Anda di halaman 1dari 26

Bahan Pelarut

Kelompok 6 :

Tiara Wulandari 1801011311


Afrillia Zahara 1801011380
Irene Vio Halini Ginting 1801011450
Muhammad Rizal 1801011537

Kelas : 7E

Dosen Pengampu :
apt. Hanafis Sastra Winata, S. Farm., M.Si.
Pengertian Bahan Pelarut

Pelarut adalah suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang melarutkan
subastansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen. Pelarut paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum
digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut
pelarut organik.

Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Banyak pelarut
yang digunakan dalam industri untuk berbagai tujuan, antara lain proses ekstraksi:
minyak makan, minyak wangi, bahan farmasi, pigmen dan produk-produk lainnya dari
sumber alam.
Klasifikasi Bahan Pelarut

01 02
Bahan Pelarut Organik Bahan Pelarut Anorganik
Merupakan pelarut yang tidak
Umumnya dapat ditemukan memiliki komponen organik di
pada senyawa alkohol seperti : dalamnya. Amonia dan asam
eter, ester, keton dan sulfat merupakan kedua zat
sebagainya. yang termasuk anorganik.
Fungsi Bahan Pelarut Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
Fungsi Bahan Pelarut Organik

1. Thinner cat
2. Penghilang cat kuku atau aseton
3. Pelarut lem
4. Penghilang noda
5. Bahan dasar parfum
6. Deterjen
Fungsi Bahan Pelarut Anorganik

● Pupuk
Baterai mobil
Bensin
Pewarna
Sejumlah dampak yang bisa
Namun, dalam penggunaan terjadi dari penggunaan yang
sehari-hari, kita tetap perlu berlebihan dan salah dapat
menyebabkan kanker dan
memperhatikan takaran
kerusakan pada ginjal, hati
penggunaannya, karena dan sistem saraf.
penggunaan yang salah juga
dapat berdampak bagi
kesehatan.
Macam – Macam Bahan Pelarut
yang Dapat Bersifat Toksik

1. Hidrokarbon-hidrokarbon
Petroleum
Mekanisme terjadinya keracunan :
Hidrokarbon dengan Berat Molekul
mudah menguap, dan masuk ke dalam
tubuh manusia melalui paruparu.
Menyebabkan depresi Susunan Syaraf
Pusat, menyebabkan gejala-gejala seperti
mabuk.
Lanjutan 2. Hidrokarbon Aromatis
a. Benzena

Mekanisme terjadinya keracunan : Terpapar secara luas


dalam bentuk uap menyebabkan kerusakan Susunan Syaraf
Pusat, saluran pencemaan, dan sumsum tulang yang
membentuk sel-sel darah merah. Para pekerja yang terpapar
secara berlebihan dapat menderita anemia dan menurunnya
jumlah sel darah putih. Kontak dalam waktu lama dengan
kulit menyebabkan kerusakan
kulit mirip seperti terbakar.
Lanjutan
Mekanisme terjadinya keracunan : lebih
mengiritasi kulit dari pada benzene. Kecuali
untuk cumene, mereka kurang baik diserap
b. Toluene, Xylene, Ethyl melalui kulit dari pada benzene, dan tidak
Benzene, dan Cumene menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang,
tetapi efeknya lebih besar terhadap Susunan
Syaraf Pusat dari pada benzene.
Lanjutan 3. Hidrokarbon Terklorinasi

Mekanisme Terjadinya keracunan : menyebabkan iritasi kulit dan hilangnya


lemak kulit serta menekan susunan syaraf pusat. Beberapa solven terklorinasi
menyebabkan timbulnya bengkak pada kulit seperti jerawat, suatu kasus yang
disebut dengan jerawat klor (chloracne).
Lanjutan 4. Alkohol

Mekanisme terjadinya keracunan : alkohol dengan molekul besar adalah


larut dalam lemak. Sebagai akibatnya, mereka tinggal lebih lama di
dalam tubuh, dan lebih merusak organ-organ bagian dalam. Jika
menyerang syaraf mata, dapat menyebabkan kebutaan.
Lanjutan 5. Glikol dan Eter Glikol

Mekanisme terjadinya keracunan : dapat menyebabkan kerusakan serius


terhadap ginjal dan susunan syaraf pusat serta dapat merusak sistem
reproduksi pria.
Lanjutan 6. Eter

Mekanisme terjadinya keracunan : mengiritasi bagian atas saluran


pemafasan dan mata, dan menyebabkan bermacam-macam simptom.
Dapat diabsorbsi melalui paru-paru dan kulit. Ginjal, lever, dan susunan
syaraf pusat akan rusak sebagai akibat terpapar dengan dioksan.
Lanjutan 7. Aldehid

Mekanisme terjadinya keracunan : bersifat iritasi yang kuat terhadap kulit, mata
dan saluran pernafasan. Pemaparan biasanya dibatasi oleh ketidaksadaran
pekerja yang menginhalasinya dalam dosis yang berbahaya. Asetaldehid
digunakan secara luas di industri. Secara toksikologi, bukan merupakan ancaman
yang serius, namun terhadap binatang menunjukkan efek teratogenik dan
embriotoksik.
.
Lanjutan 8. Keton

Mekanisme terjadinya keracunan : Seperti aldehid, keton juga bersifat


mengiritasi, dan dengan alasan itu ia tidak dibenarkan diinhalasi dalam
jumlah yang berbahaya. Aseton, umumnya suatu senyawa yang sangat
atnan, dan hanya akan menyebabkan perasaan mengantuk dan iritasi
pada dosis yang tinggi.
Lanjutan
Seperti :
a. Dimetilsulfoksida : memiliki sifat toksik yang
9. Senyawa-Senyawa Lain rendah.
b. Dimetilformarnida : dapat merusak lever.
c. Karbon disulfida : menyebabkan kerusakan
pada otak, susunan syaraf perifer serta penyakit
jantung koroner.
d. Asetonitril : menyebabkan sesak nafas.
Pencegahan Keracunan

Pencegahan terjadinya keracunan dalam proses


produksi di industri dapat dilakukan dengan
menggunakan zat kimia alternatif yang kurang
toksik, dan mengurangi bahaya dan resiko yang
mungkin dapat ditimbulkan pada pekerja dan
lingkungan.
lanjutan

Selain itu perlu diusahakan upaya pengamanan


seperti menyediakan tempat penyimpanan yang
aman, tersedianya sarana air pembilas di tempat-
tempat strategis, menyediakan dokter perusahaan,
melengkapi pekerja dengan
masker dan sarung tangan, dan sebagainya.
Penanggulangan Dini
Keracunan
Penanggulangan keracunan perlu dilakukan
untuk kasus akut maupun kronis. Kasus akut
lebih mudah dikenal sedangkan kasus kronis
lebih sulit dikenal.
Beberapa contoh tindakan yang perlu dilakukan
Lanjutan pada kasus keracunan
akut adalah sebagai berikut:

A. koma
Periksalah apakah penderita masih bernafas teratur sekitar 20
kali semenit. Bila tidak bernafas maka perlu dilakukan
pernafasan buatan. Jangan diberi minum apa-apa, dan hanya
boleh dirangsang secara fisik untuk membangunkan seperti
mencubit ringan atau menggosok kepalan tangan di atas tulang
dada (sternum). Obat perangsang seperti kafein tidak boleh
diberikan persuntikan. Bila muntah, tidurkanlah telungkup
supaya muntahan tidak terhirup dalam paru-paru.
Lanjutan B. Kejang

Bila terdapat kejang maka penderita perlu diletakkan dalam sikap yang
enak dan semua pakaian dilepas. Menahan otot lengan dan tungkai
tidak boleh terlalu keras, dan di antara gigi perlu diletakkan benda
yang tidak keras supaya lidah tidak tergigit. Penderita keracunan
dengan kejang harus diberi diazepam intravena dengan segera, namun
perlu dititrasi, karena bila berlebihan dapat membahayakan.
Manajemen Penderita Keracunan

Tindakan pada kasus keracunan bila tidak ada


tenaga dokter adalah sebagai berikut :
- Tentukan secara global apakah kasus merupakan
keracunan
- Bawa penderita segera ke rumah sakit, terutama
bila tidak sadar
Sebelum penderita dibawa ke rumah
sakit mungkin ada beberapa hal yang
perlu dilakukan :

- Bila zat kimia terkena kulit, cucilah segera dengan sabun dan
air yang banyak. Begitu pula bila kena mata, Jangan
menggunakan zat pembersih lain selain air.
- Bila penderita tidak benafas dan badan masih hangat, lakukan
pernafasan buatan sampai dapat bernafas sendiri. Bila tanda-
tanda bahwa insektisida merupakan penyebab, tidak dibenarkan
meniup ke dalam mulut penderita.
- Bila racun tertelan dalam batas 4 jam, cobalah memuntahkan
penderita bila sadar. Memuntahkan dapat dengan merogoh
tenggorokan (jangan sampai melukai).
Lanjutan

- Bila sadar, penderita dapat diberi norit yang digerus


sebanyak 40 tablet, diaduk dengan air secukupnya.
- Semua keracunan harus dianggap berbahaya sampai
terbukti bahwa kasusnya tidak berbahaya.
- Simpanlah muntahan dan urin (bila dapat ditampung)
untuk diserahkan kepada rumah sakit yang merawatnya.
Kesimpulan

Salah satu sumber toksikan yaitu pelarut yang


biasanya kita temukan pada makanan atau
minuan, maupun obat-obatan, ataupun di
laboratorium yang biasa digunakan untuk
praktikum dan penelitian. pelarut adalah benda
cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair
atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan.
Thank You!!!

Anda mungkin juga menyukai