PERTEMUAN 11
PENETAPAN HARGA BARANG DAN JASA PUBLIK DI INDONESIA
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu menyimpulkan dan
menjelaskan penetapan harga barang dan jasa publik di Indonesia.
B. URAIAN MATERI
Untuk menentukan harga barang serta jasa, tidak terkecualikan dari peran
politik. Pemerintah mempunyai partisipasi yang besar dalam menentukannya,
langkah politik dibutuhkan untuk menentukan :
a. Banyaknya jumlah barang untuk public yang harus persediakan
b. Keterlibatan atas distribusi yang akan menjadi tanggungjawab kepada para
masyarakat.
Pada penetapan harga pelayanan public manfaat eksternal juga harus
dipertimbangkan. Yang dimaksud dari faktor eksternal ialah keadaan yang
berkuasa di luar lingkungan organisasi atau lembaga pemerintahan pelayanan
public yang dapat menguasai dalam perubahan strategi harga barang serta
harga jasa publik. Pemerintah memeriksa seluruh tujuan yang berkaitan pada
pemasokan barang serta jasa dalam penetapan harga pelayanan public, yaitu :
a. Barang yang dijual harus dengan harga pasar
b. Pada harga pasar dijualkan dengan harga yang berbeda-beda
c. Para konsumen diberikan secara gratis.
Penetapan harga yang dilakukan pemerintah ditunjukkan untuk
membenahi penyediaan sumber daya ekonomi pada sektor public. Pada
perekonomian, tingginya tarif harga merupakan pertanda bahwa konsumen
bersedia untuk membayar barang yang telah diproduksi oleh pembuat barang.
Apabila barang serta jasa yang telah disediakan oleh pemerintah sangat mudah
untuk didapatkan maka dalam sudut pandang ilmu ekonomi terjadi ketidak
efisienan, misalnya persediaan publik seperti air minum atau listrik. Pemerintah
menyediakan barang serta jasa yang diperlukan oleh masyarakat, pemerintah
dapat menentukan harga yang mahal, namun pemerintah tidak diharapkan untuk
memperoleh banyak keuntungan. Keuntungan tersebut hanya untuk menutup
biaya total yang telah di keluarkan perusahaan-perusahaan pemerintah penyedia
barang utilitas publik agar dapat terus beroperasi tanpa adanya mengalami
kerugian.
Namun persediaan publik tersebut tidak relevan untuk semua barang serta
jasa yang dialokasikan oleh pemerintah. Organisasi yang mengendalikan utilitas
publik harus memasaran produknya tanpa mendapatkan keuntungan akan
mengalami kesulitan untuk pengembangan atau memenuhi perluasan usaha.
Sehingga pemerintah akan membimbing organisasi pada kondisi, selain
membuat barang serta jasa sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan
setiap warga negara, organisasi diberukan izin untuk mendapatkan laba dalam
jumlah tertentu. Pemerintah akan menentukan jumlah laba maksimal, kemudian
pembeli akan membayar sejumlah diatas nilai yang dialokasikan sebelumnya
pada saat zero profit. Pada keadaan tersebut, pembeli tidak akan diberatkan
pada harga yang terlalu mahal, namun organisasi dapat mengembangkan
usahanya untuk meningkatkan investasinya.
Penetapan harga melalui cara ini dapat dilakukan untuk membuat
keputusan dalam mempersiapkan barang public oleh pemerintah. Pengamatan
dapat dilaksanakan untuk mendapatkan kebijakan yang tepat dengan tujuan,
artinya organisasi penghasilan utilitas public diharuskan untuk mempersiapkan
barang serta jasa untuk public, sedangkan bagi pemerintah diharuskan
1) Batasan antara barang publik dengan barang privat yang tidak mudah
untuk dibataskan
2) Adanya barang serta jasa publik yang dalam pemakaiannya tidak mudah
untuk dipisahkan keterlibatannya
3) Tarif pelayanan cendrung akan di bebankan kepada pajak.
Untuk menyediakan pelayanan publik terdapat hal-hal yang harus diamati,
yaitu :
1) Penyedia pelayanan publik perlu mengidentifikasi barang serta jasa apa
saja yang menjadi keperluan warga negara contohnya apakah jenis
barang public atau privat
2) Untuk menyiapkan keperluan public, sektor pemerintah atau sektor
swasta yang lebih berkompeten
3) Apakah untuk menyiapkan pelayanan public dapat diberikan kepada
sektor swasta ataupun sektor ketiga
4) Jenis pelayanan publik yang tidak wajib dilaksanakan pihak pemerintah
akan tetapi bisa juga diatasi pihak sektor swasta.
Pelayanan public
pelayanan public yang diberikan dalam bentuk bea, pajak, serta menyerahkan
tarif jasa secara langsung kepada masyarakt sebagai konsumsi atas jasa public.
Dalam menetapkan harga terdapat strategi alternatif adalah menggunakan
twopart tarif ialah fixed change untuk menutup biaya overhead serta biaya
prasarana dan faktor yang berdasarkan atas besarnya jumlah pemakaian.
Dengan peak load tarif, pelayanan public dimintai berlandaskan biaya tertinggi.
Biaya pelayanan berdasarkan pada biaya peluang dan juga biaya total untuk
mendapatkan pelayanan serta harga diatas margin cost. Setelah pemberian tarif
pembelian mobil ada hal-hal untuk biaya perizinan atau license free. Penetapan
tarif juga diharuskan untuk memperhitungkan opportunity cost para karyawan,
perlengkapan, opportunity cost of capital, accounting price untuk masukan ketika
harga pasar tidak membuktikan value to society.
Ketika penetapan standar pelayanan minimal sebagai timbal balik dari
pelayanan kepada warga negara maka perusahaan pada sektor public harus
mempertimbangkan pemangku kepentingan sebagai orang yang berkepentingan
dengan keberadaannya perusahaan karena keikutsertaan stakeholder untuk
penentuan biaya serta standar pelayanan minimal cukup penting kepada warga
negara, akademis serta para konsultan, serta pihak yang berkonsentrasi dalam
pelayanan sektor public. Selain pajak salah satu pendapatan bagi pemerintah
yaitu penjualan hasil pemerintah, hutang dan keuntungan BUMN atau BUMD.
Dalam menetapkan tarif pelayanan public diharuskan untuk meyakini konsep
different cost purpose ialah menetapkan biaya untuk pelayanan yang berbeda-
beda. Pemerintah menetapkan pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang
penjelasan lebih mendetail terkait kebijakan dan pengaturan mengenai
pelayanan publik. Alasan di lakukannnya pembebanan secara langsung, yaitu:
a. Pada pelayanan jasa atau barang milik publik maupun barang privat, tidak
dapat dialokasikan untuk setiap masyarakat, maka tidak wajar apabila tarif
pembebanannya diberikan kepada seluruh warga negara melalui pajak,
sedangkan tidak semua masyarakat memperoleh jasa atau barang tersebut.
b. Pada jasa layanan akan mengharapkan sumber daya yang cukup besar
ataupun mahal sehingga pada konsumen public harus lebih cermat.
c. Ada macam-macam dalam konsumsi individu yang berurusan dengan pilihan
dari pada kepentingan.
d. Pelayanan jasa mungkin digunakan untuk kebutuhan individu ataupun
industrial.
e. Penetapan tarif dapat menentukan untuk melihat arah serta skala permintaan
public terhadap suatu barang ataupun jasa ketika jenis serta ukuran
pelayanannya tidak dapat ditetapkan secara pasti.
Dalam menetapkan biaya tarif pelayanan ada beberapa alasan yang menentang
antara lain :
a. Adanya kesusahan manajemen untuk mengukur besarnya biaya pelayanan
Penentuan besarnya tarif pelayanan mengharuskan adanya sistem
pencatatan serta pengukuran yang reliabel (contohnya: perhitungan tarif pada
jalan tol, banyaknya literan untuk air). Kondisi ini bisa menambah biaya
penyediaan pelayanan. Namun kesesuaian tersebut membuat penjelasan tarif
pelayanan lebih mudah dari pada mengumpamakan dengan perhitungan
pajak (contohnya: menghitung besarnya biaya pemakaian air serta listrik lebih
mudah dari pada menghitung pajak penghasilan).
b. Orang susah tidak memadai untuk membayar
Ketidakseimbangan pada ekonomi serta pendapatan yang cukup luas
membuat orang susah tidak bisa untuk membayar pelayanan dasar yang
harusnya mereka peroleh, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih,
kendaraan umum dan juga makanan bergizi.
c. Terdapat eksternalitas, merit good, serta persyaratan legal
Eksternalitas positif (spilover effects) contohnya pembebanan tarif pelayanan
yang terlalu mahal membuat warga negara enggan tertarik untuk
mengkonsumsinya. Barang serta jasa yang dipandang sebagai merid good
mungkin lebih baik dibagikan tanpa pungutan tarif atau gratis, contohnya
pendididkan. Selain itu ada dalam peraturan perundang-undangan yang
menyatakan bahwa pemerintah untuk menyediakan pelayanan tertentu
contohnya pendidikan dasar 9 tahun, sehingga kepentingan tersebut akan
dianggap gratis sehingga tidak perlu dimintai tarif pelayanan. Cara untuk
mengganti atas sumber daya tersebut dengan melimpahkan harga pelayanan,
contohnya dengan pembagian kupon (cards) serta vouchers. Metode kupon
ini dapat membiayai orang tidak mampu untuk mendapat kesempatan yang
sama, namun sistem kupon tersebut tidak dapat menggantikan fungsi sistem
harga serta dapat mudah untuk disalahgunakan.
Tarif biaya atas barang serta jasa yang telah disiapkan pemerintah lebih
sepadan dibebankan dengan penyerahan tarif. Apabila suatu pelayanan dekat
dengan barang privat, maka biaya yang dikenalan akan semakin sepadan. Akan
tetapi untuk batasan pengenalan antara barang privat dan public akan sulit
ditentukan. Jika pelayanan masyarakat dilakukan secara gratis tanpa dipungut
biaya apapun akan sulit untuk ditemui. Pelayanan publik yang dilakukan secara
gratis dapat menimbulkan intensif yang cukup rendah, sehingga ada kalanya nilai
pelayanan menggambarkan sangat rendah. Contohnya dalam memberi
pelayanan kesehatan secara gratis kualitasnya akan kurang bagus.
Menurut Devas, 1989 (dalam Mardiasmo, 2009: 114), “meskipun demikian
dalam perakteknya permasalahan administrasi dan pertimbangan sosial dan
politik memiliki prioritas yang lebih besar dibanding pertimbangan efisiensi
ekonomi. Namun perlu diwaspadai bahwa kesalahan dalam menetapkan tarif
pelayanan publik merupakan penyebab utama defisit anggaran di negara
berkembang”.
Pada data biaya antara jasa yang disiapkan langsung pemerintah serta
yang disiapkan oleh perusahaan milik negara ada kalanya sulit untuk diperoleh
dan sulit untuk diperbandingkan. Pada kasus perusahaan milik negara, hanya
net defisit dan surplus yang dapat terlihat pada rekening pemerintah.
d. Tarif apa yang harus diperhitungkan? Tidak hanya tarif operasional langsung,
biaya modal juga perlu untuk diperhitungkan. Aturan pada umumnya yaitu
bukan hanya tarif operasi dan pemeliharaan yang di masukan, namun tarif
penggantian barang modal yang sudah kadaluwarsa, dan tarif penambahan
kapasitas juga dimasukan. Prinsip ini disebut cost pricing.
Pendapat ekonomi kebanyakan menyampaikan untuk memanfaatkannya
marginal costs pricing, yaitu biaya yang dimintai sebaiknya sama dengan tarif
untuk melayani konsumen tambahan. Tarif tersebut merupakan tarif yang
digunakan juga pada pasar persaingan untuk pelayanan tersebut. Marginal costs
princing mengarah kepada biaya yang paling tepat. Karena pada tingkat harga
ini (cateris paribus) dapat mengembangkan manfaat ekonomi serta pemakaian
sumber daya yang baik. Warga negara akan mendapatkan pengembangan hasil
dari barang serta jasa sampai pada titik marginal costs sama dengan harga.
Ada beberapa yang harus di pertimbangkan, jika ingin menetapan tarif pelayanan
public dengan memanfaatkan marginal cost pricing, yaitu:
a. Tarif proses variable
b. Diberlakukannya Semi variable overhead cost contohnya pada tarif modal
atas modal yang telah ditetapkan untuk pemberian suatu pelayanan
c. Tarif alternatif untuk aktiva yang telah dipergunakan untuk mempersiapkan
pelayanan
d. Penambahan biaya pada aktiva yang telah dipergunakan untuk melengkapi
peningkatan pada permintaan.
Marginal cost pricing tidak mempertimbangkan pure historic capital cost
dan pure overhead cost, yang tidak ada kaitannya dengan pemakaian jasa
ataupun barang. Misalnya pada kasus historical cost yaitu jembatan
penyebrangan jalan. Marginal cost pricing mengusulkan untuk tidak
dikenakannya tarif atas jasa penyebrangan jalan karena marginal cost yang ada
nihil. Menarik tarif untuk penyebrangan jalan akan menyebabkan volume
jembatan tidak digunakan, hal ini menyebabkan mengurangi total economic
benefit. Namun sebaliknya, marginal cost mempersiapkan rumah tidak akan
sama dengan nihil, karena sejak awal ditinggali volume ruang yang telah
digunakan, maka marginal cost-nya sama dengan tarif untuk mempersiapkan
atas rumah pengganti serta tarif perawatan.
Misalnya persediaan air bersih, marginal cost-nya :
a. Peningkatan atas air yang telah digunakan
a. Two-part tariffs
Banyaknya kebutuhkan publik contohnya tarif pelayanan listrik diambil dengan
two-part tariffs, ialah fixed charge untuk melingkupi biaya overhead dan biaya
prasarana serta variable charge yang bersumber dari jumlah pemakaian.
b. Peak-load tariffs (Pelayanan publik dipungut)
Biaya pelayanan public diambil bersumber pada tarif tertinggi. Namun pada
tarif ini akan menimbulkan permasalahan yaitu adanya beban tertinggi,
memerlukannya volume tambahan, pada periode waktu puncak tarif tertinggi
harus menunjukan higher marginal cost
c. Diskriminasi harga
Dengan kebijakan penerapan harga dilakukan untuk mengontrol keadilan
(ekuitas). Setiap orang memiliki pendapatan yang berbeda maka akan
memiliki pola permintaan yang berbeda juga. Kebijakan perbedaan harga
diberikan untuk mencegah orang kaya mengonsumsi hal yang bertujuan untuk
orang yang tidak mampu atau miskin.
d. Full cost recovery
Biaya pelayanan yang hanya di akui pendapatannya pada saat pembeli telah
membayarkan secara penuh total biaya. Penerapan harga tersebut dilakukan
untuk pendapatan yang tidak pasti dan melihat kekuatan publik untuk
membayar.
e. Harga diatas marginal cost
Pada menetapkan harga perusahan dapat menentukan harga di atas marginal
cost yang hanya menghitung biaya perunit. Contohnya pembelian mobil ada
biaya izin atau biaya lisensi.
C. LATIHAN SOAL
1. Pelayanan publik berbeda dari pelayanan swasta. Bagaimana karakteristik
bentuk pelayanan publik? Dan adakah persamaan pelayanan publik dengan
pelayanan swasta?
2. Narasikanlah bagaimana bentuk penetapan harga jasa pelayanan publik!
3. Sebutkan macam-macam pelayanan publik yang bisa dibebankan pada tarif
pelayanan!
4. Apa saja kesulitan dalam menghitung biaya total dalam penetapan harga
pelayanan?
5. Dalam menetapkan strategi harga pelayanan publik, apa saja kompleksitas yang
dihadapi? Jelaskan dan sebutkan!
D. DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MenegPAN) Nomor
63/KEPM.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.