Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

ANALISIS SIANIDA

Di Susun Oleh :

Sinta Febriani

Nim : 191061071

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI DIPLOMA III

2021
BAB I

Analisis Sianida
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siono C≡N,[1] dengan
atom karbon terikat tiga ke atom nitrogen.
Pada sianida anorganik, seperti natrium sianida dan kalium sianida, gugus CN
ada sebagai ion sianida poliatomik yang bermuatan negatif (CN−); senyawa ini, yang
merupakan garam dari asam sianida, adalah senyawa yang sangat beracun.[2] Ion
sianida bersifat isoelektronik dengan karbon monoksida dan nitrogen molekuler.[3][4]
Sianida organik umumnya disebut nitril; gugus CN terhubung melalui ikatan
kovalen dengan gugus bermuatan karbon, seperti metil (-CH3) pada metil sianida
(asetonitril). Karena tidak melepas ion sianida, maka nitril umumnya lebih tidak
beracun, atau seperti pada polimer tidak larut seperti serat akrilik, maka sama sekali
tidak beracun kecuali jika dibakar.[5]
Asam sianida (HCN) adalah senyawa berbentuk cairan yang mudah menguap,
biasa digunakan dalam pembuatan asetonitril yang kemudian digunakan untuk
produksi serat akrilik, karet sintetis, dan plastik.[6] Sianida juga digunakan dalam
berbagai proses kimia, seperti fumigasi, pengerasan besi dan baja, elektroplating, dan
pemurnian bijih. Di alam, bahan - bahan yang mengandung sianida terdapat dalam
beberapa biji buah, seperti lubang ceri dan biji apel.
Merupakan senyawa yang mengandung gugus siano (−C≡N) yang terdapat
dialam dalam bentuk-bentuk berbeda (Kjeldsen 1999, Luque-Almagro et al. 2011).

Klasifikasi Sianida di alam :

 Sianida bebas,

 Sianida sederhana,

 Kompleks sianida dan

 Senyawa turunan sianida (Smith and Mudder 1991).

 Sianida bebas
• penentu ketoksikan senyawa sianida yang dapat didefinisikan sebagai bentuk molekul
(HCN) dan ion (CN-) dari sianida yang dibebaskan melalui proses pelarutan dan disosiasi
senyawa sianida (Smith and Mudder 1991).

 Sianida sederhana

• Garam dari HCN yang terlarut dalam larutan menghasilkan kation alkali bebas dan anion
sianida (Smith and Mudder 1991):

 Kompleks sianida

termasuk kompleks dengan logam kadmium, tembaga, nikel, perak, dan seng (Smith and
Mudder 1991).  Kompleks lemah seperti kompleks dengan sianida dengan seng dan
kadmium mudah terurai menjadi sianida bebas.

 Kompleks sedang lebih sulit terurai dibanding kompleks lemah. Cth: kompleks sianida
dengan tembaga, nikel, dan perak

 kompleks kuat sukar terurai. Cth : kompleks sianida dengan emas, besi, dan kobalt

Toksisitas Sianida 

Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, konsentrasi dan pengaruhnya terhadap


organisme hidup (ATSDR 2006, Baxter and Cummings 2006, Smith and Mudder 1991).

Akibat terpapar Sianida

 Menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, jantung, sistem pencernaan dan sistem
peredaran darah

 pupil membesar, pusing

 Gangguan pada sistem saraf

 Kejang – kejang

 Lumpuh

 Kematian
Sumber Sianida :

 Biji buah apel, mengandung

 Singkong dan

 kentang

 Asap rokok

 digunakan pada industri, cth : dalam pembuatan natrium, kalium atau kalium sianida.

 Dosis letal dari sianida: asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg.min/m3, dan untuk
sianogen klorida sekitar 11,000 mg.min/m3.

 Terpapar hidrogen sianida meskipun dalam tingkat rendah (150-200 ppm) dapat berakibat
fatal.

 Tingkat udara yang diperkirakan dapat membahayakan hidup atau kesehatan adalah 50
ppm.

 Batasan HCN yang direkomendasikan pada daerah kerja adalah 4.7 ppm (5 mg/m3 untuk
garam sianida).

 Ingesti 200 mg sodium atau potassium sianida pada orang dewasa dapat berakibat fatal.

Mekanisme masuknya Sianida :

Saat masuk ke dalam tubuh, racun sianida menghambat kerja enzim cytochrome-x-
oxidase yang terletak di mitokondria. Enzim ini berfungsi mengikat oksigen guna memenuhi
kebutuhan pernapasan sel. Jika enzim tersebut tidak bekerja dengan baik karena dihambat
oleh racun sianida, sel-sel tubuh akan mengalami kematian.

 Saat racun tertelan dan mulai mencapai lambung, racun dapat melewati dinding usus dan
masuk kedalam pembuluh darah, semakin lama racun tinggal di dalam usus maka jumlah
yang masuk ke pembuluh darah juga semakin besar.

 Inhalasi = Racun yang berbentuk gas, uap, debu, asap atau spray dapat terhirup melalui
mulut dan hidung dan masuk ke paru-paru. Hanya partikel-partikel yang sangat kecil yang
dapat melewati paru-paru. Partikel-partikel yang lebih besar akan tertahan dimulut,
tenggorokan dan hidung sehingga dapat tertelan kadar sianida tertinggi adalah paru paru yang
diikuti oleh hati kemudian otak.

 Melalui kulit = Kulit merupakan barier yang melindungi tubuh dari racun beberapa racun
dapat masuk melalui kulit.

Pemeriksaan toksikologi

 Sisa-sisa makanan / minuman / obatobatan atau sisa bahan yang diduga sebagai penyebab
keracunan  Bahan muntahan / hasil cuci lambung

 Urine, darah, feces

Cara uji sianida

1. Spektro fotometri
 Timbang sampel yang telah dihomogenkan sebanyak 10 g
 Masukkan kedalam labu ukur100 mL, kemudian diencerkan dengan
aquadessampai garis tanda
 Pipet 10 mL masukkan kedalam labu ukur 100 mL addkan sampai tanda
dengan aquades
  Pipet 5 mL masukkan kedalam labu ukur 50 mL tambahkan 15 mL
larutan pengencer.
 Tambahkan 4 mL bufferfosfat
 Tambahkan 2 mL larutan kloramin T
 Tambahkan pereaksi piridin barbiturat, kocok.
 Encerkan dengan aquades sampai tanda
 Baca absorbasi pada panjang gelombang maksimum 578 nm
2. Titrimetri
 Sampel yang mengandung sianida ditambahkan asam kuat (pH<2) dan
didestilasi (refluks) selama 1 jam sehingga
sianida lepas sebagai HCN dan ditampung
dengan larutan NaOH. Sianida yang
tertampung kemudian diukur dengan
titrimeti
3. Kertas saring
4. Reaksi warna
Pemeriksaan laboratorium
 pengukuran kadar karboksihemoglobin, sianida serum, pemeriksaan darah
lengkap, kadar laktat serum serta tekanan parsial oksigen .
 Pasien didefinisikan mengalami keracunan akut sianida bila kadar sianida
serumnya 0.5 mg/L, kadar laktat serum >8 mmol/L, adanya penurunan tekanan
parsial oksigen

Anda mungkin juga menyukai