NIM: NH0220035
Jawab:
Jawab:
2. Kelenjar Pineal
Ada tiga hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Ketiga hormon tersebut adalah tiroksin,
triidotironin, dan kalsitonin
Ada tiga hormon yang dihasilkan kelenjar adrena pada bagian korteks yaitu korteks minieral,
glukokortikoid, dan androgen
8. Kelenjar Gonad
Hormon yang dihasilkan kelenjar gonad pada wanita meliputi dua hormon. Kedua hormon
tersebut adalah estrogen dan progesteron.
Kelenjar Pineal
menjaga ritme tidur secara alami. Sehingga seseorang dapat mempunyai waktu kapan
tidur dan kapan terbangun. Karena berhubungan dengan masalah tidur, hormon melatonin
mendapat sebutan hormon tidur. Selain mengatur ritme tidur, hormon melatonin juga berperan
dalam menjaga kestabilan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi depresi.
Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium
dalam darah.
fungsinya mempengaruhi produksi sel darah putih. Kelenjar timus menghasilkan satu hormon
yaitu Thymosin. Hormon thymosin memiliki peran dalam membantu sistem kekebalan tubuh.
Jawab:
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium Tingginya
kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase
folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH
dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamuskadar hormon saat siklus menstruasi Proses di
dalam ovarium bertanggung jawab terhadap naik turunnya kadar hormon yang memicu ovulasi
dan perubahan endometrium. Proses siklik di ovarium disebut siklus ovarium yang terdiri dari
fase folikular dan fase luteal.
c. Pada Fase Luteal Terjadi Umpan Balik Negatif Progesteron Dan Estrogen
Folikel yang ditinggalkan ovum akan berkembang menjadi corpus luteum yang
mensekresi progesteron sehingga kadarnya meningkat. Hormon estrogen yang sempat menurun
setelah ovulasi, kadarnya akan meningkat lagi karena corpus luteum juga menghasilkan estrogen.
Berbeda dengan saat fase folikuler akhir, pada fase luteal ini tingginya kadar estrogen
menghambat hypothalamus dan hipofisis sehingga frekuensi pulsatil GnRH dan kadar FSH/LH
menjadi rendah (umpan balik negatif/negative feedback). Usia corpus luteum adalah 12 hari
kemudian masuk proses degenerasi, akibatnya pada hari ke 14 kadar progesteron dan estrogen
menjadi rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron akan menstimulasi peningkatan
frekuensi pulsatil GnRH dan sekresi FSH/LH. Fase siklus ovulasi kemudaian masuk ke fase
folikuler lagi.
Testosteron yang disekresikan oleh testis sebagai respons terhadap LH mempunyai efek timbal
balik dalam menghentikan sekresi LH oleh hipofisis anterior. Efek timbal balik itu terjadi dalam
dua cara :
a. Bagian penghambatan yang lebih besar dihasilkan dari efek langsung testosteron terhadap
hipotalamus dalam menurunkan sekresi GnRH. Keadaan ini sebaliknya secara bersamaan
menyebabkan penurunan sekresi LH dan FSH oleh hipofisis anterior, dan penurunan LH
akan menurunkan sekresi testosteron oleh testis. Apabila sekresi testosteron terlalu
banyak, melalui hipotalamus dan kelenjar hipofisis, efek umpan balik negatif otomatis
akan mengurangi sekresi testosteron kembali ke kadar normalnya. Sebaliknya, terlalu
sedikit testosteron akan menyebabkan hipotalamus menyekresikan sejumlah besar GnRH,
disertai dengan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh hipofisis anterior dan
meningkatkan sekresi testosteron testikular.
b. Testosteron mungkin juga mempunyai efek umpan negatif yang lemah, yang bekerja
secara langsung pada kelenjar hipofisis anterior sebagai tambahan terhadap efek umpan
balik hipofisis anterior terhadap hipotalamus. umpan balik hipofisis ini diduga secara
khusus menghentikan sekresi LH. Akibatnya, sejumlah kecil pengaturan sekresi
testosteron diyakini terjadi dalam cara yang sama.
3. Sistem Feedback
Endokrin dapat menjaga/memonitor konsentrasi subtansi tertentu dalam tubuh, sehingga
apabila terjadi penurunan akan melepaskan substansi (hormon) agar sel lain yang menyimpan
substansi yg dibutuhkan tsb melepaskannya atau mencegah kehilangan dari tubuh. Respon dari
rangsang hormon ini akan meningkatkan kadar tertentu kalium atau glukosa dalam darah,
pengaturan osmoseluler atau glukoseluler kemudian menghentikan pelepasan messenger kimia.
Peningkatan ini berfungsi sbg stimulus feedback negatif.
Pada Feedback positif saat terjadi kenaikan konsentrasi hormon yg menyebabkan kel lain
melepaskan hormon kedua yg kmd akan merangsang utk peningkatan pengeluaran hormon
pertama. Pada primata peningkatan estradiol (estrogen gonad) merangsang pelepasan hormon
pituitary utk merangsang produksi estrogen ovarium.
Pada beberapa system feedback peningkatan satu hormon pada plasma akan merangsang
pelepasan metabolit (glukosa) dari jaringan target. Penungkatan kadar metabolit dalam plasma
kemudian akan merangsang pelepasan hormon kedua yang menghambat pelepasan metabolit dari
jaringan target. Kadar metabolit yang rendah akan merangsang utk pelepasan hormon pertama.