NEGARA
1
Pengertian Keuangan Negara
Keuangan negara adalah ilmu yang mempelajari
penerimaan negara dan pengeluaran negara beserta
dengan seluruh akibatnya.
Keuangan negara adalah mencakup seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan objeknya yang meliputi semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang.
semua hak dan kewajiban negara mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggungjawabannya.
2
PERAN PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
3
Ilmu Ekonomi Positif
Kebijakan Pemerintah
4
5
Melakukan pengeluaran dan harus ada
penerimaan sebagai sumber dana
6
Sistem Perekonomian
Sistem Kapitalis
Kebebasan individu yang mutlak tidak membenarkan pengaturan ekonomi oleh
pemerintah kecuali dalam hal yang tidak dapat diatur sendiri (bidang pertahanan
nasional, keadilan soosial, pekerjaan umum).
Sistem Sosialis
Penghapusan kebebasan individu, pengaturan kehidupan ekonomi harus
dipegang oleh pemerintah sebagai yang mewakili para individu.
7
Sistem Perekonomian
Kapitalisme
Kewajiban pemerintah
Kebutuhan barang publik
Perilaku rumah tangga pemerintah dalam
penyediaan barang publik
Fungsi pemerintah dalam perekonomian
Fungsi alokasi
Fungsi distribusi
Fungsi stabilisasi
8
Bagaimana dengan
sistem ekonomi
Indonesia?
9
Peran Pemerintah
Pemerintah perlu campur tangan dikarenakan adanya
kegagalan pasar:
1.Adanya barang kolektif (Barang Pubik)
2.Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial, serta antara
manfaat privat dan manfaat sosial
3.Adanya resiko yang sangat besar
4.Sifat monopoli dari suatu kegiatan
5.Adanya inflasi dan deflasi
6.Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan dan
pabrik-pabrik
7.Adanya distribusi pendapatan yang tidak merata
10
BARANG SWASTA,
EKSTERNALITAS &
KEGAGALAN PASAR
11
BARANG SWASTA
Barang yang
setelah produsen
memperoleh
kompensasi bagi
biaya produksinya,
memberikan
manfaat hanya
pada mereka yang
mendapatkannya
dan tidak bagi
orang lain
12
EKSTERNALITAS
13
KEGAGALAN PASAR
14
ADANYA BARANG KOLEKTIF/
BARANG PUBLIK
15
KEBUTUHAN BARANG PUBLIK
16
PERBEDAAN BIAYA/MANFAAT
PRIVAT DAN SOSIAL
17
RESIKO YANG BESAR
18
SIFAT MONOPOLI
19
ADANYA INFLASI & DEFLASI
20
BERKEMBANGNYA
PERUSAHAAN DAN PABRIK
21
DISTRIBUSI PENDAPATAN
YANG TIDAK MERATA
22
KEWAJIBAN PEMERINTAH
Menegakkan Keadilan
Agar setiap warga memiliki hak dan kewajiban yang sama
23
KEBUTUHAN BARANG PUBLIK
24
KEBUTUHAN BARANG PUBLIK
Terdapat barang publik yang tidak eksklusif, tetapi kepuasan
penggunanya akan turun karena banyaknya pengguna pada
suatu waktu tertentu.
Misalnya, karena banyaknya mobil yang menggunakan jalan raya
sehingga menjadi macet. Dalam hal ini, walaupun penggunanya tidak
dipungut bayaran, namun kepuasan pengguna menjadi berkurang.
Sebaliknya, terdapat juga barang-barang publik yang eksklusif,
namun tidak ada persaingan bagi penggunanya.
Misalnya penggunaan internet dan fasilitas telekomunikasi. Untuk
menggunakan barang tersebut tidak gratis, namun seorang pengguna
tidak terganggu kepuasannya karena adanya orang lain yang
menggunakan produk yang sama.
25
PERAN PEMERINTAH
26
FUNGSI PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
Fungsi Alokasi
Fungsi Distribusi
Fungsi Stabilisasi
27
FUNGSI PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
Fungsi Alokasi
Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki suatu negara adalah
terbatas
Pemerintah harus menentukan seberapa besar dari sumber
daya yang dimiliki akan dipergunakan untuk memproduksi
barang-barang publik, dan seberapa besar akan digunakan
untuk memproduksi barang-barang individu
Pemerintah harus menentukan dari barang-barang publik yang
diperlukan warganya, seberapa besar harus disediakan oleh
pemerintah, dan seberapa besar yang dapat disediakan oleh
rumahtangga perusahaan
28
FUNGSI PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
Fungsi Distribusi
Pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan agar alokasi
sumber daya ekonomi dilaksanakan secara efisien
Pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan agar
kekayaan terdistribusi secara baik dalam masyarakat,
misalnya melalui kebijakan:
perpajakan
subsidi
pengentasan kemiskinan
transfer penghasilan dari daerah kaya ke daerah miskin
bantuan pendidikan
bantuan kesehatan, dll
29
FUNGSI PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
Fungsi Stabilisasi
Pada pemerintahan modern saat ini, hampir semua negara
menyerahkan roda perekonomiannya kepada pihak swasta /
perusahaan
Pemerintah lebih berperan sebagai stabilisator, untuk menjaga
agar perekonomian berjalan normal:
Menjaga agar permasalahan yang terjadi pada satu sektor perekonomian
tidak merembet ke sektor lain
Menjaga agar kondisi perekonomian kondusif:
inflasiterkendali
sistem keamanan terjamin
kepastian hukum terjaga
30
Peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi didasari oleh motif mencari
keuntungan sekaligus memenuhi kepentingan umum. Dorongan mencari
keuntungan ini tidak terlepas dari kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan
penerimaan negara. Dengan kondisi penerimaan yang semakin baik,
pemerintah akan memiliki sumber dana untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya.
31
PENGELUARAN PEMERINTAH
32
TEORI PENGELUARAN NEGARA
33
TEORI PENGELUARAN NEGARA
Wagner
Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan bahwa
dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan
meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara
tersebut.
Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa
industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu
industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini
diperlukan peran pemerintah untuk mengatur hubungan antara
masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll
34
TEORI PENGELUARAN NEGARA
35
Sebab Meningkatnya Pengeluaran
Pemerintah
Adanya perang dan pergolakan dalam masyarakat.
Kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat
Adanya urbanisasi Perkembangan demokrasi
Pemborosan dan korupsi
Pembangunan ekonomi
Program kesejahteraan sosial
Perubahan iklim
36
KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA
37
Efisiensi Dalam Pengeluaran Negara
39
Keadilan (equity)
40
Efisiensi ekonomis (economic
efficiency)
Efficiency (Efisiensi) adalah perbandingan antara
input dan output, di mana input digunakan setepat
dan sebaik mungkin untuk memperoleh output yang
terbaik. Suatu organisasi dapat dikatakan efisien
apabila:
1.Menghasilkan otput yang lebih besar dengan
menggunakan input tertentu
2.Menghasilkan produksi yang lebih besar dari
penggunaan sumber daya
3.Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin
41
Secara sederhana efisiensi ekonomis, dapat dikatakan bahwa
efisiensi ekonomis ada jika kebijakan pemerintah itu lebih baik
memperhatikan pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan
masyarakat sejauh mungkin atau secara lebih hati-hati.
42
Kebapakan (paternalisme)
Yaitu kebijakan pemerintah untuk mengadakan
atau menyediakan barang-barang dan jasa yang
sebenarnya tidak dikehendaki oleh masyarakat.
45
Kebijakan Subsidi
Subsidi adalah salah satu bentuk pengeluaran pemerintah, sehingga
menambah penghasilan mereka yang menerima subsidi.Beberapa
landasan pokok dalam penerapan subsidi antara lain:
Suatu bantuan yang bermanfaat yang diberikan oleh pemerintah
kepada kelompok-kelompok atau individu-individu yang biasanya
dalam bentuk cash payment atau potongan pajak.
Diberikan dengan maksud untuk mengurangi beberapa beban
dan fokus pada keuntungan atau manfaat bagi masyarakat.
Subsidi didapat dari pajak. Jadi, uang pajak yang dipungut oleh
pemerintah akan kembali lagi ke tangan masyarakat melalui
pemberian subsidi.
46
beberapa macam subsidi:
Price distorting subsidies
merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat
dalam bentuk pengurangan harga di bawah harga pasar
sehingga menstimulus masyarakat untuk meningkatkan
konsumsi atau pembelian komoditi tersebut. Harga yang
dibayarkan lebih rendah dari harga pasar, dan pemerintah
yang menanggung atau membayar selisih harga tersebut.
Contoh dari subsidi ini antara lain : potongan harga/tarif
listrik, potongan harga untuk sewa rumah, potongan
harga pupuk, beras miskin, biaya sekolah (BOS),
potongan harga BBM.
47
Cash grant
merupakan bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam
dengan memberikan sejumlah uang tunai dan alokasi
konsumsi akan uang tersebut diserahkan sepenuhnya oleh
masyarakat.
Contohnya: bantuan tunai langsung. Kelonggaran atau
potongan pajak.
subsidi itu diberlakukan hanya jika keuntungan
(manfaat) yang diperoleh lebih besar daripada
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pemberian
subsidi. Meskipun subsidi ada untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat, mereka mengakibatkan
pajak yang lebih tinggi atau peningkatan harga
untuk barang-barang konsumen.
48
MACAM-MACAM PENGELUARAN
NEGARA
• Menurut Sifat
– Pengeluaran Investasi
– Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
– Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat
– Pengeluaran Penghematan Masa Depat
– Pengeluaran Yang Tidak Produktif
• Menurut Organisasi
– Pemerintah Pusat
– Pemerintah Propinsi
– Pemerintah Kabupaten/Kota
49
PENGELUARAN PEMERINTAH
PUSAT
50
PENGELUARAN PEMERINTAH
PUSAT
51
PENGELUARAN PEMERINTAH
PROPINSI
52
PENGELUARAN PEMERINTAH
PROPINSI
53
PENGELUARAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
54
PENGELUARAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
55
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA
PENGELUARAN INVESTASI
Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di
masa datang
Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, satelit,
peningkatan kapasitas SDM, dll
56
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA
57
PENGELUARAN NEGARA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN
58
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR PRODUKSI
59
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR DISTRIBUSI
Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap sektor distribusi barang dan jasa
Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat menyebabkan
masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati barang/jasa yang
dibutuhkan, misalnya subsidi listrik, pupuk, BBM, dll
Pengeluaran pemerintah untuk biaya pendidikan SD-SLTA membuat
masyarakat kurang mampu dapat menikmati pendidikan yang lebih baik
(paling tidak sampai tingkat SLTA). Dengan pendidikan yang lebih baik,
diharapkan masyarakat tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya di
masa yang akan datang
Apabila pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk keperluan tersebut,
maka distribusi pendapatan, barang, dan jasa akan berbeda. Hanya
masyarakat mampu saja yang akan menikmati tingkat kehidupan yang
lebih baik, sementara masyarakat kurang mampu tidak memperoleh
kesempatan untuk meningkatkan tara hidupnya.
60
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR KONSUMSI MASYARAKAT
61
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN
62
Kasus 1: Penyediaan Barang Publik yang
Telah Dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota
63
Kasus 2: Penyediaan Barang Publik yang
Belum Dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota
64
PENERIMAAN
NEGARA
65 65
PENERIMAAN NEGARA
Penerimaan Negara baik dari dalam maupun luar negeri
sangat penting bagi keberhasilan proses pembangunan
nasional, karena penerimaan negara adalah untuk
menutupi pengeluaran rutin pemerintah.
66
66
Penerimaan Negara
67
Penerimaan Perpajakan
70
Sumber-sumber Penerimaan Negara
• Pajak
– Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh
pemerintah (pusat/daerah) terhadap wajib pajak
tertentu berdasarkan undang-undang
(pemungutannya dapat dipaksakan) tanpa ada
imbalan langsung bagi pembayarnya.
– Contoh: pajak kendaraan bermotor, pajak penjualan
barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan lain
sebagainya.
72
72
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Retribusi
– Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan
oleh pemerintah (pusat/daerah) berdasarkan
undang-undang (pemungutannya dapat
dipaksakan) di mana pemerintah memberikan
imbalan langsung bagi pembayarnya.
73
73
Fungsi pajak
1.Fungsi angaran, Sumber penerimaan negara
2.Fungsi Regulasi, Sebagai alat untuk mengatur
kegiatan produsen maupun konsumen
3.Fungsi Stabilitas, menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga
inflasi dapat dikendalikan
4.Fungsu Redistribusi Pendapatan, digunakan
untuk membiayai semua kepentingan umum
74
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
76
76
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pencetakan Uang
– Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah
dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak
ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah.
– Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus
dilakukan dengan cermat, agar pencetakan uang tidak
menimbulkan inflasi
77
77
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pinjaman
– Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan
negara, yang dilakukan apabila terjadi defisit
anggaran.
– Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi
beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus
dibayar kembali, berikut dengan bunganya.
– Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar
negeri
– Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi
perbankan, institusi non bank, maupun individu
78
78
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• SumbanganDan Hibah
– Sumbangan dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari
individu, institusi, atau pemerintah
– Sumbangan dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun
luar negeri
– Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan
sumbangan, hadiah, atau hibah.
– Sumbangan dan hibah bukan penerimaan pemerintah yang
dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari
pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah
79
79
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
Jika terhadap suatu warisan atau harta peninggalan lain, tidak ada
orang datang yang menyatakan dirinya berhak atas harta
tersebut, atau jika semua ahli waris menolak warisan yang
bersangkutan, maka di Indonesia (menurut pasal 1126 KUHPer
harta peninggalan ini dianggap terlantar, dan Balai Harta
Peninggalan wajib mengurus dan mengumumkannya. Dan jika
setelah lewat waktu tiga tahun masih juga belum ada ahli waris
yang muncul, maka BHP tadi wajib menyelesaikan urusannya;
dalam hal masih ada kelebihan, harta benda dan kekayaan ini
menjadi milik negara (KUHPer pasal 1129)
80
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
81
81
Distribusi Beban Negara
82
Beban Negara ynag Didistribusikan Kepada Masyarakat
Melalui Pajak
83
Beban Negara ynag Didistribusikan Kepada Masyarakat
Melalui Pajak
84
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
85
85
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
87
87
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
88
88
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
89
89
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
90
90
PENGELOLAAN ANGGARAN
Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara, sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, yaitu:
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut serta mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
91
Dalam pengelolaan keuangan negara, fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian di bidang keuangan
harus dilakukan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
92
pembangunan nasional.
Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi Perencanaan (Planning) bisa ditelaah dalam UU 25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioal (SPPN)
ASAS DAN TUJUAN
1.RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
2.TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
3.PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA (RPJP,
RPJM, RP Tahunan)
4.PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
RENCANA
93
Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara merupakan reformasi system
keuangan negara yang meliputi :
Reformasi penyusunan dan penetapan
anggaran
Reformasi pelaksanaan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
Reformasi pengawasan anggaran (audit)
94
Pokok-pokok Isi antara lain meliputi :
•Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara
•Penyusunan dan Penetapan APBN
•Penyusunan dan Penetapan APBD
•Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Bank Sentral, Pemerintah Daerah/Lembaga Asing
•Hubungan Keuangan Antara Pemerintah dan
Perusahaan Negara/Daerah/Swasta Serta Badan
Pengelola Dana Masyarakat
•Pelaksanaan APBN dan APBD
•Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan APBD
•Ketentuan Pidana, Sanksi Administrasi dan Ganti Rugi
95
Fungsi Pengarahan (Actuating)
Actuating : UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
Dasar Pemikiran:
1.Pengertian, Ruang Lingkup, dan Asas Umum Perbendaharaan
Negara
2.Pejabat Perbendaharaan Negara
3.Penerapan kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintahan
4.Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
5.Penyelesaian Kerugian Negara
6.Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
96
Fungsi Pengendalian (Controlling)
Controlling : UndangUndang Nomor 15 Tahun 2005 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
1.Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa;
2.Lingkup pemeriksaan;
3.Standar pemeriksaan;
4.Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan;
5.Akses pemeriksa terhadap informasi;
6.Kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern;
7.Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut;
8.Pengenaan ganti kerugian negara;
9.Sanksi pidana
97
REFORMASI PENGELOLAAN
ANGGARAN
Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan
dengan baik, maka sistem anggaran dan pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan
cermat dan sistematis.
Sistem perencanaan anggaran negara pada saat ini telah
mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan
dinamika manajemen sektor publik dan tuntutan yang
muncul di masyarakat, yaitu sistem penganggaran
dengan pendekatan New Public Management (NPM).
98
Sistem Penganggaran Dengan Pendekatan New
Public Management (NPM).
Model NPM berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi
pada kinerja, bukan pada kebijakan.
Perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem
manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis
menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih
mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan
kecil dan sederhana, tetapi perubahan besar yang telah mengubah
peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara
pemerintah dan masyarakat.
Penggunaan paradigma baru tersebut menimbulkan beberapa
konsekuensi pada pemerintah, diantaranya adalah tuntutan untuk
melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi
tender.
99
Perubahan Pendekatan Anggaran
Negara
Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai
dengan munculnya era New Public Management telah
mendorong upaya di berbagai negara untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam
perencanaan anggaran negara. Seiring dengan
perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik
penganggaran sektor publik, antara lain yaitu:
1.Teknik Anggaran Kinerja (Performance Budgeting)
2.Zero Based Budgeting (ZBB)
3.Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
100
Teknik Anggaran Kinerja
(Performance Budgeting)
mengutamakan mekanisme penentuan prioritas tujuan serta
pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses
pengambilan keputusan.
anggaran kinerja dilengkapi dengan teknik analisis antara biaya
dan manfaat.
dalam penyusunan anggaran dimulai dengan perumusan
program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah yang
sesuai dengan program tersebut.
penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
program, serta penentuan indikator kinerja yang digunakan
sebagai tolok ukur dalam mencapai tujuan program yang telah
ditetapkan.
101
Zero Based Budgeting ( ZBB )
Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ZBB dapat
menghilangkan kelemahan pada konsep incrementalism dan line
item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero base).
Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan
besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan
anggaran tahun depan, yaitu dengan menyesuaikan tingkat
inflasi atau jumlah penduduk.
ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun
anggaran tahun ini, namun didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Dengan ZBB, seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal-hal
yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah tidak relevan
dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat hilang
dari struktur anggaran, atau mungkin juga muncul item baru.
102
Planning, Programming, and
Budgeting System (PPBS)
PPBS berdasarkan program, yaitu pengelompokan
aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
PPBS adalah salah satu model penganggaran yang
ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam
membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih
baik. Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki
pemerintah sangat terbatas jumlahnya, sedangkan tuntutan
masyarakat tidak terbatas jumlahnya. Dalam keadaan
tersebut pemerintah dihadapkan pada pilihan alternatif
keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam
pencapaian tujuan bernegara secara keseluruhan.
103
PENGURUSAN KEUANGAN
NEGARA
Pengelolaan keuangan negara secara teknis dilaksanakan
melalui dua pengurusan, yaitu:
1.pengurusan umum/administrasi yang mengandung
unsur penguasaan. Pengurusan umum erat hubungannya
dengan penyelenggaraan tugas pemerintah di segala
bidang dan tindakannya dapat membawa akibat
pengeluaran dan/atau menimbulkan penerimaan negara.
2.Pengurusan khusus yang mengandung unsur kewajiban
melaksanakan perintah-perintah yang datangnya dari
pengurusan umum.
104
Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan umum
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan. Dalam pelaksanaannya, kekuasaan presiden tersebut
tidak dilaksanakan sendiri oleh presiden, melainkan:
1.Dikuasakan kepada menteri keuangan, selaku pengelola fiskal dan
wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan;
2.Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga negara dan
lembaga pemerintah non kementerian negara, selaku pengguna
anggaran/ pengguna barang kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya; dan
3.Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala
pemerintahan daerah sebagai perwujudan pelaksanaan asas
desentralisasi, untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
105
Pelimpahan kekuasaan tersebut tidak termasuk
kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara
lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang
pelaksanaannya diatur dengan undang-undang. Untuk
mencapai kestabilan nilai rupiah, tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran dilakukan oleh
bank sentral.
106
Tugas
Kewenangan presiden terhadap pengelolaan keuangan
negara yang dilimpahkan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga, meliputi kewenangan yang bersifat umum dan
kewenangan yang bersifat khusus.
Jelaskan tentang kewenangan yang bersifat umum
yang timbul dari pengurusan umum, dan kewenangan
yang bersifat khusus yang timbul dari pengurusan
khusus.
107
KEKUASAAN ATAS
PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
PENDELEGASIAN KEKUASAAN
PENGURUSAN ADMINISTRATIF PA/KPA (COO)
PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA (CFO)
108
LATAR BELAKANG REFORMASI
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
110
PARADIGMA LAMA PENGURUSAN KEUANGAN
NEGARA
PRESIDEN
113
Kewenangan Umum dan Khusus
Penglolaan Keuangan Negara
1. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah,
kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan
APBN, antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan
pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan
rencana kerja kementerian negara/lembaga, penetapan gaji dan
tunjangan, serta pedoman pengelolaan Penerimaan Negara.
2. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi
keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan
APBN, antara lain keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan
APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana
perimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara.
114
Pasal 4 UUD
DIKUASAKAN
GUBERNUR/BUPATI/
MENTERI MENTERI/
WALI KOTA SELAKU
KEUANGAN PIM. LEMBAGA
KEPALA PEMDA
SELAKU KEPALA PEMDA
SELAKU PENGELOLA SELAKU PENGGUNA UNTUK MENGELOLA
FISKAL DAN WAKIL ANGGARAN/ KEUANGAN DAERAH
PEMERINTAH PENGGUNA BARANG DAN MEWAKILI
DALAM KEPEMILIKAN KEMENTRIAN NEGARA/ PEMDA DALAM
KEKAYAAN NEGARA LEMBAGA YANG KEPEMILIKAN KEKAYAAN
YANG DIPISAHKAN DIPIMPINNYA DAERAH
YANG DIPISAHKAN
118
Tujuan Penggunaan Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Negara
Kuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan
untuk mencapai tujuan bernegara
Dalam rangka menyelenggarakan fungsi pemerintahan
untuk mencapai tujuan di atas setiap tahun disusun
APBN/APBN
119
TUGAS MENTERI KEUANGAN
(CFO)
121
Bendahara Pengeluaran
1. Meneliti kelengkapan/persyaratan tagihan
2. Menguji kebenaran perhitungan tagihan
3. Menguji ketersediaan dana
4. Menolak tagihan apabila tidak memenuhi
persyaratan 1 s/d 3 diatas
5. Bertanggungjawab secara pribadi atas pelaksanaan
pembayaran
122
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN
APBN
Penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) merupakan tahap awal dari suatu
siklus anggaran. Jangka waktu/masa siklus anggaran lebih
panjang dari pada jangka waktu/masa tahun anggaran.
Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan.
Siklus anggaran lebih dari satu tahun, yaitu jangka waktu
berputarnya anggaran yang dimulai dari saat penyusunan
RAPBN sampai dengan saat Perhitungan Anggaran Negara
(PAN) disahkan menjadi Undang-Undang PAN.
123
SIKLUS ANGGARAN NEGARA DI
INDONESIA
PENYUSUNAN PENETAPAN
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN
PENGAWASAN
Tahapan Siklus Anggaran
Secara garis besar, tahap-tahap siklus
anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:
1.penyusunan RAPBN oleh pemerintah;
2.penyampaian RAPBN kepada
DPR/Penetapannya;
3.pelaksanaan APBN oleh pemerintah;
4.pengawasan pelaksanaan APBN oleh BPK;
5.pertanggungjawaban/Laporan Keuangan.
125
ASPEK YURIDIS
KEWENANGAN
MATERI
HUBUNGAN HUKUM
LEMBAGA YANG
TERLIBAT
D
DPR PEMERINTAH BPK
P
D
Pendelegasian Kewenangan dalam
Pelaksanaan APBN
PRESIDEN
(SELAKU CHIEF EXECUTIVE OFFICER)
RAKYAT
YANG BERDAULAT
RAKYAT
YANG DIPERINTAH
WUJUD RAKYAT
YANG BERDAULAT
DPR
Makna Tata Kelola Keuangan Negara
PARLEMEN PEMERINTAH
KEDAULATAN
PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN NEGARA
Hal Keuangan Penyusunan APBN
1
mengajukan
[Pasal 23 (2)]
RAPBN
TIDAK
3 4b
4a
membahas Pemerintah Pemerintah
4
bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 20 (2)] persetujuan YA
RAPBN APBN
APBN
Tahun lalu
[Pasal 23 (3)]
KARAKTERISTIK HUKUM UU APBN
BENTUK LUAR:
UU:
KEDAULATAN RAKYAT
OTORISASI
KEHARUSAN UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN
PERTANGGUNGJAWABAN DALAM BENTUK UU
JIKA TIDAK DISETUJUI HARUS MENGGUNAKAN UU SEBELUMNYA
TIDAK MUNGKIN ADA PERPU
LANDASAN HUKUM: PASAL 23 UUD:
FUNGSI ANGGARAN
HAK BUDGET
PENYUSUNAN & PENGAJUAN:
KEWENANGAN PENYUSUNAN PADA PEMERINTAH
TIDAK ADA KEWENANGAN UNTUK USUL INISIATIF
DIAJUKAN LANGSUNG OLEH PRESIDEN
WAKTU PENGAJUAN TERTENTU
MATERI MUATAN:
HANYA MENGIKAT PEMERINTAH:
TIDAK MENGIKAT MASYARAKAT
TIDAK DAPAT DIAJUKAN KE MK
MASA LAKU:
TERTENTU
PERUBAHAN DALAM MASA TERTENTU
PERBANDINGAN KEPENTINGAN
DPR DAN PEMERINTAH
DPR PEMERINTAH
1. Pemegang kedaulatan anggaran 1. Pemegang kekuasaan penyelenggaraan
negara, restriktif terhadap pemerintahan, restriktif terhadap
kepentingan masyarakat yang lebih kepentingan pemerintah dalam
luas. menjalankan kekuasaan.
OBJEKTIF
151
Wajar dengan pengecualian
(qualified opinion)
Opini Wajar dengan pengecualian (WDP) adalah opini
audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi
dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material,
kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi
pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan
little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap
opini jenis ini, untuk menunjukan adanya
ketidakwajaran dalam item tertentu, namun demikian
ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
152
Tidak wajar (adversed opinion)
Opini tidak wajar adalah opini audit yang diterbitkan
jika laporan keuangan mengandung salah saji material,
atau dengan kata lain laporan keuangan tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan
keuangan mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor
meyakini laporan keuangan perusahaan/pemerintah
diragukan kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan
pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan.
153
Tidak menyatakan pendapat
(disclaimer of opinion)
Opini tidak menyatakan pendapat (TMP) oleh sebagian
akuntan dianggap bukanlah sebuah opini, dengan
asumsi jika auditor menolak memberikan pendapat
artinya tidak ada opini yang diberikan. Opini jenis ini
diberikan jika auditor itidak bisa meyakini apakah
laporan keuangan wajar atau tidak. Opini ini bisa
diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup
audit yang dibatasi oleh perusahaan/pemerintah yang
diaudit, misalnya karena auditor tidak bisa memperoleh
bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan
dan menyatakan laporan sudah disajikan dengan wajar.
154
DASAR PEMBERIAN OPINI
Opini BPK merupakan pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat
kriteria yakni
Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Efektivitas sistem pengendalian intern