Anda di halaman 1dari 19

INTOKSIKASI

SIANIDA
LATAR BELAKANG
Kematian akibat keracunan sianida umumnya terjadi pada kasus
bunuh diri, pembunuhan, akibat kecelakaan di laboratorium, pada
penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian dan penyemprotan di
gudang-gudang kapal.
Sianida digunakan secara masal sebagai racun pada pengikut fanatik
tim karismatik James Jones di tempat pengungsiannya di Amerika
Selatan, Jonestown. Kejadian tragis yang terjadi pada tahun 1978 ini
memakan korban sekitar 900 nyawa.
Gejala yang ditimbulkan oleh zat sianida ini bermacam-macam mulai
dari nyeri kepala, mual, muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu
berkeringat sampai tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani
dengan baik akan mengakibatkan kematian.
Penanganan korban harus cepat, karena prognosis dari terapi yang
diberikan sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat ini.
DEFINISI
Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik. Garam
sianida dalam takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan
kematian pada seseorang dengan cepat.
Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan
banyak digunakan saat perang dunia pertama.
Efeknya sangat cepat dimana dapat mengakibatkan kematian
dalam waktu beberapa menit.
Ada banyak bentuk sianida. Salah satu yang mematikan adalah
gas hidrogen sianida.1
SIFAT SIANIDA
Hidrogen sianida (asam sianida, HCN) merupakan cairan jernih yang
bersifat asam; larut dalam air, alkohol dan eter; mudah menguap
dalam suhu ruangan; mudah terbakar dan mempunyai titik beku
140C.
HCN mempunyai aroma khas amandel (bitter almonds, peach pit).
Bentuk lain adalah garam sianida (NaCN dan KCN) dipakai dalam
proses pengerasan besi dan baja, dalam proses penyepuhan emas
dan perak serta dalam fotografi dan Ca-Cyanimida untuk pupuk
penyubur.
Metal sianida seperti AgCN, AuCN serta HgCN2. AgCN digunakan
dalam pembuatan semir sepatu putih. Cyanogen (C2N2) yang dipakai
dalam sintesis kimiawi. Cyanogen halida contohnya Cyanogen
klorida (CCIN) dan cyanogen bromida (CBrN).
Aliphatic nitriles seperti Acetonitrile (C2H3N), Acrylonitrile (C3H3N)
yang digunakan untuk sintesis karet, butyronitrile (C4H7N) dan
propionitrile (C3H5N). Serta yang terakhir adalah cyanogen
glycosides berupa Amygdalin (C20H27NO11) dan linamarin
(C10H17NO6).
SIFAT SIANIDA
Sianida dalam dosis rendah juga didapat dari biji tumbuh-
tumbuhan terutama biji-bijian.
Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang.
Sianida juga dapat ditemukan pada rokok, asap kendaraan
bermotor dan beberapa produk sintetik.
Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam
pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium
sianida.
Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American
Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu HCN.
INSIDENS dan PENGGUNAAN
SIANIDA
Sianida telah digunakan sejak lama, namun identifikasi sianida
pertama kali adalah pada tahun 1782 oleh ahli kimia dari Swedia,
Scheele yang kemudian meninggal akibat keracunan sianida di
laboratoriumnya.
Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas
selama perang dunia pertama. Zat yang digunakan adalah
cyanogen chlorida yang dibentuk dari pottasium sianida. Jenis
racun ini sudah cukup efektif karena dalam konsentrasi yang
rendah sudah dapat mengiritasi mata dan paru. Sedangkan pada
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan paralisis hebat pada
sistem pernafasan dan sistem saraf pusat.
Austria juga mengeluarkan gas beracun yang berasal dari potasium
sianida dan bromin yang disebut sianogen bromida. Zat ini
mempunyai efek iritasi yang sangat kuat pada konjungtiva mata dan
mukosa saluran pernafasan.
Selama perang dunia II, Nazi Jerman menggunakan asam hidrosianik
yang disebut Zyklon B dimana digunakan untuk menghabisi ribuan
rakyat sipil dan tentara musuh.
Pada perindustrian dan pekerjaan: pemadam kebakaran, industri
karet, industri kulit, pertambangan, penyepuhan dengan listrik,
pengelasan, petugas laboratorium dan ahli kimia, pekerja yang
menggunakan pestisida, pengasapan, industri kertas.
Sumber lain yang berpotensi sebagai sumber sianida : pembersih
kuteks, bahan pelarut, asap rokok, buah-buahan seperti cherry, apel,
tanaman tertentu seperti bambu, singkong, bayam, kacang, tepung
tapioka; asap kendaraan bermotor, hasil pembakaran dari material
sintetik seperti plastik.
ASAL PAPARAN
Inhalasi
-Sisa pembakaran produk sintetis yang mengandung karbon dan
nitrogen seperti plastik pasti akan melepaskan sianida.
-Rokok juga mengandung sianida, pada perokok pasif ditemukan sekitar
0,06 g/mL sianida dalam darah, sedangkan pada perokok aktif
ditemukan sekitar 0,17 g/mL sianida dalam darah.
-Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan
dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Ambang batas
minimal HCN di udara adalah 2-10 ppm (part per million).
Mata dan kulit
-Paparan HCN dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Muncul
segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit.
Saluran pencernaan
-Apabila HCN tertelan, tidak perlu merangsang korban untuk muntah,
karena sianida sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran
pencernaan.
PATOMEKANISME
-Pada saat seseorang terpapar racun
sianida secara inhalasi, kulit maupun
oral.
-Garam sianida cepat diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, Cyanogen dan uap
HCN diabsorbsi melalui pernapasan.
-Setelah diabsorbsi, sianida akan masuk
ke dalam sirkulasi darah sebagai CN
bebas dan tidak dapat berikatan dengan
hemoglobin, kecuali dalam bentuk
methemoglobin akan terbentuk
sianmethemoglobin. Sianida dalam
tubuh akan menginaktifkan beberapa
enzim oksidatif seluruh jaringan secara
radikal, Selain itu sianida juga secara
reflex merangsang pernapasan dengan
bekerja pada ujung saraf sensorik sinus
(kemoreseptor) sehingga pernafasan
bertambah cepat.
-Kadar gas sianida dalam udara lingkuangan dan lama inhalasi akan menentukan
kecepatan timbul gejala keracunan dan kematian.

-Nilai TLV (Threshold imit value) adalah 11 mg per M3 untuk gas HCN sedangkan TLV
untuk debu sianida adalah 5 gr per M3.
-Kadang-kadang korban keracunan CN melebihi takaran mematikan (letal) tetapi tidak
meninggal. Hal ini mungkin disebabkan oleh toleransi individual dengan daya
detoksifikasi tubuh berlebihan, dengan mengubah CN menjadi sianat dan sulfosianat.
-Dapat pula disebabkan oleh keadaan anasiditas asam lambung, sehingga
menyebabkan garam CN yang ditelan tidak terurai menjadi HCN. Keadaan ini dikenal
sebagai imunitas Rasputin.
TANDA & GEJALA KERACUNAN SIANIDA

Keracunan akut
Racun yang ditelan cepat menyebabkan kegagalan pernafasan dan
kematian dapat timbul dalam beberapa menit yaitu rasa terbakar
pada kerongkongan dan lidah, sesak nafas, hipersalivasi, mual,
muntah, sakit kepala, vertigo, fotofobi, tinitus, pusing dan kelelahan.
Dapat pula ditemukan sianosis pada muka, busa keluar dari mulut,
nadi cepat dan lemah, pernafasan cepat dan kadang-kadang tidak
teratur, pupil dilatasi dan refleks melambat, udara pernafasan dapat
berbau amandel, juga dari muntahan tercium bau amandel.
Menjelang kematian sianosis lebih nyata dan timbul kedut otot-otot
kemudian kejang-kejang dengan inkontinesia urin.
Racun yang diinhalasi menimbulkan palpitasi, kesukaran bernafas,
mual-muntah, sakit kepala, salivasi, lakrimasi, iritasi mulut, dan
kerongkongan, pusing dan kelemahan ekstremitas cepat timbul dan
kemudian kolaps, kejang-kejang, koma dan meninggal.
Keracunan kronik
Korban tampak pucat, keringat dingin, pusing, rasa
tidak enak dalam perut, mual dan kolik, rasa
tertekan pada dada dan sesak nafas. Keracunan
kronik CN dapat menyebabkan goiter dan hipotiroid,
akibat terbentuk sulfosianat.
Calcium cyanimide menghambat aldehida-oksidase
sehingga toleransi terhadap alkohol menurun. Gejala
keracunan berupa sakit kepala, vertigo, sesak nafas
dan meninggal akibat kegagalan pernafasan.
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK

Pemeriksaan luar
Tercium bau amandel yang patognomonik untuk keracunan
CN, dapat tercium dengan menekan dada mayat sehingga
akan keluar gas dari mulut dan hidung..
Sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut dan
lebam mayat berwarna merah terang, karena darah vena kaya
akan oksi-Hb.
Warna lebam yang merah terang tidak selalu ditemukan pada
kasus keracunan sianida, ditemukan pula kasus kematian
akibat sianida dengan warna lebam mayat biru kemerahan,
livid.
Pemeriksaan dalam

Pada pemeriksaan dalam tercium bau amandel yang khas


pada saat membuka rongga dada, perut dan otak serta
lambung (bila racun melalui mulut). Darah, otot dan organ-
organ tubuh dapat berwarna merah terang. Selanjutnya hanya
ditemukan tanda-tanda asfiksia pada organ-organ tubuh.
Pada korban yang menelan garam alkali sianida, dapat
ditemukan kelainan pada mukosa lambung berupa korosi dan
berwarna merah kecoklatan karena terbentuk hematin alkali
dan pada perabaan mukosa licin seperti sabun. Korosi dapat
menyebabkan perforasi lambung yang dapat terjadi
antemortal atau postmortal.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
1. Uji kertas saring
2. Reaksi Schonbein-Pagenstecher (reaksi Guajacol)
3. Reaksi Prussian Blue (Biru Berlin)
4. Cara Gettler Goldbaum
PENGOBATAN
Pada keracunan CN yang masuk secara inhalasi:
Pindahkan korban ke udara bersih. Berikan amil-nitrit dengan
inhalasi, 1 ampul (0,2 ml) tiap 5 menit. Hentikan pemberian
bila tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Berikan
pernapasan buatan dengan 100% oksigen untuk menjaga PO2
dalam darah agar tetap tinggi. Dapat juga dipakai oksigen
hiperbarik. Resusitasi mulut ke mulut merupakan
kontraindikasi. Antidotum berupa Natrium nitrit 3% IV
diberikan sesegera mungkin dengan kecepatan 2,5 sampai s
ml per menit.
Pada keracunan CN yang ditelan:
Lakukan tindakan darurat dengan pemberian inhalasi amil-
nitrit, satu amoul (0,2 ml, dalam waktu 3 menit) setiap 5
menit. Bilas lambung harus ditunda sampai setelah diberikan
antidotum nitrit dan tiosulfat. Bilas lambung dengan Na-
tiosulfat 5% dan sisakan 200 ml (10 g) dalam tabung. Dapat
juga dengan K permanganat 0,1% atau H2O2 3% yang
diencerkan 1 sampai 5 kali. Atau dengan 2 sendok teh karbon
aktif atau Universitas antipode dalam 1 gelas air dan kemudian
kosongkan lambung dengan jalan dimuntahkan atau bilas
lambung. Berikan pernapasan buatan dengan oksigen 100%.
Penggunaan andidotum sama seperti pada pengobatan
keracunan CN yang diinhalasi. Selain nitrit, dapat juga
diberikan biru metilen 1% 50 ml IV sebagai antidotum.
KESIMPULAN
Sianida merupakan zat beracun yang mematikan. Hidrogen
sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga
berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat mudah
menguap dan mudah terbakar.
Gejala yang ditimbulkan bermacam-macam mulai dari sakit
kepala, mual, muntah, sesak nafas, jantung berdebar, selalu
berkeringat dan bisa sampai tidak sadar. Korban dapat
terpapar sianida baik secara inhalasi, kontak langsung melalui
kulit dan mata, serta melalui saluran pencernaan. Jumlah
distribusi dari sianida berubah-ubah sesuai dengan kadar zat
kimia lainnya dalam darah.
Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan
gejala klinis yang akan ditimbulkannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai