Tentang
CN (SIANIDA)
DISUSUN OLEH:
Sukma Larasari
PO71341200011
DOSEN PENGAMPU :
AMINAHTUN LATIFAH,S.Si.,M.Si
TAHUN 2022
A. Pengertian Sianida
Sianida adalah senyawa yang mengandung gugus siano (CN) yang dikenal sebagai racun
yang mudah terbakar dan mempunyai berat molekul 27,06. Jika terhirup dapat menyebabkan
pingsan dan bahkan kematian. Sianida merupakan bahan kimia yang larut dalam air. Sianida
(CN) sering terdapat dalam limbah cair terutama pada limbah industri elektronika. Senyawa
ini merupakan bahan kimia yang sangat toksin yang dapat mempengaruhi sistem saraf.
Sianida biasanya digunakan dalam jumlah besar pada pertambangan, percetakan, baja dan
industri kimia. Sebagai akibatnya, industri-industri tersebut menghasilkan limbah cair yang
banyak mengandung sianida. Limbah sianida ini biasanya juga mengandung sejumlah logam
berat seperti tembaga, nikel, seng, perak, dan besi (Hidayat, 2016).
Sejak penggunaan pertamanya pada bidang pertambangan di Selandia Baru pada tahun
1887, Natrium Sianida (NaCN) telah memainkan peran penting dalam mengekstraksi emas
dan logam lainnya seperti perak, tembaga, dan seng dari bijih di seluruh dunia. Sekitar 80
persen dari produksi emas di dunia menggunakan sianida dalam proses ekstraksi, dengan
sekitar 2500 ton emas yang diproduksi setiap tahun (Environment Australia, 2008).
Dalam skala industri, pelindian sianidasi merupakan suatu proses hidrometalurgi yang
paling ekonomis dan hingga kini telah diterapkan pada berbagai pabrik pengolahan emas.
Senyawa sianida (Natrium Sianida (NaCN) dan Kalium Sianida (KCN)) digunakan untuk
mengekstraksi emas dari mineral dengan melarutkannya di dalam NaCN atau KCN untuk
memisahkannya dari senyawa-senyawa lain yang terdapat di dalam bahan tambang.
Penggunaan sianida ini dapat mengakibatkan pencemaran dari limbah hasil pencucian
(Djamin, 2007).
Banyaknya insiden lingkungan yang sangat signifikan yang terjadi di daerah aliran sungai,
menyebabkan larangan penggunaa sianida dalam pertambangan. Salah satu insiden yang
terjadi yaitu air yang terkontaminasi 9 dengan sianida memasuki Sungai Asuman dari
tambang emas Tarkwa di Distrik Wassa West Ghana pada bulan Oktober 2001, membunuh
ikan dan mengganggu pasokan air lokal (Environment Australia, 2008).
B. Bentuk-Bentuk Sianida
Sianida yang ditemukan memiliki beberapa bentuk, yaitu (Sugeng Purnomo,
2011:309):
1. Inorganic cyanide: Hidrogen Sianida (HCN).
2. Cyanide salts (garam sianida): Potasium Sianida (KCN), Sodium Sianida(NaCN), Calcium
Sianida (Ca(CN)2.
3. Metal cyanide (logam sianida): Potasium Silver Cyanide (C2AgN2K), Gold(I) Cyanide
(AuCN), Mercury Cyanide (Hg(CN)2), Zinc Cyanide (Zn(CN)2, Lead Cyanide (Pb(CN)2
4. Metal cyanide salts: Sodium Cyanourite.
5. Cyanogens halides: Cyanogen Klorida (CClN), Cyanogen Bromide (CBrN)
6. Cyanogens: Cyanogen (CN)2
7. Aliphatic nitriles: Acetonitrile (C2H3N), Acrylonitrile (C3H3N), Butyronitrile (C4H7N),
Propionitrile (C3H5N).
8. Cyanogens glycosides: Amygdalin (C20H27NO11), Linamarin (C10H17NO6).
Segera keluar ruangan atau pergi dari lokasi agar Anda tidak menghirup udara yang
sudah tercemar sianida.
Saat menyelamatkan diri, tiaraplah sedekat mungkin dengan tanah dan lindungi saluran
pernapasan bila Anda tidak bisa keluar dari area tersebut.
Bila mata terasa panas dan pandangan kabur akibat kebakaran, aliri mata Anda dengan air
selama 10–15 menit, serta cuci rambut dan tubuh Anda dengan air dan sabun selama 20
menit, kemudian bilas.
Jangan meminum sesuatu dan jangan berusaha membuat diri Anda muntah jika tidak
sengaja menelan sianida.
Bila pakaian atau barang yang melekat di tubuh Anda terkena sianida, segera lepaskan
dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tertutup, kemudian lapisi kembali dengan
kantong plastik.
Jika Anda melihat orang yang diduga mengalami keracunan sianida, bawalah orang tersebut ke
ruang terbuka. Bila Anda pernah mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar, lakukan teknik
RJP atau resusitasi jantung paru pada orang tersebut.
Perlu diingat, jangan sesekali memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut kepada orang yang
dicurigai mengalami keracunan sianida.
Anda juga harus berhati-hati menangani orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida.
Tindakan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar Anda
tidak ikut terpapar sianida.
Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen.
Pada pasien dengan henti napas, akan dilakukan intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang
napas ke tenggorokan untuk melancarkan pernapasannya.
Selanjutnya, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan beberapa pengobatan,
seperti:
F. Pemeriksaan Sianida
1. Uji Kertas Saring
Kertas saring dicelupkan ke dalam asam pikrat jenuh dan dibiarkan hingga lembap.
Teteskan 1 tetes isi lambung, diamkan hingga agak kering lalu ditetesi NA2CO3 10%.
Uji positif bila terbentuk warna ungu.
Metode lain adalah dengan mempergunakan larutan KCl. Kertas saring dicelupkan dalam
larutan ini lalu dikeringkan dan dipotong kecil. Kertas lalu dicelupkan ke dalam darah
korban. Hasil positif jika warna berubah merah terang karena terbentuknya
sianmethemoglobin.
Apabila terjadi keracunan masal dapat dipakai cara pemeriksaaan menggunakan kertas
saring dengan metode berbeda yaitu kertas saring dicelupkan ke dalam larutan HJO3 1%
kemudian larutan kanji 1% dan keringkan. Setelah kertas kering dapat dipotong kecil-
kecil seperti kertas lakmus. Letakkan dibawah lidah hingga terbasahi oleh air liur. Uji
positif bila warna berubah biru, dan negatif bila tidak berubah (Budiyanto, 1997).
4. Gettler-Goldbaum
Gettler-Goldbaum mempergunakan 2 flange atau piringan yang diantaranya
diselipkan kertas saring wathon no 50 yang digunting sebesar flange. Kertas saring lalu
dicelupkan kedalam larutan FeSO4 10% selama 5 menit keringkan lalu dicelupkan ke
dalam larutan NaOH 20% selama beberapa detik. Letakkan dan jepit kertas saring
diantara kedua flange. Panskan bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati
kertas saring jika berubah menjadi biru maka hasil dinyatakan positif (Budiyanto, 1997)
Analisa Sianida pada darah dapat mempergunakan metode calorimetrik. Metode ini
yang mempergunakan reagent pyrazolone merupakan teknik konvensional untuk
kuantifikasi sianida pada darah dan jaringan. Kelemahan utama dari teknik ini adalah
pengerjaannya yang rumit dan memakan waktu. Cara yang lebih simpel, cepat dan tetap
dapat dipercaya untuk kuantifikasi dari sianida dalam darah adalah dengan mempergunakan
Gas Cromatography Nitrogen Phosporus Detection (GC-NPD). Metode ini jika
dibandingkan dengan metode standar calorimetric mempunyai hasil yang serupa sehingga
dapat dipergunakan untuk mendeteksi dan kuantifikasi sianida pada sampel darah
postmortem (Bisett, 1998).