Anda di halaman 1dari 8

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 1

Case Report Session

BENDA ASING DI TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROK


Arudita Nuarianti Triutami

PENDAHULUAN yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat, dan beberapa


Benda asing Telinga, Hidung dan Tenggorok otot kecil yang berfungsi melebarkan atau
merupakan salah satu kegawatdaruratan dalam dunia menyempitkan lubang hidung. kerangka tulang hidung
medis.1 Benda asing THT merupakan suatu benda terdiri dari os. nasal, prosesus frontalis os. maksila,
yang masuk kedalam orifisum kraniofasial, termasuk prosesus nasalis os. frontalis. Sedangkan, kerangka
didalamnya telinga, hidung dan tenggorok. Kondisi ini tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang
umum ditemukan pada anak usia dibawah 5 tahun. rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu
Benda asing pada pasien dewasa seringkali bersifat sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang
insidental.2 kartilago nasalis lateralis inferior, dan tepi anterior
kartilago septum.8
TINJAUAN PUSTAKA Tiap kavum nasi memiliki empat buah dinding,
1. Anatomi THT yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Telinga merupakan organ yang berfungsi Dinding medial adalah septum nasi yang dibentuk oleh
untuk pendengaran dan keseimbangan pada tulang dan tulang rawan. Septum dilapisi oleh
manusia. Telinga terdiri dari telinga luar, telinga perikondrium pada bagian tulang rawan dan
tengah dan telinga dalam. Telinga luar menangkap periostium pada bagian tulang, sedangkan di luarnya
gelombang suara yang akan dirubah menjadi energi dilapisi oleh mukosa hidung. Pada dinding lateral
mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah terdapat 4 buah konka, yang terbesar dan letaknya
merubah energi mekanis menjadi gelombang elektrik paling bawah adalah konka inferior, kemudian yang
saraf, yang kemudian dihantarkan ke korteks otak lebih kecil adalah konka media, superior, dan yang
untuk diolah melalui telinga dalam. Telinga dalam terkecil dan biasanya rudimenter adalah konka
juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.5 suprema. Di antara konka-konka dan dinding lateral
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau hidung, terdapat meatus inferior, meatus media, dan
aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius meatus superior.8
eksternus). Daun telinga merupakan tulang rawan
(kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku
tetapi juga lentur. Telinga tengah terdiri dari gendang
telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil
berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang
menghubungkan gendang telinga dengan telinga
dalam. Sedangkan telinga dalam terdiri dari kanalis
semisirkularis, vestibulum serta serabut serabut
saraf.5

Gambar 2. Anatomi hidung

Orofaring terletak di belakang cavum oris dan


terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir
epiglotis. Orofaring memiliki batas atas palatum molle,
batas bawah tepi atas epiglotis, batas depan rongga
mulut dan batas belakang vertebra servikal. Struktur
yang terdapat di rongga orofaring antara lain dinding
posterior faring, tonsil palatina, fosa tonsil, arkus faring
anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan
foramen sekum.8
Gambar 1. Anatomi telinga

Hidung terdiri dari hidung bagian luar yang


berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas
ke bawah, yaitu pangkal hidung, dorsum nasi, puncak
hidung, ala nasi, kolumela, dan nares anterior. Hidung
luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 2

Tipe benda
Jumlah kasus %
asing
Serangga 12 3,84
Tulang 52 16,66
Kacang 84 24, 32
Bulu binatang 12 3,84
Batu 68 21,79
Alat tulis 54 17,3
Cotton 16 5,12
Kertas 10 3,2
Marble 4 1,28
Tabel 2.distribusi etiologi benda asing THT

Penyebab tersering benda asing di daerah


orofaring adalah sisa makanan seperti tulang ikan dan
ayam.4 Benda asing pada faring yang paling sering
menyebabkan obstruksi saluran nafas pada anak
Gambar 3. Anatomi faring
antara lain balon, potongan plastik, dan bolus
makanan.9 benda asing tersering yang ditemukan
pada liang telinga adalah cotton bud dan kacang-
2. Definisi Benda Asing THT
kacangan.1 sedangkan benda asing yang paling sering
Benda asing telinga hidung tenggorok
ditemui pada hidung adalah perhiasan dan kacang-
merupakan kegawatdaruratan medis dimana suatu
kacangan1
benda yang berasal dari dalam atau luar tubuh dan
secara normal tidak ditemukan, masuk ke dalam
5. Patofisiologi Benda Asing THT
orifisum kraniofasial, termasuk didalamnya telinga,
Benda asing yang masuk ke orifisum kranio
hidung dan tenggorok.1,6 Benda asing tersebut dapat
fasial umumnyanya disebabkan oleh beberapa faktor
berupa zat organik ataupun zat anorganik.4,8
antara lain faktor kesengajaan (pada anak-anak),
faktor kecerobohan (menggunakan alat-alat pembersih
3. Epidemiologi Benda Asing THT telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api
Penelitian yang dilakukan di India dengan ataupun lidi), serta faktor kebetulan yang tidak
melibatkan 334 pasien benda asing telinga, hidung disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat,
dan tenggorok selama periode Oktober 2008 sampai nyamuk dan lain-lain.4,6
September 2010 didapatkan pasien dengan jumlah Masuknya benda asing ke dalam rongga
kasus terbanyak berada pada usia dibawah 5 tahun orifisium kraniofasial akan menimbulkan rasa tidak
(Tabel 1). Predominan laki-laki, dimana dari 334 nyaman pada telinga, hidung ataupun tenggorok
kasus, 172 kasus (52%) adalah laki-laki dan 162 pasien. Pasien akan berusaha mengeluarkan benda
(48%) adalah perempuan.2 asing tersebut. Namun, tindakan yang pasien lakukan
untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering-kali
Usia Jumlah kasus % mengakibatkan terdorongnya benda asing semakin
0-5 tahun 146 43,8 dalam pada liang telinga atau lobang hidung, hal ini
6-10 tahun 60 18 dapat menyebabkan laserasi kulit, mukosa, melukai
11-20 tahun 22 6,5 membran timpani atau mengakibatkan benda asing
21-30 tahun 23 6,9 terdorong ke bronkus. Kondisi ini juga dapat
31-40 tahun 11 3,3 meningkatkan risiko infeksi sekunder.
41-50 tahun 21 6,3
51-60 tahun 19 5,6
>60 tahun 32 9,6
Tabel 1. Distribusi benda asing THT berdasarkan usia

4. Etiologi Benda Asing THT


Berdasarkan 312 pasien yang dilaporkan
dalam penelitian yang dilakukan di Kathmandu,
kebanyakan benda asing pada telinga, hidung, dan
tenggorok merupakan benda mati 300 (96,16%)
sedangkan serangga ditemukan pada 12 kasus
(3,84%).3

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 3

6. Manifestasi Klinis Benda Asing THT Pada pemeriksaan fisik hidung, dapat digunakan
Berdasarkan sebuah penelitian di Sao Paolo rhinoskopi anterior. Namun, kadang-kadang edema
yang melibatkan 81 kasus benda asing di telinga, dan granulasi mukosa menutupi benda asing tersebut.
hidung dan tenggorok didapatkan data sebagai Beberapa kasus diperlukan penyemprotan agen
berikut:10 vasokonstriktor untuk memperkecil mukosa pada saat
Lokasi Gejala Frekuensi pemeriksaan. Pada anak-anak kecil dan tidak
Tidak bergejala 22 kooperatif, kadang diberikan anestesi umum untuk
Hipoakusis 16 mempermudah dalam menemukan benda asing.
Pemeriksaan fisik di rongga hidung dapat ditemukan
Otalgia 9
destruksi luas pada mukosa membran, tulang, dan
Demam 3
kartilago. Mukosa hidung menjadi lunak dan mudah
Hipoakusis dan
2 berdarah. Selain itu pada pemeriksaan tampak pula
otalgia
Telinga edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan
Berdenging 2
ulserasi
Hipoakusis dan
1 Pada regio orofaring, lokasi tersering untuk
berdenging
menempelnya tulang ikan adalah di fossa tonsilaris.
Otorea berbau
1 Seringkali tulang ikan menempel lebih ke arah distal
busuk
sehingga pemeriksaan penunjang sangat dibutuhkan.
pusing 1 Pemeriksaan penunjang disarankan pada pasien yang
Unilateral rinorea yakin telah masuk tulang ikan berukuran besar, masih
5
dan cacosmia ada keluhan nyeri atau mengganjal, namun tidak
Unilateral rinorea 4 terlihat dari pemeriksaan fisik sederhana. Tulang ikan
Hidung
Tidak bergejala 2 yang secara keseluruhan telah menembus mukosa
Bilateral rinorea akan sulit dideteksi dan sering kali luput saat
1
dan demam pemeriksaan fisik.8 Pasien yang menelan benda asing
Odinofagia 10 dapat melokalisir sumber sensasi tidak nyaman yang
Tenggorok
Tidak bergejala 1 dirasakan pada tenggorok.12
Tabel 3. Spektrum gejala klinis benda asing THT
8. Management Benda Asing THT
Benda asing yang masuk melalui mulut dapat
terhenti di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, Beberapa pilihan terapi pada kasus benda asing:8
sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak
masuk ke laring, trakea dan bronkus. Benda asing di Lokasi Teknik ekstraksi
orofaring dan hipofaring dapat tersangkut antara lain di Irigasi menggunakan air
tonsil, dasar lidah, valekula, sinus piriformis yang Mengambil menggunakan
menimbulkan rasa nyeri pada waktu menelan forceps, cerumen loop, right
(odinofagia), baik makanan maupun ludah, terutama Telinga angle ball-hook atau suction
jika benda asing berbentuk tajam seperti tulang ikan catheter
atau ayam. Untuk memeriksa dan mencari benda Acetone untuk melarutkan
tersebut di dasar lidah, valekula dan sinus piriformis styrofoam
perlu digunakan kaca tenggorok yang besar (no. 8- Mengambil menggunakan
10).4 forceps, cerumen loop, curved-
Gejala utama benda asing orofaring adalah hook atau suction catheter
odinofagia (90,91%).10Pada benda asing hidung gejala Ballon catether yang halus dan
tersering adalah unilateral rinorea, sedangkan pada dilubrikasi
benda asing telinga tidak adanya gejala yang khas Hidung
Blow nose dengan lobang
merupakan presentasi klinis tersering pada kasus
hidung sehat ditutup
tersebut.10
Pemberian tekanan positif
melalui mulut dengan menutup
7. Pemeriksaan Fisik Benda Asing THT lubang hidung yang sehat.
Pemeriksaan pada kasus benda asing telinga Kebanyakan membutuhkan
dapat dilakukan menggunakan otoskopi, atau tenggorok endoskopi untuk dapat
pemeriksaan langsung menggunakan lampu kepala, mengambil benda asing.
maka akan tampak benda asing pada liang telinga.
Dapat juga dilakukan tes penala dan dapat ditemukan Indikasi merujuk pasien dengan korpus
gangguan konduksi telinga yang sakit. alienum menurut American Academy of Phamily
Pada kasus benda asing di rongga hidung Physicians adalah sebagai berikut:4
pemeriksaan dapat dilakukan dengan bantuan
spekulum hidung dan lampu kepala, akan ditemukan 1. Korpus alienum yang tidak terlihat dengan
adanya benda asing di sisi yang hidung tersumbat. jelas

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 4

2. Membutuhkan anestesi untuk ekstraksi ILUSTRASI KASUS BENDA ASING HIDUNG


3. Terdapat tanda gangguan jalan nafas Identitas Pasien
Nama : Tn. AO
9. Komplikasi Jenis Kelamin : Laki-laki
Komplikasi dari benda asing THT terjadi pada Usia : 3 tahun
22% dari seluruh kasus benda asing. Sebagian besar Alamat : Padang
kasus dengan komplikasi biasanya dapat ditangani Suku Bangsa : Minang
dengan mudah, namun kondisi serius seperti perforasi Keluhan Utama :
membran timpani dan bronkoaspirasi tetap dapat Kemasukan benda asing ‘baterai’ di hidung kiri
terjadi. sejak 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit
Pada kasus benda asing telinga Riwayat Penyakit Sekarang :
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi berupa  Kemasukan benda asing ‘baterai’ di
perforasi membrana timpani, tuli. Pada kasus benda hidung kiri sejak 2 jam sebelum masuk
asing hidung, benda asing dapat masuk ke laring dan Rumah Sakit. Awalnya pasien sedang
saluran napas bagian bawah, dapat terjadi perforasi bermain, tiba-tiba pasien mengeluhkan
septum, nekrosis turbinate, dan komplikasi ke orbita.7 sakit pada hidungnya dan menunjukan
Obstruksi saluran nafas, edema laring dan sumbatan hidungnya pada ibunya, kemudian
ruang subglotis, esofagus atau trakea merupakan pasien dibawa berobat ke RSUP Dr. M.
beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh Djamil Padang.
benda asing pada orofaring jika tidak cepat  Riwayat mengeluarkan benda asing
dikeluarkan.4,Selain itu terdapat juga komplikasi dengan cara dikorek ada, namun tidak
iatrogenik seperti epistaksis juga dapat terjadi namun berhasil keluar.
umumnya ringan dan dapat tertangani.7  Keluar cairan agak kental berwarna
kuning ada pada hidung kiri sejak 2 jam
sebelum masuk Rumah Sakit.
 Hidung berbau busuk ada.
 Keluar darah dari hidung tidak ada.
 Terbatuk-batuk, tersedak, hingga wajah
kebiruan tidak ada
 Demam tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat kemasukan benda asing ke
hidung, telinga, dan mulut sebelumnya
tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Tidak ada keluarga dengan keluhan
serupa.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum: sakit sedang
Kesadaran: composmentis kurang cooperatif
Tekanan darah: -
Frekuensi nadi: 88x/menit
Suhu: 36,5 °C
Pernapasan: 24x/menit
Sianosis: Tidak ada
Edema: Tidak ada
Anemis: Tidak ada
Ikterus: Tidak ada
Pemeriksaan Sistemik
Kepala : Normocepal
Mata
 Konjungtiva: Tidak anemis
 Sklera: tidak ikterik

Thoraks

 Jantung: Ictus cordis tidak terlihat, Bunyi


jantung reguler, tidak ada gallop

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 5

 Paru: simetris, vesikuler kiri dan kanan, ada


wheezing (-/-), ronkhi (-/-) Nyeri Tekan - -
Nyeri Ketok - -
Abdomen: -
Tes Garpu Rinne - -
Ekstremitas: bising usus (+) normal
Tala
Status Lokalis THT-KL Weber -
Telinga Schawabach -
Kesimpulan -
Pemerik Kelainan Dextra Sinistra
saan Audiometri Tidak dilakukan
Daun Kelainan Tidak Tidak ada Timpanom Tidak dilakukan
Telinga Kongenital ada Tidak ada etri
Trauma Tidak Tidak ada
Radang ada Tidak ada
Kelainan Tidak Tidak ada Hidung
Metabolik ada Tidak ada
Nyeri Tarik - - Pemeri Kelainan Dextra Sinistra
Nyeri - - ksaan
Tekan Hidung Deformitas Tidak ada Tidak ada
Tragus Luar Kelainan Tidak ada Tidak ada
Liang Cukup Cukup Cukup Kongenital Tidak ada Tidak ada
dan Lapang Lapang Lapang Trauma Tidak ada Tidak ada
Dinding Sempit Tidak Tidak ada Radang/M
Telinga Hiperemis ada Tidak ada assa
Edema Tidak Tidak ada Sinus Deformitas Tidak ada Tidak ada
Massa ada Tidak ada Parana Nyeri - -
Tidak sal Tekan - -
ada Nyeri
Tidak Ketok
ada Rinoskopi Anterior
Sekret/S Bau Tidak Tidak ada
erumen Warna ada Tidak ada Vestibu Vibrise Sedikit Sedikit
Jumlah Tidak Tidak ada lum Radang Tidak ada Ada
Jenis ada Tidak ada
Tidak Kavum Normal/Cu Lapang Sempit
ada Nasi kup
Tidak Lapang
ada Sempit
Membran Timpani Lapang
Sekret Lokasi Tidak ada Ada
Utuh Warna Putih Putih Jenis Tidak ada Mukoid
Refleks (+), arah (+), arah jam Jumlah Tidak ada Sedang
Cahaya jam 5 7 Bau Tidak ada Ada
Bulging Tidak Tidak ada
Retraksi ada Tidak ada Konka Ukuran Eutrofi Tampak
Atrofi Tidak Tidak ada Inferior Warna Merah muda benda
ada Permukaa Licin asing
Tidak n Tidak ada
ada Edema
Perforasi Jumlah Konka Ukuran Eutrofi Tampak
perforasi Media Warna Merah muda benda
MT tidak ada perforasi Permukaa Licin asing
Jenis
Kuadran n Tidak ada
Pinggir Edema

Mastoid Tanda Radang Tidak Tidak


Fistel ada ada
Sikatrik Tidak Tidak

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 6

Septum Cukup Cukup lurus - Trismus - -


Lurus/Devi Rata -
asi Coklat - Uvula Edema - -
Permukaa Tidak ada - Bifida
n Tidak ada - Palatum - -
Warna Tidak ada - Mole + Arkus
Spina Tidak ada - Faring
Krista Dinding Warna - -
Abses Faring Permuka
Perforasi an
Massa Lokasi Tidak ada - Tonsil Ukuran - -
Bentuk Tidak ada - Warna
Ukuran Tidak ada - Permuka
Permukaa Tidak ada - an
n Tidak ada - Muara
Warna Tidak ada - kripti
Konsistens Tidak ada - Detritus
i Tidak ada - Eksudat
Mudah Peritonsil Warna - -
Dipegang Edema
Pengaruh Abses
Vasokonstr Perlengk
iksi etan
Rinoskopi Posterior (tidak diperiksa) Tumor Lokasi - -
Bentuk
Koana Cukup - - Ukuran
Lapang/No Permuka
rmal
an
Sempit
Konsiste
Massa
nsi
Mukosa Warna - - Gigi Karies/ra - -
Edema diks
Jaringan
Kesan
Granulasi
Lidah Warna - -
Ukuran
Bentuk
Konka Warna - - Deviasi
Inferior Permukaa
Massa
n
Edema
Adenoi Ada/tidak - - Laringoskopi Indirek (tidak diperiksa)
d
Muara Tertutup - - Pemeriksa Kelainan Dextra Sinistra
Tuba Sekret an
Eustac Edema Epiglotis Bentuk - -
hius Mukosa Warna
Massa Lokasi - - Edema
Ukuran Pinggir
Bentuk Rata/Tidak
Permukaa Aritenoid Warna - -
n Edema
Post Ada/Tidak - - Massa
Nasal Jenis Gerakan
Drip Plika Warna - -
Vokalis Pinggir
Medial
Oral Cavity dan Orofaring (tidak diperiksa) Massa
Sinus Massa - -
Pemeriksaa Kelainan Dextra Sinistra
Piriformis Sekret
n

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 7

Valekulae Massa - -
Sekret/Sej Terapi :
enisnya - Ekstraksi  dilakukan di kamar operasi
Warna
Edema Prognosis :
Massa - Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad sanam : Bonam
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
LAPORAN OPERASI
Inspeksi
1) Lokasi : Tidak ada Jam operasi dimulai: 04.00
pembesaran KGB
2) Bentuk : Tidak ada Jam operasi selesai: 05.30
pembesaran KGB
Tanggal operasi: 20 April 2018
3) Soliter / Multiple : Tidak ada
pembesaran KGB 1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi
Palpasi dalam General Anesthesia
1) Bentuk : Tidak ada 2. Dilakukan pemasangan duk berlubang
pembesaran KGB 3. Dilakukan ekstraksi benda asing di konka
2) Ukuran : Tidak ada inderior dan septum dengan anoda mengarah
pembesaran KGB ke konka inferior
3) Konsistensi : Tidak ada 4. Dilakukan evaluasi kavum nasi
pembesaran KGB 5. Dilakukan pemasangan tampon
4) Mobilitas : Tidak ada epinefrin:lidokain
pembesaran KGB 6. Dilakukan kuretase pada jaringan nekrotik
7. Dilakukan bilas kavum nasi dengan aquades
Diagnosis Utama : 8. Dipastikan jaringan nekrotik sudah bersih
Corpus alienum “baterai” et kavum nasi sinistra 9. Operasi selesai

Diagnosis Tambahan :- DISKUSI

Pemeriksaan Anjuran : Rontgen Kepala Telah dilaporkan pasien anak laki-laki usia 3
posisi A/P dan lateral. tahun datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang di
antar oleh keluarganya dengan keluhan utama lubang
hidung kiri masuk benda asing ‘baterai’ lebih kurang 2
jam sebelum masuk Rumah Sakit. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa benda asing
pada hidung banyak terjadi pada anak-anak di area
perkotaan dengan usia terbanyak pada usia 2-4 tahun.
Hal ini disebabkan anak pada usia tersebut mulai aktif
dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Benda asing pada kasus ini ditemukan pada
kavum nasi sinistra di antara septum nasi dengan
konka inferior kavum nasi sinistra. Menurut literatur,
benda asing di hidung bisa ditemukan pada kavum
nasi bahkan bisa juga sampai ke nasofaring dan
tenggorok.
Pada anamnesis didapatkan riwayat
kemasukan benda asing sekitar 2 jam sebelum masuk
Rumah Sakit, sehingga menimbulkan reaksi awal dari
mukosa yaitu produksi sekret yang berlebihan dan
tidak didapatkan adanya tanda-tanda infeksi. Sekret
tersebut ditemukan pada kavum nasi sinistra. Benda
asing baterai berisiko menyebabkan nekrosis jaringan
sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor, di antaranya: baterai memiliki 2 kutub, yaitu
kutub katoda dan anoda, apabila kutub tersebut
kontak dengan tempat yang mengandung air dapat
timbul arus listrik/arus elektrolit. Kavum nasi
merupakan tempat yang lembab karena mengandung
sekret sehingga merupakan tempat yang berpotensi
menimbulkan arus listrik/arus elektrolit. Apabila

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.


http://jurnal.fk.unand.ac.id 8

muncul arus listrik/arus elektrolit jaringan akan terkena 7. Figuiredo RR, Azevedo AA, Kos ACA, Tomita
panas dari arus listrik sehingga terjadi luka bakar. S. Complication of ENT foreign bodies: a
Luka bakar tersebut kemudian menjadi jaringan retrospective study. Rev Bras Otorrinolaringol
nekrotik. Selain itu penekanan benda asing baterai ke 2008: 74(1): 7-15
mukosa kavum nasi dapat menimbulkan reaksi 8. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J,
inflamasi dan lama kelamaan menjadi jaringan Restuti RD (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan
nekrotik. Faktor lainnya yaitu trauma kimia yang terjadi Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
karena baterai mengandung zat basa yang dapat Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
menghancurkan jaringan (liquevactum necrosis). Kedokteran Universitas Indonesia. 2012 : 96-
Proses liquevactum necrosis mencakup liponifikasi 100.
lemak, denaturasi protein, dan kerusakan membran 9. Gomes JM, Andrade JSC, Matos RC, Kosugi
selular yang kemudian menjadi jalur masuk zat basa EM, Penido NO. ENT Foreign Bodies :
ke lapisan mukosa yang lebih dalam. Literatur Profile of the Cases Seen at a Tertiary
mengatakan proses ulserasi mukosa jaringan akibat Hospital Emergency care Unit. Braz J.
baterai dapat terjadi dalam 4 jam, sedangkan Otolarhyngology. 2013;79(6): 699-703.
kebocoran zat basa baterai dapat terjadi dalam 72 10. Tiago, RSL, dkk. Foreign body in ear, nose
jam. Pasien datang dalam waktu 2 jam sehingga and oropharynx: experience from a tertiary
belum terjadi ulserasi jaringan, namun sudah hospital. Revista Brasileira de
menimbulkan krusta kekuningan dan keluarnya sekret Otorrinolaringologia Vol 72 (2). 2006.
kuning agak kental yang merupakan reaksi inflamasi 11. Munter DW. Gastrointestinal Foreign Bodies
dari adanya benda asing. in Emergency medicine. Diunduh dari
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan http://emedicine.medscape.com/article/77656
adanya benda radioopak yang nampak pada 6-overview#a0104 pada 1 Oktober 2017.
pemeriksaan radiologi, lokasinya yaitu di kavum nasi 12. Feied C, Smith M, Handler J, Gillam M.
sinistra. Tatalaksana yang dilakukan adalah ekstraksi Foreign Body in Throat. Common Simple
benda asing segera di kamar operasi. Tatalaksana Emergencies: Longwood Information.
pasien ini dipilih karena sifat benda asing baterai yang Diakses dari http://www.ncemi.org pada 1
dapat menimbulkan nekrosis jaringan, yang nanti Oktober 2012.
dikhawatirkan dapat menimbulkan komplikasi berupa
perforasi septum. Perforasi septum dapat membuat
aliran udara masing-masing kavum nasi terganggu
sehingga fungsi hidung dapat terganggu. Selain itu,
ekstraksi di kamar operasi juga dipilih karena benda
asing di hidung memiliki risiko aspirasi ke saluran
napas bawah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adedeji TO, Sogebo OA, Bande S. Clinical
spectrum of ear, nose, and throat foreign
bodies in North Western Nigeria. African
Health Science vol 16 issue 1. March 2016.
2. Ray R, Dutta M, Mukherjee M. Foreign body
in ear, nose and throat: experiance in tertiary
hospital. Indian J Otolaryngol Head and Neck
Surg. Jan-Mar 2014. 66(1):13-16
3. Shrestha I, Sreshta BL, Amatya RCM.
Analysis of ear, nose, and throat foreign
bodies in Dhulikel hospital. Kathmandu
university journal . vol 11 no 2 issue 38 apr-
jun 2012.
4. Heim SW, Maughan KL. Foreign bodies in
the ear, nose and throat. American Academy
of Family Physician. Volume 76 No 8. 2007.
5. Lee KJ. Otolaryngology and Head Neck
Surgery, New York ; Elsevier, 1989 : 20 - 3,
67 - 9.
6. Hagos M.Foreign Bodies In The Ear, Nose
And Esophogus In Pediatric Age Group, At
Mekelle Hospital Ethiopia. Ethiop Med. 2015;
53(2): 57-63.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.

Anda mungkin juga menyukai