Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Tugas di Stase Keperawatan Anak
OLEH:
Trisya Bella Fibrianti, S,Kep
NIM. 2201031058
Riwayat Penyakit: Bayi lahir pada hari Rabu, 21 Desember 2022 pukul 11.05 WIB di RSD dr. Koesnadi
Bondowoso dengan status kehamilan ibu G3P2A0 dengan berat lahir 3100 gram, panjang badan 48 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar abdomen 34 cm. Bayi lahir spontan atas indikasi KPD
yang ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis dengan apgar skor 7-8, ketuban jernih, dan usia
kehamilan 39 minggu. Ada cacat, anus tidak ada, genetalia ada, caput soksodenum dan cephal haematom
tidak ada. Pada tanggal 22 Desember 2022 pukul 02.10 WIB bayi dirujuk ke RSD dr. Soebandi Jember
dengan BBLC, atresia ani dan CTEV. Bayi lahir dengan keadaan cukup, nadi 142 kali/menit, suhu 36,5oC,
pernapasan 42 kali/menit dengan tipe thorakoabdominal. Saat dilakukan pengkajian, bayi terpasang
colostomy bag, terpasang infuse di tangan kiri.
Riwayat Kehamilan:
ANC: Riwayat kehamilan ibu G3P2A0. Selama kehamilan ibu rutin memeriksakan kehamilannya
ke posyandu terdekat sebanyak 2 kali dalam 1 bulan, mulai dari trimester 1, trimester 2, dan
trimester 3. Ibu tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya pada saat masa kehamilan. Ibu tidak
mengkonsumsi jamu khusus dan tidak merokok. Ibu makan teratur 3 kali dalam sehari dengan 1
porsi nasi, sayur, lauk, dan kadang diselingi buah. Ibu selalu minum air putih sejumlah 7-8 gelas
dalam sehari. Saat usia kehamilan 39 minggu, ibu mengalami ketuban pecah dini pada tanggal 21
Desember 2022 pukul 03.00 WIB dan dibawa ke bidan terdekat namun belum terdapat penurunan
kepala pada janin, kemudian ibu pasien dirujuk ke RSD dr. Koesnadi Bondowoso dan masuk di
ruang PONEK pada pukul 10.30 WIB dan bayi lahir secara spontan pada pukul 11.05 WIB.
INC: Bayi lahir pada hari Rabu, 21 Desember 2022 pukul 11.05 WIB di PONEK RSD dr. Koesnadi
Bondowoso dengan status kehamilan ibu G3P2A0 dengan berat lahir 3100 gram, panjang badan 48
cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar abdomen 34 cm. Bayi lahir spontan atas
indikasi KPD yang ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis dengan apgar skor 7-8, ketuban
jernih, dan usia kehamilan 39 minggu. Ada cacat, anus tidak ada, genetalia ada, caput soksodenum
dan cephal haematom tidak ada. Bayi lahir dengan keadaan cukup, nadi 142 kali/menit, suhu
36,5oC, pernapasan 42 kali/menit dengan tipe thorakoabdominal.
PNC: Bayi lahir dengan berat 3100 gram pada tanggal 21 Desember 2022. Bayi lahir dengan
keadaan cukup, bayi lahir langsung menangis, bayi lahir secara spontan atas indikasi KPD, apgar
skor 7-8, ketuban jernih, anus tidak ada, genetalia ada, caput seksodenum dan cephal hematom tidak
ada. Pada tanggal 22 Desember 2022 pukul 02.10 bayi dirujuk ke RSD dr. Soebandi Jember dan
mendapatkan perawatan di ruang perinatologi RSD dr. Soebandi Jember. Bayi dirawat diruang
perinatologi sejak Kamis, 22 Desember 2022 dengan keadaan umum cukup, nadi 142x/menit,
pernapasan 42x/menit, suhu 36,5oC, BAK (+), BAB (-), puasa (+) dan ditemukan masalah
keperawatan disfungsi motilitas gastrointestinal, risiko infeksi. Intervensi yang diberikan dengan
masalah keperawatan tersebut yaitu dilakukan manajemen eliminasi dan kontrol infeksi. Bayi
dilakukan pemeriksaan laboratorium di RSD dr. Koesnadi Bondowoso dengan hasil Hb= 17,7 g/dL,
leukosit = 12,30 x 10^3/UI, hematokrit = 51,9 % (normal), trombosit = 64x 10^3/UI, Eritrosit =
5,21 x 10^3/UI . Bayi memperoleh injeksi Hbo, injeksi ampi 2x150 mg, injeksi gentamicin 1x15
mg, terapi infus D10 8 tpm, bayi terpasang OGT. Fototerapi dimulai tanggal 22 Desember 2022
pukul 13.30 WIB. Pada tanggal 23 Desember 2022 kondisi umum bayi lemah, masih puasa, BAB
(-), BAK (+), muntah (-), nadi 144x/menit, pernapasan 72x/menit, suhu 37,0oC, fototerapi masih
diberikan .Sehingga masalah keperawatan yang timbul yaitu disfungsi motilitas gastrointestinal dan
risiko infeksi. Bayi mendapatkan injeksi cefotaxim 2x150, FFP 31 cc. Pada tanggal 24 Desember
2022 kondisi bayi masih lemah, masih terpasang infus, terapi oksigen diberikan 1 lpm, BAB (-),
BAK (+), nadi 144x/menit, pernapasan 66x/menit, suhu 37oC, dan dilaksanakan operasi kolostomi
pukul 12.00 WIB. Fototerapi AFF pukul 06.00 WIB. Sehingga masalah keperawatan yang timbul
yaitu disfungsi motilitas gastrointestinal, risiko infeksi. Intervensi yang diberikan dengan masalah
keperawatan tersebut yaitu dilakukan manajemen eliminasi dan kontrol infeksi. Bayi diberikan
injeksi cefotaxim 2x150 mg, injeksi gentamicin 1x15 mg, injeksi amino steril 115 cc/hari. Setelah
operasi bayi dilkukan perawatan stoma, observasi BAB dan observasi TTV. Pada tanggal 25
Desember 2022 kondisi bayi tampak lemah dengan terpasang infuse, O2 (-), sesak (-), BAB (-),
Stoma (+), BAK (-), puasa (+), muntah (-), Nadi = 140x/menit, RR=64x/menit, Suhu = 36,6oC.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai Hb= 16,8 g/dL, leukosit = 8,4 x 10^3/UI,
hematokrit =46,3 % (normal), trombosit = 190x 10^3/UI. Sehingga masalah keperawatan yang
timbul yaitu disfungsi motilitas gastrointestinal dan risiko infeksi. Pada tanggal 26 Desember 2022
kondisi bayi masih lemah, terpasang infuse, muntah (-), BAB via kolostomi, BAK (+), nadi =
148x/menit, Suhu = 36,6oC, RR 48x/menit. Sehingga masalah keperawatan yang muncul yaitu
disfungsi motilitas gastrointestinal dan risiko infeksi. Dilakukan TF 6x5 cc, perawatan stoma,
pemberian infuse 7 tpm dan observasi TTV. Selain itu, bayi juga mendapatkan perawatan neonatus
diantaranya perawatan tali pusat, termoregulasi, dan terapi pengobatan lainnya.
B1 Airway: Breathing:
Jalan napas bersih □ nyeri dada saat batuk/napas □ Merintih
RR: 48 Kpm; ekspansi dada
□ Sumbatan jalan napas □ Kesulitan bernapas adekuat/inadekuat
□ ronchi □ batuk produktif/ tidak produktif skore down 2
□ wheezing □ barell cest □Sianosis perifer/central
□ stridor □ pigeon cest □ pernafasan cuping hidung
□ Retraksi dinding dada Lain-lain:
□ dyspnea/orthopnea/apnea Pemberian oksigen dengan
nasal kanul 1 lt/mnt
B2 Blood/kardiovaskuler: Sirkulasi: Imunitas:
nadi : 148 Kpm Akral: hangat imunisasi HB0
□ tensi ……………..mmHg CRT: < 3 detik □ imunisasi BCG
BJ 1-BJ2 tunggal Suhu: 36,6˚C □ imunisasi DPT 1,2,3
□ murmur Mata: Konjungtiva pink, sklera □ imunisasi Polio, 1,2,3,4
□ nyeri dada putih □ imunisasi campak
□ pucat/sesak saat aktifitas Turgor: < 2 detik □ reaksi imunisasi
Hematologi: □ haus…………………………… …………….
□ perdarahan dari …… UUB: Lunak, berdenyut
□ jumlah darah ………….cc Kebutuhan cairan □ tidak pernah imunisasi
□ ptecie BBL x Kebutuhan cairan □ alasan:
□ rumple leed test posistif 3,1 kg x 60 = 186 ………………………
BBL = 186
8
= 23,25
= 24
□ dehidrasi
□ edema
□ overhidrasi
B3 Brain/Persyarafan: Persyarafan: Persepsi sensoris:
KU: Komposmentis Pupil: isokor, unisokor Gangguan indera:
□ GCS midriasis□ miosis□ unrespon □ penghidu □ penglihatan
CM □ Apatis Reflek: normal, abnormal□ □ perabaan □ pendengaran,
□ Somnolent □ Sopor parese ┼ □ plegi ┼ □ pengecapan
□ Coma □ kejang □ nyeri kepala□ nyeri di..... Istirahat-tidur:
□ kaku kuduk □ tremor PQRST tidur: ± hampir 24 jam
□ rewel □ gelisah □ insomnia □ enuresis
□ tidak segar sewaktu
bangun
B4 Bladder/Perkemihan:
BAK: memakai diapers □ dysuria□ pyuria □ kateter □cytostomy
Warna: kuning □hematuria□ poliuri □pancaran urine kuat/lemah
Bau: khas urin □ inkontinensia□ oligouria □phymosis□ sirkumsisi
□ PU ………… cc/hari □ anuria□retensi urin
Lain-
lain : ..................................
B5 Bowel/Pencernaan: Pencernaan: Nutrisi:
bibir merah cerry □ asites □ melena □ ASI
□ bibir/sudut pecah □spider nevi □ bising usus: 14 susu formula
□ gusi bengkak kpm □ bubur halus □ bubur
□ lidah kotor □ nyeri mc burney□ nyeri ulu hati kasar □ sari buah
□ gigi susu tumbuh □ sonde □ retensi …….cc
□ gigi susu lepas □ nyeri supra pubis
intake(I)
□ caries gigi, Nutrisi : □ I-K= ………….kkal/hari
□ gigi berlubang □anoreksia□ mual□ muntah□ nyeri
□moniliasis telan□colostomy□ nyeri perut□ □ diet=……….. …….
□ copliks spot kembung. Kebutuhan nutrisi
□psudomembran BAB: klien terpasang
□ tonsil membesar colostomy bag BBL x Kebutuhan cairan
3,1 kg x 60= 186
□ diare/darah+
□ konstipasi BBL = 186
8
□ sariawan = 23,25
= 24
makanan pantangan:
makanan selain asi dan
susu formula.
□ alergi makanan………..
Lain-
lain : .................................
a. Analisis Data
Tgl/Jam Pengelompokan data Masalah Kemungkinan
Penyebab
26-12-2022 DS: - Inkontinensia fekal Kelainan konginetal
13.00 WIB DO: (D.0041) (Atresia ani)
1. Bayi tidak memiliki anus
2. Bayi post operasi
kolostomi
3. Feses keluar sendiri dari
lubang stoma
4. Bau khas feses
5. Warna feses kuning
6. Tekstur feses cair sedikit
kental
26-12-2022 DS: - Gangguan integritas Prosedur invasive
13.00 WIB DO: kulit (D.0129) (kolostomi)
1. Bayi post operasi
kolostomi
2. Kemerahan pada area
sekitar stoma
3. Kerusakan pada kulit
abdomen (pembuatan
stoma)
26-12-2022 DS: - Risiko infeksi Efek prosedur
13.00 WIB DO: invasive (kolostomi)
1. Bayi lahir dengan berat
3100 gram
2. Keadaan umum lemah
3. Tali pusat belum lepas
4. Membrane mukosa kering
5. Post operasi kolostomi
6. Suhu 36,6oC, RR: 48 kpm,
N: 148 kpm
7. Monosit tinggi : 11%
8. Total bilirubin 10,40
mg/dL
9. Bilirubin direct 0,46
mg/dL
b. Daftar Diagnosis
No Tgl/Jam DX keperawatan paraf
1 26-12-2022/ Inkontinensia fekal (D.0041) b.d Post operasi Trisya
13.00 WIB kolostomi d.d tidak mampu mengontrol
pengeluaran fese, tidak mampu menunda defekasi
2 26-12-2022 Gangguan integritas kulit (D.0129) b.d Post operasi Trisya
13.00 WIB
kolostomi d.d kemerahan pada area sekitar stoma,
3 26-12-2022 kerusakan pada kulit abdomen Trisya
13.00 WIB Risiko infeksi (D.0142) b.d efek prosedur invasive
(kolostomi)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosis
Tgl/Jam Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan Rasional Paraf
Keperawatan
26-12- Inkontinensia fekal Tujuan: Perawatan Stoma (I.04166) Perawatan Stoma (I.04166) Trisya
2022/ (D.0041) b.d Post Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
13.00 operasi kolostomi keperawatan selama 3x24 jam, 1. Periksa kondisi umum bayi 1. memeriksa kondisi umum bayi
WIB d.d tidak mampu diharapkan kontinensia fekal 2. Periksa kondisi stoma pada 2. memeriksa kondisi stoma pada
mengontrol dapat membaik dengan kriteria bayi bayi
pengeluaran fese, hasil: Terapeutik Terapeutik
tidak mampu Kontinensia Fekal (L.04035) 1. Jauhkan area stoma dari 1. menjauhkan area stoma dari
menunda defekasi 1. Pengontrolan pengeluaran pakaian pakaian
feses cukup meningkat 2. Bersihkan lender/feses yang 2. membersihkan lender/feses
2. Defekasi cukup membaik keluar dari stoma yang keluar dari stoma
3. Frekuensi buang air besar 3. Bersihkan kulit di sekitar stoma 3. membersihkan kulit di sekitar
cukup membaik dengan air hangat dan kasa bersih stoma dengan air hangat dan kasa
4. Bilas kulit sampai bersih bersih
5. Keringkan kulit di sekita stoma 4. membilas kulit sampai bersih
dengan kasa bersih 5. meneringkan kulit di sekitar
stoma dengan kasa bersih
26-12- Gangguan Tujuan: Perawatan Area Insisi (I.14556) Perawatan Area Insisi (I.14556) Trisya
2022/ integritas kulit Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
13.00 (D.0129) b.d Post keperawatan selama 3x24 jam, 1. Periksa lokasi insisi adanya 3. Memeriksa lokasi insisi
WIB operasi kolostomi diharapkan integritas kulit kemerahan, bengkak atau adanya kemerahan, bengkak
d.d kemerahan membaik dengan kriteria hasil: tanda-tanda infeksi atau tanda-tanda infeksi
pada area sekitar Integritas Kulit (L.14125) 2. Montor proses penyembuhan 4. Memonitor proses
stoma, kerusakan 1. Nyeri cukup membaik area insisi penyembuhan area insisi
pada kulit 2. Suhu tubuh cukup membaik Terapeutik Terapeutik
abdomen 3. Sensasi cukup membaik 1. Bersihan area insisi dengan 1. membersihkan area insisi
kapas yang dibasahi air hangat dengan kapas yang dibasahi air
2. Usap area insisi dari area yang hangat
bersih menuju area yang kurang 2. mengusap area insisi dari area
bersih yang bersih menuju area yang
3. Keringkan dengan kurang bersih
menggunakan kapas bersih 3. mengeringkan dengan
4. Ganti kantong kolostomi menggunakan kapas bersih
4. mengganti kantong kolostomi
26-12- Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (1.14539) Pencegahan Infeksi (1.14539) Trisya
2022/ (D.0142) b.d efek keperawatan selama 3x24 jam, Observasi Observasi
13.00 prosedur invasive diharapkan kontrol risiko 1. Monitor tanda dan gejala 1. memonitor tanda dan gejala
WIB (kolostomi) membaik dengan kriteria hasil: infeksi lokal dan sistemik infeksi lokal dan sistemik
Kontrol Risiko (L.14128) Terapeutik Terapeutik
1. Pemantauan tanda-tanda vital 1. Berikan perawatan kulit pada 1. membeerikan perawatan kulit
membaik bayi pada bayi
2. Pemantauan perubahan status 2. Cuci tangan sebelum dan 2. mencuci tangan sebelum dan
kesehatan membaik sesudah kontak dengan sesudah kontak dengan
lingkungan bayi lingkungan bayi
3. Pertahankan teknik aseptik 3. mempertahankan teknik aseptik
pada bayi pada bayi
4. Implementasi
No Dx Tgl/Jam Tindakan Paraf
1,2,3 26/12/2022 1. Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak Trisya
13.30 WIB dengan pasien
Respon : cuci tangan 6 langkah dengan sabun,
air telah dilakukan
2
2. Memonitor tanda dan gejala infeksi
Respon : tampak kemerahan pada area sekitar
stoma
1,2,3
3. Memberikan nutrisi (susu) sebanyak 6x5 cc
sesuai jam pemberian
5. Evaluasi
Risiko infeksi
S: -
(D.0142) b.d efek
O:
prosedur invasive
i. Bayi lahir dengan berat
(kolostomi)
3100 gram
j. Keadaan umum lemah
k. Tali pusat belum lepas
l. Membrane mukosa
kering
m. Post operasi kolostomi
n. Suhu 36,8oC, RR: 48
kpm, N: 144 kpm
A: Masalah Risiko infeksi
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan,
28-12- Inkontinensia fekal S: - Trisya
2022/ (D.0041) b.d Post
O:
10:30 operasi kolostomi
WIB d.d tidak mampu a. Bayi tidak memiliki anus
mengontrol b. Bayi post operasi
pengeluaran fese, kolostomi
tidak mampu c. Feses keluar sendiri dari
menunda defekasi lubang stoma
d. Bau khas feses
e. Warna feses hijau keruh
a. Tekstur feses cair sedikit
kental
A: Inkontinensia fekal belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan integritas
S:-
kulit (D.0129) b.d
O:
Post operasi f. Bayi post operasi
kolostomi
kolostomi d.d
g. Masih tampak
kemerahan pada area kemerahan pada area
sekitar stoma
sekitar stoma,
h. Kerusakan pada kulit
kerusakan pada kulit
abdomen (pembuatan
abdomen
stoma)
A: Gangguan integritas kulit
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Risiko infeksi S: -
(D.0142) b.d efek O:
prosedur invasive i. Bayi lahir dengan berat
3100 gram
(kolostomi)
j. Keadaan umum lemah
k. Tali pusat belum lepas
l. Membrane mukosa
kering
m. Post operasi kolostomi
n. Suhu 36,7oC, RR: 48
kpm, N: 145 kpm
A: Masalah Risiko infeksi
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan,