Anda di halaman 1dari 25

Fungsi Pembiayaan

Sektor Publik
Richard A. Musgrave
Peggy B. Musgrave
Daftar Isi
A. Pendahuluan 2 C. Fungsi Distribusi 12
• Definisi Sektor Publik 2 • Bagaimana Pendapatan Harus
• Kebutuhan akan Sektor Publik 3 Terdistribusi 12
• Fungsi Utama Sektor Publik 5 • Instrumen Fiskal Kebijakan
B. Fungsi Alokasi 6 Distribusi. 14

• Barang Sosial dan Kegagalan Pasar 6 D. Fungsi Stabilisasi 16

• Penyediaan Publik untuk Barang • Kebutuhan Kebijakan Stabilisasi 16

Sosial 9 • Instrumen Kebijakan Stabilisasi. 17


• Barang Sosial Nasional dan Lokal 10 E. Koordinasi Fungsi Anggaran 20
• Penyediaan Publik terhadap F. Rangkuman 23
Produksi Publik 11

1
A. PENDAHULUAN
• Definisi Sektor Publik

• Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik sering


didefinisikan sebagai “suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan hak publik. (Mardiasmo)

• Sektor publik merupakan komponen ekonomi yang terdiri


dari berbagai entitas yang dikendalikan oleh negara atau
pemerintah. (Omar Othman :2005)

• Dalam arti luas sector publik disebut bidang yang


membicarakan metode manajemen negara. Dalam arti
sempit, diartikan sebagai pungutan oleh negara. (Indra
Bastian)

2
A. PENDAHULUAN
• Kebutuhan Sektor Publik

Pandangan normatif mengapa sektor publik dibutuhkan:


1. Komposisi output harus sesuai dengan preferensi
konsumen individu
2. Ada preferensi untuk pengambilan keputusan yang
terdesentralisasi, mengapa tidak keseluruhan kegiatan
ekonomi diserahkan kepada sektor swasta?

• Kenyataannya, mekanisme pasar tidak bisa melakukan semua


fungsi ekonomi  kegagalan pasar (market failure)
• Kebijakan publik dari pemerintah dibutuhkan untuk
mengarahkan, mengoreksi, dan menambah mekanisme pasar
tersebut dalam hal tertentu.

3
A. PENDAHULUAN
• Kebutuhan Sektor Publik

Impilikasi dari adanya kebijakan atau peraturan pemerintah:


• Mengendalikan penerapan sistem pasar dan persaingan yang
tidak sehat.
• Melindungi perjanjian dan persetujuan kontrak serta
transaksi perdagangan
• Mengatasi masalah eksternalitas
• Membantu distribusi atau pemerataan pendapatan dan
kesejahteraan
• Mengendalikan masalah penyerapan tenaga kerja, kestabilan
harga, dan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi.
• Menjaga kesamaan sudut pandang antara sektor privat dan
publik terhadap rata-rata perubahan harga yang digunakan
untuk penaksiran konsumsi masa depan

4
A. PENDAHULUAN
• Fungsi Sektor Publik

1. Fungsi Alokasi
Tidak semua barang dapat disediakan oleh sektor swasta 
barang publik/barang sosial

2. Fungsi Distribusi
Pengaturan distribusi untuk pemerataan pendapatan dan
kesejahteraan

3. Fungsi Stabilisasi
Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan pada swasta
akan peka terhadap “goncangan”  inflasi  mengganggu
stabilitas ekonomi

5
B. FUNGSI ALOKASI
• Barang Sosial dan Kegagalan pasar

Private Goods  barang yang dapat disediakan oleh sistem


pasar, adanya transaksi antara penjual dan pembeli.
Social Goods/Public Goods  tidak semua barang dapat
disediakan oleh swasta melalui sistem pasar

Mengapa pasar gagal menyediakannya?


Manfaat barang sosial “dirasakan” dan “digunakan” bersama-
sama tidak bisa dimiliki/dikelola secara individual

6
B. FUNGSI ALOKASI
• Barang Sosial dan Kegagalan pasar

Konsep “rival”  “non-rival” dan “excludable”  “non-excludable”

• Social goods
 Penggunaan oleh seseorang tidak akan mengurangi hak
penggunaan untuk orang lain (non-rivalry)
 Konsumen yang tidak membayar tetap bisa
menggunakannya (non-excludable)

• Private goods
 Penggunaan oleh seseorang akan mengurangi
kesempatan penggunaan oleh orang lain (rivalry)
 Konsumen tidak akan mendapatkan barang jika tidak
membayar (excludable)
 Sistem pasar cocok untuk menyediakan barang ini.

7
B. FUNGSI ALOKASI
• Barang Sosial dan Kegagalan pasar

Social goods
 Jalan raya
 Penerangan jalan umum
 Udara yang bersih

Apabila diserahkan kepada pihak swasta, maka :


• bisa saja pihak yang menyediakan barang di atas menerapkan
pembatasan atau larangan penggunaan.
• Mahal dan tidak efisien. Pelarangan seorang pengguna tidak akan
efisien, jika memang partisipasi satu orang saja tidak akan
mempengaruhi konsumsi pihak lain
• Ketika manfaat dapat dirasakan oleh semua orang, orang tidak
akan mau membayar untuk mendapat manfaat itu

Jika tidak ada pihak swasta yang ingin masuk ke penyediaan ini maka
pemerintah harus turun tangan menyediakan

8
B. FUNGSI ALOKASI
• Penyedian Publik untuk Barang Sosial

Fungsi Alokasi Pemerintah adalah untuk menentukan apa saja yang


termasuk dalam barang publik, tipe dan kualitasnya, berapa banyak
jumlahnya, berapa biaya yang harus dibayar oleh masyarakat, siapa yang
mendapat keuntungan, dan bagaimana menghindari “free riders”.

Proses politik (voting dan hearing akan kesamaan keinginan) untuk


menentukan alokasi biaya dan penyediaan barang publik  menggantikan
mekanisme pasar
• Pengguna sadar bahwa mereka menjadi subjek hasil voting, sehingga
mereka akan berusaha ikut memilih agar hasilnya menjadi seperti yang
mereka inginkan.

• Hasilnya tidak akan menyenangkan semua orang, tetapi mewakili


sebagian besar pilihan para pemilih.

9
B. FUNGSI ALOKASI
• Barang Sosial Nasional dan Lokal

Pada dasarnya penyedian barang sosial harus tersebar secara


merata, akan tetapi terkadang penyedian barang sosial terbatas
secara spatial, oleh karena itu penyediaannya dibagi menjadi 2
yaitu :

• Penyediaan Barang Sosial oleh Pemerintah Pusat : Barang


yang bersifat pelayanan publik nasional. (Contoh : Pertahanan
dan Keamanan Nasional)
• Penyediaan Barang Sosial oleh Pemerintah Daerah/Lokal :
Barang yang bersifat pelayanan publik lokal. (Contoh : jalan,
penerangan jalan umum  penyediaannya berdasarkan
demand wilayah)

10
B. FUNGSI ALOKASI
• Penyediaan Publik terhadap Produksi Publik

Penyedian Publik dan Produksi Publik merupakan konsep yang berbeda

Penyedian Publik
• Dibiayai oleh anggaran pemerintah
• Pengguna tidak terkena biaya langsung.

Produksi Publik
• Produksi publik bisa menghasilkan social goods maupun private
goods.
• Contoh, barang yang diproduksi oleh public enterprise atau
perusahaan milik publik (BUMN seperti Krakatau Steel dan Pupuk
Sriwijaya)

Barang Sosial (Social Goods)


• Ketersediaannya bisa dipenuhi oleh sektor swasta maupun sektor
publik.
• Social goods disediakan untuk umum.
• Gratis bagi masyarakat dan diambil dari anggaran pemerintah

11
C. FUNGSI DISTRIBUSI
• Bagaimana Pendapatan Harus Terdistribusi

• Pengaturan distribusi untuk pemerataan pendapatan dan


kesejahteraan (income and wealth)
• Secara sederhana, fungsi distribusi merupakan fungsi
menyeimbangkan, menyesuaikan pembagian pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat.
• Distribusi pendapatan bisa jadi tidak dianggap adil oleh
masyarakat.
• Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa masalah efisiensi
ekonomi harus dipisahkan dari masalah keadilan.
• Perubahan kondisi ekonomi disebut efisien (contoh:
peningkatan kesejahteraan) jika seseorang meningkatkan
kondisi ekonominya dengan tidak merugikan kondisi orang
lain.
• Nyatanya, sering terjadi jika kondisi kesejahteraan A
meningkat, maka B dan C dikorbankan.

12
C. FUNGSI DISTRIBUSI
• Bagaimana Pendapatan Harus Terdistribusi

• Dua masalah utama dalam distribusi pendapatan:


a. Sulit bahkan mustahil untuk membandingkan tingkat
utilitas individu dari pendapatan mereka.
b. Fakta bahwa ukuran distribusi tidak ada hubungannya
dengan bagaimana distribusi itu dilakukan.
• Meskipun dengan kesulitan tersebut, pemerataan
kesejahteraan tetap menjadi isu penting dalam kebijakan
publik.
• Perhatian bergeser: mengutamakan rata-rata income secara
keseluruhan  mengutamakan kecukupan pendapatan
bagi golongan ekonomi bawah
• Perhatian saat ini juga mengarah ke pengurangan
kemiskinan, sehingga menetapkan garis batas pendapatan
minimal.
13
C. FUNGSI DISTRIBUSI
• Instrumen Fiskal Kebijakan Distribusi

• Dari berbagai perangkat fiskal, prinsip redistribusi


diimplementasikan dengan cara:
1. Skema transfer pajak, memberlakukan pajak progresif
kepada berpendapatan tinggi untuk mensubsidi golongan
berpendapatan rendah
2. Pajak pendapatan progresif untuk membiayai layanan
publik, terutama layanan untuk berpendapatan rendah
(contoh: public housing)
3. Kombinasi pajak pembelian barang yang dilakukan oleh
kelompok berpendapatan tinggi untuk mensubsidi
barang primer yang dibutuhkan oleh kelompok
berpendapatan rendah
• Pada akhirnya, solusi optimal adalah penggabungan antara
pajak dan subsidi secara kompleks.

14
D. FUNGSI STABILISASI

• Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan pada swasta


akan peka terhadap “goncangan”  inflasi  mengganggu
stabilitas ekonomi
• Tanpa suatu kebijakan publik, perekonomian cenderung akan
berfluktuasi tak terkendali  tingkat pengangguran dan
inflasi.
• Kebijakan publik harus didesain agar dapat mencapai:
 High employment
 Stabilitas harga
 Soundness of foreign account
 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

15
D. FUNGSI STABILISASI
• Kebutuhan Kebijakan Stabilisasi

• Kebijakan stabilisasi  Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter


• Kebijakan fiskal  mengarahkan kondisi perekonomian dengan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
• Kebijakan Fiskal  komposisi antara pajak dan belanja pemerintah
(government spending).
• Kebijakan moneter  mengatur persediaan uang dalam negeri
untuk menahan laju inflasi, high employment, dan kesejahteraan.
 Mengatur tingkat suku bunga
• Kebijakan moneter  keseimbangan internal dan eksternal
 Internal : pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan
 Eksternal : neraca pembayaran internasional
• Kebijakan stabilisasi harus mempertimbangkan hubungan
internasional yang kompleks.
 Contoh: Ketika ekonomi US mengalami resesi, Indonesia
terkena dampaknya karena perkonomian US sudah amat
mendunia.
16
D. FUNGSI STABILISASI
• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Fiskal
Sistem fiskal mempengaruhi demand terhadap barang publik dan
privat.
A. Leverage Effects of a Given Budget
 Jika belanja pemerintah bertambah, demand meningkat.
Sebaliknya kenaikan pajak mengurangi demand.
 Itu adalah efek anggaran terhadap demand.
B. Changes in Budget Policy
 Pemerintah bisa mengurangi tingkat pajak atau menambah
belanjanya untuk memperluas demand.
 Tergantung dari jenis belanja atau pengaturan pajaknya,
konsumsi atau investasi di sektor privat akan terpengaruh.

17
D. FUNGSI STABILISASI
• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Fiskal
C. Built-In Responses
 Perubahan kondisi perekonomian  belanja pemerintah dan
penerimaan pajak juga berubah.
 Belanja pemerintah dipengaruhi oleh berbagai program-program yang
ada.
 Penerimaan pajak tergantung pada income masyarakat.
 Sistem fiskal harus memiliki fleksibilitas dalam merespons perubahan ini.
D. Selective Policies
 Mengacu pada perubahan penerimaan dan pengeluaran (belanja),
pembuat kebijakan fiskal akan memvariasikan strukturnya.
 Di sisi belanja, program penerimaan kerja/pegawai akan mengurangi
pengangguran, PDB (produk domestik bruto) akan berkontribusi pada
pertumbuhan, dan subsidi akan mempengaruhi investasi swasta.
 Di sisi pajak, pemberian insentif bisa dimasukkan ke dalam struktur pajak,
sehingga menarik investasi swasta.
18
D. FUNGSI STABILISASI
• Instrumen Kebijakan Stabilisasi

Instrumen Moneter
• Mekanisme pasar berfungsi baik  alokasi private goods berjalan
sendiri dengan baik.
• Mekanisme pasar tak bisa mengatur suplai uangnya sendiri.
“Uang tak bisa mengontrol dirinya sendiri.” (Walter Bagehot)
• Mekanisme pasar tak bisa mengatur persebaran uang, dan akan
mengarah pada fluktuasi ekonomi.
• Suplai uang dikontrol oleh sistem perbankan pusat
• Peredaran jumlah uang diatur agar sesuai dengan kebutuhan
perekonomian  stabilitas jangka panjang maupun jangka
pendek.
• Kebijakan moneter merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan stabilisasi.
• Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan saling mendukung
satu sama lain.

19
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

Ketiga fungsi (Fungsi Alokasi, Fungsi Distribusi dan Fungsi Stabilisasi) di


atas dapat saling berkoordinasi atau malah sebaliknya menimbulkan
konflik satu sama lain.

A. Fungsi tersebut dapat dikoordinasikan dalam kebijakan anggaran


untuk mencapai tujuan dari pembiayaan publik.

Contoh :
 Pengaturan dalam menyediakan dana untuk membeli suatu
barang dan menentukan harga yang sesuai dengan pembeli
sesudah dikenai pajak.

 Kemudian akan didistribusikan sesuai permintaan. Selanjutnya


akan dikelola sehingga terjadi kestabilan dalam permintaan.

20
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

B. Namun dapat pula terjadi konflik yaitu ketika permintaan meningkat


dan pengeluaran pemerintah juga meningkat tetapi anggaran yang
tersedia tidak mencukupi.

Contoh :

 Dana APBN terbatas shg tidak semua usulan pembangunan di


daerah dapat dipenuhi dan berpotensi menimbulkan konflik.

 Dalam situasi demikian pemerintah biasanya mengeluarkan


kebijakan anggaran bertahap.

21
E. KOORDINASI FUNGSI ANGGARAN

Potensi Konflik

• Alokasi dan Distribusi


anggaran terlalu kecil sedangkan distribusi harus sesuai alokasi

• Alokasi dan Stabilisasi


demand meningkat demikian pula pengeluaran pemerintah

• Distribusi dan Stabilisasi


distribusi pajak tanpa mengurangi tingkat demand

• Distribusi dan Pertumbuhan


distribusi pendapatan yang tergantung pada peningkatan demand

22
F. RANGKUMAN

• “Sektor Publik” di sini mengacu pada bagian dari kebijakan


pemerintah yang menggambarkan aliran pendapatan dan belanja
pemerintah.
• Tiga tipe utama dari aktifitas anggaran:
a. penyediaan publik terhadap barang-barang dan pelayanan,
disebut sebagai social goods,
b. Menentukan, mengatur distribusi pendapatan dan
kesejahteraan,
c. Mengendalikan dan menjaga kestabilan kondisi terkait dengan
pengangguran (tenaga kerja), inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
• Penyediaan social goods dilakukan dengan pembiayaan anggaran
pemerintah, baik apakah itu diproduksi oleh publik maupun oleh
privat.
• Walaupun fungsi dari sektor publik dan sektor privat berbeda, tetapi
dalam operasionalnya, kedua sektor akan berinteraksi dengan baik
dalam aliran pendapatan dan belanja di dalam sistem ekonomi.
23
Daftar Pustaka

Bastian, Indra. 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta. BPFE


UGM

Musgrave, Richard A. & Peggy B. Musgrave. 1989, Public Finance in Theory


And Practice, Singapore, McGraw-Hill, 5th Edition

Mardiasmo. 2002, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta : Andi

24

Anda mungkin juga menyukai