Anda di halaman 1dari 13

HIDROGEN SIANIDA

(HCN)
Riyadatus Solihah, S.Farm., Apt., M,SI
ASAM SIANIDA

1. BENTUK
• Sianida merupakan racun yang bekerja cepat,
• berbentuk gas tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau
sianogen khlorida (CNCl)
• berbentuk kristal seperti sodium sianida atau potasium sianida.
• bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Dalam bentuk
cairan, HCN tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu
kamar. Sianida stabil bila berada dalam kondisi kering, tapi akan toxic bila larut
dalam air dan bisa timbul gas HCN yang sangat toxic dalam kondisi asam.

• Sianida banyak digunakan secara luas dalam industry, terutama untuk pembersih
logam dan pengelasan listrik, proses produksi kimia organik, pabrik plastik,
pengasapan kapal, dan proses pertambangan.
2. JENIS
KERACUNAN
1. Accidental
poisoning

2.Homicidal
poisoning

3. Self poisoning
Asam sianida merupakan racun / food poisoning
yang sangat berbahaya.
Jenis Keracunan
1.Accidental poisoning

Kondisi ini jelas merupakan suatu kecelakaan tanpa adanya unsur kesengajaan sama
sekali.

2. Homicidal poisoning

Keracunan ini terjadi akibat tindak kriminal yaitu seseorang dengan


sengaja meracuni seseorang. Tindakan teroris untuk meracuni
seseorang juga sering menggunakan asam sianida untuk membunuh
sasarannya.
mengganggu keamanan.
3. Self poisoning / food poisoning

Self poisoning biasanya terjadi karena kekurang hati-hatian dalam penggunaan. Misalnya akibat
paparan asap rokok. Pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06μg/mL sianida dalam
darahnya sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 μg/mL sianida dalam darahnya.
Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam
hitungan detik sampai menit.
3.
Metabolisme
Sianida merupakan inhibitor nonspesifik enzim meliputi asam
suksinat dehidrogenase, superoksida dismutase, karbonat anhidrase,
sitokrom oksidase, dan lain sebagainya.

Sianida dapat menyebabkan sesak pada bagian dada, mekanismenya


yaitu berikatan dengan sitokrom oksidase, dan kemudian memblok
penggunaan oksigen secara aerob. Sianida yang tidak berikatan akan
didetoksifikasi melalui metabolisme menjadi tiosianat yang
merupakan senyawa yang lebih nontoksik yang akan diekskresikan
melalui urin (Olson, 2007). Hiperlaktamia terjadi pada keracunan
sianida karena kegagalan metabolisme energi aerob.
4. NAB DAN CARA
MONITORING
NAB :-
OSHA : 10 ppm (11
mg/m3)

CARA MONITORING :

Paparan asam sianida di tempat kerja dapat ditentukan dengan menganalisis tingkat
tiosianat dalam urin . Tiosianat adalah metabolit utama sianida dan memiliki waktu
paruh sekitar empat sampai enam hari . Ini berarti tiosianat dapat digunakan sebagai
penanda biologis untuk mendeteksi sianida dalam tubuh . Kehadiran tiosianat dalam
urin tidak selalu menunjukkan paparan di tempat kerja tetapi juga sejumlah sumber
terkait non - kerja , termasuk merokok tembakau dan makan makanan tertentu
seperti brokoli , kembang kol , kubis dan sayuran hijau lainnya yang menghasilkan
tingkat rendah sianida dalam tubuh .
5. JALUR MASUK DAN
EFEK TERHADAP
KESEHATAN
JALUR MASUK Jalur masuk sianida atau bahan kimia umumnya
ke dalam tubuh berbeda menurut situasi paparan.

1. Melalui mulut (ingesti).


Sebagian keracunan terjadi melalui jalur ini anak-
anak sering menelan racun secara tidak sengaja dan
orang dewasa terkadang bunuh diri dengan
menelan racun.
Efek : Mual, muntah, gangguan pencernaan
2. Melalui kulit
Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan sianida kontak dengan
kulit dan meninggalkan luka bakar

Efek : sesak napas, ruam , gatal-gatal

3. Inhalasi

Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen seperti plastik akan melepaskan
sianida. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan
detik sampai menit. Selain itu, gangguan dari saraf-saraf sensoris pernafasan juga sangat terganggu.
Gas sianida menghambat enzim sitokrom oksidase (siklus kreb) sehinggal kegagalan dalam pembentukan ATP.
Ikatan sianida dengan enzim sitokrom c oksidase akan mencegah transfor electron dari sitokrom c ke oksigen
sehingga rantai transfor electron terganggu yang menyebabkan ATP tidak diproduksi berakibat terganggunya
jaringan yang mengandalkan ATP dari respirasi aerobic yaitu system saraf pusat, jantung.

EFEK : iritasi , nyeri dada , denyut jantung tidak teratur , sakit kepala, warna kulit kebiruan , sesak napas ,
kongesti paru-paru , kelumpuhan , kejang, koma , pusing, kematian

4. Mata

Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit. Muncul segera setelah paparan atau
paling lambat 30 sampai 60 menit.

Efek: iritasi , kebutaan


6. MEKANISME KERJA

1. Absorpsi : gastrointestinal, paru-paru, kulit

• Inhalasi sianida 100-300 ppm dapat menyebabkan kematian dalam jangka


waktu 10-60 menit. Kematian semakin cepat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi paparan asam sianida. Paparan sebanyak 2000
ppm menyebabkan kematian dalamjangka waktu
1 menit. Munculnya simptomatis akibat
keracunan HCN pada paparan 20-40 ppm gas HCN. LD50 HCN adalah 1-
3 mg/Kg BB
•Masuknya asam sianida secara oral dalam bentuk padatan
konsentrasi dengan
(International
200Cyanide
mg menyebabkan
Management kematian
Code) dalam beberapa
LD50 untuk kontak
menit. dengan kulit yang tidak terluka adalah 100
mg/Kg
2. Biotaransformasi
Mengeliminasi zat kimia yang masuk dengan cara merubah
struktur kimianya menjadi metabolite.
Keuntungan tubuh dari proses biotransformasi ini adalah merubah
molekul zat kimia asal menjadi zat yang lebih mudah
Biotransformasi HCN utamanya di dieksresi.
Hatisulfane
rhodanase dengan mengkatalisasi transfer oleh sulfur
enzim dari
mitokondria
tiosulfat dengan ion sianida untuk membentuk tiosianat.

3. Eksresi
HCN yang telah dimetabolisme akan dieksresi dalam bentuk tiosianat
dalam urin. Dalam kadar yang rendah, HCN dapat juga dikeluarkan
melalui paru-paru, ludah, keringat, atau urine dalam keadaam tidak
berubah.
7. PENCEGAHAN DAN
1.
PENGENDALIAN
Pencegahan
Berikut beberapa pencegahan yang dapat dilakukan dalam menghindari
bahaya
I. dari asam sianida
Penggunaan APD: .
Pemilihan alat pelindung diri yang tepat harus didasarkan pada evaluasi
terhadap karakteristik kinerja alat pelindung terkait dengan pekerjaan yang
akan dilakukan, kondisi yang ada, durasi pemakaian, dan potensi bahaya
dan/atau risiko yang mungkin terjadi selama pemakaian.
Misalnya Pelindung tangan : Pakai sarung tangan yang sesuai,
Kacamata- pengaman
II. Tindakan higienis : Tangani sesuai dengan praktik higiene industri yang
baik. Ketika menggunakan, jangan makan, minum, atau merokok.
III. Hindari paparan asap rokok maupun kebakaran yang menyebabkan
keracunan dengan menggunakan masker yang memenuhi standar.

Anda mungkin juga menyukai