Anda di halaman 1dari 16

TOKSISITAS SIANIDA

SIANIDA
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Sianida telah digunakan sejak ribuan
tahun yang lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat perang dunia pertama. Efek dari
sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa
menit.Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai
asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat
juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen
sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah
bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan
potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.
Sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus siano (CN) yang terdapat
di alam dalam bentuk-bentuk berbeda. Sianida di alam dapat diklasifikasikan sebagai sianida
bebas, sianida sederhana, kompleks sianida dan senyawa turunan sianida (Smith and Mudder
1991).
Sianida bebas adalah penentu ketoksikan senyawa sianida yang dapat didefinisikan
sebagai bentuk molekul (HCN) dan ion (CN ) dari sianida yang dibebaskan melalui proses
pelarutan dan disosiasi senyawa sianida (Smith and Mudder 1991). Kedua spesies ini berada
dalam kesetimbangan satu sama lain yang bergantung pada Ph sehingga konsentrasi HCN dan
CNdipengaruhi oleh pH (Kyle 1988). Pada pH dibawah 7, keseluruhan sianida berbentuk HCN
sedangkan pada pH diatas 10,5, keseluruhan sianida berbentuk CN(Kyle 1988).
Reaksi antara ion sianida dan air ditunjukkan oleh dalam reaksi di bawah ini (Smith and
Mudder 1991):
CN + H2O HCN + OH
Sianida sederhana dapat didefinisikan sebagai garam-garam anorganik sebagai hasil
persenyawaan sianida dengan natrium, kalium, kalsium, dan magnesium(Kjeldsen 1999, Kyle
1988). Sianida sederhana dapat juga didefinisikan sebagai garam dari HCN yang terlarut dalam
larutan menghasilkan kation alkali bebas dan anion sianida(Smith and Mudder 1991):
NaCN Na+ + CN
Ca(CN)2 Ca2+ + 2 CN

Bentuk sianida sederhana biasanya digunakan dalam leachingemas. Sianida sederhana


dapat larut dalam air dan terionisasi secara cepat dan sempurna menghasilkan sianida bebas dan
ion logam(Kyle 1988, Smith and Mudder 1991)Kompleks sianida termasuk kompleks dengan
logam kadmium, tembaga, nikel, perak, dan seng(Smith and Mudder 1991).
Kompleks sianida ketika terlarut menghasilkan HCN dalam jumlah yang sedikit atau
bahkan tidak sama sekali (Kyle 1988) tergantung pada stabilitas kompleks tersebut.Kestabilan
kompleks sianida bervariasi dan bergantung pada logam pusat. Kompleks lemah seperti
kompleks dengan sianida dengan seng dan kadmium mudah terurai menjadi sianida bebas.
Kompleks sedang lebih sulit terurai disbanding kompleks lemah dan meliputi kompleks sianida
dengan tembaga, nikel, dan perak. Sedangkan kompleks kuat seperti kompleks sianida dengan
emas, besi, dan kobalt cenderung sukar terurai menghasilkan sianida bebas.
Yang tergolong senyawa turunan sianida adalah SCN(tiosianat), CNO, dan
NH3(amonia) yang biasanya dihasilkan dari sianidasi, degradasi alami dan pengolahan limbah
mengandung sianida(Smith and Mudder 1991)

Bentuk-Bentuk Sianida
Masing masing senyawa sianida mempunyai bentuk dan kecepatan aktif (toksisitas)
yang berbeda di dalam tubuh, baik sianida sintetis maupun sianida alami.
Sianida sintetis jauh lebih cepat aktif dibandingkan dengan sianida alami.Ada tiga bentuk
sianida sintetis. Pertama, senyawa sianida sederhana (simple cyanide compounds), seperti
natrium sianida (NaCN) dan kalium sianida (KCN) yang dikenal dengan nama potas.Berupa
kristal putih dan sering digunakan sebagai racun ikan. Potas mudah diperoleh di pasaran dan
bersifat seribu kali lebih toksik pada hewan yang hidup di air ( sejenis ikan ) dibandingkan pada
manusia.
Bentuk sianida kedua adalah sianida kompleks logam sangat lemah dan sangat kuat
(weak and moderately strong metal-cyanide complexes) yang secara langsung menghasilkan gas
dari suatu asam, seperti cyanide amenable to chlorination (CATC) yang bersifat cepat mematikan
(akut). Sianida dalam bentuk gas paling paling cepat menimbulkan keracunan, diikuti sianida
dalam bentuk garam yang mudah larut atau tidak larut,dan urutan terakhir yang berbentuk
sianogen (sianida asal tanaman)

Bentuk terakhir senyawa sianida adalah sianida kompleks logam kuat. Sianida dalam
bentuk logam [AuCN, Hg(CN)2] secara luas digunakan dalam industry pertambangan dan
pelapisan logam.

Bentuk-bentuk sianida bisa berupa :


1. Inorganic cyanide : Hidrogen sianida (HCN)
2. Cyanide salts ( garam sianida) : Potasium sianida (KCN), sodium sianida
(NaCN), calcium sianida (Ca(CN)2
3. Metal cyanide (logam sianida) : potasim silver cyanide ( C2AgN2K), gold(I)
cyanide (AuCN), mercury cyanide (Hg(CN)2), zinc cyanide (Zn(CN)2, lead
cyanide (Pb(CN)2
4. Metal cyanide salts : sodium cyanourite
5. Cyanogens halides : Cyanogen klorida (CClN), cyanogen bromide (CBrN)
6. Cyanogens : Cyanogen (CN)2
7. Aliphatic nitriles : Acetonitrile (C2H3N), acrylonitrile (C3H3N), butyronitrile
( C4H7N), propionitrile (C3H5N)
8. Cyanogens glycosides : Amygdalin ( C20H27NO11), linamarin
(C10H17NO6)

Sianida bisa berupa gas berwarna seperti hydrogen cyanide (HCN) atau cyanogen
chloride (CNCl), dapat juga berbentuk kristal seperti sodium cyanide (NaCN) or potassium
cyanide (KCN). Kadang- kadang sianida berbau seperti bitter almond, tapi sianida tidak selalu
berbau, dan tidak semua orang yang bisa mendeteksi bau sianida.

Sifat Fisika Dan Kimia Dari Sianida


a. Keadaan fisik berupa Padatan berbentuk kristal kubus atau serbuk, granul, serpihan yang
dapat menyerap uap air sehingga menjadi cairan, tidak berwarna hingga putih, berbau
seperti almond. Jika
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

kering

tidak

berbau,

tetapi

jika

menyerap

air

berbau

sianida. Higroskopis.
Titik lebur 564C
Titik didih 1496C
Tekanan uap 1 mmHg pada 817C; 10 mm Hg pada 983
Berat jenis 1,595 pada 20C (air = 1)
pH Dalam larutan bersifat alkali kuat
Indeks refraksi 1,452
Viskositas 4 cP pada 30C (larutan 26% dalam air)
Kelarutan Dalam air, 58% pada 20C dan 82% pada 35C; larut dalam ammonia; sedikit
larut dalam alkohol Sifat fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh sianida adalah rasa
pahit,iritasi kulit, mukos, bau khas, vasokontrikstor dan dapat berikatan dengan logam

Cu, Co, Fe.


Mekanisme Keracunan Sianida
Sianida dapat dabsorbsi secara baik melalui kulit, mukosa saluran cerna dan inhalasi.
Faktor yang mempengaruhi keracunan sianida antara lain kandungan sianida dalam bahan,
kecepatan atau jumlah intake dan kecepatan sianida saat termetabolisme. Pada kasus dikatakan
bahwa seseorang yang bernama Mirna meninggal dunia karena meminum kopi yang didalamnya
mengandung zat beracun yaitu sianida. Ketika sianida masuk kedalam tubuh seraca oral, maka
kekuatan alkali dari sianida akan mengiritasi saluran cerna. Esophagus akan mengalami
kerusakan, terutama pada bagian mukosa pada sepertiga distal, terutama saat post mortem
diaman terjadi regurgitasi isi perut karena adanya relaksasi dari sphincter. Dalam kasus
keracunan berat, dapat mengakibatkan lambung mengalami kerusakan yang cukup besar yaitu
lambung akan berisi darah akibat adanya erosi maupun pendarahan di dindingnya. Sianida (CN)
dikenal sebagai senyawa racun dan mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas
nutrien di dalam tubuh dan efek dari sianida sendiri sangat cepat dan dapat mengakibatkan
kematian dalam jangka waktu beberapa menit saja.
Sifat dari racun ini yaitu menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang
paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Kadar sianida yang tinggi dalam darah dapat

menyebabkan efek yang berbahaya, seperti jari tangan dan kaki lemah, susah berjalan,
pandangan yang buram, ketulian, dan gangguan pada kelenjar gondok. Jika sianida yang masuk
ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang
lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain itu, sianida akan berikatan dengan vitamin
B12. Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak
akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat maupun mengikatnya dengan vitamin
B12.
Selain itu sifat dari sianida yaitu dapat mengikat dan menginaktifkan beberapa enzim,
tetapi yang mengakibatkan timbulnya kematian atau timbulnya histotoxic anoxia setelah terpapar
atau terkena atau mengkonsumsi sianida adalah karena sianida mengikat bagian aktif dari enzim
sitokrom oksidase sehingga akan mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara aerobik.
Sebagai akibatnya hanya dalam waktu beberapa menit akan mengganggu transmisi neuronal
hingga dapat mengakibatkan kematian
Di dalam tubuh, racun sianida menghambat kerja enzim cytochrome-x-oxidase. Enzim ini
berada dalam mitokondria, berfungsi mengikat oksigen untuk memenuhi kebutuhan pernapasan
sel-sel tubuh. Jika enzim tersebut tidak bekerja karena dihambat racun sianida, sel-sel tubuh akan
mengalamikematian. Dalam beberapa kasus pembunuhan, racun sianida dipakai karena bisa
memicu kematian dalam hitungan menit. Jantung dan otak adalah 2 organ yang paling cepat
mengalami kematian dalam keracunan sianida, karena keduanya paling banyak membutuhkan
oksigen agar dapat berfungsi. Keracunan sianida melalui saluran cerna kerap ditandai dengan
perdarahan pada mukosa (lapisan terluar) lambung. Darah berwarna pink atau cherry-red juga
bisa mengindikasikan keracunan sianida. Warna tersebut muncul karena oksigen tidak terserap
oleh sel melainkan menumpuk di darah.
Sumber di Temukannya Sianida
Beberapa sumber ditemukannya sianida yaitu:

Sianida terdapat dari bahan alami di beberapa makanan dan tumbuhan tertentu seperti
singkong, kacang lima dan almond. Biji buah-buahan yang umum, seperti aprikot, apel,
dan buah persik, mungkin memiliki bahan kimia yang dimetabolisme untuk sianida.
Bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini mengandung jumlah yang jauh lebih rendah
dari bahan kimia ini.

Sianida yang terkandung dalam asap rokok dan produk pembakaran bahan sintetis seperti
plastik. Produk pembakaran adalah zat yang dilepaskan ketika hal-hal terbakar.

Dalam manufaktur, sianida digunakan untuk membuat kertas, tekstil, dan plastik. Hal ini
hadir dalam bahan kimia yang digunakan untuk mengembangkan foto. Garam sianida
digunakan dalam metalurgi untuk elektroplating, pembersihan logam, dan menghapus
emas dari bijih. Gas sianida digunakan untuk membasmi hama dan hama di kapal dan
bangunan.

Jika tidak sengaja tertelan, bahan kimia yang ditemukan dalam produk-produk berbasis
asetonitril yang digunakan untuk menghapus kuku palsu dapat menghasilkan sianida
ketika dimetabolisme oleh tubuh.

Hidrogen sianida, dengan nama Zyklon B, digunakan sebagai agen genosida oleh Jerman
dalam Perang Dunia II.

Laporan telah mengindikasikan bahwa selama Perang Iran-Irak pada 1980-an, gas sianida
hidrogen mungkin telah digunakan bersama dengan bahan kimia lainnya terhadap
penduduk kota Kurdi Halabja di Irak utara.

Mekanisme dalam tubuh


Sianida bereaksi melalui hubungan dengan atom besi ferri dari sitokrom oksidase sehingga
mencegah pengambilan oksigen untuk pernafasan sel. Sianida tidak dapat disatukan langsung
dengan hemoglobin, tapi dapat disatukan oleh intermediary compound methemoglobin.Apabila
methemoglobin tidak dapat mengangkut cukup oksigen maka molekul hemoglobin menjadi tidak
berfungsi.

Produksi

methemoglobinemia

lebih

dari

50%

dapat

berpotensi

fatal.

Methemoglobinemia yang berlebih dapat dibalikkan dengan metilen biru, terapi yang digunakan
pada methemoglobinemia, dapat menyebabkan terlepasnya kembali ion sianida mengakibatkan
keracunan sianida (Gambar 1). Sianida bergabung dengan methemoglobin membentuk
sianmethemoglobin.

Sianmethemoglobin

berwarna

merah

cerah,

berlawanan

dengan

methemoglobin yang berwarna coklat (Meredith, 1993).


Sianida merupakan inhibitor nonspesifik enzim, meliputi asam suksinat dehidrogenase,
superoksida dismutase, karbonat anhidrase, sitokrom oksidase, dan lain sebagainya. Oksidase
merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen yang ada dalam substrat dengan hasil

berupa H2O dan H2O2. Enzim ini berfungsi sebagai akseptor ion Hidrogen, banyak terdapat dalam
mioglobin, hemoglobin, dan sitokrom lain.Enzim dehidrogenase berperan sebagai pemindah ion
Hidrogen dari substrat satu ke substrat berikutnya dalam reaksi redoks couple. Contoh lainnyanya
ialah penggunaan enzim dehidrogenase dalam pemindahan electron di membrane dalam
mitokondria, siklus Kreb, dan glikolisis fase anaerob. Enzim ini tidak menggunakan Oksigen
sebagai akseptor ion Hidrogen.Sianida memiliki afinitas tinggi terhadap ion besi pada sitokrom
oksidase, metalloenzim respirasi oksidatif akhir pada mitokondria. Fungsinya dalam rantai
transport elektron dalam mitokondria, mengubah produk katabolisme glukosa menjadi ATP.
Enzim ini merupakan katalis utama yang berperan pada penggunaan oksigen di jaringan. Sianida
menyebabkan hipoksida seluler dengan menghambat sitokrom oksidase pada bagan sitokrom a 3
dari rantai transport elektron. Ion hidrogen yang secara normal akan bergabung dengan oksigen
pada ujung rantai tidak lagi tergabung (incorporated). Hasilnya, selain persediaan oksigen
kurang, oksigen tidak bisa digunakan, dan molekul ATP tidak lagi dibentuk. Ion hidrogen
incorporated terakumulasi sehingga menyebabkan acidemia (Meredith, 1993). Berikut skema
pengmabilan elektron, misalnya hidrogen (electron robbing) dan kerusakan oleh radikal
bebasnya.

Tanda-Tanda Seseorang Terkena Sianida


Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara
progresif.
Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari
Dosis sianida
Banyaknya paparan
Jenis paparan
Tipe komponen dari sianida
Orang terkena sianida dalam jumlah kecil dengan bernafas, terserap melalui kulit , atau
makan makanan yang mengandung sianida mungkin memiliki beberapa atau semua tanda-tanda
berikut dan gejala dalam beberapa menit :

Pusing

Sakit kepala

Mual dan muntah

napas cepat

Denyut jantung cepat

Kegelisahan

Kelemahan

Terkena sianida dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek kesehatan lain juga:

Kejang

Hilang kesadaran

darah rendah

cedera paru

Gagal pernafasan menyebabkan kematian

Denyut jantung yang lambat


Tanda-tanda dan gejala-gejala ini tidak selalu berarti bahwa seseorang telah terkena

sianida.Dalam jangka waktu yang panjang Efek sianida dapat menjadi pemicu berbagai penyakit
paling mematikan di dunia seperti penyakit jantung, otak dan kerusakan saraf.
Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah;1
Asam hidrosianik sekitar 2,5005,000 mgmin/m3
Sianogen klorida sekitar 11,000 mgmin/m3.
Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,
Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg
Cara Penanganan Sianida

Ada beberapa cara yang dapat di lakukan saat terkena sianida, yaitu :
1. Bernapas merupakan salah satu faktor atau cara utama terkena paparan sianida,
tinggalkan daerah di mana gas sianida bersumber dan mendapatkan udara segar. Cepat
pindah ke suatu daerah di mana udara segar tersedia sangat efektif dalam mengurangi
paparan gas sianida.

Jika gas sianida berasal luar ruangan, menjauhlah dari daerah mana itu bersumber.

Jika Anda tidak bisa keluar dari daerah dimana gas sianida bersumber, cari tempat
serendah mungkin atau menempel dengan tanah.

Jika pelepasan gas sianida di dalam ruangan, keluar dari gedung.

2. Jika Anda sedang dekat sumber gas sianida, koordinator darurat mungkin mengatakan
kepada Anda untuk berlindung di tempat (tetap berlindung) dalam gedung untuk
menghindari terkena bahan kimia.
3. Jika Anda berpikir Anda mungkin telah terkena sianida, Anda harus melepaskan pakaian
Anda, cepat mencuci seluruh tubuh Anda dengan sabun dan air, dan mendapatkan
perawatan medis secepat mungkin.
4. Membuka pakaian Anda:

Cepat melepas pakaian yang mungkin memiliki sianida di dalamnya. Jangan buka
pakaian seperti biasa, lebih baik potong baju tersebut

Jika Anda membantu orang lain melepaskan pakaian mereka, mencoba untuk
menghindari menyentuh daerah setiap terkontaminasi, dan menghapus pakaian
secepat mungkin.

5.

Mencuci sendiri:

Secepat mungkin, mencuci sianida apapun dari kulit Anda dengan jumlah sabun
dan air yang sangat banyak. Mencuci dengan sabun dan air akan membantu
melindungi orang dari setiap bahan kimia pada tubuh mereka.

Jika mata Anda terbakar atau pengelihatan Anda adalah kabur, bilas mata Anda
dengan air biasa selama 10 sampai 15 menit. Jika Anda memakai kontak,
menghapusnya dan menempatkan mereka dengan pakaian yang terkontaminasi.
Jangan menaruh kontak kembali mata Anda (bahkan jika mereka bukan kontak
sekali pakai). Jika Anda mengenakan kacamata, mencucinya dengan sabun dan
air. Anda dapat menempatkan kacamata Anda kembali setelah Anda mencuci
mereka. Jika Anda mengenakan perhiasan yang dapat Anda mencuci dengan
sabun dan air, Anda dapat mencuci dan meletakkannya kembali. Jika tidak dapat
dicuci, itu harus diletakkan dengan pakaian yang terkontaminasi.

6.

Membuang pakaian Anda:

Setelah Anda telah mencuci sendiri, menempatkan pakaian Anda dalam kantong
plastik. Hindari daerah yang terkontaminasi. Jika Anda tidak dapat menghindari
menyentuh daerah yang terkontaminasi, atau Anda tidak yakin di mana daerah
yang terkontaminasi, memakai sarung tangan karet atau mengubah tas dalam ke
luar dan menggunakannya untuk mengambil pakaian. Metode alternatif adalah
untuk menempatkan pakaian dalam tas menggunakan penjepit, alat pegangan,
tongkat, atau benda serupa. Apa pun yang menyentuh pakaian yang
terkontaminasi juga harus ditempatkan dalam tas. Jika Anda memakai kontak,
menempatkan mereka dalam kantong plastik, juga.

Segel tas, dan kemudian menutup tas yang di dalam kantong plastik yang lain.
Membuang pakaian Anda dengan cara ini akan membantu melindungi Anda dan
orang lain dari setiap bahan kimia yang mungkin pada pakaian Anda.

Segera hubungi petugas medis atau pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan maksimal

Keracunan sianida ditangani dengan penangkal spesifik dan perawatan medis yang
mendukung di rumah sakit. Penangkal untuk keracunan sianida yang paling berguna jika
diberikan sesegera mungkin setelah paparan. Dokter harus memperlakukan kasus dugaan sesuai
dan tidak menunggu konfirmasi laboratorium. Hal yang paling penting adalah bagi korban untuk
mencari perawatan medis sesegera mungkin.

Penawar Racun / Antidotum Sianida


Penawar Racun / Antidotum Sianida Diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama sesuai
dengan mekanisme aksi utamanya, yaitu : pembentukan methemoglobin, detoksifikasi dengan
sulfur untuk membentuk ion tiosianat yang lebih tidak toksik, dan kombinasi langsung
1. Pembentukan methemoglobin
Methemoglobin sengaja diproduksi untuk bersaing dengan sianida di tempat
ikatan pada sistem sitokrom oksidase. Sianida mempunyai ikatan khusus dengan
ion besi pada sistem sitrokrom oksidase, sianida dalam jumlah yang cukup besar
akan berikatan dengan ion besi pada senyawa lain, seperti methemoglobin. Jika
produksi methemoglobin cukup maka gejala keracunan sianida dapat teratasi.
Methemoglobinemia dapat diproduksi dengan pemberian amil nitrit secara
inhalasi dan kemudian pemberian natrium nitrit secara intravena. Kira-kira 30%
methemoglobinemia dianggap optimum dan jumlahnya dijaga agar tetap di bawah
40% senyawa lain seperti 4-DMAP dapat memproduksi methemoglobin secara

lebih cepat
Natrium nitrit. Merupakan obat yang paling sering digunakan untuk keracunan
sianida.Nitrit menyebabkan methemoglobin dengan sianida membentuk substansi
nontoksik sianmethemoglobin. Methemoglobin tidak mempunyai afinitas lebih
tinggi pada sianida daripada sitokrom oksidase, tetapi lebih potensial

menyebabkan methemoglobin daripada sitokrom oksidase


Sodium nitrit injeksi dan amil nitrit dalam bentuk ampul untuk inhalasi merupakan
komponen dari antidot sianida. Kegunaan nitrit sebagai antidot sianida bekerja

dalam dua cara, yaitu : nitrit mengoksidasi hemoglobin, yang kemudian akan
mengikat sianida bebas, dan cara yang kedua yaitu meningkatkan detoksifikasi
sianida endothelial dengan menghasilkan vasodilasi. Inhalasi dari satu ampul amil
nitrit menghasilkan tingkat methemoglobin sekitar 5%.
2. Detoksifikasi sulfur.

Setelah methemoglobin dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan pada


keracunan sianida, sianida dapat diubah menjadi tiosianat dengan menggunakan
natrium tiosulfat. Pada proses kedua membutuhkan donor sulfur agar rodanase
dapat mengubah sianmethemoglobin menjadi tiosianat karena donor sulfur

endogen biasanya terbatas. Ion tiosianat kemudian diekskresikan melalui ginjal.


Sodium tiosulfat merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi
bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat, dengan enzyme sulfurtransferase, yaitu
rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat merupakan senyawa nontoksik, dan dapat
diberikan secara empiris pada keracunan sianida. Penelitian dengan hewan uji
menunjukkan kemampuan sebagai antidot yang lebih baik bila dikombinasikan

dengan hidroksokobalamin (Olson, 2007).


Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya menjadi
tiosianat oleh rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti betamerkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan. Reaksi ini memerlukan
sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia substansi ini tebatas. Keracunan sianida
merupakan proses mitokondrial dan penyaluran intravena sulfur hanya akan
masuk ke mitokondria secara perlahan. Natrium tiosulfat diasumsikan secara
intrinsik nontoksik tetapi produk detoksifikasi yang dibentuk dari sianida, tiosianat
dapat menyebabkan toksisitas pada pasien dengan kerusakan ginjal. Pemberian
natrium tiosulfat 12.5 g i.v. biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis tidak
jelas.

3.Kombinasi langsung.

Ada 2 macam mekanisme yang berbeda dari kombinasi langsung dengan sianida
yang sering digunakan, yaitu kombinasi dengan senyawa kobalt dan kombinasi dengan
hidroksobalamin.

Hidroksikobalamin (vitamin B12a). Merupakan prekursor dari sianokobalamin


(vitamin B12). Penggunaan hidroksikobalamin sebagai pencegahan pada
pemberian natrium nitroprusid jangka panjang sama efektifnya untuk pengobatan
pada keracunan sianida akut selama lebih dari 40 tahun. Senyawa ini bereaksi
langsung dengan sianida dan tidak bereaksi dengan hemoglobin untuk
membentuk methemoglobin (Meredith, 1993). Hidroksikobalamin bekerja baik
pada celah intravaskular maupun di dalam sel untuk menyerang sianida. Hal ini
berlawanan dengan methemoglobin yang hanya bekerja sebagai antidot pada
celah

vaskular. Pemberian

natrium

tiosulfat

meningkatkan

kemampuan

hidroksikobalamin untuk mendetoksifikasi keracunan sianida


Sianokobalamin adalah kombinasi hidrosikobalamin dan sianida. Dosis minimal
sebesar 2.5 gram pada dewasa diperlukan untuk menetralkan dosis letal sianida.
Hidroksikobalamin tidak menimbulkan komplikasi yang serius. Beberapa pasien

dapat mengalami urtikaria, tapi sangat jarang.


Dikobalt-EDTA. Bentuk garam dari kobalt bersifat efektif untuk mengikat
sianida. Kobalt-EDTA lebih efektif sebagai antidot sianida dibandingkan dengan
kombinasi nitrat-tiosulfat. Senyawa ini mengkelat sianida menjadi kobaltisianida.
Efek samping dari dikobalt-EDTA adalah reaksi anafilaksis, yang dapat muncul
sebagai urtikaria, angiodema pada wajah, leher, dan saluran nafas, dispnea, dan
hipotensi. Dikobalt-EDTA juga dapat menyebabkan hipertensi dan dapat
menyebabkan disritmia jika tidak ada sianida saat pemberian dikobalt-EDTA.
Pemberian obat ini dapat menyebabkan kematian dan toksisitas berat dari kobalt
terlihat setelah pasien sembuh dari keracunan sianida.

Penatalaksanaan di Lokasi Bencana


1. Zona Kontaminasi (Hot Zone)
Para penolong harus memakai pelindung karena hidrogen sianida adalah zat berbahaya
yang sangat mudah masuk ke dalam. Selain itu juga, tim penyelamat pada kejadian dengan
korban keracunan yang banyak harus sudah terlatih membawaperalatan yang memadai.

Peralatan itu antara lain: Pelindung pernafasan: tekanan positif, dan membawa oksigen
sendiri pada lokasi dengan tingkat hidrogen sianida yang tidak dapat diperkirakan. Pelindung
kulit: Pakaian yang anti zat kimia yang melindungi kontak langsung hidrogen sianida dengan
kulit. Pada korban yang keracunan sianida, segera cek pernafasan dan nadinya. Segera bawa
korban ke tempat yang bebas racun sianida.
2.

Pada Zona Dekontaminasi


Periksa respirasi dan nadi ulang. Bila ternyata pernafasan sangat rendah atau tidak ada,

berikan nafas buatan. Segera berikan oksigen 100% dan antidotum spesifik bila perlu. Selain
itu, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan siram kulit dan air dengan air selama 23 menit, setelah itu cuci dengan sabun.Irigasi dan siram mata yang teriritasi dengan air bersih
selama lima menit. Tetap lakukan irigasi pada mata walaupun sedang dilakukan tindakan
lain.Pada kasus yang tertelan, jangan menyuruh atau membuat korban muntah. Jika korban
tidak sadar, berikan zat karbon misalnya arang sebanyak 60-90 gram. Jika korban dalam
keadaan sadar maka dapat diberikan antidotum dengan segera. Setelah selesai dilakukan
proses dekontaminasi
3.

Pada Zona Pendukung


Periksa kembali respirasi dan nadi korban. Selain itu nilai juga tingkat kesadaran
korban. Segera nilai apakah antidotum yang diberikan berhasil menghilangkan gejalagejala yang timbul akibat keracunan. Tetap teruskan melakukan irigasi pada kulit dan
mata.

. Manfaat Sianida
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang
biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang..
Adapun penggunaan sianida adalah:
1. Pada perindustrian dan pekerjaan
Pemadam kebakaran

Industri karet
Industri plastik
Industri kulit
Pertambangan
Penyepuhan dengan listrik(electroplating)
Pengelasan
Petugas laboratorium dan ahli kimia
Pekerja yang menggunakan pestisida
Pengasapan
Industri kertas
2.Penggunaan pada militer
Pada zaman kejayaan kerajaan Romawi, sianida digunakan sebagai senjata. Sianida
sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni anggota keluarga
kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Tidak itu saja,
Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya selama
perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas. Tetapi
racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek yang kurang mematikan dibandingkan
dengan bentuk cairnya.
Sementara itu, pihak Jerman sendiri pada waktu itu telah melengkapi pasukannya
dengan masker yang dapat menyaring gas tersebut. Karena kurang efektifnya penggunaan
gas ini, maka pada tahun 1916 Perancis mencoba jenis sianida gas lainnya yang mempunyai
berat molekul yang lebih berat dari udara, lebih mudah terdispersi dan mempunyai efek
kumulatif. Zat yang digunakan adalah Cyanogen chlorida, yang dibentuk dari potassium
sianida. Racun jenis ini sudah cukup efektif pada konsentrasi yang rendah karena sudah bisa
mengiritasi mata dan paru.
Pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan paralysis hebat pada sistem
pernafasan dan sistem saraf pusat.
Dilain pihak, Austria ketika itu juga mengeluarkan gas beracun yang berasal dari
potassium sianida dan bromin. Zat ini kemudian disebut sianogen bromida yang mempunyai

efek iritasi yang sangat kuat pada konjungtiva mata dan pada mukosa saluran pernafasan.
Selama perang dunia ke II, NAZI Jerman menggunakan asam hidrosianik yang disebut
Zyklon B untuk menghabisi ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.
Adapun sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty
Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN), bromin. Zat ini
kemudian disebut sianogen bromida yang mempunyai efek iritasi yang sangat kuat pada
konjungtiva mata dan pada mukosa saluran pernafasan. Selama perang dunia ke II, Nazi
Jerman menggunakan asam hidrosianik yang disebut mereka Zyklon B untuk menghabisi
ribuan rakyat sipil dan tentara musuh.Adapun sianida yang digunakan oleh militer NATO
(North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN).
3. Penggunan Non Militer
Sianida lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekonomi daripada kepentingan
militer. KebanyakAn hampir tiap hari kontak dengan sianida. Ratusan bahkan ribuan ton
sianida dibentuk oleh dunia ini tiap harinya. Sianida banyak digunakan untuk bidang kimia,
pembuatan plastik, penyaringan emas dan perak, metalurgi, anti jamur dan racun tikus.
Sementara itu, keracunan sianida paling banyak dilaporkan setelah memakan singkong dan
kacang. Singkong pada beberapa negara yang baru berkembang masih menjadi makanan
utama dan dianggap sebagai biang kerok tingginya tropical ataxic neuropathy di negara ini.
Pada saat ini, sianida digunakan oleh pemerintah, perusahaan maupun perorangan untuk
bermacam keperluan.

Anda mungkin juga menyukai