Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

Oleh Kelompok 2:
Ni Kadek Cytra Prada Suary (2207531112 / 19)
Ni Made Dewi Risnawati (2207531117 / 21)
Karina Callista Harefa (2207531118 / 22)
Ida Ayu Karina Maheswari (2207531122 / 24)

Program Studi Sarjana Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2023
A. Pelayanan Publik Yang Dapat Dijual
Dalam memberikan pelayana publik, pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif
untuk pelayanan tertentu baik secara langsung ataupun tidak langsung melalui
perusahaan milik pemerintah. Beberapa pelayan publik yang dapat dibebankan tarif
pelayanan misalnya:
1. Penyediaan air bersih
2. Transportasi publik
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energi dan listrik
5. Perumahan Rakyat
6. Fasilitas rekreasi
7. Pendidikan
8. Jalan tol
9. Irigasi
10. Jasa pemadam kebakaran
11. Pelayanan kesehatan
12. Pengolahan sampah/limbah
Pembebanan tarif pelayanan publik kepada konsumen dapat dibenarkan karena
beberapa alasan, yaitu:
o Adanya barang privat dan barang publik
o Efesiensi ekonomi
o Prinsip keuntungan

a) Adanya Barang Privat vs Barang Publik


Terdapat 3 jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat, yaitu:
• Barang privat
Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang
atau jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang membeliny, sedangkan
yang tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang/jasa tersebut. Contohnya
makanan, listrik, dan telepon.
• Barang publik
Barang publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang
dan jasa tersebut dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama. Contonya:
pertahanan nasional, pengendalian penyakit, jasa polisi.

• Campuran antar barang privat dan barang publik.

Dalam praktiknya terdapat beberapa barang dan jasa yang merupakan campuran
anatara barang privat dan barang publik. Karena, meskipun mengkonsumsi secara
individual, sering kali masyarakat secara umum juga membutuhkan barang dan jasa
tersebut. Contohnya: pendidikan. layanan kesehatan, transportasi publik, dan air bersih.
Barang-barang tersebut sering disebut merit good" karena semua orang
membutuhkannya akan tetapi tidak semua orang mendapatkan barang tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan barang tersebut pemerintah dapat menyediakan secara langsung
memberikan subsidi, atau mengntrakkan ke pihak swasta, Sebagai contoh: pendidikan,
meskipun pemerintah bertanggung jawab menyediakan pendidikan, namun bukan
berarti barang tersebut sebagai pure publik good yang harus dibiayai semuanya dengan
pajak dan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah. Dapat saja sektor swasta terlibat dalam
penyediaan pelayanan pendidikan tersebut.

Untuk menyelenggarakan pendidikan, pemerintah dapat melakukan 3 tindakan


yaitu:
1. mendirikan sekolah negeri yang murni milik pemerintah dan dibiayai sepenuhnya
oleh pemerintah,
2. memberikan subsidi pendidikan kepada lembaga- lembaga pendidikan, dan
3. menyerahkan pihak swasta untuk ikut menyelenggakan pendidikan. Hal yang
sama juga terjadi untuk penyediaan transportasi publik dan pelayanan kesehatan
Pada tataran praktik, terdapat kesulitan dalam membedakan barang publik
dengan barang privat. Beberapa sebab sulitnya membedakan barang publik dengan
barang privat tersebut antara lain:
▪ Batasan antara barang publik dan barang privat sulit untuk ditentukan
▪ Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang jasa publik. tetapi dalam
penggunaanya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa elemen
pembebanan langsung.
▪ Terdapat kecendrungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada
membebankan pajak karena pembebanan tarif lebih muda
pengumpulannya.

Biasanya terdapat anggapan bahwa dalam suatu sistem ekonomi campuran


barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta dan barang publik lebih baik
disediakan secara kolektif oleh pemerintah yang dibiayai melalui pajak. Namun
demikian, tidak menutup kemungkinan pemerintah menyerhakan penyediaan barang
publik kepada sektor swasta melalui regulasi, subsidi, atau sistem kontrak

Jika manfaat dirasakan secara perorangan, seperti listrik, telepon, dan air bersih
maka untuk memperoleh barang-barang tersebut masyarakat biasanya dibebani dengan
tarif tertentu, Pemerintah dapat menarik sejumlah tarif untuk menyediakan kebutuhan
tersebut. Jika manfaat dirasakan secara umum, karena spillover effects (eksternalitas
positif), yang tidak bisa dihilangkan dan pasti ada seperti pertahanan dan pengendalian
kesehatan maka pendanaan untuk hal-hal tersebut lebih tepat didanai lewat pajak.

Dalam hal penyediaan pelayanan publik, yang perlu diperhatikan adalah:

o Identifikasi barang/jasa yang menajdi kebutuhan masyarakat


o Siapa yang lebih berkompeten untuk menyediakan kebutuhan publik tersebut.
o Dapatkan penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sektor
swasta atau sektor ketiga
o Pelayanan publik apa saja yang tidak harus dilakukan oleh pemerintah namun
dapat ditangani oleh swasta.

Pola hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

b) Efesiensi Ekonomi

Ketika setiap individu bebas menetukan berapa banyak barang/jasa yang


mereka ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam
mengalokasikan sumber daya melalui
1. Pendistribusian permintaan: siapa yang mendapat manfaat paling banyak,
maka ia akan membayar lebih banyak pula
2. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
3. Pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skla produksi
4. Penyediaan sumber daya pada suplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa
Tanpa adanya sualan mekanisme harga, permintaan dan penawaran tidak
mungkin menuju titik seimbang sehingga alokaso sumber daya tidak efesien, seperti:
penyediaan air, obat obatan, dan sebagainya.
Akan tetapi, dalam kenyataan pasar sering kali tidak sempurna. Dalam bnyak
hal pemerintah mungkin menjadi suplier namun tidak boleh memanfaatkan situasi
untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam kondisi tertentu ketika harang atau jasa
memiliki sifat-sifat public goods pemerintah lebih baik menetapkan harga dibawah
harga normalnya atau bahkan tanpa dipungut biaya. Pemerintah juga dihadapkan pada
masalah distribusi pendapatan yang tidak seimbang yang berarti golongan kaya mampu
membayar lebih dibandingakan yang miskin sehingga golongan kaya mampu
mendapatkan pelayanan yang lebih baik
Mekanisme pembebanan tarif pelayanan merupakan salah satu cara untk
menciptakan keadilan dalam distribusi pelayanan publik. Mereka yang memanfaatkan
pelayanan publik lebih banyak akan membayar lebih banyak pula. Pembebanan tarif
pembayaran akan mendorong efisiensi ekonomi karena setiap orang akan dihadapkan
dengan masalah pilihan karena adanya kelangkaan sumber daya. Jika diberlakukan
tarif, amka setiap orang dipaksa berpikir ekonomis dan tidak boros.

c) Prinsip Keuntungan

Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung


kepada masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap "wajar" bila didasarkan
prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar. Jadi pembebanan
hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang diuntungkan kepada pelayanan
tersebut. Pemerintah tidak boleh melakukan maksimisasi keuntungan bahkan lebih baik
menetapkan harga di bawah full price, subsidi, bahkan tanpa dipungut biaya. Fee adalah
biaya atas perijinan atau lisensi yang diberikan pemerintah. Biaya perijman/lisensi
relatif kecil, umumnya berupa biaya administrasi & pengawasan, yang didasarkan pada:
a. Kategori perijinan yang dilakukan.
b. Ada tidaknya keuntungan yg diperoleh pemegang ijin lisensi atas ijin lisensi
yang dimiliki
B. Prinsip dan Praktik Pembebanan
Prinsip dan praktek pembebanan sebagian barang dan jasa yang disediakan
pemerintah lebih sesuai dibiayai dengan pembebanan tarif. Semakin dekat suatu
pelayanan terkait dengan barang privat, semakin sesuai barang tersebut dikenai tarif.
namun batasan identifikasi barang privat dan public kadang sulit dan harus dilakukan
dengan dasar tiap pelayanan Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal
seringkali sulit dijumpai. Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga
terkadang kualitas pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya pemberian pelayanan
kesehatan gratis biasanya kualitasnya kurang memuaskan
Kesalahan penetapan tarif pelayanan publik merupakan penyebab utama defisit
anggaran di negara berkembang (devas. 1989), pelayanan gratis mengakibatkan insentif
yang rendah sehingga kualitas menjadi sangat rendah dan tidak memuaskan.

C. Kegunaan Pembebanan Dalam Praktik


Praktik pemebanan pelayanan publik berbeda-beda untuk setiap Negara atara
jasa yang disediakan langsung pemerintah dan yang disediakan oleh pemerintah milik
Negara, antara pemerintah pusat dan daerah tertentu. Charging for service merupakan
salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah tertentu. Pemerintah
memperoleh peneriamaan dari beberapa sumber, antara lain:
1. Pajak
2. Pembebanan langsung kepada masyarakat
3. Laba BUMN
4. Utang
5. Penjualan aset milik Negara
6. Pembayaran defisit anggaran

Data biaya kadang sulit diperoleh dan sulit diperbandingkan, terutama antara
jasa yang disediakan oleh pemerintah milik Negara. Pada khusus perusahan Negara,
hanya net defisit atau surplus yang muncul dalam rekening pemerintah. Pada umumnya
kita mengharapkan bahwa penyediaan barang publik seperti pertahanan, kesehatan
publik, dan jasa kepolisian seharusnya diberikan secara gratis, dalam arti dibiayai pajak.
Sementara itu penyedian barang privat yaitu jasa untuk kepentingan individu seperti
listrik telepon, transportasi umum ditarik tarif sebesar harga pemulihan biaya totalnya.
Untuk barang campuran seperti pendidikan menengah, penyembuhan kesehatan,
sanitasi disediakan sebagian melalui pajak dan sebagian lagi dari tarif.
D. Penetapan Harga Pelayanan
Jika pemerintah hendak membebankan biaya pelayanan kepada konsumenya,
maka pemerintah harus memutuskan berapa beban yang pantas dan wajar, atau dengan
kata lain berapa harga pelayanan yang akan ditetapkan? Aturan yang biasa dipakai
adalah bahwa beban dihitung besar total biaya untuk menyedikan pelayanan tersebut.
Akan tetapi untuk menghitung biaya total tersebut terdapat beberapa kesulitan karena:
1. Kita tidak akan tahu secara tepat berapa biaya total untuk menyedikan suatu
pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan semua biaya sehingga
dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Namun
tidak boleh terjadi pencampuran biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus
ada prinsip different cost for different perposes.
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi Karena jumlah biaya untuk
melayani satu orang dengan orang lam berbeda-beda, maka diperlukan perbedan
pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya tambahan untuk
mengumpulkan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijanhkau atau memiliki jarak
yang jauh, jika hal ini dilakukan maka terlihat tidak adil, meskipun untuk hal
tertentu, misal bis kota.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar
jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang sebenarnya vital,
maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat diskriminasi harga atau
diskriminasi harga produk untuk menghindari subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan: apakah biaya operasi langsung atau perlu
juga diperhitungkan biaya modal. Aturan umumnya adalah bahwa kita harus
memasukan bukan saja biaya operasi dan pemeliharaa, akan tetapi juga biaya
penggantian barang modal yang sudah usang dan biaya penambahan kapasitas
prinsip tersebut marginal cost pricing.

Ahli ekonomi pada umumnya menganjurkan untuk menggunakan marginal cost


pricing, yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya untuk melayani
konsumen tambahan. Harga tersebut adalah harga yang juga berlaku dalam pasar yang
paling efisien karena pada tingkat harga tersebut akan memaksimalkan manfaat
ekonomi dan penggunaan sumber daya terbaik. Masyarakat akan memperoleh
peningkatan output dari barang atau jasa samapi titik dimana marginal cost sama
dengan harga. Namun ada beberapa permasalahan dalam penggunanya marginal cost
antara lain:
a. Sulit memperhitungkan secara tepat marginal cost untuk jasa tertentu
b. Apakah harga seharusnya didasarkan pada biaya marginal jangka pendek atau biaya
marginal jangka panjang.
c. Ekstemalitas konsumsi
d. Permintaan ekuitas mensyaratkan yang kaya membayar lebih
E. Kompleksitas Strategi Harga Pelayanan Publik
1. Two part tariffs : Banyak kepentingan public (seperti listrik) dipungut dengan two-part
tariffs, yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya infrastruktur dan
variable charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi.

2. Peal-load tariffs : Pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.


Permasalahannya adalah beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang
disediakan, tarif tertinggi untuk periode puncak yang harus menggambarkan higher
marginal cost (seperti telepon dan transportasi umum).

3. Diskriminasi harga : Hal ini adalah salah satu cara untuk mengakomodasikan
pertimbangan keadilan (equity) melalui kebijakan penetapan harga. Jika kelompok
dengan pendapatan berbeda dapat diasumsikan memiliki pola permintaan yang berbeda,
pelayanan yang diberikan kepada kelompok dengan pendapatan tinggi. Hal tersebut
tergantung dari kemampuan mencegah orang kaya menggunakan pelayanan yang
dimaksudkan untuk orang miskin.

4. Full cost recovery : Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau biaya total
untuk menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasarkan biaya penuhatas
pelayanan publik perlu mempertimbangkan keadilan (equity) dan kemampuan publik
untuk membayar.

5. Harga diatas marginal cost : Dalam beberapa kasus, sengaja ditetapkan harga diatas
marginal cost, seperti tarif parkiri mobil, adanya beberapa biaya perijinan atau license
fee.

F. Analisis Taksiran Biaya Pelayanan Publik


Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah
mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal tersebut melibatkan
beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Opportunity cost untuk staf, perlengkapan, dan lain sebagainya
b. Opportunity cost of capital
c. Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukan value to society
(opportunity cost)
d. Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu
e. Cadangan inflasi
Pelayanan memerlukan unit kerja untuk memiliki data biaya yang tepat guna
untuk menghitung biaya tambahan, sehingga harga pelayanan yang sesuai bisa
ditentukan. Prinsip biaya memberikan landasan penting dalam menetapkan harga di
sektor publik. Meskipun harga berdasarkan biaya tambahan adalah salah satu
metodenya, tidaklah satu-satunya cara dalam menetapkan harga di sektor publik. Yang
terpenting, kebijakan harga harus jelas dan mampu mencerminkan biaya dengan akurat
serta mengidentifikasi tingkat dukungan dari pemerintah.
KESIMPULAN

Penyediaan pelayanan publik dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu pajak dan
penbebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa public (charging for
services). Pembebanan tarif dilakukan karena alasan efisiensi ekonomi, untuk memperoleh
keuntungan dank arena adanya barang privat dan barang publik yang perlu diatur
penggunaannya secara proporsional dan memenuhi asas keadilan.
Pembebanan pelayanan publik merupakan salah satu sumber penerimaan bagi
pemerintah selain pajak, penjualan asset milik pemerintah, utang dan laba BUMN/BUMD.
Masalah utama dalam pembebanan pelayanan publik adalah menentukan beberapa harga yang
harus dibebankan. Aturan yang bias dipakai adalah beban dihitung sebesar total biaya untuk
menyediakan pelayanan tersebut. Dalam menentukan harga pelayanan publik juga dianut
konsep different cost for different purpose yaitu membedakan cost untuk pelayanan yang
berbeda. Masalah lain adalah adanya hidden cost yang menyulitkan dalam mengetahui total
cost. Kesulitan untuk menghitung biaya total adalah karena sulit mengukur jumlah yang
dikonsumsi dan perbedaan jumlah biaya untuk melayani masing-masing orang. Pembebanan
tidak memperhitungkan kemampuan mayarakat untuk membayar dan biaya apa saja yang
diperhitungkan sehingga untuk memudahkan digunakan konsep current cost operation, capital
cost, dan marginal cost (biaya penambahan kapasitas).

Marginal cost pricing menganut prinsip bahwa tarif yang dipungut seharusnya sama
dengan biaya untuk melayani tambahan konsumen. Marginal cost pricing memperhatikan
biaya operasi variabel, semi variabel overhead cost, biaya penggantian atas asset modal dan
biaya penambahan asset modal yang digunakan untuk memenuhi tambahan permintaan.
Namun demikian, konsep marginal cost pricing juga mengahadapi berbagai kendala. Oleh
karena itu perlu ditemukan metoda terbaik untuk menetapkan harga pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi


Rainasti, A. (2012). PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK. Diakses pada tanggal 15
Oktober 2023 dari https://ainarainasti.blogspot.com/2012/10/akuntansi-sektor-
publik-penentuan-harga.html

Anda mungkin juga menyukai