• Saat terpapar sianida, sel-sel tubuh akan mengalami kekurangan oksigen. Akibatnya, sel-sel tubuh
akan mengalami kerusakan dan kematian. Gejala dan keluhan yang terjadi saat seseorang
mengalami keracunan sianida dapat terjadi dalam waktu yang cepat.
• Gejala keracunan sianida akan tergantung jumlah sianida yang terhirup atau tertelan. Saat terpapar
dalam jumlah yang banyak, sianida akan menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, dalam
waktu yang cepat. Beberapa gejala yang bisa timbul adalah:
• Kejang
• Sulit bernapas
• Hilang kesadaran
• Tekanan darah rendah (hipotensi)
• Henti napas
• Denyut jantung lambat (bradikardia)
• Henti jantung dan gagal jantung
Diagnosis Keracunan Sianida
• Hidroksikobalamin adalah zat prekursor dari vitamin B12. Zat ini berfungsi
untuk mengikat sianida dengan afinitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sitokrom oksidase a3 dan membentuk sianokobalamin (vitamin
B12). Hidroksikobalamin bekerja cepat, aman digunakan, tidak
mengganggu oksigenasi seluler, dan kemudian diekskresikan melalui
ginjal.
• Pemberian hidroksikobalamin adalah 70 mg/kg atau 5 gram untuk dewasa
secara intravena selama 15 menit.
• Efek samping dari pemberian zat ini adalah hipertensi transien, nyeri
kepala, serta membuat warna kulit, urin, dan mukosa menjadi
kemerahan.
Natrium Nitrit dan Natrium Tiosulfat
• 4-DMAP diberikan secara intravena dengan dosis 3,25 mg/kg. Zat ini
berfungsi untuk meningkatkan methemoglobin dalam waktu
beberapa menit.
• Efek samping dari penggunaan 4-DMAP adalah hemolisis, demam,
dan nekrosis pada injeksi intramuskular.
Observasi Pasien
Observasi ketat pasien menjadi hal yang perlu diperhatikan pada kasus
keracunan sianida, mengingat onset kasus ini sangatlah cepat.
Pemantauan yang dapat dilakukan mencakup fungsi organ vital di ruang
rawat intensif, parameter laboratorium (laktat, analisa gas darah,
sianida serum), serta pemantauan terhadap efek samping penggunaan
antidot.
Komplikasi Keracunan Sianida
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya keracunan sianida,
yaitu:
• Mencegah terjadinya kebakaran dengan menghindari menggunakan pemanas ruangan
yang tidak aman dan lampu halogen
• Tidak merokok, apalagi di dekat permukaan yang mudah terbakar, misalnya di tempat
tidur
• Memastikan setiap bahan atau benda yang dapat memicu kebakaran jauh dari
jangkauan anak-anak
• Mengikuti peraturan keselamatan kerja jika bekerja menggunakan sianida, termasuk
menggunakan alat pelindung dan selalu melapisi meja kerja dengan kertas penyerap
• Menyimpan alat kerja yang memiliki risiko paparan sianida pada tempat yang telah
disediakan dan jangan membawanya pulang ke rumah
Referensi
• Petrikovics, et al. (2015). Past, Present and Future of Cyanide Antagonism Research:
From the Early Remedies to the Current Therapies. World Journal of Methodology, 5 (2),
pp. 88–100.
• Centers for Disease Control and Prevention (2018). Emergency Preparedness and
Response. Facts about Cyanide.
Drugs (2020). CareNotes. Cyanide Poisoning.