rumit. dimulai dengan tahap perkembangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa
dan berlanjut ke tahap perkembangan senior. Masing-masing tahap perkembangan
tersebut memiliki sifat, kewajiban, dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
manusia. Masa dewasa awal (Hurlock, 1980) mencakup tahap pencarian yang
penuh masalah, bermuatan emosional, mengisolasi secara sosial, serta perubahan
nilai dan adaptasi gaya hidup.
Hal ini sesuai dengan teori Atwood dan Scholiz bahwa situasi tertentu
dapat menyebabkan orang bereaksi negatif dan mengalami krisis emosional.
Krisis emosional yang mempengaruhi orang-orang berusia 20-an dan ditandai
dengan perasaan tidak berdaya, kesepian, keraguan diri, dan ketakutan akan
kegagalan. Quarter life crisis adalah nama yang diberikan untuk kondisi ini.
(Black, 2010).
Quarter life crisis lebih banyak terjadi di kalangan mahasiswa sarjana atau
pascasarjana yang sedang menyelesaikan gelar mereka. Stres terhubung ke tahap
ini juga. Penelitian oleh Black Allison (2010), yang menggambarkan pengalaman
seseorang, terutama antara usia 18 dan 29, untuk mengidentifikasi stresor yang
biasanya terjadi pada siswa, mendukung hal ini. Penelitian ini juga memberikan
penjelasan atas temuan tersebut, yaitu bahwa individu mengalami reaksi
emosional sepanjang fase quarter life crisis, termasuk keragu-raguan,
kekhawatiran, frustrasi, dan kecemasan pada siswa.
Sebuah skala yang berisi skala efikasi diri untuk mengukur efikasi diri dan
skala stres untuk mengukur stres adalah alat yang digunakan dalam penelitian ini.
Sebanyak 150 mahasiswa Fakultas MIPA ULM mengikuti uji coba instrumen
pengukuran awal. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, diperoleh 37
komponen skala efikasi diri yang valid dari total 72 item pernyataan (alpha
reliabilitas = 0,949). Dari 56 item pernyataan, 41 ditemukan pada skala stres
(reliability alpha = 0.936).