinikmati
oleh A dan B dalam jumlah yang sama, akan tetapi kepuasan A dan B terhadap barang tersebut
berbeda. Individu A tidak terlalu memerlukan barang publik sehingga ia hanya bersedia membayar
sebanyak OPA, yaitu sejumlah manfaat marginal yang diperolehnya dari barang publik tersebut,
sedangkan B yang lebih memerlukan barang publik tersebut bersedia membayar sebanyak OPB.

B. BARANG SWASTA
Barang swasta dan pasar. Barang swasta adalah barang yang dapat diperoleh dengan
membayar di pasar. Barang tersebut memiliki ciri ”excludability” dan ”rivalry.” Excludablity adalah
prinsip hak milik atau  property  right  , orang lain yang tidak membayar dapat di exclude atau
dikeluarkan dari memilikinya, dan tidak berhak menjualnya.  Rivalry adalah prinsip di mana manfaat
diinternalisasi atau dipribadikan. Orang lain yang ikut mengkonsumsi barang tersebut akan
mengurangi hak atau manfaat orang pertama. Sepotong ikan yang dibeli di pasar akan berkurang
manfaatnya jika orang lain ikut memakannya.
Semua barang yang bersifat swasta yaitu bersifat excludability  dan rivalryDapat disedikan di
pasar. Barang barang ini dapat mewujudkan harga, yaitu, berasal dari tarik menarik dari
kepentingan konsumen dan produsen. Jika barang barang ini disediakan
oleh banyak produsen, maka produsen akan ditekan oleh kompetisi dan menawarkan harga
yang serendah mungkin. Demikianlah ide dari bekerjanya pasar. Harga sudah tepat jika besarnya
sama dengan biaya marginal untuk menghasilkannya. Pada harga itu jumlah yang ingin
diproduksi oleh seluruh produsen sama dengan jumlah yang ingin dibeli oleh seluruh konsumen yang
memiliki daya beli.Barang barang nonrival.
Jika suatu barang berisfat nonrival, maka jika ada orang lain yang ikut menggunakan barang
itu, tidak mengurangi manfaat orang yang pertama. Contoh, seseorang yang menikmati lampu jalan,
tidak berkurang manfaatnya ketika orang lain ikut menikmatinya, tentu saja asal tidak padat sekali.
Orang yang lewat di jalan tidak berkurang manfaatnya ketika orang lain juga ikut
lewat. Biaya marginal untuk menyediakan satu konsumen tambahan adalah nol, di mana menurut
hukum harga sama dengan biaya marginal,maka harga di pasar juga nol. Walaupun biaya tambahan
yang diperlukan untuk bertambahnya satu konsumen nol,  tetapi pengadaan pertamanya tetap
memerlukan biaya yang mungkin besar. Co ntoh jalan raya dibangun dengan biaya awal yang besar,
walaupun tidak setiap tambahan satuorang lewat perlu disediakan tamabahan biaya.
Dalam pembahasan ini, kita membagi analisis menjadi 2,yaitu efisiensi konsumen dan efisiensi
produsen. Jadi kita anggap bahwa masyarkat dapat dibagi menjadi 2 golongan konsumen dan
golongan produsen

 EFISIENSI KONSUMEN
Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga barang dan jasa, upah
dansebagainya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Bagi seorang konsumen,
permintaannya akan suatu barang hanya merupakan sebagian kecil dibandingkan dengan
permintaan seluruh konsumen, sehingga ia tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatubarang
dengan merubah permintaannya akan barang tersebut, walaupun konsumen secara berkelompok
dapat mempengaruhi tingkatharga.Dalam analisa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi yank
digunakan untuk mempermudah analisis,yaitu:
1. Dalam masyarakat hanya ada 2 orang konsumen, A dan B
2. Hanya ada 2 barang swasta yang tersedia,makanan dan pakaian
3. Distribusi pendapatan sudah tertentu
Setiap konsumen dalam menentuka berapa jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi
olehharga barang-barang dan tingkat pendapatannya.
Diagram 2.1 sebelah kiri menunjukan kurva indeferens bagi A sedangkan diagram sebelah
kanan menunjukan hal yang sama bagi B. apabila A menggunakan seluruh pendapatannya untuk
membeli makanan,ia akan memperoleh OMo unit makanan. Apabila iamembeli pakaian dengan
seluruh pendapatannya,ia akan memperoleh OPo unit pakaian.Setiap titik pada garis lurus PoMo
menunjukan kombinasi pakaian dan makanan yang dapat diperoleh dengan pendapatannya.

Jumlah seluruh pakaian yang ada dalam perekonomian sebanyak OPa+OPb sedangkan
seluruh makanan yang ada dalam perekonomian sebanyak OMa+OMb.Kurva 2.2 diperoleh dengan
membalikan sumbu diagram B pada diagram 2.1. pada diagram ini berguna untuk menganalisis
alokasi makanan dan pakaian yang didapat oleh masing-masing konsumen. Pada titik T, kurva
indeferens A (Ka2) berpotongan dengan kurvaindeferens B (Kb3),dimana individu A memperoleh
pakaian sebanyak OaP1 unit sedangkan B mendapat pakaian sebanyak P1Pe unit. Pada titik T, A
mendapat makanan sebanyak OaP2unit sedangkan B mendapat makanan sebanyak P2Me unit. Titik
T bukan merupakan titik optimum, sebab dengan mengubah kombinasi makanan dan pakaian, kedua
konsumen (A danB) dapat memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Pada titik D, konsumen A
mempunyai lebih sedikit pakaian dan lebih banyak makanan dibandingkan pada titik T, akan tetapi
kepuasan Adi titik D lebih besar dari pada kepuasa A di titik T oleh karena titik D terletak pada kurva
indeferens yang lebih tinggi (Ka3) dapada titik T yang terletak pada kurva indeverens Ka2.Pada titik D
kepuasan B tidak berubah dibandingkan pada titik T oleh kerena keduatitik tersebut terletak pada
kurva indeferens yang sama (Kb3). Sebaliknya perpindahan posisi darititik T ke titik F menyebabkan
kepuasan B menjadi lebih besar (dari Kb3 ke Kb4) sedangkan kepuasan A tidak berubah, tetap pada
kurva indeferens Ka2.Pada titik Ob alokasi kedua barang juga sangat efisien tetapi distribusi kedua
barang tersebut sangat tidak merata oleh karena konsumen A memiliki semua makanan dan pakaian
sedangkan B tidak mengkonsumsikan apa-apa. Begitu juga pada titik optimum Oa,efisiensi alokasi
pakaian dan makanan tercapai,tetapi B memiliki semua pakaian dan makanan yangada sedangkan A
tidak memiliki apa-apa hal ini juga menunjukkan ketidak merataan.

 EFISIENSI PRODUSEN
Untuk menganalisis efisiensi produksi analisa pareto dapat pula dipergunakan. kita anggap
bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua orang produsen yang menghasilkan dua jenis
barang (X dan Y), serta hanya menggunakan dua jenis factor produksi variable sedangkan pada
diagram 2.5.b. tenaga kerja yang merupkan factor variable.
HFT menunjukkan hasil produksi apabila produsen menggunakan tambahan satu factor dengan
asumsi penggunaan factor produksi lainnya tidak berubah, adanya factor produksi yang sifatnya
tetap ini menunjukkan bahwa HFT merupakan suatu analisis jangka pendek. Diagram 2.7
menunjukkan kurva produksi sama (KPS = iqount) yaitu tempat kedudukan dari kombinsasi
penggunaan tanah dan tenaga kerja.
Tingkat produksi II, pada Diagram 2.6 dapat dicapai dengan menggunakan tanah sebanyak
T1.   Unit dan tenaga kerja sebanyak B, yang ditunjukkan oleh titik K pada diagram 2.7 akan tetapi
pada diagram dapat pula diketahui bahwa tingkat produksi II 1. Tidak hanya dapat dicapai dengan
kombinasi tenaga dan tanah sebanyak T 1.B1, tetapi juga dengan kombinasi T 2 Dan B2, T3, dan B3.
Jumlah tenaga yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai yang ditentukan  oleh besarnya
dana yang tersedia, harga dari tanah dan upah tenaga.
Fungsi pemerintah menurut Adam Smith:
1. Fungsi Peradilan
2. Fungsi Keamanan
3. Fungsi Pekerjaan umum
Tujuan yang hendak dicapai menetukan arah setiap kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi
adalah kegiatan yang didasarka oleh prinsip-prinsip rasional. Suatu kegiatan termasuk ekonomi akan
dilakukan dengan penuh gairah apabila didorong  oleh motivasi tertentu.
Tujuan dalam masyarakat intinya ada dua macam yaitu tujuan yang merupakan penjumlahan tujuan
perorangan yang dinamakan tujuan bersama dan tujuan masyarakat yang terpisah dengan tujuan
perorangan yang dinamakan tujuan kolektif
Tujaun bersama dan tujuan kolektoif masyarakat dalam masyarakat yang kebudayaannya telah
berkembang dan mengakar dapat dijumpai dalam cerita-cerita rakyat, kesenian dan kebudayaan
pada umumnya.
Tujuan yang lebih spesifik tercantum dalam aspek kebijaksanaan berbagai ilmu social
termasuk ilmu politik, ilmu hokum, dan ilmu ekonomi. Dalam kebijakasaan ekonomi termasuk
didalamnya kebijaksanaan Ekonomi Publik, semua tujau –tujuan masyarakat telah tercermin dalam
trilogi kebijajksanaan yaitu tujuan :
 Alokasi
 Distribusi
 Stabilisasi
Tujuan merupakan salah satu unsure kebijaksaan ekonomi disamping subjek, objek,
instrument waktu dan daerah atau tujuan. Mempelajari teori-teori tahap pertumbuhan ekonomi
dalam Ekonomi Sosial sangat berfaedah dalam mempelajari motivasi ekonomi yang sangat
diperlukan dalam mecapai trilogy kebijaksanaan Ekonomi Publik.
Dalam mencapai berbagai tujuan atau subtujuan dapat bersifat saling tabrakan atau
konflikbtetapi dapat pula bersifat saling membantu atau komplementer. Apabila sarana atau
masukan untuk mencapai berbagai tujuan tersebut sama dan dalam keadaan langka maka akan
menimbulkan konflik. Apabila terjadi konflik, maka harus dilaksanakan prioritas dan atau mencari
titik optimalitas ongkos alternative yang berlangsung dikorbankan adalah the next best.
Apabia sarana atau masukan yang digunakan dalam berbagai tujuan belum dalam keadaan langka
dan produksinya bersifat saling membutuhlkan atau saling memberikan maka akan menimbulkan
komplementaritas atau saling melengkapi,baik dari A.
Oleh karena itu, kriteria kompensasi dasar dalam prakteknya tidak banyak digunakan.
Jadi dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa pada sistem pasar persaingan sempurna,
mekanisme harga dapat menjamin tercapainya efisiensi dalam alokasi barang konsimen dan alokasi
faktor produksi. Akan tetapi dapat pula disimpulkan bahwa mekanisme pasar tidak dapat
memecahkan masalah keadilan dalam distribusi konsumsi barang, olehkarena efisiensi yang dicapai
mungkin menyebabkan seorang konsumen mendapatkan semuabarang sedangkan konsumen
lainnya tidak mendapatkan satu barang pun, yaitu apanila titik berada pada OAatau OB.Sehingga
beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa masalah distribusi bukanlah wewenang ahli ekonomi,
akan tetapi menjadi wewenang para ahli filosof.
Kesimpulan
Semua barang yang bersifat swasta yaitu bersifat excludability  dan rivalryDapat disedikan di pasar.
Barang barang ini dapat mewujudkan harga, yaitu, berasal dari tarik menarik dari
kepentingan konsumen dan  produsen. Jika barang  barang ini  disediakan
oleh banyak produsen, maka produsen akan ditekan oleh kompetisi dan menawarkan harga
yang serendah mungkin. Demikianlah ide dari bekerjanya pasar. Harga sudah tepat jika besarnya
sama dengan biaya marginal untuk menghasilkannya. Pada harga itu jumlah yang ingin
diproduksi oleh seluruh produsen sama dengan jumlah yang ingin dibeli oleh seluruh konsumen yang
memiliki daya beli.Barang barang nonrival.

DAFTAR PUSTAKA
Mangkoesoebroto, Guritno. (2001).
  Ekonomi Publik  , Edisi 3. Yogyakarta: BPFEPublic Finance in Theory and Practice, 1989, McGraw-hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai