BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari
sistem pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam
mempercepat tingkat kesehatan baik bersifat sebagai promotif, preventif,
maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi
pengadaan dan pengolahan makanan, pelayanan gizi rawat inap, konsultasi
dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang gizi terapan
(PGRS, 2005).
Pada saat ini kanker payudara yang juga dikenal sebagai kanker
mamae merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah penderita
terbanyak nomor dua di dunia. Sedangkandari tingkat kematian, jenis kanker
ini menyebabkan kematian nomor lima terbesar di dunia setelah kanker
paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dandestruktif dapat bermetastase. Carsinoma mammae
merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormaltimbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker payudara adalah jenis kanker
yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan penunjang payudara. Tingkat
insidensi kanker payudara di kalangan wanita adalah 1 berbanding 8. Di
Indonesia,kanker payudara menduduki peringkat kedua dari semua jenis
kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada stadium lanjut dan
berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan
letak terbanyak di kuadran lateral atas. (Carpenito,1995).
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Nutritional Care Proses (NCP) pada
pasien Ca mammae sebagai salah salah penunjang proses
penyembuhan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan anamnesis gizi pada pasien Ca mammae.
b. Mampu membuat assesment gizi tentang pasien Ca mammae.
c. Mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien Ca mammae.
d. Mampu melakukan implementasi gizi pada pasien Ca mammae.
2
E. Manfaat
1. Instansi
Bagi instansi terkait seperti instalasi gizi dapat digunakan sebagai
masukan tentang penatalaksanaan diit pada pasien Ca mammae
.
2. Bagi Mahasiswa
Mengetahui dan melaksanakan dengan benar penatalaksanaan diet pada
pasien Ca mammae
.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Penyakit
1. Ca mammae
Ca mammae adalah suatu pertumbuhan sel, akibat adanyonkogen
yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara.
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara (Karsono, 2006).
Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang
menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal
dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).
B. Etiologi Penyakit
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor
penyebab utama penyakit ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca
mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor
genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam
tubuh yang berlebihan (Harianto, 2005).
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun
beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara. Ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan
terjadinya ca mammae yaitu :
1. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae
seperti pada ibu, saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko
terkena ca mammae 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
2. Hormon
Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid
(menopause) setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah
4
C. Patofisiologi Penyakit
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh
suatu agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah
mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati
tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi (Desen, 2008).
Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari
keganasan ini merupakan multifaktoral baik lingkungan maupun faktor
herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik,
mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan sistem
kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan
5
rangsangan abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek
pada DNA repair genes seperti BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya
meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau
menghilangkan regulasi kematian sel (Heffner, 2005).
Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel
payudara dan apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-
menerus. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan
mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi mutasi gen p53
maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-
sel abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak
normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker.
Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam
suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran darah maupun sistem
getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari
kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh.
Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di
tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau
kanker baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel
nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh
pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti
biasanya.
Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara.
Pertumbuhan dimulai dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang
disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding
duktus atau kelenjarr di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma, yang
dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui
pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening,
sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca
mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi
metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak (Heffner,
2005).
6
7
8
BAB III
SKRINING GIZI DAN NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
A. Skrining Gizi
NUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002)
Nama : Ny St Usia : 46
9
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil screening pasien memiliki LLA< 25 dan kehilangan BB
>5% selama 2 bulan .
Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. TS
Umur : 46 tahun
Sex : Perempuan
No RM : 531828
Ruang Perawatan : Melati 10C
Status Pasien : Rawat Inap
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 8 Desember 2014
Tanggal Kasus : 9 Desember 2014
Alamat : Kejuhan Kulon Triwidadi Pajangan
Dignosis Medis : Ca mammae (Recovery)
2. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Ada benjolan, nyeri pada payudra
3. Riwayat Gizi
Data Sosek Penghasilan/bulan : -
Jumlah kel : 4 orang
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Aktifitas Fisik Lama Kerja : - jam
Lama Tidur : 8 jam
Alergi Makanan/Pantangan Tidak ada
Makanan Kesukaan Tidak ada
Fungsi GI Tidak ada
10
4. Antropometri
BB = 41,6 kg RL : 71,9
TB =150 cm
LLA = 23,5
Estimasi TB = 63,18 + ( 0,63x RL) – (0,17 x Umur) cm
= 63,18 + ( 0,63 x 143,8) – ( 0,17 x 46)
= 63,18 + 90,59 – 7,82
= 150 cm
BBI = TB – 100
= 150 – 100
= 50 kg
11
6. Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 12 Desember 2014
Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Hemoglobin 9,2 g/dl 12,0 – 16,0 Rendah
Leukosit 4900 /UL 4800 – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37 – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / UL 4,2 – 5,4 Rendah
Trombosit 313.000 /UL 150000 – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0 – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0 – 40,0 Normal
12
9. Interaksi Obat
a. Cefriaxon :Untuk pengobatan infeksi
b. Infus Dextro 5% 16 tpm :Memenuhi kebutuhan energy
13
D. Diagnosis Gizi
1. Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang
dibuktikan dengan %LLA dan intake yang kurang (Energi 28,5%, protein
27,5%, lemak 38,7%, KH 26,27%).
2. Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi, protein) berkaitan dengan
adanya infeksi dibuktikan dengan kadar batang 0,5%.
3. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan anemia dibuktikan dengan
kadar Hb 9,2 g/dL.
E. Intervensi Gizi
a. Tujuan diet
Meningkatkan kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakn jaringan tubuh
Membantu meningkatkan status gizi
Membantu meningkatkan asupan makan
14
15
Memotivasi
untuk Meningkat
menghabiskn
makanannya
H. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Jenis Diet/ Bentuk Makanan/ Cara Pemberian : TETP/ Biasa/ Oral
Parrenteral Nutrisi: -
16
I. Rekomendasi Diet
1. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi
Pemesanan Diet: TETP
Terapi diet yang diberikan adalah diet TETP, dengan bentuk makanan
biasa dan cara pemberian melalui oral.
2. Penerapan Konseling
a. Sasaran : Ny. St dan keluarga
b. Waktu : ± 15 menit
c. Tempat : Bangsal Melati Kamar 10C
d. Tujuan : Membantu meningkatkan status gizi
Membantu meningkatkan asupan makan
e. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
f. Alat Bantu : Leafleat
g. Materi : Diet TETP
17
BAB IV
PEMBAHASAN MONITORING DAN EVALUASI
Rata-rata
1296.27 62.15 31.9 191.92
asupan/hari
Defisit Defisit
Keterangan Defisit Defisit
Menurut standar % supan menurut depkes RI Tahun 1996, kategori
asupan makan sebagai berikut:
Defisit Berat : < 70% Defisit Ringan : 80-89%
Defisit Sedang : 70-79% Normal : > 90-119%
Di atas kebutuhan : > 120%
18
19
Hasil monitoring laboratorium selama studi kasus dapat dilihat pada tabel 7
berikut ini:
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Selama Studi Kasus
Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
kalium 3,02 g/dl 3,5-5,1 Rendah
Sumber: Data Rekam medik pasien tanggal 9 Desember 2014
Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Leukosit 4900 /UL 4800 – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37 – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / 4,2 – 5,4 Rendah
UL
Trombosit 313.000 /UL 150000 – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0 – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0 – 40,0 Normal
Monosit 5,7 % 2,0 – 8,0 Normal
Hasil
Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan Keterangan
Laboratorium
Hemoglobin 9,2 g/dl 12,0 – 16,0 Rendah
Leukosit 4900 /UL 4800 – 10800 Normal
Hematokrit 39 % 37 – 47 Normal
Eritrosit 3,19 10ˆ6 / 4,2 – 5,4 Rendah
UL
Trombosit 313.000 /UL 150000 – 450000 Normal
Batang 0,5 % 2-6 Rendah
Basofil 0,3 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 3,4 % 2,0 – 4,0 Normal
Hematokrit 31,2 % 40-48 Rendah
Creatinin 0,56 % <1,5 Rendah
Limfosit 29,5 % 25,0 – 40,0 Normal
Monosit 5,7 % 2,0 – 8,0 Normal
20
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anamnesis gizi pada Ca mammae adalah pola makan pasien
dirumah masih kurang baik, tidak memiliki pantangan makanan.
2. Assesmen Gizi
a. Antropometri :Status gizi pasien kurang.
b. Biokimia :Pasien mengalami anemia mikrositik hipokromik
dan mengalami infeksi.
c. Klinik :Pasien keadaan umumnya sedang dan
Tekanan darah pasien mengalami kenaikan.
d. Dietory history : Asupan makan pasien tergolong masih kurang,
dibuktikan dengan hasil recall asupan zat gizi
pasien yang tergolong defisit Berat.
e. Medical history : Ca mamae
3. Diagnosis Gizi
a. Status Gizi kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang
dibuktikan dengan %LLA dan intake yang kurang (Energi 28,5%,
protein 27,5%, lemak 38,7%, KH 26,27%).
b. Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi, protein) berkaitan dengan
adanya infeksi dibuktikan dengan kadar leukosit 3830 /uL, kadar
batang 0,5%.
4. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan dibuktikan dengan kadar Hb
9,2 g/dL.
5. Implementasi
a. Membantu meningkatkan status gizi
b. Membantu meningkatkan asupan makan
c. Membantu meningkatkan kadar Hb
22
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Gizi Rumah Sakit . Direktorat Gizi
Masyarakat - Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Heffner, Linda J dan Danny J Schust. 2005. At Glance Sistem Reproduksi Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga.
23