KOSMETOLOGI II
Dosen Pengampu:
Penyusun:
(066117327)
H 2017
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hal-Hal yang Berkaitan
dengan Rambut dan Sediaannya” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dra. Ella Noorlaela, M.Si., Apt. pada mata kuliah
Kosmetologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang rambut
dan sediaannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya mengucapkan terima kasih
kepada [bapak/ibu] [nama guru/dosen], selaku [guru/dosen] [bidang studi/mata kuliah] [nama
bidang studi/mata kuliah] yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
(066117327)
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................................i
B. Tujuan ....................................................................................................................................1
iii
5. Masalah Pewarna Rambut .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak masalah rambut yang telah dialami oleh manusia, mulai dari anak-
anak hingga orang tua. Penyebabnya karena perkembangan zaman yang semakin maju
berkaitan dengan dunia IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang mengakibatkan
banyaknya alat-alat canggih atau bahan-bahan/obat-obatan yang dipergunakan untuk rambut
oleh manusia itu sendiri, sehingga ditemukan permasalahan mengenai rambut.Saat ini begitu
banyak sekali keluhan mengenai masalah rambut, seperti rambut kering, rambut rontok, dan
keluhan lainnya yang dialami. Masalah tersebut mengakibatkan rambut tidak indah karena
kasar, pecah-pecah, bercabang, warna rambut kekuningan, kusam, dan kusut, juga tidak rapi
dan sulit ditata, terkadang rambut terlihat begitu mengembang, namun sulit diatur.
Rambut ialah mahkota bagi semua manusia karena rambut mempunyai fungsi untuk
memberikan kehangatan, perlindungan, selain itu rambut juga berfungsi untuk keindahan dan
penunjang penampilan. Rambut yang sehat mempunyai ciri-ciri tebal, berwarna hitam,
berkilau, tidak kusut dan tidak rontok yang menjadi kebutuhan dan keinginan semua orang.
Tetapi tidak semua orang dapat mempunyai rambut yang sehat, karena di pengaruhi oleh
berbagai faktor yang dapat menyebabkan rambut menjadi tidak sehat. Maka dari itu penulis
membuat makalah mengenai “Hal-Hal yang Berkaitan dengan Rambut dan Sediaannya” agar
dapat mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme kerja dari masing-masing sediaan rambut.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah, kategori, tipe dan fungsi dari rambut dan sediannya
2. Mengetahui fungsi, bahan, dan mekanisme dari sediaan perawatan rambut
3. Mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme dari sediaan pewarna rambut
4. Mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme dari pengeriting rambut
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Pengertian Rambut
Rambut adalah bagian tambahan pada kulit kepala yang memberikan
perlindungan, kehangatan dan keindahan. Rambut tidak memiliki saraf perasa
sehingga tidak terasa sakit bila dipotong. Rambut di berbagai negara sangat berbeda,
tetapi memiliki kesamaan dalam hal susunannya. Perbedaannya terletak pada tebal,
kedalaman akar rambut dan cara tumbuh (Rostamailis,2008).
Rambut terdiri atas batang dan akar rambut. Batang rambut adalah penempatan sel
tanduk di masing–masing bagian kulit kepala yang berbeda dalam hal tebal, panjang,
dan warnanya. Akar rambut dialiri darah melalui saraf. Maka dari itu, rambut sensitif
terhadap cuaca, lingkungan, alat-alat perawatan atau zat-zat kimia yang digunakan
untuk tata rias rambut. Batang rambut tumbuh di atas kulit dan akarnya tertanam di
dalam kulit, perubahan biologis rambut terjadi dalam akar yang akan menentukan
pertumbuhan dan perontokkan rambut. Reaksi biokimia yang mempengaruhi
pertumbuhan rambut terletak pada bagian bawah akar (Azis, 1999).
3
3. Jenis Rambut
Perbedaan jenis rambut berdasarkan struktur rambut. Keadaan kulit kepala dan
sekitarnya dapat mempengaruhi keadaan rambut itu sendiri. Jenis rambut
berhubungan dengan derajat keaktifan kelenjar lemak yang terdapat pada samping
akar rambut. Jenis rambut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rambut Normal
Pada rambut normal kelenjar lemak atau palit bekerja dengan normal,
menghasilkan minyak atau sebum yang akan melumasi rambut dan kulit kepala
secara normal. Rambut akan kelihatan segar dan bercahaya, tidak kusam dan
lengket, serta tumbuhnya sehat dan teratur sehingga memudahkan dalam penataan
dan perawatannya (Rostamailis, 2008).
b. Rambut Kering
Rambut kering terjadi akibat keadaan kelenjar lemak atau palit bekerja
kurang aktif sehingga hasil minyak atau sebum kurang dari keadaan normal yang
akan mengakibatkan kulit kepala dan rambut menjadi kering. Rambut kering akan
terlihat kusam, warna rambut kemerahan dan pudar, serta ujung rambut bercabang
(pecah-pecah). Bila diraba dengan jari terasa rapuh, mudah putus, gemerisik dan
susah diatur (Sani, 2010).
c. Rambut Berminyak
Pada rambut berminyak kelenjar lemak atau palit bekerja terlalu giat dan
aktif sehingga menghasilkan minyak atau sebum yang berlebihan. Yang
mengakibatkan, rambut menjadi basah atau lembab. Rambut berminyak terlihat
tebal, mengkilat, dan lepek. Biasanya rambut berminyak tumbuh dengan subur
dan lebat.Jjika diraba dengan jari terasa basah, cepat kotor dan kulit kepala mudah
terkelupas, serta berbau apek karena tercampur bakteri (Sani, 2010).
4. Fungsi Rambut
Rambut merupakan mahkota bagi semua manusia karena rambut memiliki fungsi
untuk memberikan perlindungan dan kehangatan selain itu rambut juga berfungsi
untuk keindahan dan penunjang penampilan (Rostamailis, 2009). Rambut hampir
terdapat pada seluruh bagian tubuh dan mempunyai berbagai fungsi, antara lain
4
fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai mahkota bagi wanita,
sedangkan bagi pria rambut dapat memengaruhi rasa percaya diri (Priskila, 2012)
Selain memiliki fungsi estetika rambut juga memiliki fungsi biologis antara lain
sebagai berikut:
a. Pengaturan Suhu Badan
Pada manusia fungsi ini hampir tidak ada lagi, sejalan dengan
perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang memberikan
gagasan atau ide melalui cara-cara lain untuk memelihara suhu tubuh yang
konstan dengan kelenjar-kelenjar keringat, peredaran darah kulit dan pengaruh
susunan saraf terhadap struktur rambut. Dalam keadaan dingin, maka kondisi
pori-pori rambut akan mengecil. Sedangkan dalam keadaan panas, maka kondisi
pori-pori rambut akan membesar (Cipta, 2001).
b. Alat Perasa
Rambut dapat memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit.
Misalnya, sentuhan terhadap bulu mata dapat menimbulkan reflek menutup
kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding lurus dengan
kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan
rambut mencapai 312/cm2 sangat peka terhadap sentuhan (Kusumadewi).
5
2. Manfaat Perawatan Rambut
a. Mengatasi kerontokan dan membuat rambut lebih kuat biasanya tanaman yang
digunakan adalah ginseng
b. Membantu pertumbuhan rambut biasanya tanaman yang digunakan adalah aloe
vera atau lidah buaya terkenal sebagai bahan alami yang baik untuk pertumbuhan
rambut.
c. Menghaluskan rambut biasanya tanaman yang digunakan adalah olive oil atau
minyak zaitun.
d. Mengatasi ketombe biasanya tanaman yang digunakan adalah tea tree oil.
e. Menghilangkan kekusaman rambut.
f. Perawatan rambut rusak.
6
adalah surfaktan anionik, berfungsi sebagai detergen, agen pengemulsi, penetran
kulit, pelumas kapsul dan tablet, serta agen pembasah (Rowe dkk., 2015)
c. Trietanolamin (TEA)
Trietanolamin (TEA) mempunyai rumus empiris C6H15NO3 yang
tersusun dari campuran basa 2,2’,2’-nitrilotrietanol, 2,2’-iminobisetanol
(dietanolamin) dan sejumlah kecil 2-aminoetanol (monoetanolamin). TEA
memiliki pemerian yang jernih, berupa cairan kental tak berwarna, pucat dengan
sedikit bau amoniak. Dengan pH 10,5 dalam 0,1 N larutan, bersifat higroskopis
dan dapat mengalami perubahan warna menjadi coklat apabila terpapar udara dan
cahaya. TEA berfungsi sebagai agen pembasah, dan agen pengemulsi (Rowe
dkk., 2015).
d. Propilen Glikol
Propilen glikol mempunyai rumus empiris C3H8O2 dengan bobot molekul
sebesar 76,09. Propilen glikol berfungsi sebagai humektan, kosolven, dan agen
penstabil. Nama lain dari propilen glikol yaitu methyl ethylene glycol; methyl
glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum. Rentang konsentrasi yang digunakan
sebagai kosolven sediaan topikal yaitu 5-80%. Propilen glikol memiliki pemerian
jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, mempunyai rasa agak manis,
hampir menyerupai gliserin.
e. Nipagin
Nipagin mempunyai rumus empiris C8H8O3 yang biasanya disebut
dengan metil paraben. Pemerian dari nipagin yaitu berbentuk kristal tidak
berwarna atau kristal bubuk putih, tidak berbau, dan memiliki rasa sedikit
terbakar. Berfungsi sebagai pengawet. Rentang konsentrasi yang digunakan untuk
sediaan topikal yaitu 0,02% - 0,3% (Rowe dkk., 2015).
f. Nipasol
Nipasol (C10H12O3) disebut juga dengan propil paraben. Mempunyai
nama kimia propil-4-hidroksibenzoat. Pemerian nipasol yaitu kristal berwarna
putih atau bubuk, tidak berasa, dan tidak berbau. Digunakan sebagai pengawet
dalam sediaan farmasi ataupun makanan. Konsentrasi yang digunakan untuk
sediaan topikal yaitu 0,01 % - 0,6% (Rowe dkk., 2015).
7
4. Mekanisme Kerja Perawatan Rambut
Shampo anti ketombe bekerja melalui tiga mekanisme. Pertama bahan-bahan
seperti tar batubara bersifat antikeratostatik yang berfungsi menghambat pembelahan
sel keratinosit. Kedua deterjen dalam shampo bersifat keratolitik yang berfungsi
membongkar tumpukan kerak yang menumpuk. Ketiga agen antijamur
seperti ketoconazole yang berfungsi menghambat pertumbuhan jamur. Komponen-
komponen lain seperti selenium sulfida dapat menghambat pertumbuhan jamur dan
juga dapat menghambat pembentukan kerak di kepala.
8
c. Menutup atau Menyamarkan Rambut Beruban dengan Wonder Series
Rambut beruban bukan hal normal bagi orang berusia 20 sampai 30 tahun.
Rambut dengan uban premature terjadi karena beberapa alasan, tetapi biasanya
disebabkan oleh kurangnya pigmen melanin pada folikel rambut. Kurangnya
pigmen melanin pada rambut terjadi karena usia, akan tetapi pada beberapa orang
rambut beruban terjadi karena beberapa factor antara lain karena kebiasaan
merokok, ketidakseimbangan hormon, stress hingga kurang nutrisi. Salah satu
cara untuk menutupinya adalah dengan mewarnai rambut.
9
d. Zat Pewarna
1) Zat Warna Alam
Indigo berupa serbuk daun kering terutama dari jenis Indigofera
argentea biasa digunakan dalam kombinasi dengan hena (coklat sampai
hitam).
Bunga kamomil, diperoleh dari Matricacia chammomilla mengandung
apigenin yang berwarna kuning (4’,5,7, trihiroksiflavon).
Ekstrak kayu brazil, diperoleh dari Caesalpinia braziliensis atau C.
echinata mengandung zat brazilin yang bewarna kekuningan bila terkena
oksigen atau dengan alkali akan berubah menjadi warna merah dan jika
dikombinasi akan menghasilkan warna coklat.
2) Zat Warna Senyawa Logam
Zat warna senyawa logam meliputi bismut nitrat, kadmium sulfat, kobalt
sulfat, nikel sulfat, AgNO3, CuSO4 dan Pb. Acetat (1-2%). Sedangkan Zat
pembangkit warna meliputi asam tioglikolat, monoetanolamtioglikolat,
natrium metabisulfit, natrium sulfida, Nanatrium tiosulfat 3%, dan pirogalol
1%.
3) Zat Warna Organik Sintetik
Zat warna organik sintetik dapat dikelompokan menjadi senyawa-senyawa
amina, aminofenol dan zat warna oksidatif. Zat warna oksidatif terdiri dari
zat warna organik atau zat pewarna rambut permanen. Zat warna oksidatif
meliputi pirogalol, resorsinol, aminohidrokinon, 1,2,4-trihidroksibenzen, 2,4-
diaminofenol, 2-amino-4-nitrofenol, parafenilendiamina, 2-nitro
parafenilendiamina dll.
4) Zat Warna Sintetik
Zat warna sintetik meliputi 4-amino-3-nitrofenilaminoetilamina, 2-amino-
4-nitrofeniletanolamina, 5,8-dihidroksinaftokinon, hitam biru naftol, dan lain-
lain. Zat warna asam meliputi asam pirogalat (perlu penambahan alkali untuk
mempercepat oksidasi).
10
4. Mekanisme Kerja Pewarna Rambut
Pewarna rambut bekerja dengan melibatkan reaksi kimia antara molekul dalam
rambut dan pigmen dalam pewarna rambut, Pewarna rambut umumnya digolongkan
menjadi 3 yaitu pewarna rambut termporer, semi permanen dan permanen yang
dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya. Penjelasan mengenai mekanismenya
sebagai berikut:
a. Pewarna Rambut Temporer
Molekul pigmen dalam pewarna rambut temporer berukuran besar
sehingga pigmen tersebut tidak dapat masuk ke dalam lapisan kutikula atau kulit
ari rambut. Pewarna rambut temporer bekerja dengan cara melapisi rambut atau
biasa disebut coating dengan bantuan asam. Pewarna rambut jenis ini mudah
dihilangkan dengan sekali keramas menggunakan shampo dan konsumen yang
menggunakan produk ini tidak perlu khawatir warna rambut aslinya akan hilang.
b. Pewarna Rambut Semipermanen
Molekul pigmen dalam pewarna rambut semipermanen lebih kecil
dibanding pewarna rambut temporer. Sehingga pigmen tersebut dapat masuk ke
dalam helai rambut dan menembus lapisan kutikula. Untuk dapat memasukkan
molekul pigmen dalam rambut, lapisan kutikula harus dibuka terlebih dahulu,
dengan cara memanaskan rambut. Jika pewarna rambut temporer dapat
dihilangkan hanya dengan sekali keramas, sedangkan pewarna rambut
semipermanen dapat bertahan sampai 8 hingga 14 kali keramas.
c. Pewarna Rambut Permanen
Penggunaan pewarna rambut permanen, harus menjalani 2 proses yaitu
menghilangkan warna rambut asli kemudian baru menambahkan warna baru.
Proses menghilangkan warna rambut asli disebut dengan bleaching.
Bleaching agent biasanya digunakan hidrogen peroksida, yang akan bereaksi
dengan melanin melalui reaksi oksidasi yang irreversibel (tidak dapat balik).
Melanin tersebut masih ada, tetapi molekul yang teroksidasi tadi menjadi tidak
berwarna. Rambut yang telah dibleaching cenderung mempunyai warna kuning,
yaitu warna alami dari keratin. Bleaching agent juga lebih mudah bereaksi dengan
pigmen gelap eumelanin daripada phaeomelanin.
11
Sebelum warna rambut dimasukkan, maka lapisan kutikula harus dibuka
terlebih dahulu. Namun proses pembukaan lapisan kutikula tidak dilakukan
dengan pemanasan, melainkan dengan bantuan larutan basa (biasanya amoniak).
Setelah lapisan kutikula terbuka, maka pewarna rambut akan mudah masuk dan
berikatan dengan lapisan kortek, yaitu lapisan terdalam pada rambut. Amoniak
juga berfungsi sebagai katalis pada proses tersebut. Alkohol dan kondisioner juga
terdapat pada pewarna rambut permanen yang berfungsi untuk menutup kembali
lapisan kutikula sehingga warna rambut baru akan bertahan lama dalam rambut.
12
merawat rambut. Dapat menggunakan lidah buaya, kemiri, seledri, jeruk nipis,
bayam, mengkudu dan telur.
13
tergantung pada pH, tetapi asam tioglikolat dengan pH >10 dapat menyebabkan
rambut rontok. Asam tioglikolat bersifat mereduksi yang bereaksi dengan polipeptida
keratin rambut sehingga menyebabkan pecahnya rantai jembatan disulfida membentuk
keratin reduksi dan asam ditioglikolat. Reaksi ini akan berjalan terus dan harus
dihentikan dengan zat penetral.
Larutan pengeriting memecah ikatan disulfide. Pada saat rambut dalam
penggulungan, zat penetral yang mengandung bahan pengoksidasi dapat
mengembalikan rambut ke kondisi asal dengan pembentukan kembali rantai disulfide.
Baham pengoksida yang umum digunakan adalah Na-Bromida atau Hydrogen-
Peroksida
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan isi dari makalah ini sediaan untuk rambut merupakan salah satu dari
kosmetika yang terdiri dari sediaan perawatan rambut, pewarna rambut dan pengeriting
rambut. Masing-masing dari sediaan tersebut memiliki fungsi, bahan dan mekanisme
kerja yang berbeda-beda tergantung dengan jenis rambut itu sendiri. Sediaan yang baik
adalah sediaan yang menggunakan bahan yang sesuai dengan komposisi yang mengikuti
aturan, tetapi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan bahan alam bukan bahan
sintetik karena jika terakumulasi dengan jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama
maka akan berefek buruk bagi kesehatan tubuh terutama rambut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Azis S., Muktiningsih S. R. (1999). Studi Kegunaan Sediaan Rambut. Media Litbangkes.
Durektorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makana Republik Indonesia. 1985. Formularium
Kusumadewi, et.al. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meutia.
Phenylenediamine. CID=7814
Priskila V. (2012). Uji Stabilitas Fisik dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus Putih
Jantan Dari Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Air Bonggol Pisang Kepok
(Musa balbisiana). Jakarta: Universitas Indonesia.
Rostamailis. 2008. Tata Kecantikan Rambut Jilid 1 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Rostamailis, et.al. 2009. Tata Kecantikan Rambut: Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Saraswati, A. R., dan N. A. Putriana. 2017. Formulasi Shampo Anti Ketombe dan Anti Kutu
16