Anda di halaman 1dari 23

 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
sistem pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam
mempercepat tingkat kesehatan baik bersifat sebagai promotif, preventif,
maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi
pengadaan dan pengolahan makanan, pelayanan gizi rawat inap, konsultasi
dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang gizi terapan
(PGRS, 2005).
Pada saat ini kanker payudara yang juga dikenal sebagai kanker
mamae merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah penderita
terbanyak nomor dua di dunia. Sedangkandari tingkat kematian, jenis kanker
ini menyebabkan kematian nomor lima terbesar di dunia setelah kanker
paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan
 jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dandestruktif dapat bermetastase. Carsinoma mammae
merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormaltimbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
 jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker payudara adalah jenis kanker
yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan penunjang payudara. Tingkat
insidensi kanker payudara di kalangan wanita adalah 1 berbanding 8. Di
Indonesia,kanker payudara menduduki peringkat kedua dari semua jenis
kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada stadium lanjut dan
berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan
letak terbanyak di kuadran lateral atas. (Carpenito,1995).

1
 

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Nutritional Care Proses (NCP) pada
pasien Ca mammae sebagai salah salah penunjang proses
penyembuhan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan anamnesis gizi pada pasien Ca mammae.
b. Mampu membuat assesment gizi tentang pasien Ca mammae.
c. Mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien Ca mammae.
d. Mampu melakukan implementasi gizi pada pasien Ca mammae.

C. Waktu dan Tempat


Waktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 3 Desember  –  3
Januari 2014 di Bangsal Melati Kamar 10C RSUD Panembahan Senopati
Bantul.

D. Jenis data dan Cara Pengumpulan


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer meliputi data antropometri, data riwayat gizi, kebutuhan
makan. Data ini diperoleh dengan melakukan observasi dan
wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data identitas pasien, data laboratorium dan
fisik/ klinis. Data ini diperoleh dari rekam medis di Bangsal Melati Kamar 10C
RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi serta diperoleh berdasarkan data rekam medis yang ada.  

2
 

E. Manfaat
1. Instansi
Bagi instansi terkait seperti instalasi gizi dapat digunakan sebagai
masukan tentang penatalaksanaan diit pada pasien Ca mammae

2. Bagi Mahasiswa
Mengetahui dan melaksanakan dengan benar penatalaksanaan diet pada
pasien Ca mammae

3
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit
1. Ca mammae
Ca mammae adalah suatu pertumbuhan sel, akibat adanyonkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara.
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara (Karsono, 2006).
Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang
menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal
dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).

B. Etiologi Penyakit
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor
penyebab utama penyakit ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca
mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor
genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam
tubuh yang berlebihan (Harianto, 2005).
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara. Ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan
terjadinya ca mammae yaitu :
1. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae 
seperti pada ibu, saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko
terkena ca mammae 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
2. Hormon
Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid
(menopause) setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah

4
 

melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35 tahun dan tidak


pernah menyusui anak.
3. Umur
Wanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar
mendapat kanker payudara dan kemungkinan tersebut bertambah setelah
menopause.
4. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi
payudara akibat tumor jinak atatu tumor ganas kontralateral.
5. Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding
dada.
6. Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.
7. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3
hingga 4 kali lebih tinggi.
8. Lama menggunakan kontrasepsi oral.
9. Pola konsumsi makanan berlemak.
10. Kurangnya aktivitas fisik.

C. Patofisiologi Penyakit
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah
mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati
tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi (Desen, 2008).
Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari
keganasan ini merupakan multifaktoral baik lingkungan maupun faktor
herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik,
mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan sistem
kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor   menyebabkan

5
 

rangsangan abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek
pada DNA repair genes seperti BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya
meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau
menghilangkan regulasi kematian sel (Heffner, 2005).
Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel
payudara dan apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-
menerus. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan
mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi mutasi gen p53
maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-
sel abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak
normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker.
Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam
suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran darah maupun sistem
getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari
kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh.
Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di
tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau
kanker baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel
nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh
pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti
biasanya.
Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara.
Pertumbuhan dimulai dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang
disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding
duktus atau kelenjarr di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma, yang
dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui
pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening,
sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca
mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi
metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak (Heffner,
2005).

6
 

Menurut Suryaningsih 2009, tanda dan gejala ca mammae yaitu


1. Benjolan
 Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan.
Semakin lama benjolan tersebut semakin mengeras dan bentuknya
tidak beraturan.
2. Perubahan kulit pada payudara
a. Kulit tertarik (skin dimpling) 
b. Benjolan yang dapat dilihat (visible lump) 
c. Eritema
d. Ulkus
3. Kelainan pada putting
a. Putting tertarik (nipple retraction) 
b. Eksema
c. Cairan pada putting (nipple discharge) 

D. Manajemen Terapi Diit


1. Tujuan Diit (Almatsier, 2007)
Tujuan pemberian diit TETP yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi supaya meningkat dan mengurangi infeksi yang ada.
2. Prinsip dan syarat diit
a. Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk memenuhi adanya
peningkatan kebutuhan zat gizi
b. Protein diberikan untuk membantu mengurangi infeksi yaitu 2
gr/kgBB
c. Lemak diberikan untuk cadangan energi yaitu 20% dari kebutuhan
energi
d. KH diberikan sisa total kebutuhan energi
e. Cairan diberikan cukup untuk mengganti cairan yang hilang

7
 

E. Interaksi Obat dan Makanan


Pengaruh makanan atau minuman terhadap obat dapat sangat
signifikan atau hampir tidak berarti, bergantung pada jenis obat dan
makanan/minuman yang kita konsumsi. Selain itu harus pula dipahami
bahwa sangat banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi ini, antara
lain dosis obat yang diberikan, cara pemberian, umur, jenis kelamin, dan
tingkat kesehatan pasien. Pengurangan penyerapan obat oleh tubuh dapat
 juga terjadi bila obat-obat ditelan bersama obat dan makanan yang
mengandung kalsium, magnesium, aluminium dan zat besi.
Obat yang diberikan secara oral akan melalui saluran pencernaan
terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam tubuh manusia
sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang
dikonsumsinya. Mekanismenya bisa terjadi melalui penghambatan
penyerapan obat atau dengan mempengaruhi aktivitas enzim di saluran
cerna ataupun enzim di hati.
 Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang
pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang kedua dapat
meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri (Wijaya, 2011).

8
 

BAB III
SKRINING GIZI DAN NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
A. Skrining Gizi
NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002)
Nama : Ny St Usia : 46

Bangsal : Melati 10C Diagnosis : Ca Mammae

Tanggal masuk RS : 8 Desember 2014 Tanggal skrining : 9 Desember 2014

1.  Skrining Awal


Jawaban
No Kriteria
Ya Tidak
1 Apakah IMT < 20.5 atau LLA < 25 cm untuk wanita
√ 
dan LLA < 26.3 cm untuk pria?
2 Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan
√ 
terakhir?
3 Apakah asupan makan pasien menurun 1 minggu
√ 
terakhir?
4 Apakah pasien dengan penyakit berat ? (ICU) √ 
- Jika tidak untuk semua kriteria skrining diulang 1 minggu kemudian
- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya dilakukan skrining lanjut

2.  Skrining Lanjut I


Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Status gizi normal
Ringan (Skor = 1) Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (Skor = 2) Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18.5-20.5 atau
asupan 25-50% dar kebutuhan
Berat (Skor = 3) Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (> 15% dalam 3 bulan) atau
IMT < 18.5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan.

3.  Skrining Lanjut II


Risiko Gizi Kriteria
Absen (Skor = 0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (Skor = 1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM,
kanker)
Sedang (Skor = 2) Bedah mayor, stoke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (Skor = 3) Cedera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
(APACHE>10)

9
 

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil screening pasien memiliki LLA< 25 dan kehilangan BB
>5% selama 2 bulan .

Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. TS
Umur : 46 tahun
Sex : Perempuan
No RM : 531828
Ruang Perawatan : Melati 10C
Status Pasien : Rawat Inap
 Agama : Islam
Tanggal Masuk : 8 Desember 2014
Tanggal Kasus : 9 Desember 2014
 Alamat : Kejuhan Kulon Triwidadi Pajangan
Dignosis Medis : Ca mammae (Recovery)

2. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama   Ada benjolan, nyeri pada payudra

Riwayat Penyakit Sekarang   Pasien datang dengan keluhan adanya


benjolan pada payudara dan nyeri pada
payudara.  
Riwayat Penyakit Dahulu   Ca mammae 

Riwayat Penyakit Keluarga   Tidak ada 

3. Riwayat Gizi
Data Sosek  Penghasilan/bulan : -  
Jumlah kel : 4 orang  
Suku : Jawa 
Bangsa : Indonesia 
 Aktifitas Fisik  Lama Kerja : - jam 
Lama Tidur : 8 jam 
 Alergi Makanan/Pantangan  Tidak ada 
Makanan Kesukaan  Tidak ada 
Fungsi GI  Tidak ada 

10
 

Perubahan BB  Berkurang : 4 kg 


Kurun waktu : 2 bulan 
Cara Mengolah Makanan   Digoreng dan dibacem  
Kebiasaan Makan  Makanan Pokok 
Nasi 3x/hari @ 1/2 centhong (50 gr) 
Lauk Hewani 
Daging ayam 1x/minggu @ 1 ptg kcil (40 gr)  
Telur sering @1 butir (50 gr)
Ikan 1x/minggu @1 potong kecil (40)  
Lauk Nabati 
Tempe,/tahu 3x/hari @ 1 ptg sdg (40 gr)  
Sayur  
3x/hari @ 1 gelas (100 gr) 
 Air putih 2 gelas 
Rata-rata asupan zat gizi  Energi : 609,5 kkal (28,5%) (Defisit Berat) 
Protein : 25,3 gr (27,5%) (Defisit Berat) 
Lemak : 18,4 gr (38,7%) (Defisit Berat) 
KH : 88,1 gr (26,27%) (Defisit Berat) 
Kesimpulan :
 Asupan makan pasien tergolong masih kurang, dibuktikan dengan hasil
recall asupan zat gizi pasien yang tergolong deficit Berat.

4. Antropometri
BB = 41,6 kg RL : 71,9
TB =150 cm
LLA = 23,5
Estimasi TB = 63,18 + ( 0,63x RL)  – (0,17 x Umur) cm
= 63,18 + ( 0,63 x 143,8)  – ( 0,17 x 46)
= 63,18 + 90,59  – 7,82
= 150 cm

BBI = TB  – 100
= 150 – 100
= 50 kg

% LLA = LLA aktual x 100%


LLA standar
= 235 mm x 100%
301

11
 

= 78.07 (Gizi Kurang) 


Kesimpulan: Status gizi pasien tergolong dalam kategori Gizi Kurang
berdasarkan % LLA .
Batas ambang %LLA
Klasifikasi :
Gizi Baik : >85%
Gizi kurang : 70,1  – 84.90
Gizi Buruk : < 70%
5. Fisik Klinis
Hasil pemeriksaan klinis pasien dapat dilihat pada tabel 1 berikut.  
Tabel 1. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan
Pemeriksaan
Tensi 110/60 mmHg 120/80 mmHg Meningkat
Nadi x/menit 80-100x/menit Normal
Respirasi x/menit 18-24x/menit Normal
Suhu 38,50C 36-37°C Demam
Fisik: keadaan umum sedang/composmentis 
Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan fisik klinik, pasien keadaan umumnya
sedang dan composmentis. Tekanan darah pasien mengalami penurunan
yaitu 110/60 mm/Hg. Pasien dalam keadaan demam dan keadaan fisik
umum sedang/composmetis

6. Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien dapat dilihat pada tabel 2 berikut.  
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 12 Desember 2014

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Hemoglobin 9,2 g/dl 12,0 – 16,0 Rendah
Leukosit 4900 /UL 4800  – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37  – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / UL  4,2 – 5,4 Rendah
Trombosit 313.000 /UL 150000  – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0  – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0  – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0  – 40,0 Normal

12
 

Monosit 5,7 % 2,0  – 8,0 Normal


Rekam medik pasien tanggal 12 Desember 2014
Kesimpulan:
1. Kadar Hb, kreatinin, eritrosit dan Hematokrit pasien rendah
menunjukkan adanya anemia .
7. Asupan Zat Gizi
 Asupan makan pasien dapat dilihat pada tabel 3 yang diperoleh dengan
cara merecall pasien dan kebiasaan makan pasien.  
Tabel 3. Asupan Energi dan Zat Gizi
Recall Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 609,5 25,3 18,4 88,1
Kebutuhan (AKG) 2135,36 91,8 47,45 335,27
% Asupan 28,5% 27,5% 38,7% 26,27%
Kategori Buruk Buruk Defisit
Menurut standar % supan menurut depkes RI Tahun 1996, kategori
asupan makan sebagai berikut:
Defisit Berat : < 70% Defisit Ringan : 80-89%
Defisit Sedang : 70-79% Normal : > 90-119%
Di atas kebutuhan : > 120%
8. Pemeriksaan Penunjang:
Thorax
Hasil: Tidak tampak adanya metastase

9. Interaksi Obat
a. Cefriaxon :Untuk pengobatan infeksi
b. Infus Dextro 5% 16 tpm :Memenuhi kebutuhan energy

B. Assesmen Zat Gizi


a. Antropometri : Status gizi pasien kurang.
b. Biokimia : Pasien mengalami anemia.
c. Klinik  :Dari hasil pemeriksaan fisik klinik, pasien keadaan
umumnya sedang dan composmentis. Tekanan darah pasien
mengalami penurunan. Pasien dalam keadaan demam.
d. Dietory history : Asupan makan pasien tergolong masih kurang,

13
 

dibuktikan dengan hasil recall asupan zat gizi pasien


yang tergolong defisit Berat.
e. Medical history : Ca mamae

C. Kesimpulan Asessmen Gizi


1. Pasien mengalami anemia.
2. Pasien mengalami infeksi karena ca mammae

D. Diagnosis Gizi
1. Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang
dibuktikan dengan %LLA dan intake yang kurang (Energi 28,5%, protein
27,5%, lemak 38,7%, KH 26,27%).
2. Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi, protein) berkaitan dengan
adanya infeksi dibuktikan dengan kadar batang 0,5%.
3. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan anemia dibuktikan dengan
kadar Hb 9,2 g/dL.

E. Intervensi Gizi
a. Tujuan diet
   Meningkatkan kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakn jaringan tubuh
   Membantu meningkatkan status gizi
   Membantu meningkatkan asupan makan

b. Prinsip dan syarat diet


1. Energi diberikan lebih tinggi yaitu 2135,36 kkal untuk meningkatkan
berat badan pasien
2. Protein diberikan sebesar 91,8 gr/kg BB untuk untuk memperbaiki
 jaringan yang rusak
3. Lemak diberikan sebesar 47,45% untuk cadangan energi
4. KH diberikan sisa dari total kebutuhan
5. Bentuk makanan nasi biasa
6. Vitamin dan mineral cukup.

14
 

c. Perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi


Harris Benedict :
BEE = 655 + (9,6 x BB ) + (1,8 x TB )  – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 45,9) + (1,8x 145,9)  – (4,7 x 46)
=655 + 440,6 + 262,6  – 216,2
= 1152 kkal
TEE = BEE x F. Aktifitas x F. Stres
= 1152 x 1,2 x 1,4
= 1935,36 + 200
= 2135,36 kkal 
Protein = 2 x 45,9 = 91,8 gr x 4 = 367,2 kkal 
Lemak = 20 % x 2135,36 = 427.07 = 47,45 gr
9 9
KH = 2135,36  – (367,2 + 427,07) = 335,27 gr  
4

F. Rencana Konsultasi Gizi


Tabel 4. Rencana Konsultasi Gizi
Masalah Gizi  Tujuan  Materi Keterangan 
Konseling 

15
 

 Asupan adekuat  Meningkatkan Fungsi


asupan makan makanan
pasien   dalam tubuh

Memotivasi
untuk Meningkat 
menghabiskn
makanannya

Berat Badan pasien   Diet TETP  Meningkat


Kurang   Memberikan
informasi kepada
pasien  

G. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Tabel 5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis   Yang Diukur   Pengukuran  Evaluasi/Target 
 Antropometri  BB  39,6 kg  BBI = 48,84 kg 
LLA  23,5  LLA = >85% 
Biokimia   Hemoglobin   9,2  12,0-16,0 
Hematokrit  31,2  37-47 
kreatinin  0,56 <15%
Batang  0,5  2,00-5,00 
eritrosit  3,19 4,2-5,4

Klinik   Tensi  110/60 mmHg  120/80 mmHg 


 Asupan Zat Gizi Energi  609,5 kkal  2135,36 kkal 
Protein  25,3 gram  91,8 gr  
Lemak  18,4 gram  47,45 gr  
KH  88,1 gram  335,27 gr  

H. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
  Jenis Diet/ Bentuk Makanan/ Cara Pemberian : TETP/ Biasa/ Oral
  Parrenteral Nutrisi: -

Energi  Protein  Lemak  KH 


(Kcal)  (g)  (g)  (g) 
Standar Diet RS 1904  68,6  46  317,3 
Infus 
Kebutuhan (Planning)   2135,36  91,8  47,45  335,27 
% standar/kebutuhan  89,16  74,72  96,94  94,64 

16
 

I. Rekomendasi Diet
1. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi
Pemesanan Diet: TETP
Terapi diet yang diberikan adalah diet TETP, dengan bentuk makanan
biasa dan cara pemberian melalui oral.
2. Penerapan Konseling
a. Sasaran : Ny. St dan keluarga
b. Waktu : ± 15 menit
c. Tempat : Bangsal Melati Kamar 10C
d. Tujuan : Membantu meningkatkan status gizi
Membantu meningkatkan asupan makan
e. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
f. Alat Bantu : Leafleat
g. Materi : Diet TETP

17
 

BAB IV
PEMBAHASAN MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi Makan Pasien


 Asupan makan pasien selama di rumah sakit saat pelaksanaan studi
kasus, yaitu melaksanakan pengamatan dengan cara mengamati sisa
makan pasien atau comstok serta recall asupan makan pasien selama 4
hari, dari pelaksanaan makan pagi, snack pagi, makan siang dan makan
sore, antara lain sebagai berikut:
Tabel 6 . Hasil Pengamatan Asupan Zat Gizi Pasien dan  Recall 24 jam 
Energi Protein Lemak KH
Tanggal
(kkal) (gr) (gr) (gr)
9-12-2014 609,5  25,3 18,4   88,1
10-12-2014 1843,5  94,4 47,3 262,7
11-12-2014 926,2  47,3 18,6 146,2
12-12-2014 1805,9  81,6 43,3 270,7

Total asupan 5185,1 248.6 127,6 767.7

Rata-rata
1296.27 62.15 31.9 191.92
asupan/hari

Kebutuhan 2135,36 91,8 47,45 335,27

% Asupan/hari 60,70 67,70 67,22 57.24

Defisit Defisit
Keterangan Defisit Defisit
Menurut standar % supan menurut depkes RI Tahun 1996, kategori
asupan makan sebagai berikut:
Defisit Berat : < 70% Defisit Ringan : 80-89%
Defisit Sedang : 70-79% Normal : > 90-119%
Di atas kebutuhan : > 120%

Hasil pengamatan asupan makan pasien selama studi kasus yaitu


asupan energi masuk dalam kategori defisit 60,70%, protein defisit yaitu
sebanyak 67,70%, lemak masuk dalam kategori defisit yaitu 67,22%, dan
karbohidrat masuk dalam kategori defisit yaitu sebanyak 57,24%.

18
 

Selama pengamatan asupan gizi pasien masuk dalam kategori defisit.


Hal ini dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan sebelum
masuk rumah sakit dan pasien pernah pusa sebelum operasi Ca Mammae..
Penurunan asupan makanan pada pasien kanker disebabkan karena adanya
gangguan penyerapan makanan.

B. Monitoring dan Evaluasi Data Subyektif


Tabel 7. Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien Selama Studi Kasus  
Tanggal Pemeriksaan fisik
9/12/2014 Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis.
10/12/2014 Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis.
11/12/2014 Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis, lemas.
Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis, lemas
12/12/2014

Sumber: Data Rekam medik


Keadaan pasien selama studi kasus tidak banyak mengalami
perubahan dimana keadaan umum pasien sedang dan kesadarannya
composmentis, dan setelah di lakukan operasi pasien merasa lemas. Tapi
asupan makan pasien tidak menganurunan.

Tabel 8. Hasil Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien Selama Studi Kasus  


TD Nadi Respirasi Suhu
Tanggal Keterangan
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (°C)
9/12/2014 170/100 110/60 28 36 Tinggi
10/12/2014 140/90 - 24 36 Normal
11/12/2014 140/90 130/90 20 36 Normal
12/12/2014 140/90 130/90 28 36 Normal
Sumber: Data Rekam Medik
Keadaan klinis pasien selama studi kasus tidak banyak mengalami
perubahan. Tekanan darah pasien mengalami peningkatan pada tanggal 9
Desember 2014. Tekanan darah pasien 110/60, pada tanggal 11 Desember
2014 tekanan darah pasien meningkat yaitu 130/90 kemungkinanhal ini
disebabkan karena habis di operasi jadi kondisi psikologi pasien yang
sedang mengalami stress. Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat
hipertensi. Kemudian selama di rawat psien dalam keadaan demam ,Nadi,
respirasi selama 4 hari masih dalam kondisi normal.
C. Monitoring dan Evaluasi Data Obyektif

19
 

Hasil monitoring laboratorium selama studi kasus dapat dilihat pada tabel 7
berikut ini:
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Selama Studi Kasus

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
kalium 3,02 g/dl 3,5-5,1 Rendah
Sumber: Data Rekam medik pasien tanggal 9 Desember 2014

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Leukosit 4900 /UL 4800  – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37  – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / 4,2 – 5,4 Rendah
UL
Trombosit 313.000 /UL 150000  – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0  – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0  – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0  – 40,0 Normal
Monosit 5,7 % 2,0  – 8,0 Normal

Sumber : data rekam medik pasien tanggal 10 Desember 2014

Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Hemoglobin 9,2 g/dl 12,0 – 16,0 Rendah
Leukosit 4900 /UL 4800  – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37  – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / 4,2 – 5,4 Rendah
UL
Trombosit 313.000 /UL 150000  – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0  – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0  – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0  – 40,0 Normal
Monosit 5,7 % 2,0  – 8,0 Normal

Sumber : data rekam medik pasien tanggal 12 Desember 2014  

Hasil data pemeriksaan laboratorium pada tanggal 12 Desember


2014 dapat diketahui hasil pemeriksaan yaitu kadar Hb pasien rendah

20
 

yaitu 9,2 g/dL. Rendahnya kadar Hb pasien di karenakan pasien habis


operasi.  Kadar batang rendah dikarenakan adanya reaksi infeksi dari
tubuh pasien yang mengalami kanker.  Berdasarkan data laboratorium
tanggal 12 desember 2014 dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
anemia karena sehabis operasi dan mengalami infeksi akibat kanker.  

D. Monitoring dan Evaluasi Status Gizi Pasien


Tabel 10 . Hasil Monitoring Berat Badan Pasien Selama Studi Kasus  
Tanggal Tanggal
Pengukuran
9 Desember 2014 12 Desember 2014
BB 41,6 kg kg
LLA 23,5 cm cm
Status gizi

Selama pengamatan studi kasus hasil pengukuran BB pasien


mengalami perubahan yaitu berat badan pasien mengalami penurunan
sebanyak 0,4 kg. Penurunan berat badan karena asupan makan pasien
selama 4 hari termasuk defisit/ sedikit. Hasil perhitungan status gizi
menggunakan IMT, status gizi pasien tergolong kurus.
Penurunan berat badan dan kurangnya asupan makan pada pasien
kanker bisa menyebabkan resiko malnutrisi. Penyebab malnutrisi pada
penderita kanker dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu asupan makanan
penderita yang berkurang dan adanya malabsorbsi, serta adanya gangguan
metabolisme tubuh penderita. Berkurangnya asupan makanan pada
penderita kanker dapat diakibatkan oleh adanya efek tumor baik langsung
maupun tak langsung, efek samping terapi yang diberikan, hingga akibat
adanya kegagalan fungsi organ tubuh penderita terutama ditemui pada
penderita kanker stadium lanjut. Adapun gangguan metabolisme dalam
tubuh penderita berhubungan dengan sitokin. Malnutrisi pada pasien kanker
akan mengarah menjadi kakheksia, yaitu sebuah sindroma wasting
pemecahan jaringan) yang akan menimbulkan gangguan kekebalan tubuh,
lemah dan penurunan berat badan, kehilangan jaringan lemak dan otot
(Hartati, 2007).

21
 

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Anamnesis gizi pada Ca mammae adalah pola makan pasien
dirumah masih kurang baik, tidak memiliki pantangan makanan.  
2. Assesmen Gizi
a. Antropometri :Status gizi pasien kurang.
b. Biokimia :Pasien mengalami anemia mikrositik hipokromik
dan mengalami infeksi.
c. Klinik :Pasien keadaan umumnya sedang dan
Tekanan darah pasien mengalami kenaikan.
d. Dietory history : Asupan makan pasien tergolong masih kurang,
dibuktikan dengan hasil recall asupan zat gizi
pasien yang tergolong defisit Berat.
e. Medical history : Ca mamae
3. Diagnosis Gizi
a. Status Gizi kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang
dibuktikan dengan %LLA dan intake yang kurang (Energi 28,5%,
protein 27,5%, lemak 38,7%, KH 26,27%).
b. Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi, protein) berkaitan dengan
adanya infeksi dibuktikan dengan kadar leukosit 3830 /uL, kadar
batang 0,5%.
4. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan dibuktikan dengan kadar Hb
9,2 g/dL.
5. Implementasi
a. Membantu meningkatkan status gizi
b. Membantu meningkatkan asupan makan
c. Membantu meningkatkan kadar Hb

22
 

DAFTAR PUSTAKA

 Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku Diagnosa Keperawatan dan


Dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Gizi Rumah Sakit . Direktorat Gizi
Masyarakat - Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Harianto, Rina M dan Hery S. 2005. Risiko Penggunaan Pil Kontrasepsi


Kombinasi Terhadap Kejadian Kanker Payudara pada Reseptor KB di RS
Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Hartati, 2007. Upaya Peningkatan Asupan Makan pada Pasien Kanker . Instalasi


Gizi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Heffner, Linda J dan Danny J Schust. 2005.  At Glance Sistem Reproduksi Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.

Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan


dengan Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.

Desen, Wan. 2008. Onkologi klinis. Edisi 2. FK UI

23

Anda mungkin juga menyukai