OLEH:
ALMUZAKIR, S.Kep
2008149010119
( ) ( )
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat,
Helena dan Nurhaeni, 2012).
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya
ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho. “
atau.”saya pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sebelum
Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya
karena iri dengan keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau
saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian serba putih
setiap hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya “ Saya terkena penyakit Kanker.” Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien
tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan
alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”
B. Penyebab
1. Faktor herediter
2. Riwayat penyakit / trauma kepala
3. Ancaman lingkungan
4. Kecemasan
5. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
6. Keinginan negatif yang tidak terjadi
C. Proses Terjadinya
Faktor penyebab perasaan diancam oleh lingkungan cemas individu
mencoba mengingkari ancaman memproyeksikan pikiran internal dalam
lingkungan perasaan, pikiran dan keinginan negatif tidak dapat diterima
sebagai bagian eksternal waham.
D. Tanda dan Gejala
1. Subjektif
a. Mudah lupa atau sulit konsentrasi
b. Tidak mampu mengambil keputusan
c. Berpikir tidak realistis
d. Pembicaraan sirkumtansial
2. Objektif
a. Bingung
b. Inkoheren
c. Flight of idea
d. Sangat waspada
e. Khawatir
f. Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
g. Perubahan pola tidur
h. Kehilangan selera makan
i. Wajah tegang
j. Perilaku sesuai isi waham
k. Banyak bicara
l. Menentang atau permusuhan
m. Hiperaktif
n. Menarik diri
o. Tidak bisa merawat diri
E. Pohon Masalah
Resiko tinggi menciderai diri (efek)
sendiri, orang lain dan lingkungan /
Kerusakan komunikasi verbal
B. Daftar Masalah
Data yang Perlu Dikaji
1) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
a) Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-
barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
b) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
2) Kerusakankomunikasi : verbal
a) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
b) Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
3) Perubahan isi pikir : waham
a) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaandirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh
dan tidak nyata?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya?
b) Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadangpanik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung
4) Gangguan harga diri rendah
a) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri
b) Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
C. PohonMasalah
Faktor pencetus
Perubahan isi pikir :
1. Proses pengolahan
waham informasi yang
berlebihan
2. Mekanisme
penghantaran listrik
yang abnormal
Harga diri rendah 3. Adanya gejala pemicu
Faktor Penyebab
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmiter
4.Virus
5. Psikologis
D. KemungkinanDiagnosaKeperawatan
1) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Kerusakankomunikasi : verbal
3) Perubahanisipikir : waham
E. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2. Tujuan khusus :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
- Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
- Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda”
disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung
disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham
klien.
- Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat
yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
- Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri.
b) SP I : Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
-Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan
waktu).
-Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
-Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
c) SP II : Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
-Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat
- Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
-Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
-Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
d) SP III : Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Tindakan :
-Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
-Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)
- Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
-Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
-Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
e) SP IV : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
- Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
-Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.
-Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
-Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
f) Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
-Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala
waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
-Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) WAHAM
No Pasien Keluarga
. SPIP SPIk
SPIIP SPIIk
1. Mengevaluasijadwalkegiatanharianpasien Melatihkeluargamempraktekkancaramerawat
pasiendenganwaham
2. Memberikanpendidikankesehatantentangp Melatihkeluargamempraktekkancaramerawat
enggunaanobatsecarateratur langsungkepadapasienwaham
3. Menganjurkanpasienmemasukkandalamja
dwalkegiatanharian
SPIIIP SPIIIk
1. Mengevaluasjadwalkegiatanharianpasien Membantukeluargamembuatjadwalaktivitas
di rumahtermasukminumobat(discharge
planning)
2. Berdiskusitentangkemampuandasar yang Menjelaskan follow up pasiensetelahpulang
belumbisaterpenuhidimiliki
3. Melatihkemampuan yang dimliki
4 Menganjurkanpasienmemasukkandalamja
dwalkegiatanharian
SPIVP
1. Mengevaluasijadwakegiatanharianpasien
2. Berdiskusitentangkemampuanpositif yang
masihbisadigunakan
3. Melatihkemampuan yang dimliki
Menganjurkanpasienmemasukkandalamja
dwalkegiatanharian
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2013. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
Keliat, Budi Anna. 2016. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta :
FIK, Universitas Indonesia
Kusumawati dan Hartono . 2014 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta :
Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2013 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa,2015. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung, RSJP Bandung.