Anda di halaman 1dari 7

BAB VII

PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK


(CHARGING FOR SERVICE)

Slide 3
Pemberiaan pelayanan publik dibiayai melalui dua sumber, yaitu:
1.Perpajakan
Setiap wajib pajak harus membayar tanpa memperdulikan apakah yang bersangkutan
menikmati secara langsung jasa publik tersebut secara langsung.
2.Pembebanan Langsung Kepada Masyarakat Sebagai Konsumen Jasa Publik (charging for
service)
Jika pelayanan publik dibiayai melalui pembebanan langsung, maka yang membayar
hanyalah mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan publik, sedangkan yang tidak
menggunakan tidak diwajibkan untuk membayar.

Slide 4
A. PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIJUAL
Dalam memberikan pelayanan publik, pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk
pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik
pemerintah. Beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanan, misalnya:
1. Pelayanan air bersih
2. Transportasi publik
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energi listrik
5. Perumahan rakyat
6. Fasilitas rekreasi (pariwisata)
7. Pendidikan
8. Jalan tol
9. Irigasi
10. Jasa pemadam kebakaran
11. Pelayanan kesehatan
12. Pengolahan sampah/limbah
Slide 5
Pembebanan tarif pelayanan publik dan konsumen dapat dibenarkan karena beberapa
alasan, yaitu:
1. Adanya barang privat dan barang publik
Terdapat 3 jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat, yaitu:
a) Barang privat
Barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaat barang atau jasa
tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang yang membelinya,
sedangkan yang tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang/jasa
tersebut.
Contoh: makanan, listrik, telepon, dsb

b) Barang publik
Barang-barang kebutuhan msyarakat yang manfaat barang atau jasa
dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.
Contoh: pertahanan nasional, pengendaliaan penyakit, jasa polisi dsb

c) Campuran antara barang privat dan barang publik


Barang-barang kebutuhan masyarakat yang merupakan campuran antara
barang privat dan barang publik.
Contoh: pendidikan, pelayanan kesehatan, transportasi publik, dan air bersih.
Pada tataran praktek, terdapat kesulitan dalam membedakan antara barang privat dengan
barag publik tersebut antara lain:
1. Batasan antara barang publik dan barang privat sulit untuk ditentukan.
Contoh: transportasi dan perumahan
2. Barang/jasa publik tapi ada pembebanan langsung
Contoh: biaya pelayanan medis, tarif obat-obatan, dsb
3. Terdapat kecenderungan membebankan tarif pelayanan dari pada membebankan
pajak karena pembebanan tarif lebih mudah pengumpulannya.

2. Efisiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang/jasa yang mereka
ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peranpenting dalam mengalokasikan
sumber daya melalui:
a) Pendistribusian permintaan siapa yan mendapatkan manfaat paling banyak,
maka ia akan membayar lebih banyak pula.
b) Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
c) Pemberian insentif pada supplier berkaitan dengan skala produksi.
d) Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa (supply of service)
Untuk public goods, pemerintah lebih baik menetapkan harga di bawah harga
normalnya (full service) atau bahkan tanpa dipungut biaya.
Mekanisme pembebanan tarif pelayanan merupakan salah satu untuk menciptakan
keadilan.

3. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada
masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip
bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar.

Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang


diuntungkan kepada pelayanan tersebut.

Pembebanan tarif pelayanan publik pada dasarnya juga menguntungkan pemerintah


karena dapat digunakaan sebagai salah satu sumber penerimaan pemerintah. Hanya
saja pemerintah tidak boleh memaksimalkan keuntungan, bahkan lebih baik
menetapkan harga dibawah full cost, memberikan subsidi, atau memberikannya
secara gratis.

Dan Fee adalah biaya perizinan atau lisensi yang diberikan pemerintah. Biaya
perizinan atau lisensi relatif kecil, biasanya berupa biaya administrasi dan
pengawasan.
Biaya periziznan didasarkan pada:
a. Kategori perizinan yang diajukan
b. Ada tidaknya keutungan finansial yang diperoleh pemegang izin atau lisensi atas
izin atau lisensi yang dimiliki.

Slide 6
B. ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN
Dasar pembebanan tarif pelayanan:
1. Suatu jasa, baik merupakan barang publik maupun barang privat, mungkin tidak
dapat diberikan kepada setiap orang, sehingga tidak adil bila biayanya dibebankan
kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka tidak minikmati jasa
tersebut.
2. Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka
sehingga konsumsi publik harus didisiplinkan (hemat), misalnya pembebanan
terhadap penggunaan air dan obat-obatan medis.
3. Terdapat fariasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan pilihan
daripada kebutuhan, misalnya penggunaan fasilitas rekreasi.
4. Suatu jasa mungkin digunkan untuk oprasi komersial yang menguntungkan dan
untuk memenuhi kebutuhan domestik secara individual maupun industrial, misalnya
air, listrik, jasa pos, dan telepon.
5. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan sekala permintaan publik
atas suatu jasa apabila jenis dan standar pelayanannya tidak dapat ditentukan secara
tegas.

Slide 7
Terlepas dari kasus yang merupakan barang publik murni, terdapat argumen yang
menentang pembebanan tarif pelayanan, yaitu:
1. Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan.
= Penetapan tarif pelayanan mensyaratkan adanya sistem pencatatan dan
pengukuran yang handal.

2. Yang miskin tidak mampu untuk membayar.


= Kesenjangan ekonomi dan pendapatan yang lebar menyebabkan orang miskin
tidak mampu membayar pelayanan dasar.
Penyediaan layanan gratis dan subsidi mungkin sia-sia dan kurang efektif.
Pendekatan yang terbaik adalah melalui distribusi pendapatan (lump sum transfer)
tetapi hal ini sulit dilakukan di negara berkembang.

3. Adanya eksternalitas, merit good, dan persyaratan legal.


= Eksternalitas positif (spillover effects) menyebabkan masyarakat enggan
memanfaatkan jasa tertentu.
Demikian juga barang yang dianggap sebagai merit good mungkin lebih baik
diberikan secara gratis atau tanpa beban biaya, seperti pendidikan.
Selain itu, juga terdapat peraturan perundang-undangan yang mensyaratkan
pemerintah untuk menyediakan pelayanan tertentu, seperti pendidikan dasar,
sehingga kebutuhan barang tersebut biasanya dianggap bebas dari beban
masyarakat.

Slide 8
C. PRINSIP DAN PRAKTIK PEMBEBANAN
Kesalahan dalam menetapkan tarif pelayanan publik merupakan penyebab utama defisit
anggaran di banyak negara berkembang (Devas 1989).
Dalam prakteknya, pelayanan yang gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang
kualitas pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya pemberian kesehatan gratis biasanya
kualitasnya kurang memuaskan.
Slide 9
D. KEGUNAAN PEMBEBANAN DALAM PRAKTIK
Praktik pembebanan pelayanan publik berbeda-beda untuk setiap negara, antara jasa yang
disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh perusahaan milik negara,
dan antar pemerintah pusat dan daerah. Charging for service merupakan salah satu sumber
penerimaan bagi daerah tertentu. Pemerintah memperoleh penerimaan dari beberapa
sumber, antara lain :
1. Pajak
2. Pembebanan langsung kepada masyarakat (charging for service).
3. Laba bumn/bumd.
4. Penjualan aset milik pemerintah.
5. Utang.

Slide 10
E. PENETAPAN HARGA PELAYANAN
Pemerintah harus memutuskan besaran harga pelayanan yang dibebankan pada
masyarakat. Aturan yang biasa dipakai adalah bahwa beban (charge) dihitung sebesar total
biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut (full cost recovery). Empat kesulitan
menghitung biaya total :
1. Tidak tahu secara tepat besarnya biaya total (full cost) untuk menyediakan suatu
pelayanan.
Oleh karena itu, perlu memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengindetifikasi
biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan.
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.
Karena jumlah biaya untuk melayani satu orang dengan orang lain itu berbeda-beda, maka
diperlukan perbedaan pembebanan tarif pelayanan. Pada prinsipnya pembebanan harus
merefleksikan biaya total (full cost) untuk menyediakan pelayanan tersebut.
3. Tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar.
4. Penentuan biaya yang harus diperhitungkan . apakah hanya memasukkan biaya operasi
langsung (current operation cost) atau ditambah dengan biaya modal (capital cost).
Aturan umumnya adalah bahwa harus memasukkan bukan saja biaya operasi dan
pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah kadaluwarsa,
dan biaya penambahan kapasitas. Prinsip tersebut disebut dengan marginal cost pricing.
Slide 11
Penetapan harga pelayanan publik dengan menggunakan marginal cost pricing
setidaknya harus mempertimbangkan :
1. Biaya operasi variabel (variable operating cost).
2. Semi variable overhead cost seperti biaya modal atas aktiva yang digunakan untuk
memberikan pelayanan.
3. Biaya penggantian atas aset modal yang digunakan dalam penyediaan pelayanan, dan
4. Biaya penambahan aset modal yang digunakan untuk memenuhi tambahan permintaan.

Slide 12
F. PERMASALAHAN MARGINAL COST PRICING
Masalah-masalah dalam penggunaan marginal cost pricing, yaitu :
1. Sulit memperhitungkan secara tepat marginal cost untuk jasa-jasa tertentu, dalam
praktek kadang biaya rata-rata (average cost) digunakan sebagai pengganti walaupun hal ini
menyimpang dari syarat ekonomis dan efisiensi.
2. Penentuan harga seharusnya didasarkan pada biaya marginal jangka pendek (short run
mc) atau biaya marginal jangka panjang (long run marginal cost).
3. Marginal cost pricing bukan berarti full cost recovery.
4. Konsep kewajaran digunakan untuk :
a. Hanya mereka yang menerima manfaat yang membayar.
b. Semua konsumen membayar sama tanpa memandang perbedaan biaya dalam
menyediakan pelayanan tersebut.
5. Eksternalitas konsumsi, seperti manfaat kesehatan umum dari air bersih untuk minum
dan mandi dapat secara signifikan merubah “efisiensi harga” yang ditentukan oleh marginal
cost.
6. Pertimbangan ekuitas mensyaratkan yang kaya membayar lebih, paling tidak untuk jasa
seperti air, dimana terdapat beberapa macam bentuk diskriminasi harga (seperti tarif
progresif) yang mungkin digunakan.

Slide 13
G. KOMPLEKSITAS STRATEGI HARGA
1. Two-Part Tariffs, banyak kepentingan publik (seperti listrik) dipungut dengan two-part
tariffs, yaitu fixed charge untuk menutupi biayaoverhead atau biaya infrastruktur
danvariable charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi.
2. Peak-Load Tariffs, pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.
Permasalahannya adalah beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang
disediakan, tarif tertinggi untuk periode puncak harus menggambarkan higher marginal cost
(seperti telepon atau transportasi umum).
3. Diskriminasi Harga. Hal ini adalah salah satu cara untuk mengakomodasi pertimbangan
keadilan (equity) melalui kebijakan penetapan harga.
4. Full Cost Recovery. Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk
menghasilkan pelayanan. penetapan harga berdasarkan biaya penuh atas pelayanan publik
perlu mempertimbangkan keadilan (equity) dan kemampuan publik untuk membayar.
5. Harga Diatas Marginal Cost. Dalam beberapa kasus, sengaja ditetapkan harga diatas
marginal cost, seperti tarif parkir mobil, adanya beberapa biaya perijinan atau licence fee.

Slide 14
H. TAKSIRAN BIAYA
-Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah
mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini melibatkan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Opportunity cost untuk staf, perlengkapan dll.
2. Opportunity cost of capital.
3. Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to society
(opportunity cost).
4. Pooling ketika biaya berbeda-beda antar setiap individu.

-Prinsip biaya memberikan dasar yang bermanfaat bagi penentuan harga di sektor
publik. Marginal cost pricing bukan merupakan satu-satunya dasar untuk penetapan harga
di sektor publik. Digunakan marginal cost pricing atau tidak, yang jelas harus ada kebijakan
yang jelas mengenai harga pelayanan yang mampu menunjukkan biaya secara akurat dan
mampu mengidentifikasi skala subsidi publik.

Anda mungkin juga menyukai