Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TUGAS AGAMA ISLAM VI


PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN TANAMAN SIMBUKAN (Paederia foetida
Linn.) SEBAGAI OBAT ANTI GATAL - GATAL

Disusun Oleh:
BAIHAQI MUSYTAWAN
21601061043

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keberadaan berbagai macam Obat tradisonal di Indonesia telah diwariskan secara


turun menurun oleh leluhur kita. Dengan banyaknya suku bangsa yang mendiami tanah
air ikut serta dalam andil melahirkan berbagai macam obat tradisional Mulai dari obat
yang dibuat dari olahan tumbuhan ( daun , batang, buah, umbi dan akar ) atau dari hewan,
tidak lupa terdapat juga obat tradisional berbahan dasar dari campuran antara keduaya (
tumbuhan dan hewan ).

Obat tradisional sendiri menurut Yuliarti, ( 2010 ) adalah sebuah ramuan atau
bahan yang digunakan secara turun menurun sebagai pengobatan yang didasarkan pada
pengalaman , dapat berupa dari hewan , tumbuhan , bahan mineral, glenik atau campuran
lainnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, pemanfaatan berbagai macam tanaman
sebagai obat tradisional memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan
(Slikkerveer, 2017). Kemudahan dalam memperoleh dan membudidayakan berbagai
tanaman obat-obatan tradisional menjadi salah satu alasan diminatinya oleh kalangan
masyarakat. Salah satu contoh tanaman bahan baku obat tradisional adalah sembukan
(Paederia foetida Linn.) (Paul et al. 2018)

Tumbuhan obat merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan, yang
berupa ramuan jamu tradisional dan telah digunakan sejak ratusan tahun yang
lalu.Tumbuhan obat telah berabad-abad didayagunakan oleh bangsa Indonesia dalam
bentuk jamu untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya dan
merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu dipelihara dan dilestarikan
(Herlina 2010).
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sendiri sudah di sebutkan dalam Al – Qur’an
surat al – luqman ayat 10 sebagai berikut :

. Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.

Dimana di dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh di bawah


pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
dijelaskan pada akhir ayat yang berbunyi :
‫آء َمآ ًء فَأ َ ۢن َبتْنَا فِي َها ِمن ُك ِِّل زَ ْوجٍ ك َِر ٍيم‬ َّ ‫ ( َوأَنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬artinya “ Dan Kami turunkan air hujan
ِ ‫س َم‬
dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik “ )
Yakni dari segala jenis tumbuhan. Dan Allah menyebutnya dengan tumbuhan yang baik
karena memiliki warna yang indah dan manfaat yang banyak.

Dari tafsiran ayat tersebut telah dijelaskan bahwa Allah swt telah menumbuhkan
berbagai macam tumbuhan dimuka bumi dengan berbagai manfaatnya. Melalui akal
manusia untuk berfikir dan sifat ingin tau yang tinggi sehingga tumbuhan dapat
dimanfaat secara maksimal sesuai kebutuhan yang diperlukan diantaranya untuk hiasan
dan dekorasi, dimanfaatkan buahnya, batangnya yang berupa kayu sebagai bahan baku
untuk membuat rumah , pewarna makanan dan juga ada tumbuhan yang bermanfaat
sebagai obat herbal ( berupa jamu ) seperti yang telah di buat oleh generasi sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sembukan (Paederia foetida Linn.)


sebagai obat penyakit gatal – gatal ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sembukan (Paederia foetida


Linn.) sebagai obat penyakit gatal – gatal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuhan Obat


Tumbuhan obat tradisional sejak zaman dahulu memiliki peranan penting dalam
menjaga, memelihara kesehatan, dan mengobati masyarakat secara mandiri ( Balitro
,2010) . Dalam rangka mengembalikan pola pikir dan kebiasaaan masyarakat untuk back
to nature dan menanamkan nilai-nilai konservasi tumbuhan obat, telah banyak usaha yang
dilakukan para pakar konservasi dan stakeholder lainnya dalam membuat program
pengembangan kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) di tingkat
lokal. Program ini dibuat untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dibidang
kesehatan, membuka lapangan pekerjaan serta menambah pendapatan masyarakat
sekaligus konservasi tumbuhan obat (Zuhud 2009).

Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat,
berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang nampak dibawah mikroskop (Hamid et
al., 1991). Diriwayatkan pula dari musnad Imam Ahmad dari shahabat Usamah bin
Suraik , bahwasanya Nabi bersabda,

“Aku pernah berada di samping Rasulullah b. Lalu datanglah serombongan Arab


dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau
menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah I tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.”
Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad,
Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau
berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish
Shahihain, 4/486)

Menurut Dalimah (2006), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat
yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat yang dikelompokkan menjadi :
1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diketahui atau
dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan
baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu; jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diduga
mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan
secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri.
Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tumbuhan obat Indonesia seperti yang
tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:
1. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu.
2. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat
(precursor).
3. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat (Rona, 2011).
2.2 Tanaman Sembukan.
Tumbuhan sembukan (Paederia foetida L.) merupakan tumbuhan Asia tropis.
Tumbuhan ini biasa tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar, atau di tebing
sungai mulai ketinggian 1 – 2.100 m di atas permukaan laut. Di Indonesia tumbuhan
sembukan dikenal dengan nama yang berbeda–beda di masing–masing daerah seperti :
Sumatera menyebutnya daun kentut, Sunda dinamakan kahitutan, atau kasembukan oleh
orang Jawa (Becker, 1965) .
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan tahunan berbatang memanjat, panjang 3–5
meter, daun pangkal berkayu, daun tunggal, bertangkai 1-5 cm dan tersusun berhadapan.
Bentuk daun bulat telur sampai lanset, pangkal bulat, ujung runcing dengan panjang 3–
12,5 cm dan lebar 2–7 cm. Permukaan atas daun berambut atau gundul dengan tulang
menyirip. Bunganya majemuk, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota
bunga berwarna putih, dengan tabung ungu, buah bulat, warna kuning mengkilap,
diameter 4–6 mm (Becker, 1965).Dalam sistematik botani, tanaman sembukan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga : Paederia
Jenis : Paederia foetida L ( Heyney,1987 ).
2.3 Kandungan Tumbuhan Sembukan.
Tumbuhan sembukan merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan ini berkhasiat untuk mencegah masuk angin,
mengobati saluran pencernaan seperti nyeri pada usus, lambung, dan perut kembung,
mengobati penyakit kulit (herpes), mata bengkak akibat benturan, darah putih berkurang
(leukopenia) akibat penyinaran (radiasi), dan kencing tidak lancar (Heyne, 1987).
Kandungan yang terdapat dalam tumbuhan sembukan cukup banyak antara lain
pada daun dan batangnya mengandung asperulosida, deasetilas-perulosida, 6β -
Osinapoylscandoside methyl ester, tiga dimer iridoid glikosida, paederosida, metil ester 7
asam paederosida, gama-sitosteron, arbutin, asam oleanolik, dan minyak atsiri. Selain itu,
daun sembukan juga mengandung alkaloid, paederin, metilmerkaptan (kumar, 2009).
Ekstrak etanol dari batang sembukan mengandung iridoid glikosida, paederosida,
asam paederosida, metilpaederosidate, dan saprosmo-sida (Xu et al., 2006). Iridoid
glikosida memiliki fungsi beragam, yaitu sebagai antihepatotoksik, hipoglikemik,
antispasmodik, antiinflamasi, antitumor, antivirus, antidiare,imunomodulator, dan
aktivitas purgatif (El-Moaty, 2010)
2.4 Berbagai manfaat Tumbuhan simbukan sebagai obat
Seiring dengan berkembangnya zaman, pemanfaatan berbagai macam tanaman
sebagai obat tradisional memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan
(Slikkerveer, 2017). Kemudahan dalam memperoleh dan membudidayakan berbagai
tanaman obat-obatan tradisional menjadi salah satu alasan diminatinya oleh kalangan
masyarakat. Salah satu contoh tanaman bahan baku obat tradisional adalah sembukan
(Paederia foetida Linn.) (Paul et al. 2018)
. Selain digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, sembukan juga
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayur atau dikonsumsi mentah sebagai lalapan.
Masyarakat juga menggunakan daun sembukan untuk dijadikan seduhan dan rebusan. Air
seduhan dan rebusan daun sembukan berguna dalam mengobati penyakit pada saluran
pencernaan seperti maag dan penyakit usus (Indriyanti, 2013)

Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan


pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak
diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-
Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri
menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad,
4/12-13)

Penggunaan sembukan oleh masyarakat tidak terlepas dari beragam manfaat yang
diberikan oleh tanaman sembukan bagi kesehatan tubuh, terlebih dengan adanya
kandungan kimia yang cukup banyak sehingga sembukan pun bermanfaat dalam
mengobati berbagai penyakit seperti penyakit maag, peluruh kentut (kaminatif), peluruh
kencing, peluruh dahak (mukolitik) dan mengobati batuk (antitusif), mengatasi sembelit,
mengobati disentri, antirematik, antiradang, penambah nafsu makan (stomakik) dan
penghilang rasa sakit (analgesik). Menurut Afroz et al. (2006), sembukan terbukti
menunjukkan adanya aktivitas antidiare. Selain itu, Osman et al. (2009), menyebutkan
bahwa daun sembukan mengandung senyawa fenolik yang tinggi pada sampel segarnya.

. Menurut El-Moaty (2010), kandungan iridoid glikosida yang ada di dalam


batang sembukan mempunyai berbagai manfaat seperti antihepatotoksik, hipoglikemik,
antispasmodik, antiinflamasi, antitumor, antivirus, imunomodulator dan aktivitas
purgatif. Menurut Voight, R. (1994), Tumbuhan sembukan ( Paderia foetida L ) juga
berkhasiat sebagai anti rematik, penghilang rasa sakit ( analgesik ) peluruh kencing,
peluruh dahak ( mucolitik ), penambah nafsu makan ( stomakik), antibiotik, aanti fungi,
obat batuk , menghilangkan racun, pereda kejang dan obat gatal – gatal pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Afroz, S., M. Alamgir, M.T.H. Khan, S. Jabbar, N. Nahar, & M.S.K. Choudhuri. (2006).
Antidiarrhoeal Activity of The Ethanol Extract of Paederia foetida Linn. (Rubiaceae). Journal of
Ethnopharmacology 105: 125-130.

Balitro. 2010. Wanafarma Melestarikan Hutan Dengan Tanaman Obat. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Vol.32/6. Bogor: Balitro.
Backer, C. A and Van den Brink, R.C.1965. Flora of Java Vol II. Noordhoff NV, Groningen,
Netherlands.

Dallimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 4, 117, Jakarta, Puspa Swara.

El-Moaty, H.I.A. (2010). Essential Oil and Iridoide Glycosides of Nepeta septemcrenata Erenb.
Journal of Natural Products 3: 103-111.

Hamid, A., Hadad, E.A., dan Rostiana, O.. 1991. Upaya Pelestarian Tumbuhan Obat di
BALITRO. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Prosiding Seminar Pelestarian Pemanfaatan
Tumbuhan Obat dan Hutan Tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan.
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Herlina, 2010. Minat belajar. Jakarta : Bumi aksara.

Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana Jaya :
Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.

Indriyanti, C.P. (2013). Identifikasi Komponen Minyak Atsiri Pada Beberapa Tanaman Dari
Indonesia yang Memiliki Bau Tidak Sedap, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta.

Kumar S, Kumar D. 2009. Antioxidant and radical scavenging activities of edible weeds. African
Journal of Food Agriculture Nutrition and Development 9: 1174-1190.

Nurheti Yuliarti. 2010.Keajaiban ASI – Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV. ANDI.

Osman, H., A.A. Rahim, N.M. Isa, and N.M. Bakhir. (2009). Antioxidant Activity and Phenolic
Content of Paederia foetida and Syzygium aqueum. Molecules 14: 970- 978.

Paul, A., Barman, A.K., & Ray, S. (2018). A Study on Antimicrobial Properties and Medicinal
Value of Adhatoda vasica, Centella asiatica, Paederia foetida, Nyctanthes arbor-tristis, Ocimum
tenui florum. International Journal of Current Microbiology and Applied Science 7(5), 1406-
1413.
Rona. 2011. Kajian Pengembangan Kampung Konservasi Tumbuhan Pangan dan Obat Keluarga:
Studi Kasus di Kampung Cigeurut, Desa Cipakem, Maleber, Kuningan, JawaBarat. (Skripsi).
Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Sangat HM, EAM Zuhud, Ellyn K. Damayanti. 2000. Kamus


Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia (Etnofitimedika 1).
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Slikkerveer, L Jan. (2017). Jamu: New Frontiers of Non-experimental Validation of Medicinal,


Aromatic and Cosmetic (MAC) Plants for Future Health and Wellbeing in Indonesia. 2nd ISEJ
2017 1:1 ii-iii. : <http://dashboardffup.info/ojs/index.php/ojs_isej2017/article/view/318>. Date
accessed: 03 September 2018.

Taylor,L., 2002, Herbal Secrets of the Raintforest, Second Ed., Sage Press, Inc.

Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani, N.,
Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada Press

Xu W, et al. (2006) Genome-wide mapping of ORC and Mcm2p binding sites on tiling arrays
and identification of essential ARS consensus sequences in S. cerevisiae. BMC Genomics 7:276

Zuhud EAM. 2009. Potensi Hutan Tropika Indonesia sebagai Penyangga Bahan Obat Alam
untuk Kesehatan Bangsa. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol. 6, No.6, hal: 227–232, Januari
2009. Jakarta: Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alam.

Anda mungkin juga menyukai