PENDAHULUAN
Salah satu tugas pokok pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
(publik services). Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dibiayai melalui 2
sumber, yaitu :
1. Pajak
2. Pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik.
Jika pelayanan publik dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus
membayar tanpa mempedulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa publik
tersebut atau tidak. Hal tersebut dikarenakan pajak merupakan iuran masyarakat
kepada negara yang tidak memiliki jasa timbal balik (kontraprestasi) individual yang
secara langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak. Jika pelayanan publik dibiayai
melalui pembebanan langsung, maka yang membayar hanyalah mereka yang
memanfaatkan jasa pelayanan publik tersebut, sedangkan yang tidak menggunakan
tidak diwajibkan untuk membayar. Permasalahan yang kemudian muncul adalah
apakah suatu pelayanan publik lebih baik dibiayai melalui pajak atau dengan
pembebanan langsung kepada konsumen.
karena semua orang membutuhkannya akan tetapi tidak semua orang bisa
mendapatkan barang dan jasa tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan
barang tersebut pemerintah dapat menyediakannya secara langsung (direct
public provision), memberikan subsidi, atau mengontrakkan ke pihak
swasta.
Sebagai
contoh
pendidikan,
meskipun
pemerintah
pajak
karena
pembebanan
tarif
lebih
mudah
karena orang dapat memilih barang apa yang ingin mereka bayar dan apa
yang tidak mereka inginkan, sehingga pola pengeluaran publik dapat
diarahkan menurut pilihan mereka.
Pendidikan
Transportasi Publik
Irigasi
Pemadam Kebakaran
Kesehatan
Perumahan
Pengelolaan Limbah/Sampah
Rekreasi/Wisata
Jalan Tol
2. Efisiensi Ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang
mereka ingin konsumsi , mekanisme harga memiliki perang penting dalam
mengalokasikan sumber daya melalui :
a. Pendistribusian permintaan, pihak yang mendapatkan manfaat paling
banyak harus membayar lebih banyak pula.
b. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.
c. Pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skala produksi.
d. Penyediaan sumber daya padasupplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa (supply of service).
Untuk publik goods, pemerintah lebih baik menetapkan harga di bawah harga
normalnya (full price) atau bahkan tanpa dipungut biaya. Mekanisme
pembebanan tarif pelayanan merupakan satu cara menciptakan keadilan dalam
distribusi pelayanan publik.
3. Prinsip Keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung
kepada masyarakat yang menerima jasa tersebut dianggap wajar bila
didasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu
membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau
mungkin
digunakan
untuk
operasi
komersial
yang
Terlepas dari kasus yang merupakan barang publik murni, terdapat argument
yang menentang pembebanan tarif pelayanan, yaitu :
1. Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan
2. Yang miskin tidak mampu untuk membayar
Pemberian beras gratis mungkin tidak pas untuk orang tertentu karena mungkin ia
lebih suka diberi uang untuk membeli pakaian. Keputusan untuk membebankan
biaya pelayanan kepada pelanggan harus dikompensasi dengan pemberian subsidi
atau pemberiian pelayanan gratis.
Penyediaan pelayanan gratis atau subsidi mungkin sia-sia dan kurang efektif.
Apakah subsidi menjamin dinikmati bagi yang miskin? Mungkin saja subsidi
menguntungkan yang kaya jika dikorupsi oleh birokrasi. Atau justru yang miskin
mensubsidi yang kaya. Bila kita peduli pada golongan miskin, pendekatan terbaik
adalah melalui distribusi pendapatan (lumpsum transfer), tetapi hal ini sulit
dilakukan di negara berkembang.
pemerintah
lebih
sesuai
dibiayai
dengan
pembebanan
tarif. Semakin dekat suatu pelayanan terkait dengan barang privat, semakin
sesuai barang tersebut dikenai tarif. namun batasan identifikasi barang privat
dan
publik
kadang
sulit
dan
harus
dilakukan
dengan
dasar tiap pelayanan. Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal
seringkali sulit dijumpai. Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah,
sehingga terkadang kualitas pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya
pemberian
pelayanan
kesehatan
gratis
biasanya
kualitasnya
kurang
memuaskan.
Kesalahan penetapan tarif pelayanan publik merupakan penyebab utama
defisit anggaran di negara berkembang (Devas, 1989), pelayanan gratis
mengakibatkan insentif yang rendah sehingga kualitas menjadi sangat
rendah dan tidak memuaskan.
perusahaan
milik
negara,
dan
antar
pemerintah
pusat
dan
daerah. Charging for services merupakan salah satu sumber penerimaan bagi
pemerintah daerah tertentu. Pemerintah memperoleh penerimaan dari
beberapa sumber, antara lain :
1.
2.
3.
4.
Pajak
Pembebanan langsung pada masyarakat (Charging for services)
Laba BUMN/BUMD
Penjualan aset milik pemerintah
5. Hutang
6. Pembiayaan defisit anggaran (Mencetak Uang)
Data biaya kadang sulit diperoleh dan sulit diperbandingkan, terutama
antara jasa yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan
oleh perusahaan milik negara. Pada kasus perusahaan negara, hanya net
defisit atau surplus yang muncul dalam rekening pemerintah.
Pada umumnya kita mengharapkan bahwa penyedia barang publik
seperti pertahanan, kesehatan publik dan jasa kepolisian seharusnya diberikan
secara gratis, dalam arti dibiayai dari pajak. Sementara itu, penyediaan barang
privat yaitu jasa untuk mkepentingan individu seperti listrik, telepon,
transportasi umum ditarik sebesar harga pemulihan biaya totalnya (full cost
recovery price). Untuk barang campuran (mixed/merit good), seperti
pendidikan menengah, penyembuhan kesehatan, sanitasi disediakan melalui
pajak dan sebagian dari tarif.
pemerintah
tidak
membebankan
biaya
pelayanan
kepada
suatu
pelayanan.
Oleh
karena
itu,
kita
perlu
biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Amun tidak boleh
terjadi pencampuradukan biaya untuk pelayanan yang berbeda atau
harus ada prinsip different costs for different purposes. Biaya overhead
harus dibebankan secara proporsional terhadap berbagai pelayanan.
Selain itu juga harus diidentifikasi adanya biaya-biaya tersembunyi
(hidden costs) dalam penyediaan pelayanan publik. Hidden costs juga
terkait dengan biaya birokrasi ( costs of bureaucracy).
2. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi.
Karena jumlah biaya untuk melayani sau orang dengan orang lain
berbeda beda, maka diperlukan pembedaan pembebanan tarif
pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya tambahan untuk
pengumpulan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau
memiliki jarak yang jauh. Jika hal ini dilakukan maka akan terlihat
tidak adil, meskipun untuk hal tertentu. Misalnya : bus kota, jarak jauh
maupun dekat dikenai tarif sama. Namun yang jelas, pada prinsipnya
pembebanan harus merefleksikan biaya total (full cost) untuk
menyediakan pelayanan tersebut.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskintidak mampu membayar suatu pelayanan
yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu
dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari
subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan : apakah hanya biaya
operasi langsung (current operation costs), atau perlu juga
diperhitungkan biaya modal (capital costs). Aturan umumnya adalah
bahwa kita harus memasukkan bukan saja biaya operasi dan
pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang
sudah usang (kadaluwarsa), dan biaya penambahan kapasitas. Prinsip
tersebut disebut marginal costs pricing.
seperti
jembatan
penyebrangan. Marginal
cost
pricing menganjurkan tidak ada biaya yang ditarik atas jasa penyebrangan
karena marginal cost yang ada nol. Memungut biaya penyebrangan
sehingga menimbulkan kapasitas menganggur atas jembatan tersebut, ini
akan mengurangi total economic benefit.
two-part
tariffs,
biaya
yaitu fixed
infrastruktur
charge untuk
dan variable
menutupi
charge yang
harga.
Hal
ini
adalah
salah
satu
cara
untuk
I. IKHTISAR
Penyediaan pelayanan publik dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu
pajak dan penbebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa
publik (charging for services). Pembebanan tarif dilakukan karena alasan
efisiensi ekonomi, untuk memperoleh keuntungan dan karena adanya barang
privat dan barang publik yang perlu diatur penggunaannya secara proporsional
dan memenuhi asas keadilan.
Pembebanan pelayanan publik merupakan salah satu sumber penerimaan
bagi pemerintah selain pajak, penjualan asset milik pemerintah, utang dan
laba BUMN/BUMD. Masalah utama dalam pembebanan pelayanan publik
adalah menentukan beberapa harga yang harus dibebankan. Aturan yang bias
dipakai adalah beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan
pelayanan tersebut. Dalam menentukan harga pelayanan publik juga dianut
konsep different cost for different purpose yaitu membedakan cost untuk
pelayanan yang berbeda. Masalah lain adalah adanya hidden cost yang
menyulitkan dalam mengetahui total cost. Kesulitan untuk menghitung biaya
total adalah karena sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi dan perbedaan
jumlah biaya untuk melayani masing-masing orang. Pembebanan tidak
memperhitungkan kemampuan mayarakat untuk membayar dan biaya apa saja
yang diperhitungkan sehingga untuk memudahkan digunakan konsep current
cost operation, capital cost, dan marginal cost (biaya penambahan kapasitas).
Marginal cost pricing menganut prinsip bahwa tarif yang dipungut
seharusnya
sama
dengan
biaya
untuk
melayani
tambahan
Namun
demikian,
konsep marginal
cost
pricing juga
DAFTAR PUSTAKA