Pengobatan dapat disebut rasional apabila pasien menerima terapi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan kliniknya, sesuai dengan dosis yang dibutuhkannya, pada periode waktu
yang adekuat, dan dengan harga yang terjangkau untuk pasien dan masyarakat (WHO,1985).
Penggunaan obat Rasional dalam konteks biomedik mencakup beberapa kriteria, yaitu
b. Tepat obat, mempertimbangkan keefektifan, keamanan, kecocokan obat dengan pasien, dan
harga
d. Tepat pasien, bahwa tidak ada kontra indikasi, dan kemungkinan terjadinya efek samping
sangat kecil
e. Benar cara penyerahan obat, termasuk pemberian informasi yang tepat yang diberikan pada
Penggunaan obat tidak rasional terjadi pada semua Negara dan pada semua tatacara
pelayanan kesehatan, dari rumah sakit sampai di rumah. Hal tersebut mencakup masalah
pemberian obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan tetapi diresepkan, obat yang salah, tidak
aman, atau tidak efektif tetapi tetap diresepkan atau diserahkan, obat yang efektif tersedia
tetapi tidak digunakan, dan penggunaan obat yang tidak benar oleh pasien. Contoh
seharusnya. Polifarmasi dinilai dengan menghitung jumlah obat rata-rata yang diresepkan
pada pasien.
b. Penggunaan obat yang tidak perlu
Seringkali, pengobatan yang diterima pasien tidak diperlukan. Penggunaan obat yang tidak
penyerahan obat pada pasien. Data dari Negara maju dan Negara yang dalam masa transisi
mengindikasikan bahwa kurang dari 40 % pasien yang menerima terapi sesuai dengan standar
terapi.
d. Penggunaan obat yang tidak efektif dan obat dengan keamanan yang diragukan
Penggunaan obat yang tidak efektif kadang-kadang diberikan pada pasien karena sudah
umum digunakan atau karena pasien berfikir bahwa obat yang umum diresepkan adalah lebih
baik
e. Obat yang tidak aman
Kemungkinan terjadinya efek samping yang berat terjadi ketika obat yang tidak aman
diresepkan. Contoh yang umum adalah ketika steroid digunakan untuk merangsang
Penggunaan obat yang tidak tepat dalam skala yang luas bisa menyebabkan terjadinya
efek samping terhadap biaya pelayanan kesehatan, kualitas terapi dan pelayanan medik,
sebagaimana telah menjadi penyebab terjadinya resistensi mikroba. Efek samping lain
kemungkinan juga meningkat dan akan menimbulkan ketidakpercayaan pasien terhadap obat.
Peresepan obat yang tidak tepat dapat aja terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dapat memperburuk kualitas hidup pasien dan memberikan pengaruh yang
negative terhadap hasil terapi. Kemungkinan terjadinya reaksi efek samping meningkat ketika
obat yang diresepkan ternyata tidak diperlukan. Sebagai contoh, terjadinya over dosis
injeksi dapat menyebabkan penulatan HIV, hepatitis B dan C, dan penyakit lain yang
Penggunaan jangka panjang atau penggunaan antibiotika dengan dosis yang tidak
sesuai atau punggunaan zat-zat untuk kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya resistensi
strain mikroba dan parasit malaria. Keuntungan dalam bidang kesehatan yang berasal dari
terhadap antibiotika yang merupakan pilihan pertama dengan harga yang murah. Terjadinya
resistensi terhadap antimikroba merupakan fnomena biologi yang alami yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor termasuk oleh faktor manusia. Penggunaan antimikroba pada
beberapa dosis dan periode waktu akan memaksa mikroba untuk beradaptasi atau mati,
mikroba yang mampu beradaptasi dan bertahan memiliki gen resistensi yang akan
diwariskan. Bakteri yang menginfeksi yang merupakan mikroba yang resisten terutama akan
Ketika infeksi menjadi resisten terhadap antibiotika lini pertama , terapi harus beralih pada
antibiotic lini kedua atau lini pertama yang biasanya akan lebih mahal atau lebih toksik.
dapat menyebabkan terjadinya pemborosan baik pasien ataupun pada sistem kesehatan. Di
banyak Negara, penggunaan produk farmasi yang tidak esensial, seperti multivitamin atau
obat batuk menghabiskan sumber daya keuangan yang terbatas yang secara bijaksana dapat
dialihkan kepada obat lain yang lebih esensial dan penting, seperti vaksin dan antibiotika.
Penggunaan obat yang tidak tepat pada tahapan awal penyakit bisa menyebabkan
pengobatan untuk semua kondisi. Meskipun untuk hal yang ringan. Pasien akan lebih
Pasien mungkin akan meminta injeksi yang tidak dibutuhkan karena mereka telah terbiasa
diservis dengan sistem kesehatan yang moderen, kemudian mereka akan terbiasa
mendapatkan injeksi. Penelitian juga menunjuukkan bahwa pasien juga akan meminta dan
berharap dokter antibiotic yang sebenarnya tidak diperlukan untuk mengobati infeksi virus.