Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN CA. MAMMAE

OLEH:
ASRIA SARI
NIM : 1705149010059

CI KLINIK CI AKADEMIK

PRODI PROFESI NERS STIKES YARSI


BUKITTINGGI SUMBAR
2017-2018
LAPORAN PENDAHULUAN CA. MAMMAE

1.     PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara
(Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker
tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias
terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor
ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

2.  ETIOLOGI CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995),
namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:

 Mekanisme hormonal
 Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan
seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan  bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002:
1589).
 Virus
 Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel
yang sedang mengalami proliferasi.
 Genetik
- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” 
autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai
peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
 Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan
aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien
diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm


b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota
keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
g. Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita
yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
h. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
i. Faktor endokrin dan reproduksi
j. Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang
dari 12 tahun
k. Obat anti konseptiva oral
l. Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena kanker.

3.  PATOFISIOLOGI CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang
terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel menjadi
ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua
sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang
belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa
faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity
Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:

 Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone


yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer &
Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel
mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih
jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa
hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche
dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan
resiko kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia
lebih dari 30 tahun.
 Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\
 Genetik
- Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic”  autosomal dominan.
- o    Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17    
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan
aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker
pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia
sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal
menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan
yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan
pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pathway CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

 
4.  MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE/ KANKER PAYUDARA

Gejala  umum Ca mamae adalah :

 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara


 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut
seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
 Ada cairan yang keluar dari puting susu
 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
 Ada rasa sakit
 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
 Ada pembengkakan didaerah lengan
 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting
susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam
serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
- Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
- Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :


1. Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

6.  KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati. Selain
itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
 metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran
limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru,
tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
 gangguan neuro varkuler
 Faktor patologi
 Fibrosis payudara
 kematian

7.  PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

1.     Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor.
Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi
diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar
tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
e. Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
f. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

2.    Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena
inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3.    Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping:
lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4.    Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga
dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A.     PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan
tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan
penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

4.  Pemeriksaan Fisik

a. Kepala       : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut     : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata          : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga      : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung      : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut        : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher         : biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada         : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar        : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan
membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
Pemeriksaan Diagnostik

1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. sinar X dada

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
4. Ansietas  berhubungan dengan  diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker  mammae berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam
citra diri

C.    PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA

DIAGNOSA KEP. NOC NIC


Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : food Nutrition Management
berhubungan dengan and Fluid Intake  Kaji adanya alergi makanan
pembedahan, mis; Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
anoreksia
 Adanya peningkatan menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
berat badan sesuai dibutuhkan pasien.
dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
 Berat badan ideal Fe
sesuai dengan tinggi  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
badan dan vitamin C
 Mampu  Berikan substansi gula
mengidentifikasi  Yakinkan diet yang dimakan mengandung
kebutuhan nutrisi tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Tidak ada tanda  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
tanda malnutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 Tidak terjadi  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
penurunan berat makanan harian.
badan yang berarti
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak
selama jam makan
 Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :


nyeri berhubungan dengan v  Pain Level, Pain Management
proses pembedahan v  Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara
v  Comfort level komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Kriteria Hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
 Mampu mengontrol presipitasi
nyeri (tahu penyebab  Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampu ketidaknyamanan
menggunakan tehnik  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
nonfarmakologi mengetahui pengalaman nyeri pasien
untuk mengurangi  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nyeri, mencari  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
 Melaporkan bahwa lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
nyeri berkurang masa lampau
dengan  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
menggunakan dan menemukan dukungan
manajemen nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat
 Mampu mengenali mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
nyeri (skala, pencahayaan dan kebisingan
intensitas, frekuensi  Kurangi faktor presipitasi nyeri
dan tanda nyeri)  Pilih dan lakukan penanganan nyeri
 Menyatakan rasa (farmakologi, non farmakologi dan inter
nyaman setelah personal)
nyeri berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
 Tanda vital dalam  menentukan intervensi
rentang normal  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

Kerusakan integritas kulit NOC : NIC : Pressure Management


berhubungan dengan Tissue Integrity : Skin  Anjurkan pasien untuk menggunakan
pengangkatan bedah
and Mucous Membranes pakaian yang longgar
jaringan
Kriteria Hasil :  Hindari kerutan padaa tempat tidur
 Integritas kulit yang
baik bisa   Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
dipertahankan kering
(sensasi, elastisitas,   Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap
temperatur, hidrasi, dua jam sekali
pigmentasi)  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
pada kulit derah yang tertekan
 Perfusi jaringan baik  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
 Menunjukkan  Monitor status nutrisi pasien
pemahaman dalam
proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
 Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan alami

Ansietas  berhubungan NOC : NIC :


dengan  diagnosa, v  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
pengobatan, dan
v  Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
prognosanya .
Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
 Klien mampu pelaku pasien
mengidentifikasi  Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dan dirasakan selama prosedur
mengungkapkan  Temani pasien untuk memberikan keamanan
gejala cemas dan mengurangi takut
 Mengidentifikasi,  Berikan informasi faktual mengenai
mengungkapkan diagnosis, tindakan prognosis
dan menunjukkan  Dorong keluarga untuk menemani anak
tehnik untuk  Lakukan back / neck rub
mengontol cemas  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Vital sign dalam
 Identifikasi tingkat kecemasan
batas normal
 Bantu pasien mengenal situasi yang
 Postur tubuh,
menimbulkan kecemasan
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan  Dorong pasien untuk mengungkapkan
tingkat aktivitas perasaan, ketakutan, persepsi
menunjukkan  Instruksikan pasien menggunakan teknik
berkurangnya relaksasi
kecemasan  Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process


tentang penyakit,  Kowlwdge : disease  Kaji  tingkat pengetahuan klien dan keluarga
perawatan,pengobatan process tentang proses penyakit
kurang paparan terhadap  Kowledge : health  Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda
informasi Behavior dan gejala serta penyebabnya
Kriteria Hasil :  Sediakan informasi tentang kondisi klien
 Pasien dan keluarga  Berikan informasi tentang perkembangan klien
menyatakan  Diskusikan perubahan gaya hidup yang
pemahaman tentang mungkin diperlukan untuk mencegah
penyakit, kondisi, komplikasi di masa yang akan datang dan atau
prognosis dan kontrol proses penyakit
program pengobatan  Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau
 Pasien dan keluarga terapi
mampu  Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
melaksanakan  Anjurkan klien untuk mencegah efek samping
prosedur yang dari penyakit
dijelaskan secara  Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
benar
 Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan
 Pasien dan keluarga gejala yang muncul pada petugas kesehatan
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya

Gangguan body image NOC: NIC 


berhubungan dengan Bodi Image  Kaji secara verbal dan non verbal respon
kehilangan bagian dan Kriteria hasil klien terhadap tubuhnya
fungsi tubuh
 Klien tidak malu  Monitor frekwensi mengkritik dirinya
dengan keadaan  Jelaskan tentang pengobtan, perawatan,
dirinya. kemajuan da prognosis penyakit
 Klien dapat  Dorong klien mengungkapkan perasaanny
menerima efek  Identifikasi ari pengurangan melalui
pembedahan.
pemakaian alat bantu
 fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan 


pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.


Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-
Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai