Tepat dosis. Ex: perhatikan indeks terapi, dosis min dan max
Obat harus efektif, aman dengan mutu terjamin, tersedia setiap saat dengan harga
yang terjangkau (digunakan obat-obat dalam daftar obat esensial )
Contoh :
1. Pemberian antibiotik golongan kuinolon (misalnya
siprofloksasin & ofloksasin) untuk anak.
2. Meresepkan asam mefenamat untuk demam.bukannya
parasetamol yang lebih aman
E. Contoh lain ketidakrasionalan penggunaan obat dalam praktek sehari
hari:
1. Pemberian obat untuk penderita yang tidak memerlukan terapi obat.
Contoh: Pemberian roboransia untuk perangsang nafsu makan pada
anak padahal intervensi gizi jauh lebih bermanfaat.
2. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit.
Contoh: Pemberian injeksi vitamin B12 untuk keluhan pegal linu.
3. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan.
Contoh: Cara pemberian yang tidak tepat, misalnya pemberian ampisilin
sesudah makan, padahal seharusnya diberikan saat perut kosong atau di
antara dua makan. Frekuensi pemberian amoksisilin 3 x sehari, padahal yang
benar adalah diberikan 1 kaplet tiap 8 jam.
4. Penggunaan obat yang memiliki potensi toksisitas lebih besar, sementara
obat lain dengan manfaat yang sama tetapi jauh lebih aman tersedia.
Contoh: Pemberian metilprednisolon atau deksametason untuk
mengatasi sakit tenggorok atau sakit menelan.padahal tersedia ibuprofen
yang jelas lebih aman dan efficacious.
5. Penggunaan obat yang harganya mahal, sementara obat sejenis
dengan mutu yang sama dan harga lebih murah tersedia.
Contoh: Kecenderungan untuk meresepkan obat bermerek yang
relatif mahal padahal obat generik dengan manfaat dan keamanan
yang sama dan harga lebih murah tersedia.
6. Penggunaan obat yang belum terbukti secara ilmiah manfaat dan
keamanannya.
Contoh: Terlalu cepat meresepkan obat obat baru sebaiknya
dihindari karena umumnya belum teruji manfaat dan keamanan
jangka panjangnya, yang justru dapat merugikan pasien.
7. Penggunaan obat yang jelas-jelas akan mempengaruhi kebiasaan
atau persepsi yang keliru dari masyarakat terhadap hasil pengobatan.
Contoh: Kebiasaan pemberian injeksi roborantia pada pasien
dewasa yang selanjutnya akan mendorong penderita tersebut untuk
selalu minta diinjeksi jika datang dengan keluhan yang sama.
Secara ringkas dampak negatif
ketidakrasionalan penggunaan obat dapat
meliputi:
5. Dampak psikososial
Dengan memasyarakatnya penanganan diare di rumah tangga, petugas kesehatan
seolah dihinggapi keengganan (keraguan) untuk tetap memberikan Oralit tanpa
disertai obat lain pada pasien dengan diare akut non spesifik. Oleh sebab itu tidak
mengherankan apabila sebagian besar penderita diare akut non spesifik masih saja
mendapat injeksi maupun antibiotik, yang sebenarnya tidak diperlukan. Sementara
Oralit yang menjadi terapi utama justru sering tidak diberikan.
Memberikan roboransia pada anak dengan dalih untuk merangsang nafsu makan
sangatlah keliru apabila tidak disertai upaya untuk memotivasi orang tua agar
memberikan makanan yang bergizi, apalagi pada saat anak sakit.
THANK YOU