Adapun berdasarkan status keterlibatannya dengan pihak yang melayani terdapat 2 (dua) golongan
pelanggan, yaitu:
1. pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa atau proses
produksi barang, sejak dari perencanaan, pencitraan jasa atau pembuatan barang, sampai dengan
pemasaran barang, penjualan, dan pengadministrasiannya.
2. pelanggan eksternal adalah semua orang yang berada di luar organisasi yang menerima layanan
penyerahan barang atau jasa.
Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakannya dari pelayanan swasta adalah
sebagai berikut :
a. Umumnya layanan pemerintah berupa jasa, dan barang intangible. Contoh :perizinan,
sertifikat, peraturan, informasi keamanan, ketertiban, kebersihan, transportasi, dan sebagainya.
b. Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain, dan membentuk sebuah jalinan
sistem pelayanan yang berskala regional, bahkan nasional. Contohnya ; layanan transportasi,
pelayanan bus kota akan bergabung dengan pelayanan mikrolet, bajaj, ojek, taksi, dll.
c. Pelanggan internal cukup menonjol, karena tatanan organisasi pemerintah yang cenderung
birokratis..
d. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu
pelayanan. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat, maka semakin tinggi pula
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
e. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tidak langsung, yang sangat
berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan pelayanan.
f. Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatanan kehidupan masyarakat yang
berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.
Savas (1987) mengelompokkan jenis-jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dan individu
ke dalam 4 (empat) kelompok berdasarkan konsep exclusion dan consumption dalam hal pengelolaan
penyedian pelayanan publik. Ciri dari exclusion akan melekat pada barang/jasa jika pengguna
potensialnya dapat ditolak menggunakannya, dan Barang/jasa tersebut hanya dapat
dipindahtangankan apabila terjadi kesepakatan antara pembeli dan pemasok. Sedangkan dari segi
consumption adalah bahwa barang konsumsi merupakan barang/ jasa yang dapat dipergunakan
secara bersama-sama atau kolektif oleh banyak orang tanpa ada pengurangan kualitas maupun
kuantitasnya.
Pengelompokan Barang dan Jasa Berdasarkan Ciri Dasar Exclusion dan Consumption
Pelayanan publik adalah representasi dari eksistensi birokrasi pemerintahan, karena berkenaan
langsung dengan salah satu fungsi pemerintah, yaitu memberikan pelayanan. Singkatnya, cerminan
dari sebuah kualitas birokrasi pemerintah.
Selain itu dalam paper-nya yang berjudul Management in the Public Domain, Stewart & Ranson
(1988) secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan
manajemen pelayanan sektor swasta.
1. Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu (individual choice) dalam pasar,
karena dituntut untuk dapat memenuhi selera individual untuk memenuhi keputusan tiap-tiap
individu pelanggan. Sedangkan sektor publik. Sektor publik tidak mendasarkan pada pilihan
individual dalam pasar tetapi pilihan kolektif (massa) dalam pemerintahan.
2. Karakteristik sektor swasta adalah dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran (supply
and demand) yang akan berdampak pada harga suatu barang/ jasa. Sedangkan, penggerak sektor
publik adalah karena kebutuhan sumber daya.
3. Manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan public bersifat
terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen pelayanan.
4. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar (equity of market). Sementara itu orientasi
sektor publik adalah menciptakan keadilan kebutuhan (equity of need).
5. Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan pelanggan
(selera pasar), sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan
sosial.
6. Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrumen pasar, sedangkan dalam sector publik
yang merupakan instrumen pemerintahan adalah tindakan kolektif.
Kekuatan sektor swasta adalah kekuatan pasar, sehingga kekuatan pasar yang akan memaksa orang
membeli atau keluar dari pasar. Sektor swasta bisa membebankan harga yang berbeda untuk
pelanggan yang berbeda dan hal ini tidak akan mengundang protes berupa demonstrasi, kecuali jika
pemerintah sebagai organisasi penyedia layanan publik menaikkan harga pelayanan publik.
2. Efisiensi ekonomi ,Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang
mereka ingin konsumsi, mekanisme harga memiiiki peran penting dalam mengalokasikan sumber
daya melalui: pendistribusian permintaan; pemberian insentif untuk menghindari pemborosan;
pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi; penyediaan sumber daya
pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan persediaan jasa.
3. Prinsip keuntungan, pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang
diuntungkan kepada pelayanan tersebut. Pemerintah tidak boleh melakukan maksimalisasi
keuntungan, Fee adalah biaya atas perizinan/ lisensi yang diberikan pemerintah.
Model dilemma agent menunjukan alur pikir masalah keagenan, adalah sebagai berikut :
1. Agent adalah rasional
2. Pemotivasian oleh principal kepada agent dilakukan agar agent mengeluarkan effort yang besar
dengan cara memberi reward pada agen sedemikian pula.
3. Reward yang diterima agent tergantung pada output yang dia hasilkan dan output tersebut
tergantung pada jumlah usaha yang ia keluarkan.
4. Agent memiliki “target” tertentu dan hanya mau bekerja jika jumlah reward yang ia terima minimal
sebesar target tersebut.
• Perbedaan Reward dan Punishment antara Organisasi Sektor Publik dan Bisnis
Ada beberapa perbedaan yang terjadi antara reward dan punishment organisasi sektor publik dan
bisnis antara lain :
a. Jumlah reward yang diberikan oleh sektor publik lebih sedikit nilainya dibanding sektor bisnis
atau privat
b. Tidak adanya ketegasan dalam menjalankan reward dan punishment di sektor publik, sehingga
insentif yang ada malah menimbulkan masalah baru karena tidak ada efek jera, berbeda dengan
sektor privat
c. Pemberian reward yang tidak jelas disektor publik merupakan kelemahan sistem, tidak seperti
pemberian reward dari sektor privat yang berdasarkan aktivitas