Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK (CHARGING FOR SERVICE)

Disusun Untuk Memenuhi Akuntansi Sektor Publik

NAMA ANGGOTA :

ANITA FIRDAUS
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang tellahh melimpahkan
berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang
membahas materi “Penentuan Harga Pelayanan Publik (Charging For Service)”.

Penyusun Makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang telah membantu
kami hingga Makalah ini dapat terselesaikan, baik bantuan moral maupun material.
Khususnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
yaitu Bapak Abdul Rohman. Kami sadar bahwa penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun dan
bermanfaat bagi kami untuk mencapai kesempatan.

Kami mengharakan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan kita
bersama. Akhir kata saya berharap semoga penulisan Makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Sekian dan Terimakasih

Semarang, 18 Maret 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pelayanan Publik yang dapat dijual

Pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk pelayanan tertentu baik secara
langsung atau tidak langsung melalui perusahaan pemerintah. Pelayanan yang dapat
dibebankan tarif :
1. Penyediaan air bersih
2. Transportasi public
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energi dan listrik
5. Fasilitas rekreasi
6. Pendidikan
7. Perumahan rakyat
8. Jalan tol
9. Irigasi
10. Jasa pemadaman kebakaran
11. Pelayanan Kesehatan
12. Pengolahan sampah / limbah
 Alasan pembebanan tarif pelayanan public kepada konsumen :
a. Adanya barang privat dan barang public
- Barang privat adalah barang – barang kebutuhan masyarakat yang manfaat
barang atau jasa tersebut hanya dinikmasti secara individual oleh orang yang
membelinya dan yang tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati barang /
jasa tersebut.
Contoh : makanan, listrik, telepon
- Barang public adalah barang – barang kebutuhan masyarakat yang manfaat
barang dan jasa tersebut dinikmati oleh seluruh masyarakat secara Bersama –
sama.
Contoh : jasa polisi, pertahanan nasional
- Pada kenyatannya banyak barang dan jasa yang merupakan campuran antara
barang privat dan public. Hal ini terjadi karena semua orang membutuhkannya
tetapi tidak semua orang bisa mendapat barang atau jasa tersebut. Barang –
barang yang demikian disebut “merit good”.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah melakukan :
1. Menyediakan secara langsung (direct public prevision)
2. Memberikan subsidi
3. Mengontrakkan pihak swasta.

Contoh : Pendidikan, pelayanan Kesehatan, transportasi public, air bersih

Kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk menyelenggarakan Pendidikan :

1. Mendirikan sekolah negeri yang murni dari pemerintah dan dibiayai


sepenuhnya oleh pemerintah
2. Memberikan subsidi Pendidikan kepada Lembaga – Lembaga pendiidkan
3. Menyerahkan pihak swasta untuk ikut menyelenggarakan Pendidikan

Penyebab sulitnya membedakan barang privat dan public :

1. Batasan antara barang public dan barang privat sulit ditentukan


2. Barang atau jasa public tetapi ada pembebanan langsung
3. Kecenderungan membebankan tarif pelayanan daripada membebankan
pajak
- Masyarakat yang merasakan manfaat barang atau jasa secara perorangan
seperti listrik, telepon, dan air bersih maka unutkmemperoleh barang tersebut
masyarakat biasanya dibebani dengan tarif tertentu.
- Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan pelayanan public :
1. Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat (apakah
public atau privat)
2. Siapa yang lebih berkompeten untuk menyediakan barang / jasa tersebut
(pemerintah atau swasta)
3. Dapatkan penyediaan pelayanan public tertentu diserahkan pada sector
swasta atau sector ketiga
4. Pelayanan public apa saja yang tidak harus dilakukan oleh pemerintah
namun dapat ditangani oleh swasta.
Pola hubungan :

Unit bisnis Unit – unit


pemerintah Pemerintah pelayanan
(BUMN / BUMD) pemerintah

Pelayanan
publik

Non pemerintah : swasta, voluntary, LSM,


Gabungan

b. Efisensi ekonomi
Peran mekanismen harga dalam mengalokasikan sumber daya :
1. Pendistribusian permintaan : siapa yang mnedapatkan manfaat paling banyak,
maka ia akan membayar lebih banyak
2. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan
3. Pemberian insentif pada supplier berkaitan dengan skala produksi
4. Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa
Tanpa adanya mekanisme harga permintaan dan penawaran tidak akan menuju
titik keseimbangan sehingga alokasi sumber daya tidak efisien.
- Untuk barang public goods pemerintah lebih baik menetapkan harga dibawah
harga normalnya atau bahkan tanpa dipungut biaya. Karena untuk barang ini
tidak boleh dimanfaatkan untuk memaksimalkan keuntungan seperti penyedia
obat – obatan dan air bersih. Dan pemerintah juga dihadapkan pada
pendistribusian pendapatan yang belum merata artinya dapat mngekibatkan
kesenjangan untuk mendapatkan fasilitas antara golongan kaya dan miskin
jika harga public goods tidak ditetapkan pemerintah. Dan mekanisme
pembebanan tarif pelayanan merupakan salah satu cara menciptakan keadilan.
c. Prinsip keuntungan
- Pembebanan tarif pelayanan public pada dasarnya juga menguntungkan
pemerintah. Tetapi, pemerintah tidak boleh melakukan maksimalisasi
keuntungan atau mentapkan harga dibawah full cost.
- Charging for service berbeda dengan fee. Fee adalah biaya atas perijinan atau
lisensi yang diberikan pemerintah. Biaya perijinan didasarkan pada : kategori
perijinan, ada tidaknya keuntungan finansial yang diperoleh pemegang ijin
atau lisensi yang dimiliki.

2.2. Argu
men Terhadap Pembebanan Tarif Pelayanan
a. Dasar pembebanan Tarif Pelayanan
Argument mendukung pembebanan tarif pelayanan :
1. Suatu jasa, baik merupakan barang public maupun privat, mungkin tidak dapat
diberikan kepada setiap orang, sehingga tidak adil jika iayanya dibebankan
kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka tidak menikmati
jasa tersebut.
2. Suatu pelayanan membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka sehingga
konsumsi public harus didisiplinkan (hemat), misalnya pembebanan
penggunaan air dan obat-obatan medis.
3. Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan
pilihan daripada kebutuhan, misalnya penggunaan fasilitas rekreasi.
4. Suatu jasa digunakan untuk komersial yang menguntungkan dan untuk
memnuhi kebutuhan domestic secara individual maupun industrial misalnya
air,listrik, jawapos, dan telepon.
5. Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan sakala pemerintaan
public atas suatu jasa apabila jenis dan standar pelayannya tidak dapat
ditentukan secara tegas.

Argumen menentang pembebanan tarif pelayanan :

1. Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan


Dalam penetapan tarif pelayanan mensyaratkan adanya system pencatatan dan
pengukuran yang handal.
2. Golongan orang miskin tidak mampu membayar
Kesenjangan ekonomi menyebabkan orang miskin tidak mampu membayar
biaya pelayanan. Peemerintah sudah melakukan usaha untuk mengurangi
resiko ini dengan adanya layanan gratis atau subsidi, tetapi hal ini tetap tidak
efektif
b. Adanya eksternalitas, merit good, dan persyaratan legal
Eksternalitas postif menyebabkan masyarakat enggan memanfaatkan jasa tertentu
karena harganya masih tinggi. Demikian juga dengan barang merit good lebih
baik diberikan secara gratis atau tanpa beban biaya seperti halnya dalam
Pendidikan.
Cara alternatif untuk alokasi sumber daya selain pembebanan harga pelayanan
adalah dengan pembagian kupon (cards) dan vouchers.

2.3. Peneta
pan Harga Pelayanan
Pemerintah harus memtuskan berapa harga pelayanan yang dibebankan pada
masyarakat. Beban (charge) dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan
pelayanan tersebut (full cost recovery). Namun terdapat beberapa kesulitan untuk
menghitung biaya total tersebut, antar lain :
1. Tidak tahu secara tepat berapa total biaya (full cost)
Kita perlu memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengidentifikasi biaya
secara tepat untuk setap jenis pelayanan. Namun tidak boleh dicampuradukkan
dengan biaya untuk pelayanan berbeda. Selain itu, harus diidentifikasi adanya
biaya – biaya yang tersembunyi (hidden cost) dalam penyediaan pelayanan public.
2. Sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi
Karena jumlah biaya untuk melayani setiap orang dengan orang lain berbeda –
beda, maka diperlukan perbedaan pembebanan tarif pelayanan. Contoh :
pelayanan jasa pembuangan sampah setiap rumah berbeda tergantung jauh dekat
rumah dan sulit atau tidaknya rumah tersebut dijangkau.
3. Tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar
Jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang sebenarnya vital,
maka mereka harus diberi subsidi. Mungkin dibuatkan diskriminasi harga atau
diskriminasi produk untuk menghindari subsidi.
4. Ahli ekonomi umumnya menganjurkan untuk mengunakan marginal cost pricing
Yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya untuk melayani
konsumen tambahan. Harga tersebut adalah harga yang juga berlaku dalam pasar
persaingan untuk pelaynan tersebut. Marginal cost pricing mengacu pada harga
pasar yang paling efisien, karena pada tingkat harga tersebut akan
memaksimalkan manfaat ekonomi dan penggunaan sumber daya terbaik.

- Hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan menggunakan marginal cost


pricing :
1. Biaya operasi variable
2. Semi variable overhead cost seperti biaya modal atas aktiva yang
digunakan untuk memberikan pelayanan
3. Biaya penggantian atas asset modal yang digunakan dalam penyediaan
pelayanan
4. Biaya penambahan asset modal yang digunkan untuk memenuhi tambahan
permintaan.

Dalam marginal cost pricing tidak memperhitungkan pure historic capital cost
atau pure overhead cost, yang tidak berkaitan sama sekali dengan penggunaan
jasa.
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai