Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Gagal Jantung (Heart Failure)


Gagal jantung adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebsbkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan
oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian
ventrikel (disfungsi diastolik) dan tau kontraktilitas miokardial (disfungsi
sistolik). (Sudoyo Aru, dkk 2009)
B. Etiologi
Beberapa istilah gagal jantung
1. Gagal jantung sistolik adalah ketidak mampuan kontraksi jantung
memompa sehingga curah jantung menurun menyebabkan kelemahan,
fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.
2. Gagal jantung diastolic adalah ganguan reaksi dan gangguan pengisian
ventrikel.

Klasifikasi menurut gejala dan intensitas gejala:

1. Gagal jantung akut


Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa hari atau
beberapa jam.
2. Gagal jantung kronik
Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa tahun dan
menggambarkan keterbatasan kehidupan sehari-hari.
Klasifikasi gagal jantung menurut letaknya:

1. Gagal jantung kiri merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau
mengosongkan dengan benar dan dapat lebih lanjut diklasifikasikan
menjadi disfungsi sistolik dan diastolik.
2. Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk
memompa secara adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paling
sering terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat
terjadi dengan adanyan vebtrikel kiri benar-benar normal dan tidak
menyebabkan gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan dapat juga
disebabkan oleh penyakit paru dan hipertensi arteri pulmonary primer.

Menurut derajat sakitnya:

1. Derajat 1
Tanpa keluhan : masih bisa melakukan aktifitas fisik sehari- hari tanpa
disertai kelelahan ataupun sesak napas.
2. Derajat 2
Ringan : aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
Tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang.
3. Derajat 3
Sedang : aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan.
4. Derajat 4
Berat : tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada saat
istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas
walaupun aktivitas ringan.
C. Manisfestasi Klinis
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektro kardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau venrikuler, penyimpanan aksis, iskemia, disritmia,
takikardi, fibrilasi.
2. Uji stress
Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan untuk menentukan
kemungkinan iskemia atau infark yang terjadi sebelumnya.
3. Ekokardiografi
a. Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi volume balik
dan kelainan regional, model M paling sering dipakai dan ditayangkan
bersama EKG).
b. Ekokardiografi dua dimensi (CT-scan)
c. Ekokardiografi Doppler (membersihkan pencitraan dan pendekatan
transesofageal terhadap jantung)
4. Kateterisai jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.
5. Radigrafi dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
6. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal,
Terapi diuretik.
7. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutaman jika gagal jantung kongestif
akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikal kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini)
atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)
9. Blood ureum nitrogen (BUN)dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan funsi ginjal. Kenaikan baik
BUN dan kreatini merupakan indikasi gagal ginjal.
10. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukan hiperaktifitas tiroid sebagai
prepencetus gagal jantung.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal jantung dibagi menjadi
1. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan gaya hidup,
monitoring dan control factor resiko.
2. Terapi farmakologi
Terapi yang dapat diberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin,
converting enzyme inhibitor (ACEI), beta bloker, aginis beta, seta
bipiridin blocker (ARB), glikosida jantung, vasodilator, agonis beta, serta
bipiridin.
F. Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai