Anda di halaman 1dari 237

OBAT HIGH ALERT:

OBAT SITOSTATIKA
RIA AFRIANTI
Kelompok obat high alert
diantaranya

Look Alike
Elektrolit obat –
Sound
konsentrasi obat
Alike
tinggi sitostatika
(LASA),
definisi • golongan obat yang digunakan untuk
obat pengobatan kanker dan proses
penangannnya harus dilakukan
sitostatika secara aseptik untuk menghindari
terjadinya kontaminasi

• aspek dispensing,
pemberian obat kepada
SOP yang baik pasien maupun
penangannya limbahnya

memiliki risiko yang sangat besar toksisitas yang sering


dilaporkan berkenaan dengan preparasi dan handling
cytotoxic berupa toksisitas pada liver, neutropenia ringan,
fetal malformation, fetal loss, atau kasus timbulnya kanker
Tujuan :
1. Kesembuhan
2. Kontrol : tumor tidak
tumbuh dan menyebar
3. Paliatif : meningkatkan
kualitas hidup
HASIL PENELITIAN Saputera & Sari, 2016 BAHWA
Persentase kesesuaian penyimpanan OBAT
SITOSTATIK yaitu

yang sesuai
26,71%
tidak sesuai
73,29%
PENGGOLONGAN OBAT SITOSTATIKA
3. Produk Alamiah
◦ Vinkristin (VCR)
◦ Vinblastin (VLB)
◦ Paklitaksel
1. Alkylating agents ◦ Etoposid
◦ Siklofosfamid
◦ Irinotekan, Topotekan
◦ Klorambusil
◦ Daktinomisin (Aktinimisin D)
◦ Prokarbazin
◦ Antrasiklin: Daunorubisin,
◦ Karboplatin Doksorubisin, Mitramisin
2. Antimetabolit ◦ Bleomisin
◦ 5-fluorourasil (5-FU) 4. Produk Alamiah
◦ Gemsitabin ◦ Vinkristin (VCR)
◦ 6-Merkaptopurin ◦ Vinblastin (VLB)
◦ Methotrexat ◦ Paklitaksel
◦ Sitarabin ◦ Etoposid
◦ Irinotekan, Topotekan
◦ Daktinomisin (Aktinimisin D)
◦ Antrasiklin: Daunorubisin,
Doksorubisin, Mitramisin
◦ Bleomisin
5.Golongan Hormon dan Antagonis
◦ Prednison
◦ Medroksiprogesteron asetat
◦ Etinil estradiol
◦ Tamoksifen
◦ Testosteron propionate
◦ L-asparaginase
PENANGANAN OBAT SITOSTATIKA

3.
2. penanganan
1. Pencampur tumpahan
penyiapan an dan dan
sitostatika pemberian kecelakaan
sitostatika kerja
sitostatika

TUGAS : tolong dibuat tugas menjelaskan penanganan


obat sitostastik ini dengan rinci,
Penanganan sitostatika harus
memperhatikan :

1. Teknik aseptik
2. Pemberian dalam biological safety
cabinet (BSC)
3. Petugas yang bekerja harus terlindungi
4. Jaminan mutu produk
5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
6. Adanya SOP
Standar kerja yang harus
dipersiapkan meliputi :

1. Teknik khusus penanganan sitostatika


2. Perlengkapan pelindung (baju, topi,
masker, sarung tangan)
3. Pelatihan petugas
4. Penandaan, pengemasan, transpotasi
5. Penanganan tumpahan obat sitostatika
6. Penanganan limbah
PRAKTIK APOTEKER INDONESIA
(PP-IAI) SOP (High Alert
Medications) : obat kemoterapi

Obat-obat Kemoterapi
 Penyimpanan obat di dalam almari terkunci sesuai
dengan sifat obat
 Pemakaian kartu stok untuk memantau jumlah
pemasukan dan pengeluaran obat
 Teradministrasi dengan baik dan dibuat laporan setiap
bulan kepada Ka. Instalasi Farmasi
ANI PAHRIYANI
• Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan
instruksi pengobatan dengan Obat yang telah
didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan Obat (medication error) seperti
obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau
interaksi obat
a. Memastikan informasi yang akurat tentang Obat
yang digunakan pasien;
b. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasinya instruksi dokter; dan
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terbacanya instruksi dokter.
• Saat pasien masuk rumah sakit
• Pasien mengalami perpindahan bangsal atau unit layanan lain
dalam suatu instansi rumah sakit yang sama (contoh: dari
bangsal rawat inap menuju ke Intensive Care Unit; dari UGD
menuju bangsal rawat inap)
• Perpindahan dari rumah sakit menuju rumah atau rumah sakit
lain
PERMENKES RI NO.72/2016
• Mencatat data dan memverifikasi Obat yang sedang dan akan
digunakan pasien, meliputi nama Obat, dosis, frekuensi, rute,
Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan dan dihentikan,
riwayat alergi pasien serta efek samping Obat yang pernah
terjadi. Khusus untuk data alergi dan efek samping Obat,
dicatat tanggal kejadian, Obat yang menyebabkan terjadinya
reaksi alergi dan efek samping, efek yang terjadi, dan tingkat
keparahan.
• Data riwayat penggunaan Obat didapatkan dari pasien,
keluarga pasien, daftar Obat pasien, Obat yang ada pada
pasien, dan rekam medik/medication chart. Data Obat yang
dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelumnya.
Semua Obat yang digunakan oleh pasien baik Resep maupun
Obat bebas termasuk herbal harus dilakukan proses
rekonsiliasi.
• Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah,
sedang dan akan digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan
adalah bilamana ditemukan ketidakcocokan/perbedaan
diantara data-data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula
terjadi bila ada Obat yang hilang, berbeda, ditambahkan
atau diganti tanpa ada penjelasan yang didokumentasikan
pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini dapat bersifat
disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan Resep
maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak
tahu adanya perbedaan pada saat menuliskan Resep.
• Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan
ketidaksesuaian dokumentasi.

Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari


24 jam. Hal lain yang harus dilakukan oleh Apoteker adalah:
A. menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau
tidak disengaja;
B. mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau
pengganti; dan
C. memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya
rekonsilliasi Obat.
• Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga
pasien atau perawat mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi Obat yang
diberikan.
• Nama Pasien :
• No RM :
• Tanggal Lahir :

Tanggal Daftar Obat yang menimbulkan alergi Tingkat alergi (R/S/B) Reaksi Alergi
Tanggal Nama Obat Dosis/Freku Berapa Alasan Berlanjut
ensi Lama Minum saat Ranap
Obat (Ya/tidak)
Adverse Drug Reaction/ADR
PENDAHULUAN
• Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian,
penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau
masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat.
• Keamanan penggunaan obat beredar harus secara terus-menerus
dipantau karena keterbatasan informasi keamanan pada fase
pengembangan obat (uji klinik).
• Menurut World Health Organization (WHO), farmakovigilans
didefinisikan sebagai ilmu atau aktivitas yang berkaitan dengan
deteksi, penilaian, pemahaman dan pencegahan efek samping
obat atau berbagai masalah lain yang berkaitan dengan
pemakaian obat.
Tujuan Farmakovigilans
• Untuk mendeteksi masalah keamanan obat yang belum diketahui,
mendeteksi peningkatan frekuensi kejadian efek samping,
mengidentifikasi faktor risiko, mengkuantifikasi risiko,
mengkomunikasikan informasi keamanan obat dan pencegahan
terjadinya risiko keamanan obat.
DEFINISI DAN TERMINOLOGI TERKAIT DENGAN
PENGALAMAN KEAMANAN KLINIS
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) /
(Adverse Event/AE)
• Kejadian Tidak Diinginkan adalah segala kejadian medis yang
tidak diinginkan yang terjadi selama terapi menggunakan obat
tetapi belum tentu disebabkan oleh obat tersebut.
Efek Samping Obat (ESO)/
(Adverse Drug Reaction/ADR)
• Efek Samping Obat adalah semua respons terhadap suatu obat
yang merugikan dan tidak diinginkan, yang terjadi pada dosis
yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan,
diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi
fisiologis.
Efek Samping Obat (ESO)
• ESO didefinisikan oleh WHO sebagai “respon terhadap suatu obat
yang merugikan dan tidak diinginkan, yang terjadi pada dosis
yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan,
diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi
fisiologis”.
ESO & KTD
• Definisi ESO sering disalah artikan dengan definisi kejadian tidak
diinginkan (KTD).
• ESO adalah suatu jenis KTD yang penyebabnya dapat secara
langsung dikaitkan dengan obat dan sifat fisiologisnya.
• Perbedaan utama antara ESO dan KTD adalah bahwa ESO terjadi
pada pemberian dan dosis normal, sedangkan KTD tidak selalu
berkaitan dengan efek obat.
Kejadian Tidak Diinginkan Serius (KTDS)/
Serious Adverse Event (SAE)
• Kejadian tidak diinginkan dapat terjadi jika diduga terkait dengan
obat (efek samping obat), dimana dapat memberikan perubahan
signifikan pada obat yang telah dikembangkan (misalnya,
perubahan dalam dosis, populasi, pemantauan yang diperlukan,
bentuk persetujuan).
• Hal ini terutama berlaku untuk reaksi yang paling parah,
mengancam jiwa atau fungsi.
KTDS
• Kejadian tidak diinginkan serius (KTDS) meliputi semua kejadian
medis pada penggunaan obat yang menyebabkan:
a). Kematian,
b). Keadaan yang mengancam jiwa,

(CATATAN: Istilah “mengancam jiwa” dalam definisi “serius”


mengacu pada kejadian di mana pasien berisiko meninggal dunia
pada saat kejadian; hal tersebut tidak merujuk pada suatu kejadian
yang secara hipotesis mungkin menyebabkan kematian jika kejadian
tersebut lebih parah.)
Cont.....
c). Pasien memerlukan perawatan rumah sakit
d). Perpanjangan waktu perawatan rumah sakit
e). Cacat tetap
f). Kelainan bawaan / cacat lahir (kelainan kongenital)
g). Kejadian medis penting lainnya
Dugaan atas Efek Samping Obat yang Dapat
Diperkirakan (Expected Adverse Drug Reaction)

• Pelaporan segera dimaksudkan untuk membuat para regulator,


investigator, dan pihak lainnya untuk segera mengetahui
informasi baru yang penting tentang reaksi yang serius.
Efek Samping yang Tidak Terduga (Unexpected
Adverse Drug Reaction)
• Efek samping obat yang tidak terduga adalah reaksi merugikan
yang sifat atau tingkat keparahannya tidak tercantum dalam
informasi produk yang disetujui otoritas regulatori (Badan POM)
atau tidak dapat diperkirakan dari karakteristik obat.
• Hingga informasi produk yang telah disetujui diubah, kejadian
tersebut perlu segera dilaporkan.
Klasifikasi ESO secara Umum
(Dosis dan Waktu Pemakaian)
TIPE A: Terkait dengan Dosis (Augmented)
• Tipe ini merupakan perpanjangan dari efek farmakologi yang
umumnya terjadi sekitar ±80% dari seluruh efek samping obat.
• Efeknya berkaitan dengan besar dosis dan mekanisme kerja obat.
• Efek obat dapat diprediksi dan memiliki tingkat mortalitas yang
rendah.
Contoh dari efek tipe ini antara lain:
• Perdarahan akibat warfarin
• Hipoglikemik akibat insulin
• Konstipasi akibat pemakaian morfin
• Iritasi saluran cerna akibat pemakaian NSAID
• Bronkospasme akibat Beta bloker non selektif
• Mulut kering akibat tricyclic antidepressants
• Depresi pernapasan akibat opioid
Penanganan
• Menurunkan dosis obat atau menghentikan terapi dengan obat
tersebut.
• Cara ini paling mudah karena mengeliminasi dosis yang
menimbulkan efek samping pada pasien.
• Namun, jika pasien tetap harus mengkonsumsi obat tersebut,
maka harus dilakukan tatalaksana efek samping yang
ditimbulkan.
TIPE B:Tidak Terkait dengan Dosis (Bizarre)
• Tipe ini tidak terjadi secara umum, tidak terkait dosis dan tidak
terkait mekanisme kerja obat.
• Efek samping tipe B ini tidak dapat diprediksi sehingga tingkat
mortalitasnya tinggi.
• Manajemen yang bisa dilakukan hanya dengan menghentikan
penggunaan obat dan menghindarinya di waktu mendatang.
Contoh efek obat tipe B antara lain :
• Reaksi imunologi : syok anafilaktik pada penggunaan penisilin;
• Reaksi idiosyncratic (malignant hyperthermia) oleh anestesi
umum; dan
• Apnoe akibat suksinil kolin.
TIPE C: Terkait dengan Dosis & Terkait
dengan Waktu (Chronic)
• Efek samping obat tipe C ini terkait dengan besar dosis, lama
pemberian obat (kumulatif) dan tidak umum terjadi.
• Efek ini disebabkan oleh penggunaan obat jangka panjang.
• Penanganan yang dapat dilakukan adalah menurunkan dosis atau
menghentikan pemakaian obat yang dapat disertai efek
withdrawal.
Contoh efek obat tipe C antara lain:
• Supresi aksis hypothalamus pituitary adrenal dan osteoporosis
oleh kortikosteroid
• Osteonekrosis pada pemakaian bisfosfonat
• Fibrosis hepatik akibat metotreksat.
TIPE D: Terkait dengan Waktu (Delayed)
• Efek samping obat tipe D lebih dikaitkan dengan waktu
pemakaian obat dan tidak umum terjadi (uncommon).
• Efeknya terjadi atau terlihat jelas setelah penggunaan obat
beberapa waktu.
• Efek samping obat tipe D ini sering kali tidak terselesaikan
sampai tuntas.
Contoh efek obat tipe D antara lain:
• Carcinogenesis Tardive dyskinesia
• Teratogenesis Leucopenia with lomustine
• Karsinogenesis: kanker endometrium yang dapat disebabkan oleh
estrogen.
TIPE E: Berhenti Menggunakan Obat (End of Use)
• Jenis efek samping ini tidak umum terjadi (uncommon).
• Efeknya langsung terjadi setelah pasien berhenti menggunakan
obat (withdrawal).
• Penanganan yang dapat dilakukan adalah mengurangi dosis obat
secara berangsur-angsur sampai mampu berhenti total (tapering-
off).
Contoh tipe ini antara lain:
• Sindrom withdrawal opioid
• Penghentian Kortikosteroid mendadak dapat menyebabkan
insufisiensi adrenal akut.
TIPE F: Kegagalan Terapi yang Tidak Diduga
(Failure)
• Efek ini umum terjadi disebabkan oleh kegagalan terapi.
• Biasanya dikaitkan dengan dosis dan sering kali akibat dari
interaksi obat.
• Penanganan yang dilakukan untuk efek tipe F ini adalah
peningkatan dosis atau menghindari efek pemakaian bersama.
Contoh efek obat tipe F ini antara lain:
• Dosis lazim kontrasepsi oral jadi tidak memadai ketika digunakan
dengan obat penginduksi induser enzim spesifik
• Resistensi terhadap agen antimikroba
ESO Berdasarkan Frekuensi Kejadian
Bagaimana Mengidentifikasi ESO (Efek Samping
Obat) ?
• Mengingat ESO dapat timbul melalui mekanisme fisiologis dan
patologis yang sama dengan mekanisme terjadinya suatu
penyakit, terkadang sulit dan hampir tidak mungkin
membedakannya.
• Namun demikian, langkah langkah di bawah ini dapat membantu
dalam mengkaji kemungkinan suatu ESO:
1. Memastikan bahwa obat yang diberikan, diterima dan
dikonsumsi oleh pasien sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

2. Memverifikasi onset (mulai terjadinya) ESO yang dicurigai


terjadi setelah obat dikonsumsi, bukan sebelumnya dan
diskusikan dengan cermat apa saja yang dirasakan oleh pasien
setelah mengkonsumsi obat tersebut.

3. Menentukan interval waktu antara awal pengobatan dengan


onset kejadian yang dicurigai sebagai ESO.
4. Mengevaluasi ESO yang dicurigai setelah menghentikan
pemakaian obat atau menurunkan dosisnya dan selalu
mengawasi keadaan pasien. Jika memungkinkan, mulai kembali
pengobatan dengan obat yang sama dan lakukan pengawasan
keberulangan terjadinya ESO apapun.

5. Menganalisa kemungkinan penyebab lainnya (selain obat) yang


mungkin dapat menimbulkan reaksi tersebut.
PENILAIAN KAUSALITAS
• Metode yang digunakan untuk menentukan hubungan sebab
akibat:
a. Penilaian Klinis
Penilaian klinis dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman
(biasanya dokter) dalam pengambilan keputusan
b. Algoritma
Menggunakan metode penilaian kausalitas yang terpercaya seperti
metode WHO-UMC atau algoritma Naranjo.
c. Metode lainnya seperti Probabilistik, analisis Bayesian.
• Beberapa metoda statistik lainnya jarang digunakan karena
membutuhkan lebih banyak data atau data yang “introspektif” -
sehingga kurang praktis.
Pelaporan oleh Tenaga Profesional Kesehatan
• Untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang dialami oleh
pasien, peningkatan kesehatan masyarakat maka aktivitas
pemantauan yang tepat terhadap keamanan obat merupakan hal
yang sangat penting.
• Untuk mencapai tujuan ini, farmakovigilans dan sistem pelaporan
ESO yang efisien perlu diterapkan di semua negara.
• Tenaga Profesional Kesehatan (termasuk dokter, dokter gigi,
apoteker, perawat, bidan dan lainnya) diminta untuk melaporkan
dugaan KTD yang diperoleh dari praktik pelayanan klinis.
• Tenaga profesional kesehatan dihimbau untuk melaporkan semua
dugaan reaksi baik terhadap obat yang baru memiliki izin edar,
obat yang dalam studi pemantauan tambahan dan reaksi yang
dicurigai dari penggunaan vaksin atau obat-obatan yang
digunakan dalam kondisi kehamilan.
Apa yang harus dilaporkan?
1. Untuk obat “baru”, laporkan seluruh efek samping obat yang
mencurigakan termasuk ESO yang ringan (di beberapa Negara obat
masih dianggap “baru” hingga 5 tahun setelah izin edar disetujui)
2. Untuk obat yang sudah lama beredar, laporkan seluruh ESO
terutama ESO yang diduga serius atau tidak terduga/tidak biasa
(Unexpected)
3. Laporkan jika terdapat peningkatan frekuensi ESO yang sama
4. Laporkan semua ESO mencurigakan yang terkait dengan interaksi
obat dengan obat, obat dengan makanan, atau obat dengan suplemen
kesehatan (termasuk produk herbal)
5. Laporkan ESO yang terjadi pada kondisi khusus seperti
penyalahgunaan obat dan penggunaan obat pada kehamilan dan
selama menyusui
6. Laporkan ESO yang dicurigai berhubungan dengan penghentian
suatu obat
7. Laporkan ESO yang terjadi karena overdosis atau medication
error
8. Laporkan jika terdapat kurangnya efikasi/ kemanfaatan suatu
obat (Lack of efficacy) atau ketika terdapat kecurigaan terhadap
cacat mutu obat (Pharmaceutical defects).
Bagaimana Cara Melaporkan ESO?
• Setiap kejadian yang dicurigai sebagai ESO dilaporkan kepada
penanggungjawab pelaporan ESO di rumah sakit atau dilaporkan
secara langsung ke Pusat Farmakovigilans/MESO Nasional
BPOM melalui :
• Pelaporan secara online melalui subsite e-meso :
Kunjungi https://e-meso.pom.go.id
• Klik ADR online
▫ Petunjuk pengisian tersedia pada halaman website tersebut.
• Formulir Pelaporan ESO :
Formulir dapat diunduh di https://e-meso.pom.go.id
• Kirim laporan ke :
Pusat Farmakovigilans/MESO Nasional
Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor
Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif
Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika,
Prekursor dan Zat Adiktif
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta 10560
Gedung F Timur Lantai 5
Telp. (021) 4244691 ext 1079
50
Konseling obat
Pendahuluan
Rata-rata
ketidakpatuhan
terapi obat :
40%

1/3: minum 1/3: minum


semua obat sebagian dari
yang diresepkan yang diresepkan

1/3 : tidak
minum sama
sekali
Counseling is ?
• saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat
Counsel

• memberikan motivasi dan mendorong perubahan


Konsultasi perilaku

• meningkatkan pengetahuan dan pemahaman


Edukasi
Konseling obat
• suatu proses memberikan kesempatan pada
pasien untuk mengeksplorasikan diri,
sehingga dapat terjadi peningkatan
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran
tentang pengguan obat yang benar

 Bukan hanya memberikan penerangan tentang obat


 Untuk mendapatkan informasi latar belakang pasien
 Memberi penekanan pada pendidikan pasien untuk ikut aktif dalam
regimen terapetik
 Melibatkan perubahan tingkah laku / sikap pasien terhadap
penggunaan obat
 Memberikan perhatian dan dukungan pada pasien mengenai
terapinya
PASIEN – PASIEN YANG HARUS
DIBERIKAN KONSELING
• PASIEN GERIATRIK, PEDIATRIK,
SELESAI DIRAWAT, MENDAPAT OBAT
YANG BANYAK DAN REGIMEN
PASIEN YANG
DIRUJUK OLEH TERAPETIK YANG MENGELIRUKAN
DOKTER

• penyakit jantung
• penyakit darah tinggi
• penyakit kencing manis
PASIEN DENGAN
PENYAKIT • penyakit epilepsi
TERTENTU • penyakit – penyakit kronik lainnya
(KRONIS)

• Obat dengan pengawasan tertentu : Contoh : warfarin


• Obat berindeks terapetik sempit , Contoh : digoksin
PASIEN YANG • Obat yang memerlukan teknik administrasi tertentu, Contoh : inhaler, insulin
MENERIMA OBAT –
OBAT TERTENTU
Tujuan Konseling
Tujuan Umum Tujuan Khusus

Menunjukkan perhatian serta kepedulian


terhadap pasien.
 Mencegah atau meminimalkan Drug
Meningkatkan keberhasilan Related Problem.
terapi.  Mengerti permasalahan dalam
 Memaksimalkan efek terapi. pengambilan keputusan.
 Meminimalkan resiko efek  Membantu pasien untuk mengatur dan
samping. menyesuaikan
 Meningkatkan cost effectiveness. dengan penyakitnya.
 Menghormati pilihan pasien  Meningkatkan kepatuhan pasien dalam
dalam menjalankan terapi. menjalani
pengobatan.
Manfaat Konseling Bagi Pasien
Menjamin keamanan dan efektifitas
pengobatan.

Mendapatkan penjelasan tambahan


mengenai penyakitnya.

Membantu dalam merawat atau


perawatan kesehatan sendiri.

Membantu pemecahan masalah terapi


dalam situasi tertentu.

Menurunkan kesalahan penggunaan obat.


Manfaat Konseling Bagi Apoteker
Mewujudkan bentuk
Menjaga citra profesi
pelayanan asuhan
sebagai bagian dari tim
kefarmasian sebagai
pelayanan
tanggung jawab profesi
kesehatan.
apoteker.

Menghindarkan apoteker
dari tuntutan karena
kesalahan
penggunaan obat (
Medication error ).
Prinsip Dasar Konseling
Perbedaan Informasi dan Konseling

Sedangkan Konseling adalah suatu


Pengertian umum dari layanan profesional yang dilakukan oleh
Informasi adalah pesan (ucapan para konselor yang terlatih secara
atau ekspresi) atau bisa dikatakan profesional. Hal ini bukan merupakan
kumpulan pesan yang terdiri hubungan yang secara kebetulan
dari order sekuens dari simbol, direncanakan untuk membereskan atau
atau makna yang dapat ditafsirkan memecahkan masalah pasien. Konseling
dari pesan atau kumpulan pesan. merupakan suatu proses yang
direncanakan untuk mempercepat
pertuyembuhan pasien
Hambatan konseling (dari apoteker)

Tidak punya Pemahaman Rendahnya


waktu yang kurang pengetahuan

Rendahnya Rendahnya
Rendahnya
hubungan pasien ketrampilan
kepercayaan diri
dengan apoteker berkomunikasi
HAMBATAN KONSELING
(dari Pasien)
• Tidak punya waktu
• Pasien menganggap
apoteker tidak mau
berbicara dengan pasien
• Rendahnya persepsi pasien
terhadap apoteker
• Kondisi kesehatan/kondisi
fisik pasien juga
menghambat komunikasi
• Kesulitan untuk mengerti
(pilih bahasa yang tepat)
• Buta aksara
HAMBATAN KONSELING
(dari Sarana)

• Tingkat kebisingan
– Orang berbicara, telpon, suara
musik
– Menjawab telpon, didengar
orang lain
• Ketersediaan ruangan
• Ketersediaan sarana di dalam ruangan
Metode Konseling
a.Komunikasi verbal
b.Komunikasi non verbal
c.Mendengarkan
d.Instruksi tertulis
e.Instruksi verbal + tertulis
f.Kartu rekaman obat pasien
g.Instruksi audiovisual

•Gunakan EMPATI saat konseling jangan


menghakimi
KRITERIA RUANG KONSELING
• Tertutup dan tidak banyak orang keluar masuk 
sehingga privacy pasien terjaga dan pasien lebih
leluasa menanyakan segala sesuatu tentang
pengobatan.
• Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor
maupun klien (pasien).
• Mempunyai penerangan yang cukup dan sirkulasi
udara yang bagus.
Contt..
• Letak ruang konseling tidak
terlalu jauh dari tempat
pengambilan obat.

• Jika jumlah pasien banyak


dan mempunyai beberapa
tenaga apoteker sebagai
konselor, sebaiknya ruang
konseling lebih dari satu.
Tahapan Konseling

Pengenalan

Penilaian awal (Three Prime Questions)/(Final Verification)

Pelaksanaan (Show and Tell)

Pengujian (verifikasi) & Penutup (“Open Ended Questions”)

Tindak lanjut
Pengenalan
i. Perkenalkan diri sebagai seorang
Apoteker baik di Apotek, RS, Puskesmas
ii. Usahakan senyaman mungkin (posisi
duduk, kerahasiaan informasi, dll)
iii. Utarakan maksud konseling
iv. Berapa lama sesi konseling berlangsung
Contoh membuka sesi konseling
• “Selamat Pagi, saya Agnes apoteker
disini” (perkenalkan diri, profesi anda)
• “saya akan menanyakan beberapa
informasi terkait obat-obatan yang
anda peroleh” (materi yang akan
ditanyakan)
• “hanya butuh waktu beberapa menit
saja pak” (alokasi waktu)
• “nantinya, informasi yang anda
berikan akan membantu saya dalam
mengenali masalah terkait obat-
obatan yang baru anda terima.
Sehingga dapat dilakukan pengobatan
yang efektif pak” (tujuan konseling)
Penilaian awal
Pasien baru / lama?
Resep baru / lama / OTC ?

• Tekhnik  Three Prime Question :

Apakah dokter telah Apakah dokter Apakah dokter telah


menjelaskan telah menjelaskan menjelaskan
tentang kegunaan ob tentang cara tentang hasil yang
at ini ? menggunakan obat diharapkan dari obat
ini ? ini ?
Konseling/ pelaksanaan
Nama
obat Tekhnik :
Show & Tell
(generik,
Cara
paten),
pengguna
jumlah, Kekuatan
an,
indikasi sediaan
aturan
obat
pakai,
lama

ESO dan Regiment


KIE
interaksi asi dosis

penyimpan Mekanis
an me kerja
Life style &
non
pharmacoolo
gy
PENJELASAN CARA PAKAI OBAT
• Berapa kali minum obat
• Berapa banyak minum
obat
• Berapa lama harus
diminum
• Bagaimana bila lupa
satu dosis
• Bagaimana cara
menyimpan obat
• Dosis dan cara pakai
SHOW and TELL
• Guna : Untuk memastikan pemahaman pasien &
pemakaian obat yang telah dipakai sebelumnya dengan
benar
• Apoteker mulai dengan menunjukkan obat kepada pasien,
misalnya membuka botol kemudian pasien menceritakan
bagaimana memakai obat tersebut. Apoteker menuntun
dialog dgn modifikasi Three prime question misalnya: untuk
apa minum obat ini, bagaimana cara meminumnya,
masalah yang dialami pasien.
Mengakhiri konseling (verifikasi &
penutup)
i. Ringkas informasi untuk pasien
ii. Tanyakan / minta umpan balik
iii. Ulangi hal-hal penting
iv. Mendorong pasien agar
bertanya pada dokter/
apoteker untuk informasi
lanjut tentang obat, atau
apabila ada masalah terkait
obat
v. Ingatkan waktu kontrol
vi. Beri salam dan ucapkan
“semoga lekas sembuh”
vii. Lakukan pencatatan pada PMR
FINAL VERIFICATION
• Minta pasien untuk mengulang instruksi
• Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada
yang terlewatkan
• Koreksi bila ada kesalahan informasi
• Beri kesempatan pasien jika ingin bertanya
lagi.
Tindak Lanjut
• Tujuan

Monitoring Efek terapi & Efek


samping pengobatan

Keberhasilan terapi pasien

Tekhnik :
By phone, PMR (Patient Medication Record)
Sumber informasi untuk konseling ?

Pustaka primer ?
Pustaka skunder ?
Pustaka tersier ?

Secara umum penggunaan pustaka Tersier


(textbook, compendia, pedoman standart dari
dinkes, ex : pharmaceutical care untuk
penyakit asma, PC untuk TBC, dll) yang relevan
sudah cukup untuk membantu sesi konseling
pasien, alangkah baiknya jika diberikan dengan
suatu gambaran audio visual yang sesuai.
Alat Bantu Konseling
Panduan konseling, berisi daftar (check list) untuk
mengingatkan Apoteker point-point konseling yang penting.

Kartu Pasien, berisi identitas pasien dan catatan kunjungan


pasien

Literatur pendukung

Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatan


kepada pasien untuk membaca lagi jika lupa

Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-gambar,


poster, maupun sediaan yang berisi placebo

Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk mendapatkan lanjutan


pengobatan.
ALAT BANTU KONSELING
• Kartu pengingat pengobatan
• Etiket
• Medication chart
• Pil dispenser
• Kemasan penggunaan obat per
dosis unit.
Kartu Pengingat Pengobatan
• Cocok untuk pasien yang
sering kesulitan mengingat
waktu penggunaan obat
• Informasi yang bisa ditulis:
– Nama obat
– Jadwal penggunaan obat
– Jumlah obat
• Efektivitas metode ini
sangat rendah.
Etiket
• Meskipun semua resep sudah disertai dengan
penandaan (etiket), tapi tidak sedikit pasien
yang merasa bingung terhadap informasinya.
– Contoh: 1 x 2 tablet
diminum jika perlu
Medication Chart
• Berupa bagan waktu minum obat

• Biasanya dibuat untuk pasien dengan regimen


pengobatan yang kompleks atau pasien yang
sulit memahami regimen pengobatan

• Informasi dapat dituliskan dengan kode warna


atau simbol tertentu.
PEMANTAUAN
TERAPI OBAT

Tim dosen
Kegiatan Pemantauan terapi obat
dikembangkan untuk setiap kondisi medis pasien yang dikelola dengan
farmakoterapi guna mencapai tujuan terapi.
mencakup tujuan terapi, intervensi, dan jadwal untuk evaluasi tindak lanjut
berikutnya dan mendokumentasikan.

1. Tujuan terapi adalah respons yang diinginkan atau titik akhir dari farmakoterapi yang inginkan
2. intervensi untuk menyelesaikan masalah terapi obat, untuk mencapai tujuan terapi, dan untuk
mencegah masalah terapi obat.
3. Intervensi farmakoterapi, meliputi: memulai terapi obat baru, menghentikan terapi obat, atau
meningkatkan dosis, mengurangi regimen dosis, atau mengganti produk.
4. Intervensi tambahan untuk mencapai tujuan terapi dapat mencakup: pendidikan pasien,
pengingat/perangkat kepatuhan pengobatan, rujukan ke praktisi perawatan kesehatan lain, atau
memulai rencana pemantauan termasuk cara menggunakan peralatan untuk mengukur parameter hasil.
5. menjadwalkan evaluasi tindak lanjut dengan pasien untuk menentukan kemajuan pencapaian tujuan terapi
dan hasil yang diinginkan.
6. Dokumentasi rencana asuhan menunjukkan hubungan antara tujuan terapi dan intervensi yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemantauan terapi obat
Sumber Data :
 Wawancara termasuk pasien
 Pengumpulan data subjektif dan objektif
 Riwayat pengobatan
(untuk mengidentifikasi masalah utama)
 Sistem informasi apotek
 Rekam medis elektronik.
 Data klinisi harus menilai terapi obat atau
masalah khusus penyakit.
Informasi penunjang:
 Mengembangkan rencana tindakan
 Rekonsiliasi pengobatan
pengobatan dan memproses persyaratan
 Pengambilan riwayat pengobatan
penagihan
 Farmakoterapi
 kepatuhan pengobatan
 Mendokumentasikan
 pemantauan parameter hasil
 masalah terapi obat (untuk
mencapai tujuan terapi dan
mencegah masalah terapi obat)
Tujuan terapi obat dapat untuk:
1. Menyembuhkan penyakit
2. Mengurangi atau menghilangkan tanda dan / atau gejala
3. Memperlambat atau menghentikan perkembangan suatu penyakit
4. Mencegah suatu penyakit
5. Normalisasikan nilai laboratorium
6. Membantu dalam proses diagnosis

Tujuan terapi memiliki struktur tertentu dan selalu mencakup komponen


berikut:
1) parameter klinis (tanda dan gejala) dan / atau nilai laboratorium
yang dapat diamati, diukur, dan realistis
2) nilai yang diinginkan atau perubahan parameter yang dapat
diamati
3) Kerangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan.

Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Tujuan terapi Kondisi medis
Menyembuhkan Infeksi saluran
kemih Diare
Pneumonia streptokokus
Mengurangi menghilangkan tanda Rinitis alergi
dan/atau gejala Depresi
Tujuan Terapi untuk mayor
Nyeri punggung bawah
Kondisi Medis Memperlambat atau menghentikan Diabetes
perkembangan penyakit Penyakit jantung
Umum iskemik Alopecia
Mencegah suatu penyakit Osteoporos
is Stroke
Campak
Normalisasikan nilai laboratorium Hipokalemia Anemia
Membantu dalam proses diagnosis Kecemasan dengan
resonansi magnetik
prosedur pencitraan Tes
tekanan intraokular untuk
glaukoma
Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Tahapan Pemantauan terapi obat
Subyektif.

S  Informasi yang dilaporkan pasien mengenai gejala, perawatan sebelumnya, pengobatan yang
digunakan, dan efek samping yang ditemui.
 Ini dianggap data yang tidak dapat direproduksi karena informasi tersebut didasarkan pada
interpretasi pasien dan ingatan kejadian masa lalu.

Objektif

O  Informasi dari pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik,


hitungan pil, dan informasi profil pengobatan pasien.
 Data obyektif dapat diukur dan direproduksi.

Penilaian.

A  Penjelasan singkat dan lengkap tentang masalah obat, termasuk kesimpulan atau diagnosis
yang didukung secara logis oleh data subjektif dan objektif di atas.
 Penilaian mencakup masalah terkait obat

Rencana.
 Penjelasan rinci tentang pemeriksaan lebih lanjut yang direkomendasikan (misalnya, tes
P laboratorium, radiologi, konsultasi), perawatan (mis., lanjutan observasi, fisioterapi, diet,
pengobatan, pembedahan), pendidikan pasien (perawatan diri, tujuan terapi, penggunaan
dan pemantauan pengobatan), pemantauan, dan tindak lanjut yang berhubungan dengan
hasil penilaian diatas.
Formulir Asuhan Kefarmasian
IdentitasRS
Fauziyah 2020
Catatan Perkembangan Pasien

Pengertian : Suatu proses yang mencakup kegiatan


untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif
dan rasional bagi pasien
Tujuan : meningkatkan efektivitas terapi dan
meminimalkan resiko ROTD
Metode : S (Subyek) O (Objektif) A (Assesment) P
(Plan or Recomendasi)
Fauziyah 2020
Subyektif
Mewawancarai Pasien

 Pentingnya Mewawancarai Pasien


 Menjalin hubungan profesional dengan pasien
untuk:
1) Dapatkan data subjektif tentang masalah
medis
2) Dapatkan informasi khusus pasien tentang
efektivitas dan toksisitas obat
3) Kaji pengetahuan pasien tentang obat, sikap
terhadap, dan pola penggunaan obat
4) Merumuskan daftar masalah
5) Merumuskan rencana untuk mengedukasi
pengobatan dan asuhan kefarmasian

Source: Teresa O’Sullivan, PharmD, University of Washington.


INFORMASI DARI PASIEN
nama, no rekam medis, umur, jenis
kelamin, berat badan (BB), tinggi badan
(TB), ruang rawat, nomor tempat tidur,
Data Demografi sumber pembiayaan
Pasien
daftar obat yang pernah
menimbulkan reaksi
alergi/ROTD kondisi sosial (gaya hidup)
dan ekonomi pasien yang
berhubungan dengan
Riwayat alergi/ROTD Riwayat sosial penyakitnya. Contoh: pola
makan, merokok, minuman
keras, perilaku seks bebas,
pengguna narkoba, tingkat
pendidikan, penghasilan

Riwayat Penggunaan keluhan/kondisi pasien


Obat Keluhan Utama yang menjadi alasan untuk
dirawat

daftar obat yang pernah digunakan pasien


sebelum dirawat (termasuk obat bebas, obat Saat ini
Riwayat
tradicional dan lama penggunaan obat Terdahulu
Medik/Penyakit
keluarga
Suby
ektif Wawancara untuk mendapatkan Informasi terkait:

 Riwayat alergi
 Riwayat reaksi obat yang merugikan
 Berat dan tinggi badan
 Obat: dosis, rute, frekuensi, dan alasan pemakaian
 Kemanjuran/efek obat yang dirasakan dari setiap obat
 Efek samping obat yang dirasakan
 Kepatuhan pada rejimen obat yang diresepkan
 Penggunaan obat tanpa resep (termasuk pengobatan
alternatif)
 Kemungkinan kehamilan pada wanita usia subur
 Keluarga atau sistem pendukung lainnya
Source: Teresa O’Sullivan, PharmD, University of Washington.
Suby
ektif Identitas RS
Isi data kelengkapan pasien dengan metode
menanyakan langsung ke keluarga pasien atau
bisa dilihat pada lembar Catatan Medis Rawat Inap

 Data riwayat penggunaan Obat didapatkan dari


pasien, keluarga pasien, daftar Obat pasien, Obat
yang ada pada pasien, dan rekam
medik/medication chart.
 Data Obat yang digunakan adalah dalam waktu
3 bulan (tiga) terakhir.
 Semua Obat yang digunakan oleh pasien baik
yang di-Resep-kan, suplemen, herbal maupun
Obat bebas (OTC), wajib dilakukan proses
rekonsiliasi.
Suby
ektif Contoh Pengisian
Fauziyah 2020
SUBYEK (S)
Data yang bersumber dari pasien atau
keluarga pasien atau orang lain yang tidak
dapat dikonfimasi secara independen

Data subjective berupa keluhan pasien


terkait obat/penyakit
Metode :
 Lakukan penelusuran rekam medik
 Lakukan interview
 Lakukan pencatatan hasil temuannya pada
catatan perkembangan terintegrasi
Fauziyah 2020
Obye
ktif Diisi dengan menyesuaikan pada
lembar Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (RM) yang ditulis dokter
ataupun perawat

Diisi dengan metode melihat pada


lembar Hasil Data Laboratorium

Diisi dengan menyesuaikan pada lembar


Catatan Medis Rawat Inap
Fauziyah 2020
Obye
ktif Contoh Pengisian
Obye
ktif

OBYEKTIF
Data yang bersumber dari hasil observasi, pengukuran
yang dilakukan oleh profesi kesehtan lain
Metode :
 Data tanda-tanda vital
 Data laboratorium
 Data farmakokinetik obat
 Data klinis berupa gejala klinis yang timbul akibat
penggunaan obat
Fauziyah 2020
Ases
men Asesmen PTO dalam Masalah terkait obat

1. Obat Dibutuhkan
 Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
 Obat diresepkan tetapi tidak diminum (ketidakpatuhan)

2. Obat Tidak Tepat


 Tidak ada masalah medis yang membenarkan penggunaan obat
 Obat tidak diindikasikan untuk masalah medis yang telah diresepkan
 Masalah medis sudah tidak ada lagi
 Duplikasi terapi lain
 Tersedia alternatif yang lebih murah
 Obat tidak tercakup dalam formularium
 Kegagalan untuk memperhitungkan status kehamilan, usia pasien, atau kontraindikasi
 Obat non resep yang salah diresepkan sendiri oleh pasien

3) Interaksi Obat,
 Interaksi obat-obat, Interaksi obat-makanan, Interaksi obat- uji laboratorium, Interaksi
obat-penyakit
Ases
men Asesmen PTO dalam Masalah terkait obat
4) Dosis yang salah
 Dosis yang ditentukan terlalu tinggi (termasuk penyesuaian untuk ginjal dan hati
fungsi, usia, ukuran tubuh) ATAU Benar dosis yang diresepkan tetapi terlalu sering
digunakan oleh pasien (kepatuhan berlebihan)
 Dosis yang ditentukan terlalu rendah (termasuk penyesuaian usia, ukuran tubuh)
ATAU Benar dosis yang diresepkan tetapi kurang digunakan oleh pasien (kurang
patuh)
 Interval pemberian dosis yang salah, tidak nyaman, atau kurang dari optimal
(pertimbangkan penggunaan bentuk sediaan lepas lambat)

5) Reaksi Obat yang Merugikan


 Reaksi hipersensitivitas
 Reaksi idiosinkratik
 Penyakit akibat penggunaan obat, misalnya nyeri lambung akibat NSAIDs
 Perubahan laboratorium akibat obat, misalnya hiperkalemia akibat furosemida
Ases Identifikasi Riwayat Obat, meliputi:
men
 Nama obatnya
 Rute administrasi
 Alasan obat diresepkan
 Sifat dan tingkat keparahan reaksi
 Hubungan temporal antara obat dan reaksi (dosis, tanggal dimulai,
durasi, saat selama pengobatan dilakukan reaksi terjadi)
 Riwayat alergi sebelumnya
 Kapan reaksi terjadi (hari ke minggu vs. bulan ke tahun)
 Reaksi serupa pada anggota keluarga
 Pajanan sebelumnya dengan obat yang sama atau terkait secara struktural
 Obat yang digunakan bersamaan
 Manajemen reaksi (efek penghentian obat; terapi diperlukan untuk
mengobati reaksi)
 Respon terhadap pengobatan
 Uji diagnostik sebelumnya atau uji kembali
 Masalah medis lainnya (jika ada)

Source: Khan DA, Solensky R. Drug allergy. J Allergy Clin Immunol. 2010;125 (2 Suppl 2):S126; Celik G. Drug allergy. In: Adkinson NF, ed. Middleton’s Allergy: Principles and Practice. 7th ed. St. Louis,
MO: Mosby; 2008:1205; Marquardt DL et al. Anaphylaxis. In: Middleton E Jr et al, eds. Allergy. Principles and Practices. 4th ed. St. Louis, MO: Mosby; 1993:1365
Ases
men
Menilai Apakah Masalah Terapi Obat Baru Telah Diterapkan
Kriteria pengukurannya sbb:
1) Hasil akhir pasien dari terapi obat dan intervensi lain
didokumentasikan.
2) Efektivitas terapi obat dievaluasi, dan status pasien ditentukan
dengan membandingkan hasil dalam kerangka waktu yang
diharapkan untuk mencapai tujuan terapi.
3) Keamanan terapi obat dievaluasi.
4) Kepatuhan pasien dievaluasi.
5) Rencana perawatan direvisi, sesuai kebutuhan.
6) Revisi dalam rencana perawatan didokumentasikan.
7) Evaluasi sistematis dan berkelanjutan sampai semua tujuan terapi
tercapai.
8) Pasien, keluarga, dan/atau pengasuh, dan praktisi perawatan
kesehatan dilibatkan dalam proses evaluasi, jika sesuai

Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Ases Tanda dan Gejala Klinis yang Digunakan untuk Mengevaluasi Efektivitas Farmakoterapi
men
Indikasi terapeutik Parameter klinis
Depresi Perubahan suasana hati, perasaan sedih, tingkat energi, minat atau kenikmatan
dalam aktivitas biasa atau favorit, insomnia, agitasi, kelelahan, kemampuan untuk
berkonsentrasi, pikiran tentang kematian
Kecemasan Tingkat kegelisahan, lekas marah, otot tegang, gangguan tidur, kemampuan
berkonsentrasi Keparahan batuk dan frekuensi batuk, gangguan aktivitas sehari-
hari atau tidur
Ruam berubah warna, ukuran, peradangan, dan gatal
Osteoartritis Perubahan nyeri pada persendian yang memamerkan beban termasuk
pinggul, lutut, tulang belakang, dan tangan
Perubahan kekakuan pada sendi lain
Sakit punggung Perubahan tingkat, kualitas dan intensitas nyeri, episode nyeri mingguan, nyeri
. yang lebih parah selama seminggu terakhir, kemampuan ambulasi, tidur, bekerja,
dan perubahan kemampuan untuk berfungsi termasuk aktivitas sehari-
hari di tempat kerja dan dalam lingkungan sosial
Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Ases
men
Hasil Uji Laboratorium Digunakan untuk Mengevaluasi Efektivitas Farmakoterapi

Indikasi Parameter laboratorium


terapeutik
Hiperlipidemia Kolesterol total, LDL,HDL, trigliserida
Hipertensi Tekanan sistolik dan diastolik, tekanan arteri rata-rata, denyut nadi
Anemia Jumlah sel darah lengkap, hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah
merah, volume korpuskular rata-rata, jumlah retikulosit, besi serum,
serum B12
Jantung disritmia Elektrokardiogram (EKG, EKG)
Diabetes Glukosa darah atau plasma, hemoglobin A1c, lipid, tekanan darah,
tes fungsi ginjal termasuk kreatinin serum dan nitrogen urea darah

Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Ases Assesmen

men
DRUG RELATED PROBLEM
 Pasien tidak mendapatkan obat( Untreated indications )
 Pasien memerlukan terapi obat tetapi mendapatkan obat yang
indikasi tidak ada ( Medication use without indication )
 Pasien memerlukan terapi obat tetapi mendapat obat yang salah (
Improper drug selection )
 Pasien memerlukan terapi obat tetapi mendapat dosis berlebihan
( overdosis)
 Pasien memerlukan terapi obat tetapi menerima dosis obat
kurang ( Subterapeutics dosage )
 Pasien tidak menggunakan obat karena alasan kepatuhan,
ekonomi dan avaibilitas ( Failure to receive medications )
 Pasien mendapat terapi obat tetapi mengalami efek samping obat
/ alergi ( Adverse Drug Reactions / Drug Allergy )
 Pasien mendapat obat tetapi kemungkinan ada interaksi obat –
obat, obat –hasil laboratorium, obat –makanan, obat –obat
tradisional ( Drug Interactions )

Selain masalah diatas:


 Kepatuhan pasien ( Patient Compliance )
 Kenyamanan pasien ( Patient satisfaction )
Ases
men Tanggung Jawab Farmasi dan Kegiatan Evaluasi

Tindak Lanjut Tanggung Jawab Kegiatan

Dapatkan bukti klinis dan / atau laboratorium yang Evaluasi efektivitas pasien terapi obat.
sebenarnya hasil dan membandingkannya
dengan tujuan yang diinginkan terapi.
Kumpulkan bukti klinis dan / atau laboratorium dari Evaluasi keamanan obat pasien terapi.
efek samping atau toksisitas untuk
menentukan keamanan terapi obat.
Dokumentasikan status klinis dan perubahan apa pun Buat penilaian klinis untuk klinis status
pada farmakoterapi yang diperlukan kondisi yang dikelola terapi obat

Kaji pasien untuk setiap masalah baru Evaluasi kepatuhan pasien dan identifikasi jika
masalah terapi obat baru apa pun terjadi

Jadwalkan tindak lanjut berikutnya evaluasi Berikan perawatan berkelanjutan


Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Ases
men Intervensi farmasi dalam kegiatan PTO
1. Komunikasikan dengan penulis resep, jika terdapat:

 Obat yang diresepkan tidak tepat


 Ketidaktepatan dosis, dosis suboptimal, waktu atau rute pemberian obat
2. Optimimalisasi terapi obat, termasuk harga obat
3. Masalah terkait dosis
4. Masalah terkait pilihan obat
5. Terdapat interkasi obat-obat, obat-makanan atau obat-penyakit
6. Terdapat efek samping/toksisitas
 Lakukan monitoring terapi untuk toksisitas atau efektifitas obat
7. Masalah terkait formulasi obat
8. Masalah terkait ketercampuran obat
9. Masalah terkait Formularium atau kepatuhan terhadap panduan pengobatan
Renc Ringkasan dari Terminologi dan Definisi Status Hasil
ana
Status hasil farmakoterapi Definisi
TERSELESAIKAN Tujuanterapi telah tercapai. Terapi obat telah selesaidan sekarang dapat dihentikan.
Biasanya berhubungan dengan terapi untuk gangguan akut
STABIL Tujuan terapi telah tercapai. Terapi obat yang sama akan dilanjutkan tanpa perubahan.
Biasanya dikaitkan dengan terapi untuk gangguan kronis
PENINGKATAN Kemajuan yang memadai sedang dibuat untuk mencapai tujuan terapi pada saat ini. Terapi
obat yang sama akan dilanjutkan tanpa perubahan
MENINGKATKAN Beberapa kemajuan terukur sedang dibuat untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan,
SEBAGIAN tetapi penyesuaian dalam terapi obat diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Biasanya perubahan dosis atau penambahan terapi aditif atau sinergis diperlukan
TIADAK ADA KEMAJUAN Tidak ada atau hanya kemajuanminimal dalam mencapai tujuan terapi yang dapat
dibuktikan saat ini. Diperkirakan bahwa lebih banyak waktu diperlukan untukmengevaluasi
responspenuhdari rejimen obat ini. Oleh karena itu, terapi obat yang sama akan
dilanjutkan saat ini.
MEMBURUK Telah terjadi penurunan status kesehatan selama menerima terapi obat saat ini. Beberapa
penyesuaian dalam rejimen obat (produk dan / atau dosis) diperlukan
KEGAGALAN Tujuan terapi belum tercapai meskipun dengan dosis yang memadai dan durasi terapi yang
memadai. Penghentian pengobatan saat ini dan permulaan terapi obat baru diperlukan
KEDALUWARSA Pasien meninggal saat menerima terapi obat
Renc
ana Status Hasil dalam Ketentuan Tujuan yang Dipenuhi

Tujuan terapi terpenuhi


Terselesaikan tujuan tercapai, terapi selesai
Stabil tujuan tercapai, lanjutkan terapi yang sama
Peningkatan kemajuan dibuat, lanjutkan terapi yang sama
Perbaikan parsial kemajuan sedang dibuat, penyesuaian kecil yg dibutuhkan

Tujuan terapi tidak terpenuhi


Awal tujuan ditetapkan, memulai terapi
Tidak membaik belum ada kemajuan, lanjutkan terapi yang sama
Memburuk penurunan kesehatan, sesuaikan terapi
Kegagalan tujuan tidak tercapai, hentikan terapi saat ini dan ganti
dengan terapi berbeda
Robert J. Cipolle; Linda M. Strand; Peter C. Morley, Chapter 7. The Care Plan in Pharmaceutical Care Practice: The Patient Centered Approach to
Medication Management Services, 3e, 2012
Renc
ana  Pemberian Edukasi Obat Pulang diberikan dengan
metode konseling dan didokumentasikan, obat yang
diberikan sesuai pada Lembar Resume yang ditulis
oleh dokter
 Rekonsilisasi Obat pulang, bandingkan obat yang
diterima pasien selama dirawat di RS (aman dan
tidak terjadi ROTD) dengan obat pulang

Lakukan penilaian terhadap kepahaman


pasienterkait Pemberian Edukasi Obat Pulang
Renc
ana Contoh Pengisian
Plan/Rekomendasi
 Rekomendasi terapi obat sesuai DRP yang
ditemukan
 Rencana monitoring terapi obat
 Rencana konseling
Catatan Perkembangan Pasien
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
Identitas RS

Catatan Perkembangan Pasien


Penulisan dalam bentuk format Terintegrasi dapat diisi oleh dokter,
SOAP/ADME disertai dengan target perawat/bidan, Gizi, Fisioterapi,
yang terukur, evaluasi hasil tatalaksana apoteker, analis, radiografer, rohaniawan,
dituliskan dalam assesmen, diberi dan petugas khusus lainnya
stempel nama, dan paraf pada setiap
akhir catatan.
TERIMA KASIH
KELOMPOK 3
Definisi Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan efek suatu obat yang disebabkan bila dua obat atau
lebih berinteraksi dan dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap
pengobatan. Hasilnya berupa peningkatan atau penurunan efek yang dapat
mempengaruhi outcome terapi pasien
Tipe Interaksi Obat
Menurut Hussar (2007) terdapat 3 tipe interaksi obat, yaitu:
● Duplikasi, yaitu ketika dua obat yang sama efeknya
diberikan, efek samping mungkin dapat meningkat.
● Opposition, yaitu ketika dua obat dengan aksi berlawanan
diberikan bersamaan dapat berinteraksi, akibatnya
menurunkan efektivitas obat salah satu atau keduanya
● Alteration, yaitu ketika suatu obat mungkin dirubah melalui
absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi oleh obat
lain.
Obat yang terlibat dalam interaksi obat
a. Objek obat
Obat objek adalah obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau
diubah oleh obat lain. Obat yang kemungkinan besar menjadi objek interaksi
atau efeknya dipengaruhi oleh obat lain, umumnya adalah obat-obat yang
memenuhi ciri :
1. Obat-obat dimana perubahan sedikit saja terhadap dosis kadar obat sudah
akan menyebabkan perubahan besar pada efek klinis yang timbul.
2. Obat-obat dengan rasio terapik yang rendah artinya antara dosis toksik dan
dosis terapetik tersebut perbandingannya perbedaannya tidak besar
b. Obat Presipitan
Obat-obat presipitan adalah obat yang dapat mengubah aksi atau efek obat lain. Untuk dapat mempengaruhi aksi
atau efek obat lain, maka obat presipitan umumnya adalah obat-obat dengan ciri sebagai berikut :
1. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, dengan demikian akan menggeser ikatan-ikatan protein obat lain
yang lebih lemah
2. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang (inducer) enzim-enzim yang
memetabolisir obat dalam hati
3. Obat-obat yang dapat mempengaruhi atau merubah fungsi ginjal sehingga eliminasi obat-obat lain dapat
dimodifikasi.
Mekanisme Interaksi Obat
a.Interaksi farmasetik (Inkompabilitas)
Interaksi farmasetik atau inkompabilitas adalah interaksi yang terjadi di luar tubuh (sebelum obat diberikan) antara
obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel). Pencampuran obat ini dapat menyebabkan terjadinya interaksi
langsung secara fisisk atau kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapa, perubahan
warna, dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasannya mengakibatkan inaktivasi obat.
Contohnya: gentamisin mengalami inaktivasi jika dicampur dengan karbenisilin.
b.Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik merupakan interaksi yang terjadi apabila satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi,
metabolisme atau ekskresi obat lain, sehingga kadar plasma obat tersebut meningkat atau menurun. Akibatnya
terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut.
c.Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem
fisiologik yang sama sehingga terjadi efek aditif, sinergistik atau antagonistik, tanpa terjadi perubahan kadar obat
dalam plasma. Interaksi farmakodinamik terjadi antara obat-obat yang mempunyai efek samping yang serupa atau
berlawanan.
Clinical Significance
Clinical significance adalah derajat dimana obat yang berinteraksi akan mengubah kondisi
pasien. Clinical significance dikelompokan berdasarkan keparahan dan dokumentasi
interaksi yang terjadi. Terdapat 5 macam dokumentasi interaksi, yaitu established (interaksi
obat sangat mantap terjadi),probable(interaksi obat dapat terjadi), suspected (interaksi obat
diduga terjadi), possible (interaksi obat belum pasti terjadi), unlikely (kemungkinan besar
interaksi obat tidak terjadi). Derajat keparahan (severity) akibat interaksi diklasifikasikan
menjadi minor (dapat diatasi dengan baik), moderat (efek sedang, dapat menyebabkan
kerusakan organ), mayor (efek fatal, dapat menyebabkan kematian)
Onset (kecepatan)
Merupakan alat ukur untuk melihat seberapa cepat efek klinis interaksi obat yang dapat
terjadi untuk menentukan urgensi interaksi dengan tindakan pencegahan untuk dapat
menghindari konsekuensi dari interaksi obat (Tatro, 2006).
Dua level onset yang digunakan adalah :
1. Rapid (cepat) : efek akan terlihat dalam waktu 24 jam dari pemberian obat. Tindakan
segera perlu dilakukan untuk menghindari efek interaksi.
2. Delayed (lambat) : efek tidak akan terlihat sampai obat yang berinteraksi selama
beberapa hari atau minggu. Tidak memerlukan tindakan segera.
Contoh Interaksi Obat
a) Ranitidine dengan Paracetamol
Aksi terapeutik dari paracetamol (NSAIDs) kemungkinan dapat diubah oleh ranitidine
(Histamine H2 Antagonist). Dalam manajemennya tidak ada tindakan klinik khusus.

b) Ranitidine dengan Ketorolac


Aksi terapeutik dari ketorolac (NSAIDs) kemungkinan dapat diubah oleh ranitidine
(Histamine H2 Antagonist). Dalam manajemennya tidak ada tindakan klinik khusus.

c) Ondansetrondengan Tramadol
Ondansetron dapat menurunkan efek dari tramadol di beberapa pasien. Perlu dilakukan
penyesuaian dosis dari tramadol. Penggunaan 5-HT3 reseptor antagonis dengan tramadol
dapat meningkatkan serotonin sindrom dan juga dapat menurunkan efikasi analgesic dari
tramadol. Dalam manajemennya, pasien perlu melakukan monitoring untuk tanda-tanda dari
serotonin sindrom selama pengobatan, jika serotonin sindrom berkembang selama terapi,
semua agen serotonergik harus dihentikan.
d) Albuterol dengan Ondansetron
Penggunaan beta-2-adrenergik dapat menyebabkan perpanjangan dose-related dari
hilangnya potassium. Sebagai efek tambahan dapat meningkatkan resiko aritmia ventricular.
Dalam manajemennya dapat diberikan perhatian bahwa penggunaan beta-2-agonist dalam
kombinasi dengan obat lain dapat memperpanjang interval QT.

e) Albuterol dengan Antasida


Penggunaan antasida dapat menyebabkan kehilangan elektrolit dan meningkatkan resiko
aritmia ventricular. Elektrolit akan terganggu dan juga termasuk hypokalemia dan
hypomagnesemia. Manajemen yang dapat dilakukan adalah memonitoring keseimbangan
elektrolit secara periodik.

f) Ondansetron dengan Antasida


Penggunaan antasida dapat menyebabkan kehilangan elektrolit dan meningkatkan resiko
aritmia ventricular. Elektrolit akan terganggu dan juga termasuk hypokalemia dan
hypomagnesemia. Manajemen yang dapat dilakukan adalah memonitoring keseimbangan
elektrolit secara periodic.
g) Ranitidine dengan Antasida
Bioavailabilitas dari ranitidine (Histamine H2 Antagonist) kemungkinan dapat menurun, dan
menurunkan pula efek farmakologisnya. Berdasarkan data yang ada untuk manajemennya
tidak ada tindakan klinik khusus yang dibutuhkan.

h) Spironolacton dengan Valsartan


Penggunaan kombinasi spironolacton bersamaan dengan valsartan dapat meningkatkan
level potassium dalam darah. Level potassium yang tinggi dapat disebut dengan
hyperkalemia. Manajemen yang dapat dilakukan adalah dengan memonitoring level
potassium dalam darah selama pengobatan.

i) Ceftriaxone dengan Furosemide


Penggunaan furosemide (diuretik) bersamaan dengan ceftriaxone (sefalosporin) dapat
berpotensi mengakibatkan nefrotoksik. Furosemide dapat meningkatkan konsentrasi plasma
atau menurunkan klirens dari ceftriaxone. Manajemen yang dilakukan adalah memonitoring
fungsi renal.
j) Furosemide dengan Digoksin
Elektrolit yang diinduksi oleh furosemide (diuretik) dapat terganggu dan mempengaruhi
digoksin (digitalis) dalam menginduksi aritmia. Peningkatan eksresi urin dari potassium dan
magnesium mempengaruhi aksi otot jantung. Manajemen yang dapat dilakukan adalah
mengukur level plasma dari potassium dan magnesium ketika menggunakan kombinasi
kedua obat ini .

k) Aspirin dengan Digoksin


NSAIDs kemungkinan dapat meningktakan konsentrasi plasma dari digoksin, dengan
menurunkan klirens renal. Manajemen yang dilakukan adalah memonitor efek farmakologis
dari digoksin dan untuk meningkatkan level plasma.

l) Furosemide dengan Aspirin


Respon diuretic dari furosemide dapat terhambat pada pasien dengan gangguan sirosis dan
ascites. Dalam manajemennya tidak ada tindakan secara umum, namun pasien dengan
sirosis dan ascites yang menggunakan furosemide (diuretik) dan menerima aspirin (salisilat)
perlu diberikan peringatan
Here You Have Two Columns

Mercury Venus
Mercury is the closest planet to Venus is the second planet from
the Sun and the smallest one in the Sun and was named after the
the Solar System Roman goddess of love
What about Four Columns?

Venus Saturn
Venus has a beautiful Saturn is a planet
name and is the second composed of hydrogen
planet from the Sun and helium

Mars Jupiter
Despite being red, it’s Jupiter is a gas giant
actually a cold place full and the biggest planet
of iron oxide dust in the Solar System
This Is a Table

Mass Diameter Gravity


(Earths) (Earths) (Earths)

Mars 100 355 370

Saturn 490 150 890

Venus 1,000 260 245


Try Using Infographics!

Mercury
Mercury is the closest
Saturn planet to the Sun
Saturn is the ringed
one and a gas giant Mars
Despite being red,
Jupiter Mars is actually cold
It’s the biggest planet
in the Solar System
“This is a quote, words full of
wisdom that someone
important said and can make
the reader get inspired.”

—Someone Famous
A Picture Always
Reinforces the
Concept
Images reveal large amounts of
data, so remember: use an image
instead of long texts
A Picture Is Worth a
Thousand Words
A Timeline Always Works
Despite being red,
Mars is a cold place
Mars

02
0
03
1
Jupiter Mercury
It’s the biggest planet in Mercury is the closest
the Solar System planet to the Sun
A Timeline Always Works
It’s composed of It’s the second planet
hydrogen and helium from the Sun
Saturn Venus

04 06

05
Neptune
It’s the farthest
planet from the Sun
Second
Section
You could enter a subtitle
here if you need it
Try This Exercise!
How many words can you
make with these letters?
Here Are the Answers
01 02 03
Belt Beetle Melt
Despite being red, Mars Mercury is the closest Neptune is the farthest
is a cold place planet to the Sun planet from the Sun

04 05 06
Emblem Bell Tent
Venus is the second Saturn is composed of It’s the biggest planet in
planet from the Sun hydrogen and helium the Solar System
Guess the Words

It's a soft yellow It's the period of the year It's something which one
substance produced when leaves fall from seems to see or
by bees the trees experience during sleep

ONHYE MTUAUN RMSAED


Here Are the Answers

It's a soft yellow It's the period of the year It's something which one
substance produced when leaves fall from seems to see or
by bees the trees experience during sleep

Honey Autumn Dreams


Do You Need Percentages?

75% 90%
Mars Mercury
85% 70% 30%
Venus Saturn Jupiter
This Is a Map

You can write something


relevant here
You Can Use a Diagram

Awesome Astonishing
Venus has a Mercury is the
beautiful name, Amazing Attractive closest planet to
but it’s hot Despite being It’s the biggest the Sun
red, Mars is a planet in the
cold place Solar System
Third
Section
You could enter a subtitle
here if you need it
Awesome
Words
Do You Need a Checklist?

● This is one item in your checklist


● This is one item in your checklist
● This is one item in your checklist
● This is one item in your checklist
● This is one item in your checklist
● This is one item in your checklist
● This is one item in your checklist
Here’s Another Timeline

02 04
Mars Saturn
01 Despite being red,
Mars is a cold place
03 Saturn is the ringed
one and a gas giant
Jupiter Mercury
It’s the biggest planet in Mercury is the closest
the Solar System planet to the Sun
You Can Use a Graph
Saturn
Saturn is the ringed
planet and a gas
giant 20%
Jupiter
70% Jupiter is the biggest
planet in the Solar
System
Mars
Despite being red, 10%
Mars is actually a
cold place

To modify this graph, click on it, follow the link,


change the data and paste the new graph here
Big numbers catch your
audience’s attention
3,000.00
earths is the Sun’s mass

24h 307m
is Jupiter’s rotation period

386,000 km
is the distance between the
Earth and the Moon
Our Team

Helena Amelie
Richard Roe Patterson Johnson
Writer Manager Teacher
You can replace the You can replace the You can replace the
image on the screen image on the screen image on the screen
with your own with your own with your own
Desktop Software

You can replace the


image on the screen
with your own work.
Just delete this one and
add yours
Tablet App

You can replace the image


on the screen with your own
work. Just delete this one
and add yours
Mobile Web

You can replace the


image on the screen
with your own work.
Just delete this one and
add yours
Thanks!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution.
Alternative Resources
Resources
Did you like the resources on this template? Get them for free at our other
websites.

Vectors
● Original hand drawn leadership composition
● Flat elements relation to honey

Photos
● Group of childrens covering their faces with books
● Girl with glasses reading
● Little girl covering her face with book
● High angle childrens with books reading
● Copy-space cute boy with book
Instructions for use
In order to use this template, you must credit Slidesgo by keeping the Thanks slide.

You are allowed to:


- Modify this template.
- Use it for both personal and commercial projects.

You are not allowed to:


- Sublicense, sell or rent any of Slidesgo Content (or a modified version of Slidesgo Content).
- Distribute Slidesgo Content unless it has been expressly authorized by Slidesgo.
- Include Slidesgo Content in an online or offline database or file.
- Offer Slidesgo templates (or modified versions of Slidesgo templates) for download.
- Acquire the copyright of Slidesgo Content.

For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Fonts & colors used
This presentation has been made using the following fonts:

Mali
(https://fonts.google.com/specimen/Mali)

Nunito
(https://fonts.google.com/specimen/Nunito)

#703316 #fff0b3 #ffdb45 #ffa500 #99e2e6


Use our editable graphic resources...
You can easily resize these resources without losing quality. To change the color, just ungroup the resource
and click on the object you want to change. Then, click on the paint bucket and select the color you want.
Group the resource again when you’re done.
JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL MAY JUNE

PHASE 1

Task 1

Task 2

PHASE 2

Task 1

Task 2

JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL

PHASE 1

Task 1

Task 2
...and our sets of editable icons
You can resize these icons without losing quality.
You can change the stroke and fill color; just select the icon and click on the paint bucket/pen.
In Google Slides, you can also use Flaticon’s extension, allowing you to customize and add even more icons.
Educational Icons Medical Icons
Business Icons Teamwork Icons
Help & Support Icons Avatar Icons
Creative Process Icons Performing Arts Icons
Nature Icons
SEO & Marketing Icons
Medication safety

swamedikasi
1. HAFIZAH AGUSNA 1904001 14. WELLYS ARDIAN 1904041
2. RADHA PERMATA S. 1904003 17. EWIT OKTI ERLINA 1904043
3. NURUL AZIRA 1904009 18. DEAN RIZKY UTAMI 1904045
4. FAUZIAH 1904013 19. SELVI SULASTRI 1904047
5. AFNI FIRLA 1904015 20.PUTRI SALSABILA 1904049
6. ATIKA NOVI 1904019 21. TANIA PUSPITA 1904051
7. 22. INDAH ZUKHRUF QODRI 1904053
8. QURRATI AINI 1904023 23. CHAIRANI ALWALIDAIN 1904059
9. OKSELA RENO F. 1904025 24. ESSI FADILA WARNI 1904113
10. DINDA SITI F. 1904027 25. RISKA FAUZIAH 1904121
11. NURUL ASRINIA 1904029 26. MAURA RYANTI F. 1904125
12. MULPA PUTRI 1904031 27. DINDA CANTIKA 1904141
13. LIANDA ANGGIE S. 1904033
14. ZAHRA ZELVIRA 1904037 Dosen pengampu
15. AULYA NADILA 1904039 Apt.RIA AFRIANTI, M.Farm
Defenisi swamedikasi Pengobatan sendiri yang sesuai dengan
aturan mencakup 4 kriteria antara lain :

01
tepat golongan obat, yaitu menggunakan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas
Menurut WHO, swamedikasi adalah pemilihan dan
penggunaan obat modern, herbal, maupun obat
tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi Ttepat kelas terapi obat, yaitu menggunakan
penyakit atau gejala penyakit 02 obat yang termasuk dalam kelas terapi yang
sesuai dengan keluhannya

Menurut Rahardja, swamedikasi berarti mengobati


03
tepat dosis obat, yaitu menggunakan obat
segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang
dengan dosis sekali dan sehari pakai sesuai
sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat dengan umur
atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter

04
tepat lama penggunaan obat, yaitu apabila
berlanjut segera berkonsultasi dengan dokter
Swamedikasi terkait dengan penggunaan obat, sehingga seseorang yang tidak melibatkan
tenaga kesehatan ketika sakit dan melakukan swamedikasi, harus memperhatikan penggunaan
obat. Swamedikasi harus benar-benar memperhatikan dosis yang tepat atau dapat melakukan
konsultasi dengan tenaga apoteker

Untuk melakukan pengobatan sendiri secara benar, masyarakat harus


mampu :
a. Mengetahui jenis obat yang diperlukan untuk mengatasi penyakitnya.
b. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi sendiri
perkembangan sakitnya.
c. Menggunakan obat tersebut secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan
tahu batas kapan mereka harus menghentikan self-medication dan segera
minta pertolongan petugas kesehatan.

d. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat


memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian itu suatu
penyakit baru atau efek samping obat.
e. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut.
Tujuan
swamedikasi Alasan masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan,
mengobati penyakit kronis, dan melakukan swamedikasi.
menangani sakit yang diderita terutama
pada malam hari 1. kepraktisan waktu,
2. murah, mudah didapat,
Swamedikasi juga dapat digunakan 3. pengalaman swamedikasi
untuk mencegah dan mengobati gejala sebelumnya.
dan penyakit yang tidak memerlukan
konsultasi atau pengawasan medis.
Penyakit-penyakit ringan yang sering
diatasi dengan swamedikasi antara lain
seperti demam, pusing, perut kembung,
diare, kecacingan, dan lain-lain
Keuntungan dan resiko swamedikasi
Keuntungan swamedikasi :

1. dapat mengobati gejala penyakit ringan,


2. mudah dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat,
3. juga mengurangi beban pelayanan medis.

Resiko swamedikasi

Swamedikasi yang tidak tepat dapat menyebabkan timbulnya keluhan lain yang
disebabkan oleh karena kesalahan mengenali gejala yang muncul, memilih obat, cara
penggunaan, dosis, dan keterlambatan dalam mencari pertolongan tenaga kesehatan saat
keluhan berlanjut.

Timbulnya keluhan lain tersebut bisa disebabkan karena efek samping obat seperti
reaksi alergi, mual, dan lain lain. Risiko dari swamedikasi antara lain dapat mengalami efek
samping obat, resistensi antibiotik, hipersensitivitas, gejala putus zat, dan dapat menutupi
gejala utama penyakit sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosis yang benar.
Memahami
Meditasi
Meditasi adalah praktik memusatkan
pikiran Anda pada suatu hal, objek, atau
aktivitas.
Meditasi telah dilakukan
berabad-abad lalu.
Meski dulu berorientasi agama, meditasi
dapat dilakukan tanpa tujuan agama.

Presentasi dengan mudah dan pikat audiens


dengan Presentasi Canva. Pilih dari lebih dari
seribu templat profesional dan sesuaikan dengan
segala sasaran atau topik. Kustomisasi sesuai
gaya Anda dengan teks dan foto.
Meditasi
mengurangi stres.
Meditasi mengurangi emosi negatif,
kecemasan, dan kelupaan.
Meningkatkan
konsentrasi.
Meditasi dapat lebih menyiapkan
kita untuk menjalani hari kerja.

Pikat audiens Anda dengan Presentasi


Canva. Kustomisasi sesuai gaya Anda
dengan teks dan foto.
Meningkatkan
kesehatan emosi dan
jasmani.
Memperoleh pandangan hidup yang positif
dan mengelola gejala berbagai penyakit,
seperti gangguan tidur dan sakit kepala.

Terapkan animasi dan transisi halaman ke dalam


Presentasi Canva Anda untuk menonjolkan ide dan
membuatnya lebih mudah diingat.
Menepis Mitos
Meditasi
Bagaimana agar meditasi Anda berhasil
Mitos 1:

Saya perlu waktu lebih dari 20 menit


untuk bermeditasi.
Presentasi layaknya seorang pro menggunakan tampilan presenter.

Mitos 2:

Pikiran harus selalu hening.


Percaya diri dengan layar pribadi untuk membaca catatan Anda, melihat
penunjuk waktu, dan mengetahui slide Anda berikutnya.
Temuan baru menunjukkan bahwa pikiran yang melayang tetap dapat bermeditasi.

orang yang bermeditasi mengaku tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran mereka.

Pikat audiens dengan Presentasi Canva. Pilih dari lebih dari seribu templat
profesional dan sesuaikan dengan segala sasaran atau topik.
Misinformasi Seputar
Meditasi

01 02 03
Meditasi adalah praktik Anda harus mematung untuk Hanya ada satu cara yang
keagamaan atau spiritual. bermeditasi. benar dalam bermeditasi.

Rekam presentasi Canva Anda Tambahkan audio saat Hal ini sangat berguna untuk
terlebih dahulu agar dapat mempresentasikan, lalu bagikan menjangkau audiens yang lebih
melakukan presentasi kapan saja. video Anda ke semua orang. luas.
Yoga Mindfulness

Berbagai Cara 20% 20%

Bermeditasi
Setiap orang punya praktik meditasi Tai Chi Guided
20% 20%
tersendiri yang cocok bagi mereka.

Transcendenta
l
20%

Selain sembilan jenis meditasi, seni


Visualisasikan informasi yang rumit dengan grafik dan
bela diri lembut seperti Tai Chi dan Qi bagan. Ini adalah alat bantu visual yang membantu
Gong juga termasuk. menambahkan konteks ke dalam topik Anda.
Visualisasikan informasi yang rumit dengan grafik dan
Tradisional ke bagan. Ini adalah alat bantu visual yang membantu
menambahkan konteks ke dalam topik Anda.

Modern
Meditasi telah
50
berkembang menjadi
praktik sekuler.
40

30

20

Semakin banyak orang 10


mempraktikkan meditasi tanpa
mengaitkannya dengan agama. 0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5
Agar Meditasi Anda
Berhasil
Tips untuk membantu menanamkan
kebiasaan meditasi
Bermeditasi Setiap Hari

Lakukan meditasi untuk Tentukan dan ikuti jadwal


Berolahraga dan usahakan
menghindari banjir bekerja dan beristirahat.
agar tetap aktif.
informasi. Buat batasan!

Hubungi teman melalui Makan makanan bergizi


pesan teks atau panggilan seimbang (dengan kudapan
video online. sesekali).
Sulit memang jika
hasil nyata dari usaha
Anda tidak langsung
terlihat.
Tetap percaya pada prosesnya dan percaya pada diri Anda.
Terima kasih!
Jangan ragu untuk bertanya kepada kami lewat DM: @situssangathebat
NAMASTE SAVASANA

Sertifikat Partisipasi

Sertifikat ini diberikan kepada

Nama Partisipan
atas keikutsertaannya dalam lokakarya (tuliskan topik).

Nama Fasilitator Lokakarya Tanggal Lokakarya


Pembicara Kami Berikutnya
Pelajari lebih lanjut tentang meditasi kesadaran penuh

Cantika Erlangga Muhammad Prawira Sari Pratiwi


Pembicara Kesadaran Penuh Kreator aplikasi MINDA Pelatih Kebugaran
Halaman Sumber
Gunakan elemen ini dalam Presentasi Canva Anda. Selamat mendesain!
Halaman Sumber
Temukan keajaiban dan keseruan dalam melakukan presentasi dengan Presentasi
Canva. Tekan tombol berikut saat berada dalam mode Presentasi!

B untuk buram O untuk gelembung

C untuk konfeti Q untuk senyap

D untuk suara drum X utuk tutup

Nomor 0-9 untuk pengatur waktu


Halaman Sumber
Kurang suka melakukan presentasi langsung? Jangan khawatir! Rekam Presentasi
Canva Anda yang dapat ditonton oleh audiens Anda dengan cara mereka sendiri.

Klik tiga titik di sudut kanan atas layar Anda, Mulai perekaman, dan tekan jeda di antara
01 lalu pilih 'Presentasikan dan rekam.'
04 pengambilan rekaman bila perlu.

Begitu selesai, unduh Presentasi Canva Anda


Klik 'Buka studio rekaman', tempat Anda dapat
dalam format file MP4 atau salin tautan
02 memilih sumber video dan audio untuk 05 Presentasi Wicara Anda, lalu bagikan dengan
presentasi video Anda.
yang lain.

Anda dapat memilih opsi 'Tanpa kamera' dan Anda juga dapat merekam video di dalam editor!
03 hanya merekam suara Anda.
06 Buka "Unggahan" dan klik "Rekam diri Anda".

Anda mungkin juga menyukai