Anda di halaman 1dari 25

GDC 305.

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Pertemuan ke-3

FUNGSI PEMBIAYAAN SEKTOR PUBLIK


Disarikan dari Richard A. Musgrave Peggy B. Musgrave

Nia Kurniasari, ST.,MT


Tarlani, ST.,MT

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Fakultas Teknik – Universitas Islam Bandung 2020
Daftar Isi

1
A. PENDAHULUAN
• Definisi Sektor Publik

• Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sector public


sering didefinisikan sebagai “suatu entitas yang
aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik”.
(Mardiasmo)

• Sektor publik merupakan komponen ekonomi yang


terdiri dari berbagai entitas yang dikendalikan oleh
negara atau pemerintah. (Omar Othman :2005)

• Dalam arti luas sector publik disebut bidang yang


membicarakan metode manajemen negara. Dalam arti
sempit, diartikan sebagai pungutan oleh negara. (Indra
Bastian)
A. PENDAHULUAN

• Kebutuhan Sektor Publik

Pandangan normatif mengapa sektor publik dibutuhkan:


1. Komposisi output harus sesuai dengan preferensi konsumen individu
2. Ada preferensi untuk pengambilan keputusan yang terdesentralisasi,
mengapa tidak keseluruhan kegiatan ekonomi diserahkan kepada
sektor swasta?

• Kenyataannya, mekanisme pasar tidak bisa melakukan semua fungsi


ekonomi  kegagalan pasar (market failure)
• Kebijakan publik dari pemerintah dibutuhkan untuk mengarahkan,
mengoreksi, dan menambah mekanisme pasar tersebut dalam hal tertentu.

3
A. PENDAHULUAN

• Kebutuhan Sektor Publik

Impilikasi dari adanya kebijakan atau peraturan pemerintah:


• Mengendalikan penerapan sistem pasar dan persaingan yang tidak sehat.
• Melindungi perjanjian dan persetujuan kontrak serta transaksi
perdagangan
• Mengatasi masalah eksternalitas
• Membantu distribusi atau pemerataan pendapatan dan kesejahteraan
• Mengendalikan masalah penyerapan tenaga kerja, kestabilan harga, dan rata-
rata tingkat pertumbuhan ekonomi.
• Menjaga kesamaan sudut pandang antara sektor privat dan publik terhadap
rata-rata perubahan harga yang digunakan untuk penaksiran konsumsi masa
depan

4
A. PENDAHULUAN

• Fungsi Sektor Publik


1. Fungsi Alokasi
Tidak semua barang dapat disediakan oleh sektor swasta  barang
publik/barang sosial

2. Fungsi Distribusi
Pengaturan distribusi untuk pemerataan pendapatan dan kesejahteraan

3. Fungsi Stabilisasi
Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan pada swasta akan peka
terhadap “goncangan”  inflasi  mengganggu stabilitas ekonomi

5
B. FUNGSI ALOKASI
• Barang Sosial dan Kegagalan pasar

• Private Goods  barang yang dapat disediakan


oleh sistem pasar, adanya transaksi antara penjual
dan pembeli.
• Social Goods/Public Goods  tidak semua
barang dapat disediakan oleh swasta melalui
sistem pasar
• Mengapa pasar gagal menyediakannya?
• Manfaat barang sosial “dirasakan” dan “digunakan”
bersama- sama tidak bisa dimiliki/dikelola secara
individual

6
B. FUNGSI ALOKASI

• Barang Sosial dan Kegagalan pasar

Konsep “rival”  “non-rival” dan “excludable”  “non-excludable”

• Social goods
 Penggunaan oleh seseorang tidak akan mengurangi hak
penggunaan untuk orang lain (non-rivalry)
 Konsumen yang tidak membayar tetap bisa
menggunakannya (non-excludable)

• Private goods
 Penggunaan oleh seseorang akan mengurangi
kesempatan penggunaan oleh orang lain (rivalry)
 Konsumen tidak akan mendapatkan barang jika tidak
membayar (excludable)
 Sistem pasar cocok untuk menyediakan barang ini.
7
B. FUNGSI ALOKASI

• Barang Sosial dan Kegagalan pasar


Social goods
 Jalan raya
 Penerangan jalan umum
 Udara yang bersih

Apabila diserahkan kepada pihak swasta, maka :


• bisa saja pihak yang menyediakan barang di atas menerapkan
pembatasan atau larangan penggunaan.
• Mahal dan tidak efisien. Pelarangan seorang pengguna tidak akan
efisien, jika memang partisipasi satu orang saja tidak akan
mempengaruhi konsumsi pihak lain
• Ketika manfaat dapat dirasakan oleh semua orang, orang tidak akan mau
membayar untuk mendapat manfaat itu

Jika tidak ada pihak swasta yang ingin masuk ke penyediaan ini maka
pemerintah harus turun tangan menyediakan
8
B. FUNGSI ALOKASI

• Penyedian Publik untuk Barang Sosial

• Fungsi Alokasi Pemerintah adalah untuk menentukan apa saja yang


termasuk dalam barang publik, tipe dan kualitasnya, berapa banyak
jumlahnya, berapa biaya yang harus dibayar oleh masyarakat, siapa yang
mendapat keuntungan, dan bagaimana menghindari “free riders”.

• Proses politik (voting dan hearing akan kesamaan keinginan) untuk


menentukan alokasi biaya dan penyediaan barang publik  menggantikan
mekanisme pasar
• Pengguna sadar bahwa mereka menjadi subjek hasil voting, sehingga
mereka akan berusaha ikut memilih agar hasilnya menjadi seperti yang
mereka inginkan.
• Hasilnya tidak akan menyenangkan semua orang, tetapi mewakili
sebagian besar pilihan para pemilih.
9
B. FUNGSI ALOKASI

• Barang Sosial Nasional dan Lokal

Pada dasarnya penyedian barang sosial harus tersebar secara


merata, akan tetapi terkadang penyedian barang sosial terbatas
secara spatial, oleh karena itu penyediaannya dibagi menjadi 2 yaitu :

• Penyediaan Barang Sosial oleh Pemerintah Pusat : Barang


yang bersifat pelayanan publik nasional. (Contoh : Pertahanan dan
Keamanan Nasional)
• Penyediaan Barang Sosial oleh Pemerintah Daerah/Lokal :
Barang yang bersifat pelayanan publik lokal. (Contoh : jalan,
penerangan jalan umum  penyediaannya berdasarkan demand
wilayah
10
B. FUNGSI ALOKASI

• Penyediaan Publik terhadap Produksi Publik


Penyedian Publik dan Produksi Publik merupakan konsep yang berbeda

Penyedian Publik
• Dibiayai oleh anggaran pemerintah
• Pengguna tidak terkena biaya langsung.

Produksi Publik
• Produksi publik bisa menghasilkan social goods maupun private
goods.
• Contoh, barang yang diproduksi oleh public enterprise atau perusahaan milik
publik (BUMN seperti Krakatau Steel dan Pupuk Sriwijaya)

Barang Sosial (Social Goods)


• Ketersediaannya bisa dipenuhi oleh sektor swasta maupun sektor
publik.
• Social goods disediakan untuk umum
• Gratis bagi masyarakat dan diambil dari anggaran pemerintah

11
C. FUNGSI DISTRIBUSI

• Bagaimana Pendapatan Harus Terdistribusi

• Pengaturan distribusi untuk pemerataan pendapatan dan kesejahteraan


(income and wealth)
• Secara sederhana, fungsi distribusi merupakan fungsi menyeimbangkan,
menyesuaikan pembagian pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
• Distribusi pendapatan bisa jadi tidak dianggap adil oleh masyarakat.
• Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa masalah efisiensi
ekonomi harus dipisahkan dari masalah keadilan.
• Perubahan kondisi ekonomi disebut efisien (contoh: peningkatan
kesejahteraan) jika seseorang meningkatkan kondisi ekonominya dengan
tidak merugikan kondisi orang lain.
• Nyatanya, sering terjadi jika kondisi kesejahteraan A meningkat, maka
B dan C dikorbankan.

12
C. FUNGSI DISTRIBUSI

• Bagaimana Pendapatan Harus Terdistribusi

• Dua masalah utama dalam distribusi pendapatan:


a. Sulit bahkan mustahil untuk membandingkan tingkat utilitas
individu dari pendapatan mereka.
b. Fakta bahwa ukuran distribusi tidak ada hubungannya dengan
bagaimana distribusi itu dilakukan.
• Meskipun dengan kesulitan tersebut, pemerataan kesejahteraan tetap
menjadi isu penting dalam kebijakan publik.
• Perhatian bergeser: mengutamakan rata-rata income secara keseluruhan
 mengutamakan kecukupan pendapatan bagi golongan ekonomi bawah
• Perhatian saat ini juga mengarah ke pengurangan kemiskinan, sehingga
menetapkan garis batas pendapatan minimal.

1
C. FUNGSI DISTRIBUSI

• Instrumen Fiskal Kebijakan Distribusi

• Dari berbagai perangkat fiskal, prinsip redistribusi


diimplementasikan dengan cara:
1. Skema transfer pajak, memberlakukan pajak progresif kepada
berpendapatan tinggi untuk mensubsidi golongan berpendapatan
rendah
2. Pajak pendapatan progresif untuk membiayai layanan
publik, terutama layanan untuk berpendapatan rendah
(contoh: public housing)
3. Kombinasi pajak pembelian barang yang dilakukan oleh
kelompok berpendapatan tinggi untuk mensubsidi barang
primer yang dibutuhkan oleh kelompok berpendapatan rendah
• Pada akhirnya, solusi optimal adalah penggabungan antara
pajak dan subsidi secara kompleks.

14
D. FUNGSI STABILISASI

• Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan pada swasta akan


peka terhadap “goncangan”  inflasi  mengganggu stabilitas
ekonomi
• Tanpa suatu kebijakan publik, perekonomian cenderung akan
berfluktuasi tak terkendali  tingkat pengangguran dan inflasi.
• Kebijakan publik harus didesain agar dapat mencapai:
 High employment
 Stabilitas harga
 Soundness of foreign account
 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

15
D. FUNGSI STABILISASI

• Kebutuhan Kebijakan Stabilisasi

• Kebijakan stabilisasi  Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter


• Kebijakan fiskal  mengarahkan kondisi perekonomian dengan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
• Kebijakan Fiskal  komposisi antara pajak dan belanja pemerintah
(government spending).
• Kebijakan moneter  mengatur persediaan uang dalam negeri
untuk menahan laju inflasi, high employment, dan kesejahteraan.
 Mengatur tingkat suku bunga
• Kebijakan moneter  keseimbangan internal dan eksternal
 Internal : pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan
 Eksternal : neraca pembayaran internasional
• Kebijakan stabilisasi harus mempertimbangkan hubungan internasional
yang kompleks.
 Contoh: Ketika ekonomi US mengalami resesi, Indonesia terkena
dampaknya karena perkonomian US sudah amat mendunia.

16
D. FUNGSI STABILISASI

• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Fiskal
Sistem fiskal mempengaruhi demand terhadap barang publik dan privat.
A. Leverage Effects of a Given Budget
 Jika belanja pemerintah bertambah, demand meningkat.
Sebaliknya kenaikan pajak mengurangi demand.
 Itu adalah efek anggaran terhadap demand.
B. Changes in Budget Policy
 Pemerintah bisa mengurangi tingkat pajak atau menambah
belanjanya untuk memperluas demand.
 Tergantung dari jenis belanja atau pengaturan pajaknya,
konsumsi atau investasi di sektor privat akan terpengaruh.

17
D. FUNGSI STABILISASI

• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Fiskal
C. Built-In Responses

 Perubahan kondisi perekonomian  belanja pemerintah dan penerimaan


pajak juga berubah.

 Belanja pemerintah dipengaruhi oleh berbagai program-program yang ada.

 Penerimaan pajak tergantung pada income masyarakat.

 Sistem fiskal harus memiliki fleksibilitas dalam merespons perubahan ini.

D. Selective Policies

 Mengacu pada perubahan penerimaan dan pengeluaran (belanja), pembuat


kebijakan fiskal akan memvariasikan strukturnya.

 Di sisi belanja, program penerimaan kerja/pegawai akan mengurangi


pengangguran, PDB (produk domestik bruto) akan berkontribusi pada
pertumbuhan, dan subsidi akan mempengaruhi investasi swasta.

 Di sisi pajak, pemberian insentif bisa dimasukkan ke dalam struktur pajak, sehingga
menarik investasi swasta.
18
D. FUNGSI STABILISASI

• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Moneter
• Mekanisme pasar berfungsi baik  alokasi private goods berjalan sendiri
dengan baik.
• Mekanisme pasar tak bisa mengatur suplai uangnya sendiri.
“Uang tak bisa mengontrol dirinya sendiri.” (Walter Bagehot)
• Mekanisme pasar tak bisa mengatur persebaran uang, dan akan mengarah pada
fluktuasi ekonomi.
• Suplai uang dikontrol oleh sistem perbankan pusat
• Peredaran jumlah uang diatur agar sesuai dengan kebutuhan
perekonomian  stabilitas jangka panjang maupun jangka pendek.
• Kebijakan moneter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan stabilisasi.
• Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan saling mendukung
satu sama lain.
19
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

Ketiga fungsi (Fungsi Alokasi, Fungsi Distribusi dan Fungsi Stabilisasi) di


atas dapat saling berkoordinasi atau malah sebaliknya menimbulkan konflik
satu sama lain.

A. Fungsi tersebut dapat dikoordinasikan dalam kebijakan anggaran


untuk mencapai tujuan dari pembiayaan publik.
Contoh :
 Pengaturan dalam menyediakan dana untuk
membeli suatu barang dan jasa menentukan harga yang
sesuai sesudah dikenai pajak.

 Kemudian akan didistribusikan sesuai permintaan.


Selanjutnya akan dikelola sehingga terjadi kestabilan dalam
permintaan.
20
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

B. Namun dapat pula terjadi konflik yaitu ketika permintaan meningkat dan
pengeluaran pemerintah juga meningkat tetapi anggaran yang tersedia
tidak mencukupi.

Contoh :

 Dana APBN terbatas shg tidak semua usulan pembangunan di daerah


dapat dipenuhi dan berpotensi menimbulkan konflik.

 Dalam situasi demikian pemerintah biasanya mengeluarkan kebijakan


anggaran bertahap.

21
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

Potensi Konflik

• Alokasi dan Distribusi


anggaran terlalu kecil sedangkan distribusi harus sesuai alokasi

• Alokasi dan Stabilisasi


demand meningkat demikian pula pengeluaran pemerintah

• Distribusi dan Stabilisasi


distribusi pajak tanpa mengurangi tingkat demand

• Distribusi dan Pertumbuhan


distribusi pendapatan yang tergantung pada peningkatan demand

22
F. RANGKUMAN

• “Sektor Publik” di sini mengacu pada bagian dari kebijakan pemerintah yang
menggambarkan aliran pendapatan dan belanja pemerintah.
• Tiga tipe utama dari aktifitas anggaran:
a. penyediaan publik terhadap barang-barang dan pelayanan,
disebut sebagai social goods,
b. Menentukan, mengatur distribusi pendapatan dan kesejahteraan,
c. Mengendalikan dan menjaga kestabilan kondisi terkait dengan
pengangguran (tenaga kerja), inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
• Penyediaan social goods dilakukan dengan pembiayaan anggaran pemerintah,
baik apakah itu diproduksi oleh publik maupun oleh privat.
• Walaupun fungsi dari sektor publik dan sektor privat berbeda, tetapi dalam
operasionalnya, kedua sektor akan berinteraksi dengan baik dalam aliran
pendapatan dan belanja di dalam sistem ekonomi.

23
Daftar Pustaka
Bastian, Indra. 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta.
BPFE UGM

Musgrave, Richard A. & Peggy B. Musgrave. 1989, Public Finance in


Theory And Practice, Singapore, McGraw-Hill, 5th Edition

Mardiasmo. 2002, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta : Andi

24

Anda mungkin juga menyukai