Anda di halaman 1dari 38

PRESENTASI

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kelompok 2:
202050088 - Feliciano Riccardo W.
202050199 - Christian Subhakti
202050307 - Britney Pranatyo
202050310 - Glenys Gozalie
202150008 - Natalie Jonatan
202150021 - Daniella Richel Ong
202150047 - Michell
202150050 - Jessica Angellina
BAB 1
Pendahuluan
INTRODUCTION
Keberadaan organisasi sektor publik
bisa kita lihat di sekitar kita contohnya
institusi pemerintahan, partai
politik,rumah sakit,dan masih banyak
lagi.
SEKTOR PUBLIK DAN PERBANDINGANNYA
DENGAN SEKTOR KOMERSIAL (KESAMAAN)

● Sama-sama bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem


perekonomian nasional.
● Sama -sama menghadapi sumber daya ekonomi yang
terbatas untuk mencapai tujuan-tujuannya.
● Mempunyai pola manajemen keuangan yang sama
● Mempunyai output produk yang sama.
SEKTOR PUBLIK DAN PERBANDINGANNYA
DENGAN SEKTOR KOMERSIAL
(PERBEDAAN)

Tujuan Sumber-sumber Peraturan


Organisasi pendanaan Perundangan
DEFINISI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Merupakan Diperlukan dalam


penyedia barang rekayasa struktur
publik sosial
Organisasi Sektor Publik ( OSP )

adalah sebuah entitas ekonomi yang menyediakan


barang dan jasa public untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan bukan untuk mencari
keuntungan finansial.
Organisasi ini memiliki dan mengelolah sumber
daya ekonomi yang tidak kecil serta melakukan
transaksi – transaksi ekonomi dan keuangan.
Ciri - Ciri Organisasi Sektor Publik

● Tidak untuk mencari finansial, melainkan untuk mencapai


suatu misi atau tujuan tertentu ( driven by mission)
● Dimiliki secara koletif oleh public
● Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam
bentuk saham yang dapat diperjualbelikan
● Keputusan – keputusan yang terkait kebijakan maupun
operasi sering kali didasarkan pada konsensus
Jenis - Jenis Sektor Publik

Instalasi Pemerintah Organisasi Nirlaba Pemerintah Organisasi Nirlaba Swasta

Pemerintah Pusat Perguruan Tinggi BHMN Yayasan Milik Swasta

Pemerintah Daerah Rumah Sakit Milik Pemerintah Sekolah dan Univ Swasta

Yayasan Milik Pemerintah Rumah Sakit Milik Swasta


Sejarah Akuntansi Sektor Publik
Vernon Karn (1989) dalam Indra Bastian (2001) menjelaskan
bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak
ribuan tahun sebelum masehi.

Kekuatan sosial masyarakat yang umumnya berbentuk organisasi


sektor publik ini dapat diklasifikasikan dalam:
● semangat kapitalis (capitalistic spirit),
● peristiwa politik dan ekonomi (economic and politic events),
● inovasi teknologi (technology innovation).
● Pada masa Yunani
Pemerintahan yang berkuasa membagi berbagai sumber pendapatan
yang diterima secara adil.

● Pada masa Roma


Praktik akuntansi untuk mendukung mekanisme pajak dilakukan oleh
semua pejabat, baik gubernuran maupun kekaisaran.

● Akhir abad ke-14


Temuan ini diperkirakan sebagai bukti transaksi keuangan antara
pemerintah yang berkuasa dan rakyat.

● Pada masa modern


akuntansi sektor publik terus berkembang sebagai sebuah alat
pengawasan dan pelaporan dalam rangka akuntabilitas publik.
BAB 10
Penetapan Harga Barang dan Jasa Publik
di Indonesia
(Perbandingannya dengan Sektor Bisnis)
Barang dan Jasa Publik
Fasilitas dari pemerintah untuk masyarakat secara umum

Sumber Pelayanan Publik


- Pajak
- Pembebanan langsung

Proteksi pemerintah dalam penyediaan barang pribadi


- Penipuan
- Kepastian tersedianya jasa
- Keseragaman kualitas jasa
Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen
Pelayanan Swasta atau Bisnis
Pelayanan Publik
Semua kegiatan yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik
untuk memenuhi kebutuhan penerima layanan
Fungsi:
Memberikan dan menyediakan layanan jasa dan barang publik

Pelaku Pelayanan dalam Konsep Pelayanan:


- Penyedia layanan
- Penerima layanan
Status Keterlibatan Golongan Pelanggan

● Pelanggan Internal
● Pelanggan Eksternal

Persamaan Pelayanan Publik dengan Swasta


● Memenuhi harapan pelanggan
● Mendapat Kepercayaan
Karakteristik Pelayanan Publik

Sebagian besar berupa layanan jasa dan barang tidak nyata

Terkait dengan jenis pelayanan yang membentuk sebuah sistem pelayanan

Pelanggan internal lebih menonjol dan didahulukan

Efisiensi dan efektivitas pelayanan meningkat seiring dengan mutu pelayanan

Masyarakat secara keseluruhan sebagai pelanggan tidak langsung

Tercipta tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya


Pengelompokan Barang dan Jasa
Konsep Exclusion dan Consumption

Exclusion Konsumsi Individual Konsumsi Kolektif


Mudah mencegah orang lain Barang Privat Barang Semi Publik
untuk ikut menikmati

Sulit mencegah orang lain Barang Semi Privat Barang Publik


untuk ikut menikmati
Stewart & Ramson (1988) secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan
manajemen pelayanan sektor swasta dalam paper-nya yang berjudul Management in the Public Domain.

1. Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu (individual choice) dalam pasar sedangkan sektor publik tidak
mendasarkan pada pilihan individual dalam pasar tetapi pilihan kolektif dalam pemerintahan.
2. Karakteristik sektor swasta adalah dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran (supply and demand). Sementara itu,
penggerak sektor publik adalah karena kebutuhan sumber daya.
3. Manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan sektor publik bersifat terbuka untuk
masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen pelayanan.
4. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar (Equity of market).Sementara itu, orientasi sektor publik adalah
menciptakan keadilan kebutuhan (equity of need).
5. Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan pelanggan (selera pasar), sedangkan sektor
publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial.
6. Organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja. Pelanggan merupakan penguasa tertinggi.
Sementara itu, dalam organisasi sektor publik kekuasaan tertinggi adalah masyarakat.
7. Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrumen pasar, sedangkan dalam sektor publik yang merupakan instrumen
pemerintahan adalah Tindakan kolektif.
Penentuan Harga Pelayanan Publik
Dalam penentuan kebijakan penetapan harga barang dan jasa publik, ternyata tidak
lepas dari proses politik. Karena pemerintah memiliki andil yang besar dalam
penentuannya, proses politik diperlukan dalam menentukan:

1. berapa jumlah barang publik yang harus disediakan; dan


2. bagaimana implikasinya terhadap distribusi biaya yang akan menjadi tanggung
jawab para individu.

Dalam menentukan harga pelayanan publik pemerintah mempertimbangkan beberapa


tujuan terkait dengan penyediaan barang atau jasanya. Tujuan tersebut antara lain:

a. dapat dijual dengan harga pasar


b. dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar
c. diberikan secara gratis kepada para konsumennya
Pelayanan publik yang dapat dijual
Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk pelayanan tertentu
baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik pemerintah. Disebutkan pula beberapa
pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanannya yaitu:

a. penyediaan air bersih;


b. transportasi publik;
c. jasa pos dan telekomunikasi
d. energi dan listrik
e. perumahan rakyat
f. Fasilitas rekreasi atau pariwisata
g. Pendidikan
h. Jalan tol
i. Irigasi
j. Jasa pemadam kebakaran;
k. pelayanan kesehatan;
l. pengolahan sampah atau limbah.
Dalam membebankan tarif pelayanan publik Mardiasmo (2009) juga menyatakan beberapa alasannya, seperti:

1. Adanya barang privat versus barang publik

Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa
tersebut hanya dinikmati secara individual oleh pembelinya, sedangkan yang tidak
mengonsumsi tidak dapat menikmati barang atau jasa tersebut sedangkan Barang publik adalah
barang-barang kebutuhan Masyarakat yang manfaat barang dan jasa tersebut dapat dinikmati
oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama

Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana membedakan barang publik dengan barang
privat, ini dikarenakan hal berikut.

a. Batasan antara barang publik dengan barang privat sulit ditentukan.


b. Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang atau jasa publik, tetapi dalam
penggunannya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen pembebanan
langsung.
c. Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan
pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.
2. Efisiensi ekonomi

Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang mereka ingin
konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya
melalui:

a. pendistribusian permintaan;
b. pemberian insentif untuk menghindari pemborosan;
c. pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi;
d. penyediaan sumber daya pada suplier untuk mempertahankan dan meningkatkan
persediaan jasa.

3. Prinsip keuntungan

Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap "wajar" bila didasarkan prinsip bahwa
yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar.
Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta
Internal External
Tujuan pemasaran Perusahaan Sifat pasar dan permintaan

Strategi bauran pemasaran Persaingan

Biaya

Persaingan bergantung pada jenis pasar: Penetapan harga jual:


● Persaingan Murni ● Cost pricing
● Persaingan Monopoli ● Markup pricing
● Persaingan Oligopoli ● Mark up
● Monopoli Murni ● Cost plus pricing
● Target pricing
Pembebanan Tarif Pelayanan Publik
Tujuan Penyediaan Barang Publik
● Menciptakan penggunaan sumber daya secara efisien
● Menambah pendapatan
● Mempengaruhi kesejahteraan masyarakat

Kesulitan dalam penentuan tarif pelayanan


● Sulit membedakan antara barang public dan privat
● Berapa harga wajar yang harus dibebankan pada Masyarakat, biasa menggunakan aturan full cost recovery
namun:
○ Full cost tidak diketahui secara tepat
○ Sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi
○ Tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar
○ Apa saja biaya yang harus diperhitungkan
Penentuan Harga Pelayanan Publik

Full Cost Recovery


Beban (charge) dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut

Marginal Cost Pricing


Tarif yang dipungut sama dengan biaya untuk melayani konsumen ditambah margin yang diharapkan

Metode Alternatif Penentuan Harga Pelayanan Publik


Two Part tariffs
Fixed charge menutupi biaya overhead, Variabel charge didasarkan atas besar konsumsi

Peak Load tariffs


Dipungut berdasarkan tarif tertinggi

Different Cost for Purposes


Membedakan biaya untuk pelayanan yang berbeda

Value For Money


Konsep pengelolaan organisasi sektor publik atau pengukuran kinerja:
● Ekonomi
● Efisiensi
● Efektivitas Ekonomi
BAB 11
Sistem Reward dan Punishment:
Sebuah Perbandingan Antara Sektor Publik dan Bisnis
Kajian Teoritis Dalam Sistem Reward dan Punishment
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer
public menilai pencapaian suatu strategi melalui indicator kinerja, yang terdiri atas alat ukur
finansial dan non finansial.

Tujuan pengukuran kinerja


1. Mengkomunikasikan secara
strategi secara umum
lebih baik. ada 4, yaitu :
2. Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial, di mana diukur berdasarkan pada
anggaran yang telah dibuat, dan non finansial, di mana diukur dengan balanced
scorecard.
3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manager level menengah dan bawah,
serta memotivasi pencapaian goal congruence.
4. Sebagai alat mencapai kepuasan individu maypun kolektif yang rasional.
Sistem Reward dan Punishment

- Reward,
Rewardyang
: disebut positive incentive, adalah outcome yang meningkatkan
kepuasan. dari kebutuhan individu. Sejumlah hasil penelitian lebih cenderung
mendukung reward dengan alasan sebagai berikut individual lebih termotivasi
dengan kemungkinan menghasilkan rewards daripada ketahuan punishment.

- Punishment,
Punishment yang
: disebut negative incentive, adalah outcome yang menurunkan
kepuasan dari kebutuhan individu. Punishment juga merupakan salah satu
konsekuensi penguatan yang dilakukan organisasi kepada anggotanya untuk
mencapai tujuan organisasi dengan membentuk perilaku tertentu.
Teori-Teori Dalam Sistem Reward dan Punishment

a. Teori Penghargaan
Motivasi (Expectancy
mempunyai 3 unsur, yaitu: Theory)

V = Valence

I = Instrumentality

E = Expectancy
Teori-Teori Dalam Sistem Reward dan Punishment

b. Teori
Ada 4Penguatan (Reinforcement
konsekuensi tindakan, yaitu: Theory)
1. Positive reinforcement, bersifat memperkuat perilaku, di mana dilakukan
menimbulkan konsekuensi yang disukai perilaku.
2. Negative reinforcement, bersifat memperkuat perilaku dengan cara menarik
(menghilangkan) sesuatu yang sifatnya tidak nyaman bagi pelaku.
3. Hukuman (punishment), bersifat melemahkan perilaku tertentu, di mana
dilakukan dengan memberikan konsekuensi yang tidak enak bagi pelaku.
4. Extinction, bersifat melemahkan perilaku tertentu, di mana dilakukan dengan
cara “mengabaikan” tindakan pelaku sehingga dia tidak mengulanginya lagi.
Teori-Teori Dalam Sistem Reward dan Punishment

c. Teori Keagenan
Dalam (Agency2Theory)
teori ini, menimbulkan masalah, yaitu:

- Principal-agent problem (agency dilemma), masalah / konflik yang timbul


karena agency melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya dengan
mengeksploitasi keunggulan informasi yang dimilikinya, namun merugikan
principal, di mana akan menimbulkan agency costs.
- Agency problem (adverse selection dan moral hazard), terjadi saat pihak
agent secara sadar memiliki keunggulan informasi namun tidak memenuhi
kontrak yang telah disetujuinya dengan principal.
KONSEP DAN APLIKASI SISTEM REWARD
DAN PUNISHMENT PADA SEKTOR PUBLIK

Reward dan Punishment merupakan salah satu


sistem kompensasi dan intensif yang baik untuk
memotivasi agent supaya dapat bekerja atas
kepentingan terbaik principal.
PERBEDAAN ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK DAN BISNIS
Dalam sektor publik,
principal disebut
sebagai manajemen
yang lebih tinggi dan
strata nya lebih rendah
sebagai agent
Sektor bisnis - principal adalah
manajemen yang stratanya lebih
tinggi atau sebagai pemilik
organisasi, dan agent adalah
manajemen yang stratanya lebih
rendah
PERBEDAAN SISTEM KINERJA ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK DAN BISNIS
Perbedaan Sistem Pengukuran Kinerja
Informasi yang digunakan Teknik Pengukuran
pada pengukuran kinerja; Sektor Bisnis

a. Informasi finansial Menggunakan balance scorecard (BSC);


b. Informasi non-finansial a. Perspektif stakeholder dan
finansial
b. Perspektif pelanggan
c. Perspektif internal
d. Perspektif inovasi dan
pembelajaran
Perbedaan Reward dan Punishment antara
Organisasi Sektor Publik dan Bisnis
Penyebab
Karakteristik Organisasi

● Tujuan Organisasi
● Sifat Output
● Hubungan antara Input dengan Output
● Operasi berdasarkan Market Forces
● Hubungan dengan Kepuasan Pelanggan

Pengukuran Kinerja dan Anggaran


Perbedaan Reward dan Punishment antara
Organisasi Sektor Publik dan Bisnis
Akibat
Sikap Kerja Karyawan (Publik < Bisnis)
● Kepuasan Kerja
● Komitmen Organisasi
● Ekspektasi Reward
Perbedaan Jumlah Reward dan Punishment

Saran?
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai