Disusun Oleh:
NELI SAFITRI
NIM 11141901230405
Disusun Oleh:
NELI SAFITRI
NIM 11141901230405
Mengetahui,
1. Preeklamsia Ringan
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Oedema umum, kaki jari tangan, dan muka atau kenaikan berat
badan satu kilogram atau lebih per minggu.
c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kualitatif +1 atau
+2 pada urin midstream.
2. Preeklamsia Berat
a. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau diastolik ≥110mmHg
b. Proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup
c. Oliguria (< 400 ml dalam 24 jam)
d. Sakit kepala yang hebat atau gangguan penglihatan
e. Nyeri epigastrum dan ikterus
f. Oedema paru
g. Trombositopenia
h. Pertumbuhan janin terhambat. Etiologi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada Ibu
Depresi yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan
psikosis, prevalensi psikosis pada kehamilan tidak dilaporkan akan tetapi
hal ini diyakini sebagai kasus yang langka. Mengungkapkan bahwa
komplikasi terkait dengan adanya stres dan depresi antenatal pada ibu
diantaranya adalah perdarahan, terjadinya abortus spontan, ditemukannya
kelainan pada plasenta dan adanya nekrosis pada villi dan desidua, serta
disfungsi endothelial.
Ibu dengan depresi antenatal dapat menyebabkan kegagalan inisiasi
menyusu dan berkurangnya durasi laktasi. Akan tetapi, sifat kausal belum
jelas, hal ini kemungkinan terkait dengan neuroendokrin pada ibu.
2. Pada Bayi
Bayi yang ibunya mengalami stres, cemas, atau bahkan depresi
antenatal mempunyai peningkatan risiko untuk terjadi kelahiran prematur
menyebabkan berat bayi lahir, serta dapat mengganggu sirkulasi maternal-
fetal. Stres dan adanya depresi selama kehamilan erat kaitannya dengan
munculnya gangguann perkembangan saraf janin, kelainan plasenta,
abortus yang spontan, dan kelahiran preterm.
Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami depresi antenatal
lebih mungkin mengalami penyimpangan perilaku dan masalah psikologis
misalnya depresi serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Preeklampsia Ringan
Menurut Saifuddin (2020), di bawah ini adalah beberapa
penatalaksanaan pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan :
a. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
1) Rawat Jalan
Memantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi
janin, Lebih banyak istirahat, Diit biasa, Tidak perlu diberikan
obat-obatan, Apabila rawat jalan tidak memungkinkan, maka
dilakukan perawatan di rumah sakit.
2) Rawat Inap
Memantau tekanan darah dua kali dalam sehari dan
proteinuria satu kali dalam sehari, Tidak perlu obat-obatan, Tidak
perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi
kordis atau gagal ginjal akut, Apabila tekanan diastolik turun
sampai normal, ibu dapat dipulangkan dengan memberikan
nasihat untuk istirahat, munculnya gejala preeklampsia berat, dan
kontrol dua kali dalam seminggu.
b. Usia kehamilan lebih dari 37 minggu
1) Apabila serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU
dalam 500mL dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan
prostaglandin.
2) Apabila serviks belum matang, berikan prostaglandin,
misoprostol atau kateter Foley, atau terminasi dengan seksio
sesarea.
2. Preeklampsia Berat
Di bawah ini adalah penanganan awal yang dapat diberikan kepada
pasien dengan preeklampsia berat menurut Saifuddin (2020) :
a. Apabila tekanan diastolik lebih dari 110mmHg, berikan terapi
antihipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-100mmHg.
I. PENCEGAHAN
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien: Biodata klien berisi tentang: Nama, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami,
Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal
Pengkajian.
b. Keluhan utama: Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning,
hijau / kecoklatan sedikit / banyak, pada periksa dalam selaput
ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air
ketuban mengalir/selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudahkering
c. Riwayat haid: Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah
yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir,
perkiraan tanggal partus
d. Riwayat Perkawinan: Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan
ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui
dengan orang tua?
e. Riwayat Obstetri: Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil
laboraturium: USG, darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh.
f. Riwayat penyakit dahulu: Penyakit yang pernah di diderita pada masa
lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani nya, dimana mendapat
pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau
kambuh berulang–ulang.
g. Riwayat kesehatan keluarga: Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang diturunkan secara genetic seperti panggul
sempit, apakah keluarga ada yang menderita penyakit menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita
oleh keluarga
h. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
1. Personal hygien.
Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan
kulit, rambut, mulut, gigi dan vulva hygiene.
2. Pola Makan
Kebiasaan makan dalam porsi makan, frekuensi, alergi atau tidak.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi atau keluhan saat
BAB.
b. BAK
Kaji freekuensi, warna, bau & keluhan saat berkemih.
4. Pola Aktivitas & Latihan\
Kaji kegiatan dalam pekerjaan & kegiatan diwaktu luang
sebelum selama di RS.
5. Pola Tidur & Istirahat
Kaji waktu, lama tidur per hari, kebiasaan saat tidur & kesulitan.
i. Riwayat penggunaan zat
Kajı kebiasaan & lama penggunaan rokok.
j. Riwayat Sosial Ekonomi
Kaji pendapatan perbulan, hubungan sosial & hubungan dalam
keluarga.
k. Riwayat Psiko Sosial dan Spiritual
1. Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini.
2. Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan dirumah
dan diRS
l. Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas
Gejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis +/+ ,
reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b. Sirkulasi
Gejala : penurunan oksegen
Tanda : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
sikatrik bekas operasi ( - )
m. Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, BB dan tinggi badan, dan TTV
a. Kepala
Keluhan pusing, warna rambut, keadaan dan kebersihan
b. Mata
Kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera kornea
c. Hidung
Kesimetrisan, keadaan kebersihan, penciuman
d. Mulut
Kelembaban mukosa bibir, keadaan gigi
e. Telinga
Kelainan bentuk, keadaan dan fungsi
f. Leher
Kaji adanya pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroile
g. Daerah dada
Keluhan sesak, bentuk, nyeri dada auskultasi suara jantung,
frekuensi nadi dan TD.
h. Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, nyeri
tekan
Palpasi :
Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus
teraba massa besar, lunak, noduler.
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –
bagian kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : teraba masa keras, terfiksir.
Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul. Auskultasi : BJA 142 x/1’ regular, Eliminasi, proteinuria
+ ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup, oliguria.
i. Genetalia eksterna
Pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau keluhan gatal dan
kebersihan.
j. Ekstremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian dan
kesulitan pergerakan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Risiko infeksi
3. Defisiensi pengetahuan
4. Ansietas
3. Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri akut
Kriteria Hasil :
n. Keluhan nyeri menurun
o. Meringis menurun
p. Sikap protektif menurun
q. Gelisah menurun
r. Kesulitan tidur menurun
SIKI : Manajemen nyeri
Manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
sensorik atau emisional yang berkaitan dengan merusak jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan
hingga berat dan konstan.
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
K. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
L. SARAN
1) Bagi Masyarakat
a. Sebaiknya ibu merencanakan kehamilannya pada waktu yang tepat,
yaitu 20-35 tahun.
b. Ibu hamil agar tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.
c. Sebaiknya ibu hamil tidak terbebani oleh masalah-masalah yang dapat
menyebabkan stres.
d. Sebaiknya ibu menelusuri apakah dalam keluarganya terdapat riwayat
preeklamsia keluarga, agar dapat mencegah terjadinya preeklamsia.
e. Sebaiknya ibu menghindari paparan asap rokok di rumahnya maupun
di lingkungan tempat tinggalnya.
f. Bagi perokok, sebaiknya merokok dilakukan di tempat tersendiri agar
tidak membahayakan orang di sekitar, terutama ibu hamil.
2) Bagi Instansi Kesehatan
a. Pada saat pelaksanaan program kelas ibu hamil dan posyandu dapat
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang
pentingnya mengurangi aktivitas fisik tinggi, mengurangi stres,
memberikan konseling kepada ibu tentang masalah-masalah yang
dihadapi.
b. Melakukan penyuluhan tentang komplikasi pada masa kehamilan di
lingkungan kerja, seperti perusahaan-perusahaan atau industri rumah
tangga, karena banyak ibu hamil yang bekerja.
c. Melakukan penyuluhan secara berkelanjutan tentang bahaya paparan
asap rokok di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA