Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEORI

KOSMETOLOGI II

“HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN RAMBUT DAN SEDIAANNYA”

Dosen Pengampu:

Dra. Ella Noorlaela, M.Si., Apt.

Penyusun:

Zahara Youlanda Usman

(066117327)

H 2017

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hal-Hal yang Berkaitan
dengan Rambut dan Sediaannya” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dra. Ella Noorlaela, M.Si., Apt. pada mata kuliah
Kosmetologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang rambut
dan sediaannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Saya mengucapkan terima kasih
kepada [bapak/ibu] [nama guru/dosen], selaku [guru/dosen] [bidang studi/mata kuliah] [nama
bidang studi/mata kuliah] yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Maret 2020

Zahara Youlanda Usman

(066117327)

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1

B. Tujuan ....................................................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................................................2

A. Tinjauan Tentang Rambut ...................................................................................................2

1. Sejarah Perawatan Rambut .............................................................................................. 2

2. Pengertian Rambut .............................................................................................................3

3. Jenis Rambut ....................................................................................................................... 4

4. Fungsi Rambut ....................................................................................................................4

B. Sediaan Perawatan Rambut ..................................................................................................5

1. Pengertian Perawatan Rambut .......................................................................................... 5

2. Manfaat Perawatan Rambut.............................................................................................. 6

3. Bahan Perawatan Rambut .................................................................................................6

4. Mekanisme Kerja Perawatan Rambut .............................................................................8

C. Sediaan Pewarna Rambut .....................................................................................................8

1. Pengertian Pewarna Rambut ............................................................................................ 8

2. Manfaat Pewarna Rambut ................................................................................................ 8

3. Bahan Pewarna Rambut ...................................................................................................9

4. Mekanisme Kerja Pewarna Rambut ..............................................................................11

iii
5. Masalah Pewarna Rambut .............................................................................................. 12

D. Sediaan Pengeriting Rambut .............................................................................................. 13

1. Pengertian Pengeriting Rambut ..................................................................................... 13

2.Manfaat Bahan Pengeriting Rambut ..............................................................................13

3. Bahan Pengeriting Rambut ............................................................................................. 14

4. Mekanisme Kerja Pengeriting Rambut .........................................................................14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................16

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini banyak masalah rambut yang telah dialami oleh manusia, mulai dari anak-
anak hingga orang tua. Penyebabnya karena perkembangan zaman yang semakin maju
berkaitan dengan dunia IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang mengakibatkan
banyaknya alat-alat canggih atau bahan-bahan/obat-obatan yang dipergunakan untuk rambut
oleh manusia itu sendiri, sehingga ditemukan permasalahan mengenai rambut.Saat ini begitu
banyak sekali keluhan mengenai masalah rambut, seperti rambut kering, rambut rontok, dan
keluhan lainnya yang dialami. Masalah tersebut mengakibatkan rambut tidak indah karena
kasar, pecah-pecah, bercabang, warna rambut kekuningan, kusam, dan kusut, juga tidak rapi
dan sulit ditata, terkadang rambut terlihat begitu mengembang, namun sulit diatur.
Rambut ialah mahkota bagi semua manusia karena rambut mempunyai fungsi untuk
memberikan kehangatan, perlindungan, selain itu rambut juga berfungsi untuk keindahan dan
penunjang penampilan. Rambut yang sehat mempunyai ciri-ciri tebal, berwarna hitam,
berkilau, tidak kusut dan tidak rontok yang menjadi kebutuhan dan keinginan semua orang.
Tetapi tidak semua orang dapat mempunyai rambut yang sehat, karena di pengaruhi oleh
berbagai faktor yang dapat menyebabkan rambut menjadi tidak sehat. Maka dari itu penulis
membuat makalah mengenai “Hal-Hal yang Berkaitan dengan Rambut dan Sediaannya” agar
dapat mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme kerja dari masing-masing sediaan rambut.

B. Tujuan

1. Mengetahui sejarah, kategori, tipe dan fungsi dari rambut dan sediannya
2. Mengetahui fungsi, bahan, dan mekanisme dari sediaan perawatan rambut
3. Mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme dari sediaan pewarna rambut
4. Mengetahui fungsi, bahan dan mekanisme dari pengeriting rambut

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Rambut

1. Sejarah Perawatan Rambut


Pada awalnya, nenek moyang kita sempat berada di era yang
menggunakan essential oil, kemudian sabun batangan untuk mencuci rambut.
Namun, pemakaian dalam hal ini tidak bertahan lama karena kurang memenuhi
kebutuhan perawatan rambut. Essential oil membuat rambut menjadi lepek dan
berminyak sedangkan sabun batangan justru menimbulkan iritasi kulit kepala.
Akhirnya, pada tahun 1989, ahli kimia asal Berlin, Hans Schwarzkopf, menciptakan
sebuah inovasi berupa bubuk sampo yang dapat larut dalam air. Produk ini sangat
populer pada masanya dan dijual di drugstore miliknya walaupun kandungan
alkalinya masih cenderung menyebabkan rambut terlihat kusam. Sebuah artikel yang
dilansir oleh New York Times pada tahun 1908 juga mengilustrasikan sulitnya ritual
merawat rambut yang masih harus melalui banyak proses. Misalnya harus dilakukan
tiap dua minggu di malam hari diikuti dengan menyisir, dibilas sampai empat kali
dengan bilasan air dingin sehingga dapat mengakibatkan risiko flu.
Tahun 1927, sampo cair pembersih rambut pertama mulai dibuat. Sampo pada saat
itu merupakan cairan sintetis campuran yang ternyata masih saja kurang memberikan
hasil yang diinginkan yaitu rambut yang sehat berkilau. Kemudian, pada tahun
1930, Procter & Gamble membuat sampo cair dengan kandungan bahan dasar sulfat
sebagai agen pembersih. Sampo non-alkali baru ditemukan di tahun 1933 oleh
Schwarzkopf. Pada tahun 1936, Dr. John Breck berhasil memperkenalkan sampo
dengan kadar pH seimbang di Amerika. Produk ini mulai dijual secara komersil
dengan Breck girls sebagai ikon perusahaan produk perawatan rambut ini.
Sampo semakin mengalami diversifikasi produk seiring dengan ditemukannya
sampo sintetis di tahun 1950. Komposisi sampo juga terus mengalami
pengembangan di era tahun 60-an. Dengan mengandalkan air sebagai bahan
utamanya, sampo mulai merambah sejumlah bahan kimia yang diramu khusus untuk
2
membersihkan rambut secara maksimal dengan spesifikasi sesuai kebutuhan
pemakainya, seperti formula khusus untuk rambut yang dicat dan serta formula yang
lebih lembut untuk bayi. Tahun 1963 juga ditemukanlah sampo khusus untuk rambut
berketombe.
Namun, di tahun 2000-an, beberapa keluhan akan dampak penggunaan sampo
berbahan kimia mulai muncul seiring dengan kontroversi penggunaan Sodium
Laureth Sulphate (SLS) pada sampo. Akhirnya, di tahun 2007, mulai lahir sampo
natural yang bebas SLS dengan menggunakan bahan dasar essential oil.
Perkembangan terakhir di dunia sampo adalah munculnya era dry shampoo yang
dapat digunakan tanpa air dan keramas. Dry shampoo sangat efektif untuk menyerap
minyak berlebih dan memberikan volume indah tanpa perlu mengggunakan air
ataupun blow dryer. Tak perlu khawatir akan sejumlah bahan kimia yang kerap bikin
alergi seperti paraben, sulfate, synthetic dyes, petro chemical, phthalates,
GMO maupun triclosan. Bagaimanapun juga, penggunaan dry shampoo hanya
bersifat sebagai pertolongan pertama saat tidak sempat keramas. Sebaiknya tetap
cuci rambut menggunakan air dengan menggunakan sampo dan kondisioner yang
tepat.

2. Pengertian Rambut
Rambut adalah bagian tambahan pada kulit kepala yang memberikan
perlindungan, kehangatan dan keindahan. Rambut tidak memiliki saraf perasa
sehingga tidak terasa sakit bila dipotong. Rambut di berbagai negara sangat berbeda,
tetapi memiliki kesamaan dalam hal susunannya. Perbedaannya terletak pada tebal,
kedalaman akar rambut dan cara tumbuh (Rostamailis,2008).
Rambut terdiri atas batang dan akar rambut. Batang rambut adalah penempatan sel
tanduk di masing–masing bagian kulit kepala yang berbeda dalam hal tebal, panjang,
dan warnanya. Akar rambut dialiri darah melalui saraf. Maka dari itu, rambut sensitif
terhadap cuaca, lingkungan, alat-alat perawatan atau zat-zat kimia yang digunakan
untuk tata rias rambut. Batang rambut tumbuh di atas kulit dan akarnya tertanam di
dalam kulit, perubahan biologis rambut terjadi dalam akar yang akan menentukan
pertumbuhan dan perontokkan rambut. Reaksi biokimia yang mempengaruhi
pertumbuhan rambut terletak pada bagian bawah akar (Azis, 1999).

3
3. Jenis Rambut
Perbedaan jenis rambut berdasarkan struktur rambut. Keadaan kulit kepala dan
sekitarnya dapat mempengaruhi keadaan rambut itu sendiri. Jenis rambut
berhubungan dengan derajat keaktifan kelenjar lemak yang terdapat pada samping
akar rambut. Jenis rambut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rambut Normal
Pada rambut normal kelenjar lemak atau palit bekerja dengan normal,
menghasilkan minyak atau sebum yang akan melumasi rambut dan kulit kepala
secara normal. Rambut akan kelihatan segar dan bercahaya, tidak kusam dan
lengket, serta tumbuhnya sehat dan teratur sehingga memudahkan dalam penataan
dan perawatannya (Rostamailis, 2008).
b. Rambut Kering
Rambut kering terjadi akibat keadaan kelenjar lemak atau palit bekerja
kurang aktif sehingga hasil minyak atau sebum kurang dari keadaan normal yang
akan mengakibatkan kulit kepala dan rambut menjadi kering. Rambut kering akan
terlihat kusam, warna rambut kemerahan dan pudar, serta ujung rambut bercabang
(pecah-pecah). Bila diraba dengan jari terasa rapuh, mudah putus, gemerisik dan
susah diatur (Sani, 2010).
c. Rambut Berminyak
Pada rambut berminyak kelenjar lemak atau palit bekerja terlalu giat dan
aktif sehingga menghasilkan minyak atau sebum yang berlebihan. Yang
mengakibatkan, rambut menjadi basah atau lembab. Rambut berminyak terlihat
tebal, mengkilat, dan lepek. Biasanya rambut berminyak tumbuh dengan subur
dan lebat.Jjika diraba dengan jari terasa basah, cepat kotor dan kulit kepala mudah
terkelupas, serta berbau apek karena tercampur bakteri (Sani, 2010).

4. Fungsi Rambut
Rambut merupakan mahkota bagi semua manusia karena rambut memiliki fungsi
untuk memberikan perlindungan dan kehangatan selain itu rambut juga berfungsi
untuk keindahan dan penunjang penampilan (Rostamailis, 2009). Rambut hampir
terdapat pada seluruh bagian tubuh dan mempunyai berbagai fungsi, antara lain

4
fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai mahkota bagi wanita,
sedangkan bagi pria rambut dapat memengaruhi rasa percaya diri (Priskila, 2012)
Selain memiliki fungsi estetika rambut juga memiliki fungsi biologis antara lain
sebagai berikut:
a. Pengaturan Suhu Badan
Pada manusia fungsi ini hampir tidak ada lagi, sejalan dengan
perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang memberikan
gagasan atau ide melalui cara-cara lain untuk memelihara suhu tubuh yang
konstan dengan kelenjar-kelenjar keringat, peredaran darah kulit dan pengaruh
susunan saraf terhadap struktur rambut. Dalam keadaan dingin, maka kondisi
pori-pori rambut akan mengecil. Sedangkan dalam keadaan panas, maka kondisi
pori-pori rambut akan membesar (Cipta, 2001).
b. Alat Perasa
Rambut dapat memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit.
Misalnya, sentuhan terhadap bulu mata dapat menimbulkan reflek menutup
kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding lurus dengan
kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan
rambut mencapai 312/cm2 sangat peka terhadap sentuhan (Kusumadewi).

B. Sediaan Perawatan Rambut (Shampo)

1. Pengertian Perawatan Rambut


Sampo merupakan sediaan berupa cairan, padatan, ataupun serbuk yang
mengandung bahan aktif tertentu dapat digunakan untuk menghilangkan minyak,
kotoran yang terdapat pada rambut ataupun permukaan kulit kepala. Sampo adalah
salah satu sediaan kosmetik yang dimaksudkan untuk tujuan keramas. Sampo
mempunyai banyak manfaat diantaranya adalah dapat menghilangkan minyak, debu,
serpihan kulit dan kotoran. Rambut ataupun kulit kepala akan menjadi bersih, lembut,
berkilau dan mudah diatur apabila setelah melakukan keramas dengan sampo
(Saraswati dan Putriana, 2017).

5
2. Manfaat Perawatan Rambut
a. Mengatasi kerontokan dan membuat rambut lebih kuat biasanya tanaman yang
digunakan adalah ginseng
b. Membantu pertumbuhan rambut biasanya tanaman yang digunakan adalah aloe
vera atau lidah buaya terkenal sebagai bahan alami yang baik untuk pertumbuhan
rambut.
c. Menghaluskan rambut biasanya tanaman yang digunakan adalah olive oil atau
minyak zaitun.
d. Mengatasi ketombe biasanya tanaman yang digunakan adalah tea tree oil.
e. Menghilangkan kekusaman rambut.
f. Perawatan rambut rusak.

3. Bahan Perawatan Rambut


a. Karbopol
Nama lain dari karbopol yaitu acrypol, acritamer, polimer asam akrilat,
carbomer, polimetilena karboksi, asam poliakrilat, polimer carboxyvinyl,
pemulen, dan tego carbomer. Pemerian karbopol adalah bubuk berwarna putih,
halus, bersifat asam, higroskopis, dengan sedikit bau khas, kadang berbentuk
granular. Karbopol biasanya digunakan dalam formulasi sediaan cairan atau
semisolid termasuk krim, gel, lotion, dan salep sebagai pengubah rheology. Selain
itu karbopol juga berfungsi sebagai material bioadhesiv, agen pengontrol
pelepasan, agen pengemulsi, penstabil emulsi, dan pengikat tablet. Konsentrsi
karbopol sebagai gelling agent yaitu 0,5%-2%. Karbopol bersifat stabil,
higroskopik, peningkatan temperatur secara berlebih dapat mengakibatkan
viskositas menurun sehingga stabilitasnya pun juga akan menurun. Viskositas
karbopol berkisar antara 40.0000-60.000 (cP) (Rowe dkk., 2015).
b. Natrium Lauril Sulfat
Nama lain dari natrium lauril sulfat (C12H25NaO4S) yaitu dodesil sodium
sulfat, garam natrium, sodium lauril sulfat, sodium dodesil sulfat, texapon K12P
dan lain-lain. Pemerian natriun lauril sulfat adalah berbentuk kristal, serbuk
ataupun serpihan yang berwarna putih atau krem hingga kuning pucat,
mempunyai rasa pahit, dan bau samar zatzat berlemak. Natrium lauril sulfat

6
adalah surfaktan anionik, berfungsi sebagai detergen, agen pengemulsi, penetran
kulit, pelumas kapsul dan tablet, serta agen pembasah (Rowe dkk., 2015)
c. Trietanolamin (TEA)
Trietanolamin (TEA) mempunyai rumus empiris C6H15NO3 yang
tersusun dari campuran basa 2,2’,2’-nitrilotrietanol, 2,2’-iminobisetanol
(dietanolamin) dan sejumlah kecil 2-aminoetanol (monoetanolamin). TEA
memiliki pemerian yang jernih, berupa cairan kental tak berwarna, pucat dengan
sedikit bau amoniak. Dengan pH 10,5 dalam 0,1 N larutan, bersifat higroskopis
dan dapat mengalami perubahan warna menjadi coklat apabila terpapar udara dan
cahaya. TEA berfungsi sebagai agen pembasah, dan agen pengemulsi (Rowe
dkk., 2015).
d. Propilen Glikol
Propilen glikol mempunyai rumus empiris C3H8O2 dengan bobot molekul
sebesar 76,09. Propilen glikol berfungsi sebagai humektan, kosolven, dan agen
penstabil. Nama lain dari propilen glikol yaitu methyl ethylene glycol; methyl
glycol; propane-1,2-diol; propylenglycolum. Rentang konsentrasi yang digunakan
sebagai kosolven sediaan topikal yaitu 5-80%. Propilen glikol memiliki pemerian
jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, mempunyai rasa agak manis,
hampir menyerupai gliserin.
e. Nipagin
Nipagin mempunyai rumus empiris C8H8O3 yang biasanya disebut
dengan metil paraben. Pemerian dari nipagin yaitu berbentuk kristal tidak
berwarna atau kristal bubuk putih, tidak berbau, dan memiliki rasa sedikit
terbakar. Berfungsi sebagai pengawet. Rentang konsentrasi yang digunakan untuk
sediaan topikal yaitu 0,02% - 0,3% (Rowe dkk., 2015).
f. Nipasol
Nipasol (C10H12O3) disebut juga dengan propil paraben. Mempunyai
nama kimia propil-4-hidroksibenzoat. Pemerian nipasol yaitu kristal berwarna
putih atau bubuk, tidak berasa, dan tidak berbau. Digunakan sebagai pengawet
dalam sediaan farmasi ataupun makanan. Konsentrasi yang digunakan untuk
sediaan topikal yaitu 0,01 % - 0,6% (Rowe dkk., 2015).

7
4. Mekanisme Kerja Perawatan Rambut
Shampo anti ketombe bekerja melalui tiga mekanisme. Pertama bahan-bahan
seperti tar batubara bersifat antikeratostatik yang berfungsi menghambat pembelahan
sel keratinosit. Kedua deterjen dalam shampo bersifat keratolitik yang berfungsi
membongkar tumpukan kerak yang menumpuk. Ketiga agen antijamur
seperti ketoconazole yang berfungsi menghambat pertumbuhan jamur. Komponen-
komponen lain seperti selenium sulfida dapat menghambat pertumbuhan jamur dan
juga dapat menghambat pembentukan kerak di kepala.

C. Sediaan Pewarna Rambut

1. Pengertian Pewarna Rambut


Sediaan pewarna rambut merupakan sediaan kosmetik yang digunakan dalam tata
rias rambut untuk mewarnai rambutat atau untuk mengembalikan asal warna rambut
(Dirjen PM, 1985). Komponen utama dari rambut ialah keratin, yaitu protein yang
juga terdapat pada kulit dan kuku. Warna rambut seseorang tergantung dari rasio dua
protein yaitu phaeomelanin dan eumelanin yang diproduksi oleh sel melanosit yang
terletak di akar rambut. Phaeomelanin bertanggung jawab terhadap warna rambut
pirang keemasan sampai merah. Sedangkan Eumelanin bertanggung jawab terhadap
warna rambut gelap yaitu hitam sampai coklat. Jika kedua protein tersebut sudah tidak
diproduksi maka warna rambut berubah menjadi putih atau abu-abu.

2. Manfaat Pewarna Rambut


a. Merubah Penampilan
Salah satu fungsi pewarna rambut ialah untuk merubah penampilan. Ada
beberapa cara untuk mengubah penampilan mulai dari pemilihan pakaian,
memotong rambut. Untuk yang berjiwa youthful dapat memilih warna-warna bold
yang terang. Akan tetapi tetap perlu memperhatikan apakah warna rambut yang
dipakai cocok dengan warna kulit agar mendapatkan kesan fresh.
b. Mengikuti Trend Warna Rambut Terkini
Fungsi pewarna rambut selain untuk merubah penampilan, juga untuk
mengikuti trend yang saat ini sedang dihebohkan berbagai media.

8
c. Menutup atau Menyamarkan Rambut Beruban dengan Wonder Series
Rambut beruban bukan hal normal bagi orang berusia 20 sampai 30 tahun.
Rambut dengan uban premature terjadi karena beberapa alasan, tetapi biasanya
disebabkan oleh kurangnya pigmen melanin pada folikel rambut. Kurangnya
pigmen melanin pada rambut terjadi karena usia, akan tetapi pada beberapa orang
rambut beruban terjadi karena beberapa factor antara lain karena kebiasaan
merokok, ketidakseimbangan hormon, stress hingga kurang nutrisi. Salah satu
cara untuk menutupinya adalah dengan mewarnai rambut.

3. Bahan Pewarna Rambut


a. Para-Phenylenediamine (PPD)
PPD dalam pewarna rambut digunakan karena dapat memberikan hasil
yang tampak alami, menguatkan warna yang gelap dan warna tahan lama.
Berdasarkan Daftar Bahan yang Diizinkan Digunakan dalam Kosmetik dengan
Pembatasan dan Persyaratan Penggunaan pada Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Mkanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.42.1018 tentang Bahan
Kosmetik (2008), kadar maksimum PPD yang diperbolehkan dalam pewarna
rambut adalah 6%. PPD berwujud serbuk Kristal bewarna putih hingga sedikit
merah, dan dapat menjadi lebih gelap saat terpapar udara.
b. Sodium Perborat Tetrahidrat
Sodium Perborat Tetrahidrat merupakan kristal putih yang tidak berbau
dengan berat molekul 153,86 g/mol dan berta jenis 1,73 g/mL. pH dalam larutan
1% pada suhu 25ºC adalah 10,2. Kelarutan sodium perborat tetrahidrat dalam air
21,5 g/L (18ºC). Tekanan uap 6,2 mmHg pada suhu 20ºC. pKa Sodium Perborat
Tetrahidrat yaitu 8,5 (FMC, 2006)
c. Asam Sitrat
Asam sitrat berbentuk padat atau berupa serbuk kristal, tidak berbau,
rasanya asam. Asam sitrat mempunyai berat molekul 192,12 g/mol dan berat jenis
1,665 g/mL. Asam sitrat lebih larut di etanol, larut di eter, etil asetat, tidak larut
dalam benzene dan kloroform (National Center for Biotecnology Imformation
2015).

9
d. Zat Pewarna
1) Zat Warna Alam
 Indigo berupa serbuk daun kering terutama dari jenis Indigofera
argentea biasa digunakan dalam kombinasi dengan hena (coklat sampai
hitam).
 Bunga kamomil, diperoleh dari Matricacia chammomilla mengandung
apigenin yang berwarna kuning (4’,5,7, trihiroksiflavon).
 Ekstrak kayu brazil, diperoleh dari Caesalpinia braziliensis atau C.
echinata mengandung zat brazilin yang bewarna kekuningan bila terkena
oksigen atau dengan alkali akan berubah menjadi warna merah dan jika
dikombinasi akan menghasilkan warna coklat.
2) Zat Warna Senyawa Logam
Zat warna senyawa logam meliputi bismut nitrat, kadmium sulfat, kobalt
sulfat, nikel sulfat, AgNO3, CuSO4 dan Pb. Acetat (1-2%). Sedangkan Zat
pembangkit warna meliputi asam tioglikolat, monoetanolamtioglikolat,
natrium metabisulfit, natrium sulfida, Nanatrium tiosulfat 3%, dan pirogalol
1%.
3) Zat Warna Organik Sintetik
Zat warna organik sintetik dapat dikelompokan menjadi senyawa-senyawa
amina, aminofenol dan zat warna oksidatif. Zat warna oksidatif terdiri dari
zat warna organik atau zat pewarna rambut permanen. Zat warna oksidatif
meliputi pirogalol, resorsinol, aminohidrokinon, 1,2,4-trihidroksibenzen, 2,4-
diaminofenol, 2-amino-4-nitrofenol, parafenilendiamina, 2-nitro
parafenilendiamina dll.
4) Zat Warna Sintetik
Zat warna sintetik meliputi 4-amino-3-nitrofenilaminoetilamina, 2-amino-
4-nitrofeniletanolamina, 5,8-dihidroksinaftokinon, hitam biru naftol, dan lain-
lain. Zat warna asam meliputi asam pirogalat (perlu penambahan alkali untuk
mempercepat oksidasi).

10
4. Mekanisme Kerja Pewarna Rambut
Pewarna rambut bekerja dengan melibatkan reaksi kimia antara molekul dalam
rambut dan pigmen dalam pewarna rambut, Pewarna rambut umumnya digolongkan
menjadi 3 yaitu pewarna rambut termporer, semi permanen dan permanen yang
dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya. Penjelasan mengenai mekanismenya
sebagai berikut:
a. Pewarna Rambut Temporer
Molekul pigmen dalam pewarna rambut temporer berukuran besar
sehingga pigmen tersebut tidak dapat masuk ke dalam lapisan kutikula atau kulit
ari rambut. Pewarna rambut temporer bekerja dengan cara melapisi rambut atau
biasa disebut coating dengan bantuan asam. Pewarna rambut jenis ini mudah
dihilangkan dengan sekali keramas menggunakan shampo dan konsumen yang
menggunakan produk ini tidak perlu khawatir warna rambut aslinya akan hilang.
b. Pewarna Rambut Semipermanen
Molekul pigmen dalam pewarna rambut semipermanen lebih kecil
dibanding pewarna rambut temporer. Sehingga pigmen tersebut dapat masuk ke
dalam helai rambut dan menembus lapisan kutikula. Untuk dapat memasukkan
molekul pigmen dalam rambut, lapisan kutikula harus dibuka terlebih dahulu,
dengan cara memanaskan rambut. Jika pewarna rambut temporer dapat
dihilangkan hanya dengan sekali keramas, sedangkan pewarna rambut
semipermanen dapat bertahan sampai 8 hingga 14 kali keramas.
c. Pewarna Rambut Permanen
Penggunaan pewarna rambut permanen, harus menjalani 2 proses yaitu
menghilangkan warna rambut asli kemudian baru menambahkan warna baru.
Proses menghilangkan warna rambut asli disebut dengan bleaching.
Bleaching agent biasanya digunakan hidrogen peroksida, yang akan bereaksi
dengan melanin melalui reaksi oksidasi yang irreversibel (tidak dapat balik).
Melanin tersebut masih ada, tetapi molekul yang teroksidasi tadi menjadi tidak
berwarna. Rambut yang telah dibleaching cenderung mempunyai warna kuning,
yaitu warna alami dari keratin. Bleaching agent juga lebih mudah bereaksi dengan
pigmen gelap eumelanin daripada phaeomelanin.

11
Sebelum warna rambut dimasukkan, maka lapisan kutikula harus dibuka
terlebih dahulu. Namun proses pembukaan lapisan kutikula tidak dilakukan
dengan pemanasan, melainkan dengan bantuan larutan basa (biasanya amoniak).
Setelah lapisan kutikula terbuka, maka pewarna rambut akan mudah masuk dan
berikatan dengan lapisan kortek, yaitu lapisan terdalam pada rambut. Amoniak
juga berfungsi sebagai katalis pada proses tersebut. Alkohol dan kondisioner juga
terdapat pada pewarna rambut permanen yang berfungsi untuk menutup kembali
lapisan kutikula sehingga warna rambut baru akan bertahan lama dalam rambut.

5. Masalah Pewarnaan Rambut


Sebuah riset yang dilansir jurnal kesehatan, The British Medical Journal,
kasus alergi akibat penggunaan bahan pewarna rambut cenderung meningkat
terutama pada remaja. Gejalanya berupa alergi ringan sampai pembengkakan pada
wajah. Penderita akan merasakan ketidaknyamanan pada kulit kepala dan
kemerah-merahan pada leher, telinga dan dahi. Para peneliti dari St John’s
Institute of Dermatology London menyebutkan beberapa zat dalam pewarna
rambut yang berpotensi menimbulkan alergi, salah satunya adalah
parafenilendiamin (PPD). Bahan ini ternyata ditemukan dalam lebih dari 2/3
produk pewarna rambut. Di Negara Jerman, Perancis dan Swedia senyawa ini
sudah dilarang digunakan dalam produk pewarna rambut. Penelitian yang
dilakukan oleh American Association of Cancer Research (AACR) menyebutkan
bahwa wanita yang sering menggunakan pewarna rambut permanen berseriko
terkena kanker kandung kemih.
Terdapat tips sederhana untuk mengindari resiko alergi dan sebaiknya
dilakukan sebelum melakukan pewarnaan rambut. Dengan cara, oleskan sedikit
bahan pewarna rambut ke kulit tangan seperti di bagian lekukan belakang siku
tangan atau di belakang daun telinga karena pada kedua bagian tersebut memiliki
lapisan kulit yang tipis sehingga cepat masuk ke peredaran darah dan memberikan
efek. Jika tangan terasa gatal dan kemerah-merahan maka jangan lakukan
pewarnaan rambut dengan produk tersebut. Namun, tips yang paling aman dengan
hasil yang memuaskan adalah back to nature. Gunakan bahan alami untuk

12
merawat rambut. Dapat menggunakan lidah buaya, kemiri, seledri, jeruk nipis,
bayam, mengkudu dan telur.

D. Sediaan Pengeriting Rambut

1. Pengertian Pengeriting Rambut


Sediaan pengeriting rambut merupakan sediaan kosmetik yang digunakan dalam
tatarias rambut untuk mengubah bentuk rambut dari konfigurasi lurus menjadi
konfigurasi bergulung keriting. Rambut dalam keadaan basah akan mengalami proses
pelunakan yang bersifat sementara atau reversible, pada keadaan basah keratin rambut
akan mengembang dan kenyal, namun setelah kering keratin kembali menyusut dan
tidak kenyal lagi.
Rambut manusia terdiri dari keratin, suatu jenis protein yang tersusun atas
molekul yang panjang dari asam amino. Ikatan silang sistin adalah dasar dari serabut
rambut yang berperan dalam kebanyakan sifat-sifat fisika dan kimia dari rambut.
Molekul sistin terdiri dari 2 kelompok asam amino yang berikatan satu sama lain oleh
2 atom S.
Rambut yang kering akan kehilangan kekenyalan dan sukar dibentuk, jika
digulung dengan alat penggulung kemudian setelah beberapa saat gulungan tersebut
dilepas, maka rambut akan terurai kembali dalam bentuk konfigurasi aslinya. Tetapi
jika rambut dalam keadaan basah, rambut akan mengalami kekenyalan kembali,
sehingga mudah direntangkan dan dapat ditarik memanjang sampai 1,5 kali dari
panjang semula. Penggulungan rambut dalam kondisi basah dengan alat penggulung
dan dibiarkan sampai rambut menjadi kering, maka rambut akan tetap dalam bentuk
konfigurasi bergulung dalam sesaat yang kemudian kembali kebentuk konfigurasi
aslinya. Dengan prinsip tersebut dilakukan proses pelunakan rambut dengan
menggunakan zat kimia tertentu.

2. Manfaat Bahan Pengeriting Rambut


Pada proses setting dapat menggunakan zat kimia yang dapat merusak rantai
jembatan disulfida polipeptida keratin rambut. Zat kimia tersebut misalnya senyawa
sulfit organik dan senyawa asam tioglikolat. Kerja pengeriting dari tioglikolat

13
tergantung pada pH, tetapi asam tioglikolat dengan pH >10 dapat menyebabkan
rambut rontok. Asam tioglikolat bersifat mereduksi yang bereaksi dengan polipeptida
keratin rambut sehingga menyebabkan pecahnya rantai jembatan disulfida membentuk
keratin reduksi dan asam ditioglikolat. Reaksi ini akan berjalan terus dan harus
dihentikan dengan zat penetral.
Larutan pengeriting memecah ikatan disulfide. Pada saat rambut dalam
penggulungan, zat penetral yang mengandung bahan pengoksidasi dapat
mengembalikan rambut ke kondisi asal dengan pembentukan kembali rantai disulfide.
Baham pengoksida yang umum digunakan adalah Na-Bromida atau Hydrogen-
Peroksida

3. Bahan Pengeriting Rambut


a. Proses pelunakan digunakan zat pengalkali speperti: NaOH, Na Bicabonat dan Na
Carbonat serta zat alkalis lainnya.
b. Proses pengeritingan digunakan senyawa sulfit organik dan senyawa asam
tioglikolat.
c. Proses pengembalian rambut ke kondisi semula digunakan zat penetral seperti
Na-Bromida atau Hydrogen-Peroksida.

4. Mekanisme Pengeriting Rambut


Dalam proses pelunakan dengan zat kimia, rambut dikeringkan dengan cepat
dalam keadaan penggulungan, kemudian setelah gulungan dibuka, maka rambut akan
berubah menjadi bentuk konfigurasi berombak atau keriting. Proses tersebut disebut
dengan setting rambut. Dalam proses setting, bagian rambut yang arah melintang pada
alat penggulung akan terjadi kerusakan jaringan keratin yang bersifat permanen,
keadaan ini yang membuat rambut tetap dalam bentuk konfigurasi sesuai dengan
lengkungan alat penggulung yg digunakan dan akan tetap demikian setelah
dikeringkan. Jika keadaan rambut yang basah dibiarkan, kerusakkan keratin rambut
akan berlanjut yang dapat menyebabkan kerusakan rambut permanen.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedasarkan isi dari makalah ini sediaan untuk rambut merupakan salah satu dari
kosmetika yang terdiri dari sediaan perawatan rambut, pewarna rambut dan pengeriting
rambut. Masing-masing dari sediaan tersebut memiliki fungsi, bahan dan mekanisme
kerja yang berbeda-beda tergantung dengan jenis rambut itu sendiri. Sediaan yang baik
adalah sediaan yang menggunakan bahan yang sesuai dengan komposisi yang mengikuti
aturan, tetapi yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan bahan alam bukan bahan
sintetik karena jika terakumulasi dengan jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama
maka akan berefek buruk bagi kesehatan tubuh terutama rambut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azis S., Muktiningsih S. R. (1999). Studi Kegunaan Sediaan Rambut. Media Litbangkes.

Cipta Sarana dan DPP. 2001. Tiara Kusuma.

Durektorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makana Republik Indonesia. 1985. Formularium

Kosmetika Indonesia. Jakarta.

FMC. 2006. Sodium Perborate Tetrahydrate MSDS.

Kusumadewi, et.al. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meutia.

National Center for Biotecnology Imformation. 2015. PubChem Compound Database: p

Phenylenediamine. CID=7814

Priskila V. (2012). Uji Stabilitas Fisik dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Tikus Putih

Jantan Dari Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Air Bonggol Pisang Kepok
(Musa balbisiana). Jakarta: Universitas Indonesia.

Rostamailis. 2008. Tata Kecantikan Rambut Jilid 1 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen


Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Rostamailis, et.al. 2009. Tata Kecantikan Rambut: Untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. J. Quinn. 2015. Handbook of Pharmaceutical Excipients.

Revue Des Nouvelles Technologies de l’Information.

Sani, Ruben. 2010. Perawatan Rambut. D.I.Y Yogyakarta: Getar Hati.

Saraswati, A. R., dan N. A. Putriana. 2017. Formulasi Shampo Anti Ketombe dan Anti Kutu

Rambut dari Berbagai Macam Tanaman Herbal. Farmaka.

16

Anda mungkin juga menyukai