OLEH :
PUTU DIVA PIONITA DEWI
P07120213008
TINGKAT 4 SEMESTER VII
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAFASAN
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK) DI RUANG IGD BRSU TABANAN
Bronkitis kronis
Emfisema
Didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar
bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli (Smeltzer
dan Bare : 2002).
3.
Asma
Adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu (Smeltzer dan Bare : 2002).
2.
3.
PATHWAY
Pencetus
Asma, Bronkitis, emfisema
PPOK
Sputum meningkat
Batuk
Perbesaran Alveoli
Inflamasi
Leukosit meningkat
Ekspansi paru
menurun
Imun menurun
Kuman patogen &
endogen difagosit
makrofag
Frekuensi pernafasan
cepat
Anoreksia
Hipoksia
Sesak
Pola Nafas Tidak
Efektif
4.
Intoleransi Aktifitas
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan radiologis
Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1) Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garisgaris yang parallel, keluar dari hilus menuju apeks paru.
Bayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang menebal.
2) Corak paru yang bertambah.
Pada emfisema paru terdapat 2 bentuk kelainan foto dada, yaitu :
1) Gambaran defisiensi arteri, terjadi overinflasi, pulmonary
oligoemia dan bula. Keadaan ini lebih sering terdapat pada
b.
c.
d.
kanan.
Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
sudah terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P
pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1
rasio R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering
e.
f.
6.
Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan PPOK, yaitu :
a. Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya
b.
c.
harian.
Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.
4.
A. PENGKAJIAN
a. Pengkajian Primer (Primary Survey)
1) Airway
Kaji batuk yang dialami oleh pasien; batuk kering berdarah atau batuk
yang mengeluarkan sputum. Selanjutnya dikaji warna sputum yang
dikeluarkan; bewarna hijau atau kental.
2) Breathing
Kaji apakah pasien mengalami disstres pernafasan : pernafasan cuping
hidung, Takipnea/bradipnea. Suara nafas abnormal (crackles, gurgles,
mengi, ronki), mengap-mengap (air hunger). Kaji penggunaan otot
bantu pernafasan
3) Circulation
Perhatikan adanya sianosis, tacicardia, tacipnea, hipotensi (pada
stadium lanjut/shock).
Kaji pasien apakah mengalami :
1) Sianosis.
2) CRT >2 detik
3) Gelisah, letargi
4) Bradikardi
5) Distrimia jantung
4) Dissability
Kaji GCS pasien.
b. Pengkajian Sekunder (Secondary Survey)
1) Pemeriksaan head to toe
2) Pemeriksaan TTV
3) Keluhan utama
Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji
pengetahuan klien tentang kondidinya saat ini. Keluhan utama yang
biasa muncul pada klien PPOK adalah sesak nafas yang sudah
Palpasi
Perkusi
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor,
sedangkan diafragma mendatar/menurun.
d.
Auskultasi
Sering didapatkan adanya suara nafas ronkhi dan wheezing sesuai
tingkat keparahan obstruktif pada bronkhiolus. (Muttaqin. 2008)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan utama pasien mencakup berikut ini:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Intoleransi aktivitas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
.
1
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan
jalan nafas
Intervensi
(NOC)
(NIC)
Batuk yang
efektif
Dispnea
Gelisah
Kesulitan verbalisasi
Mata terbuka lebar
Ortopnea
Penurunan
nafas
bunyi
Perubahan frekuensi
nafas
Perubahan
nafas
pola
Sianosis
Sputum
jumlah
berlebihan
dalam
yang
Suara
tambahan
nafas
obat
Monitor RR dan
status
oksigenasi
(frekuensi,
irama,
kedalaman
dan
usaha
dalam
bernapas)
Anjurkan
pasien
untuk batuk efektif
Berikan
nebulizer
jika diperlukan
Asthma Management
Tentukan batas dasar
respirasi
sebagai
pembanding
Bandingkan status
sebelum dan selama
dirawat di rumah
alveoli
Hiperplasia
pada
dinding bronkus
Mukus berlebih
Penyakit
paru
obstruksi kronis
Sekresi
yang
tertahan
Spasme jalan nafas
Fisiologis :
sakit
untuk
mengetahui
perubahan
status
pernapasan
Monitor tanda dan
gejala asma
Monitor frekuensi,
irama,
kedalaman
dan usaha dalam
bernapas
Asma
Disfungsi
neuromuskular
Infeksi
Jalan nafas alergik
2
posisi
Peningkatan
diameter
anteriorposterior
Penurunan kapasitas
vital
Penurunan
ekspirasi
tekanan
Penurunan
tekanan
Pertahankan
jalan
Respiratory
status
:
nafas yang paten
Ventilation
Siapkan
peralatan
Respirasi dalam batas
oksigenasi
Monitor
aliran
normal (dewasa: 16oksigen
20x/menit)
Monitor
respirasi
Irama pernafasan
dan status O2
teratur
Pertahankan posisi
Kedalaman
pasien
pernafasan normal
Monitor
volume
Suara perkusi dada
aliran
oksigen
dan
normal (sonor)
Retraksi otot dada
jenis canul yang
Tidak terdapat
digunakan.
orthopnea
Monitor keefektifan
Taktil fremitus normal
terapi oksigen yang
antara dada kiri dan
telah diberikan
dada kanan
Observasi
adanya
Ekspansi dada
tanda
tanda
simetris
hipoventilasi
Tidak terdapat
inspirasi
Penurunan ventilasi
semenit
Pernafasan bibir
Pernafasan
hidung
cuping
Pernafasan ekskursi
dada
Pola nafas abnormal
(mis.,
irama,
frekuensi,
kedalaman)
Takipnea
akumulasi sputum
Tidak terdapat
penggunaan otot
bantu napas
Monitor
tingkat
kecemasan
pasien
yang kemungkinan
diberikan terapi O2
pernafasan
Nyeri
Obesitas
Posisi tubuh yang
menghambat
ekspansi paru
Sindrom
hipoventilasi
3
Gas darah
abnormal
arteri
Gelisah
Hiperkapnia
status:
Gas
Hipoksemia
Hipoksia
pH normal (7,35-7,45)
Iritabilitas
Konfusi
SaO2
100%)
Penurunan
dioksida
karbon
pH arteri abnormal
Pola
pernafasan
abnormal
(mis.,
kecepatan,
irama,
kedalaman)
Sakit kepala
bangun
saat
normal (95-
Posisikan
pasien
untuk mendapatkan
ventilasi
yang
adekuat(mis., buka
jalan
nafas
dan
tinggikan kepala dari
tempat tidur)
Monitor
hemodinamika status
(CVP & MAP)
Monitor kadar pH,
PaO2, PaCO2, dan
HCO3 darah melalui
hasil AGD
Catat
adanya
asidosis/alkalosis
yang terjadi akibat
kompensasi
metabolisme,
respirasi
atau
keduanya atau tidak
adanya kompensasi
Monitor tanda-tanda
gagal napas
Sianosis
Somnolen
Takikardia
Warna
kulit
abnormal
(mis.,
pucat, kehitaman )
Faktor yang berhubungan
:
Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
Perubahan membran
alveolar-kapiler
Monitor
neurologis
status
Monitor
status
pernapasan
dan
status
oksigenasi
klien
Atur intake cairan
Auskultasi
bunyi
napas dan adanya
suara
napas
tambahan
(ronchi,
wheezing, krekels,
dll)
Kolaborasi
pemberian nebulizer,
jika diperlukan
Kolaborasi
pemberian oksigen,
jika diperlukan.
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan
untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah
merasa
kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya
kekurangan
makanan
Dilaporkan
adanya
perubahan sensasi rasa
Perasaan
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan
makan
untuk
pasien
membuat
makanan
informasi
kebutuhan
Kaji
kemampuan
pasien
untuk
mendapatkan
nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor
adanya
penurunan berat badan
Nyeri
dengan
patologi
abdominal
atau tanpa
Monitor
tipe
dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
Kurang
berminat
terhadap makanan
dan
atau
Monitor
lingkungan
selama makan
steatorrhea
Kehilangan
yang cukup
(rontok)
rambut
banyak
Faktor-faktor
berhubungan :
yang
Ketidakmampuan
pemasukan
atau
mencerna
makanan
atau mengabsorpsi zatzat gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis
atau
ekonomi.
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
Monitor kulit kering
dan
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor
muntah
mual
dan
makanan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor
kemerahan,
kekeringan
konjungtiva
pucat,
dan
jaringan
Monitor kalori
intake nuntrisi
dan
Intoleransi aktivitas
Setelah dilakukan tindakan
Batasan karakteristik :
keperawatan
..x..
jam
Dispnea
setelah
NIC :
Energy Management
Observasi
adanya
beraktivitas
Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs,
yang dibuktikan dengan
indikator sebagai berikut:
(1-5 = tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, atau
Respons
frekuensi selalu)
jantungabnormal
terhadap aktivitas
Berpartisipasi
dalam
aktivitas
fisik
tanpa
Respons tekanan darah
disertai
peningkatan
abnormal
terhadap
tekanan darah, nadi dan
aktivitas
RR.
Perubahan
elektrokardiogram
(EKG) (mis. Aritmia,
abnormalitas,konduksi,
skemia)
Faktor-faktor
berhubungan :
Gaya
gerak
hidup
yang
kurang
Imobilitas
Ketidakseimbangan
antara
suplai
dan
kebutuhan oksigen.
Tirah baring
Mampu
melakukan
aktivitas
sehari
hari
(ADLs) secara mandiri.
dan
yang
respon
terhadap
Bantu
untuk
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas
yang
diinginkan.
Bantu
untuk
mendapatkan
alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek.
Bantu
untu
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai.
Bantu
klien
untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang.
Bantu
pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas.
Sediakan
penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas.
Bantu
pasien
mengembangkan
motivasi
diri
penguatan.
untuk
Monitor respon
emosi,
sosial
spiritual.
fisik,
dan
dan
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Nanda. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC, Jilid 2. Jakarta : MediAction.