Disusun Oleh :
Kelompok : V (Lima)
Kelas :B
Nama Kelompok : 1. Aldony Armansyah (1507037844)
2. Raini Shinta M.S (1507023618)
3. Ruth Butar-butar (1507037672)
4. Sandi Sudarsono (1507023571)
1.2.4.1 Trigiliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu
asam-asam karboksilat beratom karbon 6 s/d 30. Trigliserida banyak dikandung
dalam minyak dan lemak, merupakan komponen terbesar penyusun minyak
nabati. Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan digliserida. Struktur
molekul dari ketiga macam gliserid tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida,
digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh
pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis. Oksidasi juga
dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak nabati.
Dalam proses konversi trigliserida menjadi alkil esternya melalui reaksi
transesterifikasi dengan katalis basa, asam lemak bebas harus dipisahkan atau
dikonversi menjadi alkil ester terlebih dahulu karena asam lemak bebas akan
mengkonsumsi katalis. Kandungan asam lemak bebas dalam biodiesel akan
mengakibatkan terbentuknya suasana asam yang dapat mengakibatkan korosi
pada peralatan injeksi bahan bakar, membuat filter tersumbat dan terjadi
sedimentasi pada injektor. Pemisahan atau konversi asam lemak bebas ini
dinamakan tahap praesterifikasi.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Konversi biodiesel yang dihasilkan
Percobaan dilakukan dengan mereaksikan minyak goreng dengan metanol.
Reaksi antara minyak goreng dan metanol dengan menggunakan katalis KOH
adalah reaksi transesterifikasi. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan
waktu yaitu 50, 80, dan 110 menit. Hasil konversi minyak nabati menjadi
biodiesel yang didapat dengan variasi waktu dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
60
50
konversi (%)
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
waktu reaksi (menit)
Gambar 3.1. Kurva Hubungan antara variasi waktu reaksi dengan konversi
minyak nabati menjadi biodiesel
Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa hasil konversi minyak nabati menjadi
biodiesel semakin meningkat , dimana pada waktu reaksi 50 menit hasil konversi
yang dihasilkan adalah 30 %, pada waktu reaksi 80 menit hasil konversi yang
dihasilkan adalah 34 %, dan pada waktu reaksi 110 menit hasil konversi yang
dihasilkan adalah 50 %. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar
sehingga akan menghasilkan konversi yang besar (Zahrina, 2000).
4.1 Kesimpulan
1. Konversi yang dihasilkan pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit secara
berturut-turut yaitu sebesar 30 %, 34 % dan 50 %.
2. Berat jenis biodiesel yang diperoleh pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit
secara berturut-turut yaitu sebesar 0,54 gr/cm3; 0,59 gr/cm3; dan 0,892
gr/cm3.
3. Viskositas biodiesel yang diperoleh pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit
secara berturut-turut yaitu sebesar 6,23 mm/s; 6,39 mm/s dan 6,71 mm/s.
4. Kadar air biodiesel yang diperoleh pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit
secara berturut-turut yaitu sebesar 0,09 % ; 0,09 % dan 0,08 %.
5. pH biodiesel yang diperoleh pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit adalah
pH = 6.
6. Titik nyala biodiesel yang diperoleh pada waktu reaksi 50, 80 dan 110 menit
secara berturut-turut berada pada suhu 150 0C ; 160 0C dan 160 0C.
4.2 Saran
Praktikan harus lebih hati-hati dalam melakukan praktikum ini ,agar hasil
yang diperoleh sesuai, dan praktikan harus menggunakan sarung tangan dan
masker agar terlindungi dari bahan-bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, https://www.scribd.com/doc/100886795/Makalah-Biodiesel-Kel-1
(Diakses 8 Oktober 2014)
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press.
Jakarta
Prihandana, Rama dan Hendroko, Roy, 2006. Energi Hijau ‘Pilihan Bijak Menuju
Negeri MandiriEnergi. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Soerawidjaja, T H. 2005. Membangun Industri Biodiesel di Indonesia. Makalah
Ilmiah Forum Biodiesel Indonesia. 16 Desember 2005. Bandung Subur, S R.
2006. Pabrik Biodiesel Terintegrasi, Terobosan untuk Pengembangan
Biodiesel. www.ipart.com
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Teknik Reaksi Kimia. Pekanbaru :
Program Studi D-III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Zahrina. 2002. Bahan Bakar Alternatif Biodiesel. Jurusan Teknik Kimia Fakulitas
Teknik : USU. Medan
Zuhdi, MFA [2003], “Biodiesel Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil
Pada Motor Diesel” Laporan Riset, RUT VIII Bidang Teknologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementrian Riset dan Teknologi RI.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.3. Viskositas
a. Jarak antara tanda batas atas ketanda batas bawah pada alat viscometer=
3cm= 30 mm
b. Untuk waktu 50 menit, waktunya = 4,81 detik
c. Untuk waktu 80 menit, waktunya = 4,69 detik
d. Untuk waktu 110 menit, waktunya = 4,47 detik
40,17 𝑔𝑟−40,13 𝑔𝑟
= 𝑥 100% = 0,09 %
40,13 𝑔𝑟
48,98 𝑔𝑟−48,94 𝑔𝑟
= 𝑥 100% = 0,08 %
48,94 𝑔𝑟
A.5 Uji pH
Untuk waktu reaksi 50 menit, 80 menit dan 110 menit pH yang didapat yaitu
pH 6
(a) (b)
(a) (b)
Gambar B.5 Uji nyala biodiesel
(a). Waktu reaksi 40 menit, dan. Waktu reaksi 50 menit