Anda di halaman 1dari 9

NAMA: HUSNUL KHATIMAH

NIM: NH0220035

1. Kelenjar-kelenjar endokrin pada tubuh manusia serta gambarnya!

Jawab:

2. Hormone-hormon yang direproduksi disetiap hormone!

Jawab:

1. Kelenjar Hipofisis/Pituitari (Master of Gland)


a. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
b. Adenokortikotropin Hormone (ACTH
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)
d. Luteinizing Hormone (LH)
e. Prolaktin
f. Growth Hormone

2. Kelenjar Pineal

kelenjar pineal adalah menghasilkan hormon melatonin.

3. Kelenjar Tiroid (Gondok)

Ada tiga hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Ketiga hormon tersebut adalah tiroksin,
triidotironin, dan kalsitonin

4. Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon

5. Kelenjar Timus (kacangan)

timus menghasilkan satu hormon yaitu Thymosin

6. Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)

Ada tiga hormon yang dihasilkan kelenjar adrena pada bagian korteks yaitu korteks minieral,
glukokortikoid, dan androgen

7. Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)

Kelenjar pankreas menghasilkan dua hormon yaitu insulin dan glikogen

8. Kelenjar Gonad

Hormon yang dihasilkan kelenjar gonad pada wanita meliputi dua hormon. Kedua hormon
tersebut adalah estrogen dan progesteron.

3. Fungsi dari masing-masing hormone!


Fungsi hormone pada kelenjar hipofisis/pitiutari (master of gland)

a. Thyroid Stimulating Hormone (TSH): memepngaruhi kerja kelenjar tiroid untuk


memproduksi tiroksin
b. Adenokortikotropin Hormone (ACTH): mempengaruhi korteks adrenal untuk
memproduksi kortikosteroid
c. Follicle Stimulating Hormone (FSH): memacu perkembangan tubulus seminiferus dan
spermatogenesis
d. Luteinizing Hormone (LH): menstimulasi estrogen
e. Prolaktin: menstimulasi sekresi air susu
f. Growth Hormone: mengatur pertumbuhan pada masa anak – anak dan menjaga
komposisi tubuh yang sehat pada orang dewasa

Kelenjar Pineal

menjaga ritme tidur secara alami. Sehingga seseorang dapat mempunyai waktu kapan
tidur dan kapan terbangun. Karena berhubungan dengan masalah tidur, hormon melatonin
mendapat sebutan hormon tidur. Selain mengatur ritme tidur, hormon melatonin juga berperan
dalam menjaga kestabilan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi depresi.

Kelenjar Tiroid (Gondok)


a. Tiroksin: membantu dalam proses metabolisme, pertumbuhan fisik, perkembangan
mental, dan kematangan organ reproduksi, mengubah glikogen menjadi glukosa (dalam
hati).
b. Triidotironin: mengatur distribusi air dan garam dalam tubuh
c. Kalsitonin: menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.
Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)

Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium
dalam darah.

Kelenjar Timus (kacangan)

fungsinya mempengaruhi produksi sel darah putih. Kelenjar timus menghasilkan satu hormon
yaitu Thymosin.  Hormon thymosin memiliki peran dalam membantu sistem kekebalan tubuh.

Kelenjar Adrenal (Suprarenalis)


a. Korteks mineral: menyerap natrium darah dan mengatur reabsorpsi air di ginjal.
b. Glukokortikoid: mengubah protein menjadi glikogen, mengubah glikogen menjadi
glukosa, dan menaikkan kadar glukosa pada darah.
c. Androgen: membentuk sifat kelamin sekunder laki – laki
Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
a. Insulin: mengubah glukosa menjadi glikogen pada hati, akibatnya kadar gula darah
dalam tubuh akan turun.
b. Glikogen: mengubah glikogen menjadi glukosa, akibatnya kadar gula darah akan
naik.
Kelenjar Gonad
a. Estrogen: menentukan ciri pertumbuhan kelamin sekunder wanita
b. Progesteron: menebalkan dan memperbaiki dinding uterus

4. Jelaskan mekanisme umpan balik positif dan negative hormone!

Jawab:

1. Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada Hormon Estrogen


Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-
hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone)
dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium Tingginya
kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase
folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH
dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamuskadar hormon saat siklus menstruasi Proses di
dalam ovarium bertanggung jawab terhadap naik turunnya kadar hormon yang memicu ovulasi
dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium disebut siklus ovarium yang terdiri dari
fase folikular dan fase luteal.

a. Pada Awal Fase Folikuler Terjadi Umpan Balik Negatif Estrogen


Pada awal fase folikular, sekresi pulsatil GnRH semakin meningkat frekuensinya dan ini
memicu peningkatan LH dan FSH yang akan berperan dalam perkembangan folikel di ovarium.
Sementara itu, seiring perkembangan folikel karena pengaruh FSH, estrogen semakin banyak
diproduksi sedangkan progesteron masih rendah. Makin tinggi kadar estrogen akan semakin
menekan sekresi FSH dan LH (umpan balik negatif/negative feedback). Akibatnya, walaupun
frekuensi pulsatil GnRH meningkat namun umpan balik negatif estrogen menyebabkan hasil
akhir berupa stabilisasi atau sedikit penurunan kadar FSH dan LH (yang sebelumnya di awal fase
folikuler meningkat).

b. Umpan Balik Positif Estrogen Memicu LH Surge Sehingga Terjadi Ovulasi


Umpan balik negatif peningkatan kadar estrogen pada fase luteal tidak berlangsung terus
menerus. Peningkatan yang tinggi dampai titik tertentu tidak berefek menghambat namun malah
akan menstimulasi peningkatan sekresi FSH dan LH yang tiba-tiba (LH surge). Ternyata
peningkatan LH tiba-tiba ini akan dan menyebabkan pecahnya folikel sehingga terjadi ovulasi
(keluarnya ovum dari ovarium).

c. Pada Fase Luteal Terjadi Umpan Balik Negatif Progesteron Dan Estrogen
Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi corpus luteum yang
mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat. Hormon estrogen yang sempat menurun
setelah ovulasi, kadarnya akan meningkat lagi karena corpus luteum juga menghasilkan estrogen.
Berbeda dengan saat fase folikuler akhir, pada fase luteal ini tingginya kadar estrogen
menghambat hypothalamus dan hipofisis sehingga frekuensi pulsatil GnRH dan kadar FSH/LH
menjadi rendah (umpan balik negatif/negative feedback). Usia corpus luteum adalah 12 hari
kemudian masuk proses degenerasi, akibatnya pada hari ke 14 kadar progesteron dan estrogen
menjadi rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron akan menstimulasi peningkatan
frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi FSH/LH. Fase siklus ovulasi kemudaian masuk ke fase
folikuler lagi.

2. Mekanisme Umpan Balik Positif dan Negatif pada Hormon Testosteron

Testosteron yang disekresikan oleh testis sebagai respons terhadap LH mempunyai efek timbal
balik dalam menghentikan sekresi LH oleh hipofisis anterior. Efek timbal balik itu terjadi dalam
dua cara :
a. Bagian penghambatan yang lebih besar dihasilkan dari efek langsung testosteron terhadap
hipotalamus dalam menurunkan sekresi GnRH. Keadaan ini sebaliknya secara bersamaan
menyebabkan penurunan sekresi LH dan FSH oleh hipofisis anterior, dan penurunan LH
akan menurunkan sekresi testosteron oleh testis. Apabila sekresi testosteron terlalu
banyak, melalui hipotalamus dan kelenjar hipofisis, efek umpan balik negatif otomatis
akan mengurangi sekresi testosteron kembali ke kadar normalnya. Sebaliknya, terlalu
sedikit testosteron akan menyebabkan hipotalamus menyekresikan sejumlah besar GnRH,
disertai dengan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh hipofisis anterior dan
meningkatkan sekresi testosteron testikular.
b. Testosteron mungkin juga mempunyai efek umpan negatif yang lemah, yang bekerja
secara langsung pada kelenjar hipofisis anterior sebagai tambahan terhadap efek umpan
balik hipofisis anterior terhadap hipotalamus. umpan balik hipofisis ini diduga secara
khusus menghentikan sekresi LH. Akibatnya, sejumlah kecil pengaturan sekresi
testosteron diyakini terjadi dalam cara yang sama.

3. Sistem Feedback
Endokrin dapat menjaga/memonitor konsentrasi subtansi tertentu dalam tubuh, sehingga
apabila terjadi penurunan akan melepaskan substansi (hormon) agar sel lain yang menyimpan
substansi yg dibutuhkan tsb melepaskannya atau mencegah kehilangan dari tubuh. Respon dari
rangsang hormon ini akan meningkatkan kadar tertentu kalium atau glukosa dalam darah,
pengaturan osmoseluler atau glukoseluler kemudian menghentikan pelepasan messenger kimia.
Peningkatan ini berfungsi sbg stimulus feedback negatif.
Pada Feedback positif saat terjadi kenaikan konsentrasi hormon yg menyebabkan kel lain
melepaskan hormon kedua yg kmd akan merangsang utk peningkatan pengeluaran hormon
pertama. Pada primata peningkatan estradiol (estrogen gonad) merangsang pelepasan hormon
pituitary utk merangsang produksi estrogen ovarium.
Pada beberapa system feedback peningkatan satu hormon pada plasma akan merangsang
pelepasan metabolit (glukosa) dari jaringan target. Penungkatan kadar metabolit dalam plasma
kemudian akan merangsang pelepasan hormon kedua yang menghambat pelepasan metabolit dari
jaringan target. Kadar metabolit yang rendah akan merangsang utk pelepasan hormon pertama.

4. Umpan Balik Positif dan Negatif Pada Hormon Insulin


Insulin merupakan hormone yang memainkan sejumlah peran dalam metabolisme tubuh, yakni
untuk mengatur bagaimana tubuh menggunakan dan menyimpan glukosa serta lemak. Banyak
dari sel tubuh bergantung pada insulin untuk mengambil glukosa dari darah untuk
menjadikannya energy. Kurangnya insulin atau ketidakmampuan untuk pengaturan insulinbisa
menyebabkan timbulnya gejala diabetes.
Di Indonesia ada dua jenis utama diabetes mellitus yang paling sering ditemui, yaitu :
diabetes mellitus tergantung insulin (Tipe 1) dan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Tipe
2). Kebanyakan penderita diabetes mellitus tipe 1 mendaatkan penyakit ini pada usia muda.
Biasanya penderita diabetes mellitus yang termasuk dalam kelompok ini: muda, kurus dan
mendapatkan penyakitnya secara tiba-tiba. Produksi insulin oleh pancreas sangat sedikit dan
tidak mencukupi sehingga tergantung pada pemberian insulin dari luar. Penyakit ini tidak dapat
dikendalikan tanpa menggunakan insulin sehingga setiap penderita harus disuntik insulin.
Diabetes tidak tergantung insulin paling banyak menyerang orang dewasa, walaupun
diabetes mellitus tipe 2 juga dapat timbul pada usia berapa saja. Pada diabetes mellitus tipe 2 sel-
sel penghasil insulin tidak rusak, tetapi tidak menghasilkan cukup insulin sehingga hati, otot
serta lemak tidak bereaksi secara normal terhadap insulin yang dihasilkan.
Diabetes mellitus tipe 2 ini berkaitan erat dengan keemukan. Selain itu pengaruh genetic
yang menentukan kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini, cukup kuat. Dapat pula bahwa
individu yang menderita diabetes tipe 2 menghasilkan antibody insulin yang berikatan dengan
reseptor insulin, menghambat akses insulin ke reseptor, tetapi tidak merangsang aktivitas
pembawa. Individu yang mengidap diabetes tipe 2 tetap menghasilkan insulin, namun sering
terjadi kelambatan dalam ekskresi setelah makan dan berkurangnya jumlah insulin yang
dikeluarkan. Hal ini cenderung semakin parah dengan bertambahnya usia penderita. Sel-sel
tubuh terutama sel otot dan adipose, memperlihatkan resistensi terhadap insulin yang terdapat
dalam darah. Pembawa glukosa tidak secara kuat dirangsang dan kadar glukosa darah meningkat.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang
pancreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel-sel targetnya untuk mengambil alih
kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan tersebut telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi
glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan
glucagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Anda mungkin juga menyukai