Anda di halaman 1dari 33

“ DISPENSING ANTIBIOTIK” Sara Nurmala, M.

Farm
DISPENSING PROCESS
1. Penerimaan resep
2. Pemeriksaan keberadaan obatnya
3. Interpretasi resep
4. Pengambilan obat
5. Preparasi dan proses pemberian
6. Komunikasi dengan pasien
7. Pemastian pasien mengerti penggunaan obat
8. Monitoring kepatuhan pasien
9. Pencatatan
DISPENSING…
"Siapa yang boleh melakukan dispensing?"
PERATURAN PEMERINTAH NO. 51 TAHUN 2009
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 35 TAHUN 2014
SETELAH PENYIAPAN OBAT DILAKUKAN HAL
SEBAGAI BERIKUT:
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
SETELAH PENYIAPAN OBAT DILAKUKAN HAL
SEBAGAI BERIKUT:
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan);
9. Menyimpan Resep pada tempatnya;
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
 Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter, tanggal
penulisan resep, tt/paraf dokter, nama alamat, umur, jenis kelamin,
berat badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta,
cara pemakaian yang jelas, informasi laiinnya.

 Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,


inkomp, cara dan lama pemberian.

 Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,


kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dll).
PELAYANAN RESEP CONTINUE…

Penyiapan obat
•Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, memberikan
etiket pada wadah.

•Etiket: jelas dan dapat dibaca.

•Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.

•Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan pemeriksaan akhir.


Penyerahan dilakukan apoteker disertai pemberian informasi dan konseling.
PELAYANAN RESEP CONTINUE…

Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang benar, jelas,


mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan, jangka
waktu pengobatan, aktivitas serta makanan minuman yang harus
dihindari selama terapi.
Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan
kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien.
Monitoring penggunaan obat: terutama pasien DM,
kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit kronis lainnya.
DISPENSING ANTIBIOTIK
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang.
Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan
bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak
tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya
tidak memerlukan antibiotik.
DISPENSING ANTIBIOTIK
Apoteker berperan penting dalam menghadapi resistensi
antibiotika, di antaranya dengan menyediakan konseling yang
tepat saat melakukan penyerahan obat kepada pasien atau
anggota keluarga pasien; mendorong pasien untuk mengonsumsi
antibiotika yang diresepkan hingga habis; bekerja sama dengan
dokter pemberi resep serta tenaga kesehatan lainnya
penggunaan antibiotika secara efektif dan efisien; serta
melakukan pengawasan terhadap sisa antibiotika serta
penggunaannya oleh pasien.
PENINGKATAN KEJADIAN RESISTENSI BAKTERI
TERHADAP ANTIBIOTIK BISA TERJADIDENGAN 2 CARA
1. Mekanisme Selection Pressure. Jika bakteri resisten tersebut
berbiak secara duplikasi setiap 20-30 menit (untuk bakteri
yang berbiak cepat), maka dalam 1-2 hari, seseorang
tersebut dipenuhi oleh bakteri resisten. Jika seseorang
terinfeksi oleh bakteri yang resisten maka upaya penanganan
infeksi dengan antibiotik semakin sulit.
2. Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui
plasmid. Hal ini dapat disebarkan antar kuman sekelompok
maupun dari satu orang ke orang lain.
ADA DUA STRATEGI PENCEGAHAN PENINGKATAN
BAKTERI RESISTEN:
1. Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan antibiotik
secara bijak (prudent use of antibiotics).
2. Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat diatasi
dengan meningkatkan ketaatan terhadap prinsip-prinsip kewaspadaan
standar (universal precaution).
FAKTOR FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK
TERDAPAT DUA KELOMPOK ANTIBIOTIK
BERDASARKAN SIFAT FARMAKOKINETIKNYA
FAKTOR INTERAKSI DAN EFEK SAMPING OBAT
Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain,
obat lain atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak
diharapkan. Efek dari interaksi yang dapat terjadi cukup
beragam mulai dari yang ringan seperti penurunan absorpsi
obat atau penundaan absorpsi hingga meningkatkan efek
toksik obat lainnya. Sebagai contoh pemberian siprofloksasin
bersama dengan teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin dan
dapat berisiko terjadinya henti jantung atau kerusakan otak
permanen.
DATA INTERAKSI OBAT-ANTIBIOTIK
DATA INTERAKSI OBAT-ANTIBIOTIK
PRINSIP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
(PRUDENT)
PEMILIHAN JENIS ANTIBIOTIK HARUS BERDASAR
DASAR PEMILIHAN JENIS DAN DOSIS ANTIBIOTIK:
1. Efikasi klinik dan keamanan berdasarkan hasil uji klinik.
2. Sensitivitas.
3. Biaya.
4. Kondisi klinis pasien.
5. Diutamakan antibiotik lini pertama/spektrum sempit.
6. Ketersediaan antibiotik (sesuai formularium rumah sakit).
7. Sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Terapi (PDT) setempatyangterkini.
8. Paling kecil memunculkan risiko terjadi bakteri resisten
RUTE PEMBERIAN
Antibiotik oral seharusnya menjadi pilihan pertama
untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat
dapat dipertimbangkan menggunakan antibiotik
parenteral (Cunha, BA., 2010). Jika kondisi pasien
memungkinkan, pemberian antibiotik parenteral harus
segera diganti dengan antibiotik per oral.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK KOMBINASI
1. Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari
satu jenis untuk mengatasi infeksi.
2. Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah :
a. Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek
sinergis).
b. Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri
resisten.
INDIKASI PENGGUNAAN ANTIBOTIK KOMBINASI
1. Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri).
2. Abses intra abdominal, hepatik, otak dan saluran genital
(infeksi campuran aerob dan anaerob).
3. Terapi empiris pada infeksi berat.
HAL-HAL YANG PERLU PERHATIAN
POLA
AKTIVITAS
ANTIBIOTIK
BERDASARKAN
PARAMETER
PK/PD
DAFTAR
ANTIBIOTIK
YANG
DILARANG
DIBERIKAN
PADA
ANAK
DAFTAR ANTIBIOTIK MENURUT KATEGORI
KEAMANAN UNTUK IBU HAMIL (FDA-USA)
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA USIA LANJUT
1. Pada penderita usia lanjut (>65 tahun) sudah dianggap
mempunyai mildrenal impairement (gangguan fungsi ginjal ringan)
sehingga penggunaan antibiotik untuk dosis pemeliharaan perlu
diturunkan atau diperpanjang interval pemberiannya.
2. Komorbiditas pada usia lanjut yang sering menggunakan berbagai
jenis obat memerlukan pertimbangan terjadinya interaksi dengan
antibiotik.
3. Terapi antibiotik empiris padapasien usia lanjut perlu
segera dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikrobiologi dan
penunjang yang lain
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
1. Apoteker mengkaji ulang kesesuaian instruksi pengobatan
di Rekam Pemberian Antibiotik (RPA) dengan rekam medik
dan menulis informasi yang perlu disampaikan kepada
dokter/perawat/tenaga medis lain terkait penggunaan
antibiotik tersebut dan memberi paraf pada RPA.
2. Apoteker menyiapkan antibiotik yang dibutuhkan secara unit
dose dispensing (UDD) ataupun secara aseptic dispensing
(pencampuran sediaan parenteral secara aseptis) jika SDM
dan sarana tersedia. Obat yang sudah disiapkan oleh Instalasi
Farmasi diserahkan kepada perawat ruangan.
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
3. Apoteker mengkaji kemungkinan interaksi antibiotik dengan
obat lain/larutan infus/makanan-minuman. Pemberian
antibiotik juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
4. Apoteker dapat memberikan rekomendasi kepada
dokter/perawat/pasien terkait dengan masalah interaksi yang
ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai