Anda di halaman 1dari 25

INTOKSIKASI SIANIDA

RIFQI HAMDANI PASARIBU


NIM : 207008010

PROGRAM MAGISTER ILMU BIOMEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apa itu sianida ?
Istilah sianida mengacu pada bahan kimia yang mengandung ikatan
karbon-nitrogen (CN) yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau
kristal.
Bentuk-bentuk sianida :

Hidrogen • cairan atau gas yang tidak berwarna


Sianida atau biru pucat dengan bau seperti
almond.
(HCN)
Sodium • bubuk kristal putih dengan bau seperti
Sianida almond.

Potasium • bahan padat berwarna putih dengan


Sianida (KCN) bau sianida yang khas.
Kalsium
• dikenal juga dengan nama calsid atau calsyan
Sianida adalah bahan padat kristal berwarna putih.
(Ca(CN)2)
• gas beracun yang tidak berwarna dengan bau
Sianogen seperti almond.

Sianogen • gas tidak berwarna. Nama lainya adalah klorin


sianida (nama dagang Caswell no. 267). Bahan ini
Klorida melepaskan hidrogen sianida saat terhidrolisis.

Glikosida • diproduksi secara natural oleh berbagai jenis


tumbuhan. Saat terhidrolisis membentuk
Sianogenik hidrogen sianida
Sumber- Sumber Sianida

• Pada rumput, kacang-kacangan, umbi-umbian dan biji tertentu


ditemukan sianida dalam kadar yang relatif tinggi seperti singkong
(pada daun dan akar), ubi jalar, butir jagung, butir cantel, rempah
rempah, tebu, kacang-kacangan (peas & beans), terutama koro
krupuk, & almonds.
• Pada buah sianida ditemukan pada jeruk, apel, pear, cherry, apricot,
prune, plum.
• Hidrogen sianida (HCN) terdapat pada gas penerangan, sisa-sisa
pembakaran seluloid dan terutama dipakai untuk membasmi hama
pada kapal-kapal (fumigasi), atau pada gudang.
• Asam sianida (Prussic acid) terdapat dalam dua bentuk, yaitu : larutan
dengan kadar 4% (Scheele’s acid) dan larutan dengan kadar 2% (acid
hydrocyanicum dilutum); yang terutama diapakai dalam laboratorium.
Penyebab Keracunan Sianida
Keracunan sianida bisa terjadi saat seseorang terpapar sianida, baik melalui kontak dengan kulit,
menghirup, atau menelan sianida.
Sianida sering digunakan dalam industri tertentu, maka risiko terjadinya keracunan sianida akan
lebih tinggi pada beberapa bidang pekerjaan, yaitu:
• Fotografi
• Agrikultur
• Perdagangan logam
• Pertambangan
• Pengolahan plastik, kertas, dan kain
• Pewarnaan
• Pembuatan perhiasan
• Kimiawi
Farmakokinetik dan Farmakodinamik Sianida

Terdapat beberapa cara masuknya sianida ke dalam tubuh yaitu:


1. Inhalasi.
2. Kontak langsung
3. Tertelan
• Setelah terabsorpsi, inhalasi dan percutaneus sianida
secara cepat akan terdistribusi di sirkulasi. Sementara
peroral sodium dan potasium sianida akan melewati
detoksifikasi hati terlebih dahulu.
• Distribusi sianida sangat cepat dan merata di seluruh
jaringan akan tetapi pada beberapa tempat
konsentrasinya tinggi seperti pada hati, paru, darah,
otak. Pada orang yang meninggal karena inhalasi
sianida, kadar sianida dalam jaringan paru, darah, otak
masing-masing 0,75; 0,41; 0,32mg/100g. Dalam darah
sianida akan terkonsentrasi pada sel darah merah dan
sedikit di plasma maka dari itu konsentrasi sianida
plasma menggambarkan konsentrasi sianida jaringan
• Dalam tubuh sianida akan cepat bereaksi membentuk
hidrogen sianida yang mempunyai afinitas kuat
terhadap gugus Fe heme dari sitokrom a3 atau yang
lebih dikenal dengan sitokrom c oksidase, oksidase
terminal pada rantai transfer electron.
• Pembentukan ikatan sitokrom c oksidase – CN yang
stabil pada mitokondria akan menghambat transfer
oksigen dan menghentikan respirasi selular yang
menyebabkan hipoksia sitotoksik.
Gbr. Mekaninsme kerja racun sianida
Gejala Keracunan Sianida

• Saat terpapar sianida, sel-sel tubuh akan mengalami kekurangan oksigen. Akibatnya, sel-sel tubuh
akan mengalami kerusakan dan kematian. Gejala dan keluhan yang terjadi saat seseorang
mengalami keracunan sianida dapat terjadi dalam waktu yang cepat.
• Gejala keracunan sianida akan tergantung jumlah sianida yang terhirup atau tertelan. Saat terpapar
dalam jumlah yang banyak, sianida akan menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, dalam
waktu yang cepat. Beberapa gejala yang bisa timbul adalah:
• Kejang
• Sulit bernapas
• Hilang kesadaran
• Tekanan darah rendah (hipotensi)
• Henti napas
• Denyut jantung lambat (bradikardia)
• Henti jantung dan gagal jantung
Diagnosis Keracunan Sianida

Untuk memastikan apakah pasien mengalami keracunan sianida, akan


dilakukan tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan guna melihat
konsentrasi sianida, kadar oksigen, kadar laktat, kadar karbon
monoksida, serta methemoglobin di dalam darah. Namun, pemeriksaan
ini membutuhkan waktu dan belum tentu tersedia dalam kondisi
darurat.
• Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit
menjadi kemerahan. Hal ini karena oksigen terperangkap di dalam
darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh.
• Sedangkan, saat terpapar sianida dalam jumlah yang kecil, umumnya
akan muncul keluhan, seperti pusing, mual, muntah, napas
cepat, denyut jantung cepat, lemas, lelah, dan sakit kepala.
Pengobatan Keracunan Sianida
• Dilakukan oleh petugas medis. Meski demikian, Anda dapat melakukan tindakan pertolongan
pertama jika Anda atau orang lain terpapar sianida, dengan cara berikut:
• Dekontaminasi ruangan, barang atau pakaian yang terkena gas sianida seperti area yang terjadi
kebakaran.
• Berikan Oksigen pada pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida.
• Pada pasien dengan henti napas akan dilakukan intubasi endotrakeal. Selanjutnya, akan
dilakukan pemantauan dan pemberian obat, seperti:
• Obat penawar sianida (antidot), seperti natrium tiosulfat, amil nitrite, sodium nitrit, atau
hidroksikobalamin, untuk mempercepat proses detoksifikasi
• Epinephrine, untuk membantu kerja jantung dan pembuluh darah dalam mengalirkan oksigen
• Arang aktif, untuk pasien yang keracunan akibat menelan sianida bila keracunan masih dalam
waktu 4 jam
• Natrium bikarbonat, untuk pasien yang mengalami asidosis
• Obat-obatan anti kejang, seperti lorazepam, midazolam, dan fenobarbital, untuk meredakan
kejang
Pemberian Antidot

Pemberian antidot bertujuan untuk mengikat sianida, mendonorkan


sulfur, dan menginduksi methemoglobinemia. Antidot tersebut
diberikan secara intravena dan tersedia dalam bentuk kit.
Antidotum untuk keracunan sianida adalah :
• Hidroksikobalamin
• Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat
• 4-Dimethylaminophenol (4-DMAP)
Hidroksikobalamin

• Hidroksikobalamin adalah zat prekursor dari vitamin B12. Zat ini berfungsi
untuk mengikat sianida dengan afinitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sitokrom oksidase a3 dan membentuk sianokobalamin (vitamin
B12). Hidroksikobalamin bekerja cepat, aman digunakan, tidak
mengganggu oksigenasi seluler, dan kemudian diekskresikan melalui
ginjal.
• Pemberian hidroksikobalamin adalah 70 mg/kg atau 5 gram untuk dewasa
secara intravena selama 15 menit.
• Efek samping dari pemberian zat ini adalah hipertensi transien, nyeri
kepala, serta membuat warna kulit, urin, dan mukosa menjadi
kemerahan.
Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat

Natrium nitrit dan natrium tiosulfat digunakan sebagai kombinasi


dalam bentuk paket (Lilly kit), dengan tujuan mengubah besi di
hemoglobin menjadi bentuk ferri dan membentuk methemoglobinemia
(metHb). Sianida lebih mudah terikat pada metHb dibandingkan
dengan enzim sitokrom oksidase. Natrium tiosulfat berfungsi
mendonorkan sulfur yang membantu mengubah sianida menjadi
tiosinat dengan perantaraan enzim rhodanese. Tiosinat yang terbentuk
kemudian diekskresikan melalui ginjal.
4-Dimethylaminophenol (4-DMAP)

• 4-DMAP diberikan secara intravena dengan dosis 3,25 mg/kg. Zat ini
berfungsi untuk meningkatkan methemoglobin dalam waktu
beberapa menit.
• Efek samping dari penggunaan 4-DMAP adalah hemolisis, demam,
dan nekrosis pada injeksi intramuskular.
Observasi Pasien

Observasi ketat pasien menjadi hal yang perlu diperhatikan pada kasus
keracunan sianida, mengingat onset kasus ini sangatlah cepat.
Pemantauan yang dapat dilakukan mencakup fungsi organ vital di ruang
rawat intensif, parameter laboratorium (laktat, analisa gas darah,
sianida serum), serta pemantauan terhadap efek samping penggunaan
antidot.
Komplikasi Keracunan Sianida

• Kerusakan pada saraf


• Koma
• Henti Jantung
• Kematian
Pencegahan Keracunan Sianida

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya keracunan sianida,
yaitu:
• Mencegah terjadinya kebakaran dengan menghindari menggunakan pemanas ruangan
yang tidak aman dan lampu halogen
• Tidak merokok, apalagi di dekat permukaan yang mudah terbakar, misalnya di tempat
tidur
• Memastikan setiap bahan atau benda yang dapat memicu kebakaran jauh dari
jangkauan anak-anak
• Mengikuti peraturan keselamatan kerja jika bekerja menggunakan sianida, termasuk
menggunakan alat pelindung dan selalu melapisi meja kerja dengan kertas penyerap
• Menyimpan alat kerja yang memiliki risiko paparan sianida pada tempat yang telah
disediakan dan jangan membawanya pulang ke rumah
Referensi
• Petrikovics, et al. (2015). Past, Present and Future of Cyanide Antagonism Research:
From the Early Remedies to the Current Therapies. World Journal of Methodology, 5 (2),
pp. 88–100.

• Centers for Disease Control and Prevention (2018). Emergency Preparedness and
Response. Facts about Cyanide.
Drugs (2020). CareNotes. Cyanide Poisoning.

• Cunha, J.P. Emedicinehealth (2019). Cyanide Poisoning.

• Leybell, I. Medscape (2020). Drugs & Diseases. Cyanide Toxicity Medication.


DerSarkissian, C. WebMd (2020). First Aid & Emergencies. Cyanide Poisoning Treatment
Referensi
• Facts About Cyanide. https://emergency.cdc.gov/agent/cyanide/basics/facts.asp. Accessed
20/09/2017.
• The Facts About
Cyanides. https://www.health.ny.gov/environmental/emergency/chemical_terrorism/cyani
de_general.htm. Accessed 20/09/2017.
• Researchers Get To The Root Of Cassava’s Cyanide-producing
Abilities. https://www.sciencedaily.com/releases/2003/05/030514080833.htm. Accessed
20/09/2017.
• Cyanide Poisoning and
Cassava. http://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pub_fsf_
19_01.html. Accessed 20/09/2017.
 

Anda mungkin juga menyukai