EUGLENOPHYTA
OLEH
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDAR
I 2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kehadirat-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Euglenophyta
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran
dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami
terima dengan tangan terbuka.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dijadikan pegangan dan bermanfaat bagi kita
semua.
Kendari , 15 juli2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................I
DAFTAR ISI.....................................................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6
A. Pengertian Euglenophyta................................................................................6
B. Klasifikasi.........................................................................................................9
C. Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan...................................................10
D. Siklus hidup Eugnelophyta...........................................................................13
E. Patologi klinik.................................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak
digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel
dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut.Monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran
inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual.Protista adalah eukariotik (mempunyai
membrane inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Protista dibagi menjadi 3 yaitu, Protozoa,Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan
(Protozoa) memiliki ciri seperti hewan (protozoa). a) Rhizopoda bergerak dan menangkapi
makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh
he wan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh
hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).c) Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut
getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua
jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi) adalah a) Myxomycota (jamur
lendir) Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang
berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa
yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh:
Physarium.b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-
sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara
seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora
yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia
(menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai protista yang memiliki ciriciri
tumbuhan (ganggang / algae) yaitu Euglenophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Euglenophyta?
2. Apa saja klasifikasi Euglenophyta?
3. Apa Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan?
4. Bagaimana siklus hidup Euglenophyta?
5. Bagaimana patologi klinik dari Eugnelophyta?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan apa pengertian dari Euglenophyta.
2. Untuk menjelaskan apa saja klasifikasi dari Euglenophyta.
3. Untuk menjelaskan Peranan Euglenophyta dalam Kehidupan
4. Untuk menjelaskan Bagaimana siklus hidup Euglenophyta
5. Untuk menjelaskan Bagaimana patologi klinik dari Eugnelophyta
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Euglenophyta
B. Klasifikasi
Euglenophyta terdiri dari satu kelas, yaitu Euglenophyceae. Ordonya ada tiga, antara
lain:
1. Ordo Euglenales
Ada satu famili yaitu Euglenaceae. Contoh genus: Euglena, Phacus, dan
Trachelomonas.
Klasifikasi:
a. Phacus longicauda
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenale
Famili : Euglenaceae
Genus : Phacus
Spesies: Phacus longicauda
Ciri- ciri: Selnya kaku, bulat dan sangat datar, berbentuk seperti daun. Ada satu flagel
terlihat. memiliki kloroplas.
Habitat: Rawa dan kolam.
b. Euglena viridis
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
Ciri-ciri:
– 60 mikron
ai flagela
gelap
dan terang.
2. Peranemales/Eutreptiales
Ada satu famili yaitu Eutreptiaceae. Contoh genus: Astacia (morfologis sama seperti
Euglena), Peranema, Hyalophacus.
a. Astacia
Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak
memiliki kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.
Klasifikasi:
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Peranemales/Eutreptiales
Famili : Eutreptiaceae
Genus : Astacia
Spesies : Astacia sp.
b. Paranema
Paranema bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara
detail.Bagian akhir anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ
rod yang letaknya berdekatan dengan reservoir .Bagian anterior organ rod yang
disebut cytostoma yang berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ
rod ditonjolkan keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap
mangsanya untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat
digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di
dalam vacuola makanan.
3. Rhabdomonadales
Ada satu famili yaitu Rhabdomonadaceae. Contoh genus: Colacium, Petalomonas.
a. Colacium calvum
Filum : Euglenophyta
Kelas : Rhabdomonadales
Ordo : Rhabdomonadales
Famili : Rhabdomonadaceae
Genus : Colacium
Spesies : Colacium calvum
Ciri-ciri:
Bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar
lainnya. Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat
dengan suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.
Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel manghasilkan lebih
banyak lendir. Mempunyai banyak kloroplas berbentuk cakram, dengan atau
tanpa pirenoid.
Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian
anterior (bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada
bintik mata. Protoplast dari Colacium berkembang secara vegetatif. Dapat pula
berbentuk stadium telanjang yang amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini
reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu inti dan kemudian
mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.
Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan
membentuk tangkai yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan
sel yang berulang-ulang akan menghasilkan koloni yang berbentuk pohon
(dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon berbentuk bulat telur atau
lonjong. Sel dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya
dapat menghasilkan satu flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang
berenang bebas. Zooid ini berenang beberapa saat sebelum menanggalkan
flagellanya dan menghasilkan dinding.
Bila Euglena tumbun di tempat gelap dengan subtrat organik yang cocok, maka
warnanya akan hilang sehingga akan bersifat heterotrof. Namun, jika ada cahaya,
maka Euglena akan bewarna kembali. Cadangan makanan Euglena berupa
paramilum, yaitu karbohidrat yang berupa cakram cincin, batang atau bulat, terkadang
ukurannya relatif besar.
A. Positif
· Bidang perikanan, ganggang merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai
makanan ikan.
· Ekonomi perairan dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer,
yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi bagi hewan-hewan air, seperti
ikan, udang, dan serangga air.
· Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagai objek, karena ganggang ini
mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai sebagai pencernaan organik.
B. Negatif
· Mencemari sumber air
· Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
■ Pelikel disebut juga periplas. Pelikel merupakan daerah sel kompleks yang terdiri
atas membran plasma, strip protein pendukung, subtending mikrotubulus, dan tubular
cisternae dari retikulum endoplasma (RE) yang membentuk membran plasma dan
membentang di sepanjang sel. Strip protein pada pelikel ini dikaitkan dengan
plastisitas sel (metabolisme). Euglena viridis memiliki banyak strip (lebih dari 14)
yang tersusun secara heliks (spiral). Pelikel pada Euglena viridis berfungsi untuk
memungkinkan sel dalam mendistorsi bentuk tubuh sehingga menghasilkan gerakan
menggeliat yang disebut gerakan euglenoid.
■ Sitostom (celah mulut) disebut tubuh mukus atau pori pelikel merupakan struktur
berongga/berlubang yang berada di bagian anterior dekat dengan pangkal flagel.
Celah mulut ini berbentuk bola atau spindel dengan bukaan yang terletak di antara
lipatan periplas (pelikel). Fungsi dari sitostom mengeluarkan lendir dari dalam sel.
■ Stigma disebut juga eyespot (bintik mata) bewarna merah yang menonjol di dekat
dasar flagela pada kutub anterior. Stigma terdiri dari 30-50 butir karotenoid yang
disisipkan dalam matriks tak bewarna. Stigma berperan dalam fototaksis (gerakan
yang terjadi pada organisme ketika menanggapi rangsangan cahaya).
■ Reservoir berbentuk seperti kantong dan disebut juga kantong flagel. Reservoir ini
berfungsi sebagai tempat menyimpan nutrisi atau makanan bagi Euglena viridis.
■ Vakuola kontraktil adalah sebuah vakuola tunggal dan terlihat mencolok ketika
berkontraksi. Vakuola kontraktil selalu berada di area dekat stigma dan bermuara ke
reservoir. Fungsi dari vakuola kontraktil pada Euglena viridis adalah untuk
mengeluarkan kelebihan air dalam sel yang dilakukan secara osmosis.
■ Flagella pada Euglena viridis memiliki dua susunan rambut/bulu cambuk heliks di
permukaan tubuhnya. Dari flagel ini muncul tiga sampai empat bulu halus dengan
panjang 2-3 mikrometer. Rambut halus ini lebih banyak dan lebih pendek daripada
flagel. Buluh halus ini membentuk barisan kontinu lain di sampingnya, dan
diperkirakan jumlahnya mencapai 30.000. Flagella berfungsi sebagai alat gerak bagi
Euglena.
■ Paramilon disebut juga paramilum, merupakan karbohidrat khas dari Euglena dan
tidak ditemukan pada jenis ganggang lainnya. Bentuk paramilon diasumsikan
bermacam-macam seperti cakram datar, cakram kokaf-konveks, batang, cincin, dan
sebagainya. Paramilum pada Euglena ini merupakan bentuk cadangan makanan dan
menurut ilmuwan bernama Gottleib (1851) dapat digunakan untuk membedakan antar
spesies.
■ Nukleus juga merupakan organel yang tertutup membran sel (eukariotik) disebut
juga inti sel. Nukleus berisi sebagian besar materi genetik sel berupa molekul DNA
linear panjang yang kompleks dengan berbagai macam protein seperti histon. Nukleus
berfungsi untuk membentuk kromosom. Nukleus pada Euglena mengandung endosom
yang terletak di pusat inti (nukleolus).
■ Nukleoulus disebut juga pusat inti atau endosom. Nukleolus berfungsi untuk
menstranskrip dan merakit RNA ribosom (rRNA) dan ikut membelah ketika terjadi
pembelahan secara mitosis namun tidak ikut berperan dalam pembentukan kromosom.
3. Cadangan Makanan
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk lain dari polisakarida, jadi
bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi . bentuknya dapat berupa cakram
cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar. Paramylum
berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak
bereaksi dengan tes pati. Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu
mempunyai lapisan yang konsentris.
A. Kesimpulan
https://www.slideshare.net/nisrinaagustama/pyrophyta-dan-euglenophyta
https://id.scribd.com/doc/94190930/Euglenophyta-Ppt
http://www.aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-protozoa.html
https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-reproduksi-klasifikasi-struktur-tubuh-
contoh-dan-peranan-euglenophyta.html?m=0