(COFFE ARABICA)”
Struktur Umum
Alkaloid
SIFAT SIFAT ALKALOID
Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas N-
oksida (alkaloid basa) atau dalam bentuk
garamnya
Umumnya pahit
Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam
air, Alkaloid dalam bentuk garam larut dalam
air
Bersifat alkali
PEMBAGIAN ALKALOID
1. Alkaloid sesungguhnya
2. Protoalkaloid (atom N & asam amino tidak terdapat dalam cincin
heterosiklik)
3. Pseudoalkaloid (tdk diturunkan dari prekusor asam amino)
COFFEA (L)
ARABICA
•Klasifikasi Tanaman
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Eudicotyladonae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica (L)
COFFEA ARABICA (L)
Ekologi Tanaman
Tumbuh baik di ketinggian 700-1700 m dpl, suhu
1 6 - 2 0 °C, iklim kering selama 3 bulan setiap
tahun berturut-turut.
Khasiat
Berguna sebagai stimulansia, antivirus, menurunkan
resiko penyakit kanker, diabetes, batu empedu dan
kardiovaskular.
COFFEA ARABICA (L)
Kandungan Kimia
Biji kopi mengandung 1 - 3 % coffein, 15% dekstrin ,
11 - 1 4 % protein, 1 - 2 % asam kofeinat, adenin,
ksatin serta alkali fosfat dan alkali karbonat.
COFFEIN
Merupakan alkaloid golongan pseudoalkaloid /
golongan xantin.
Pemerian : Serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat
putih, pahit
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam etanol,
mudah larut dalam chloroform, Larut baik dalam air
panas.
ISOLASI ALKALOID
Pengumpulan, Pencucian, Pengeringan, dan Penghalusan
biji kopi
Ekstraksi – Ekstraksi Sokhletasi
Prinsip : Ekstraksi kontinyu yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang
digunakan relatif sedikit.
ISOLASI ALKALOID
Pemisahan pelarut dengan ekstrak – Rotary vakum
evaporator
Pemurnian
Identifikasi
koffein
kofein
dgn
1. Organolepis Sublimasi
2. Mikroskopik
3. Reaksi warna
4. Kromatografi lapis
tipis
5. Spektrofotometri
UV
DATA PERCOBAAN
1. Data Skrining Simplisia kering dan Halus
- Emodol
- Terpenoid
- Terpen
DATA PERCOBAAN
2. Rendamkan Kristal koffein
Berat Kristal Kafein = 0.01 gram
Berat Simplisia kering biji kopi = 120 gram
Rendemen = 0.01 𝑔
120 𝑔
x 100 % = 0.0083
% Identifikasi Kristal alkaloid
3.
- Organoleptik - Reaksi warna
Warna: putih Reaksi Mayer :↓
Rasa : pahit putih (+)
Bau : tidak berbau Reaksi Dragendrof: ↓ coklat
(+)
Bentuk : kristal jarumReaksi Bouchardat: ↓ coklat
(+)
-Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Eluen = CHCl3: metanol
Penampak noda = Dragendrof
Rf1 = 0,909
HRf1 = 0,909 x 100 %
= 90,9%
Rf2 = 0,984
HRf2 = 0,984
x 100 %
= 98,4%
PEMBAHASAN
Isolasi koffein dari biji kopi dilakukan dengan metode sokhletasi
menggunakan etanol karena etanol memilki sifat kepolaran
yang sama, yaitu keduanya bersifat semi polar dan etanol bisa
mengaktifkan asam nukleat, sehingga keberadaan kafein tetap
terjaga dalam ekstrak sehingga nantinya akan diperoleh kafein
yang lebih banyak.
Penggunaan metode sokhletasi karena beberapa keuntungan :
(a) waktu untuk mengekstraksi lebih cepat, (b) ekstraksinya lebih
sempurna karena digunakan penyaringan secara kontinyu, (c)
dibutuhkan pelarut yang sedikit.
PEMBAHASAN
Fraksinasi koffein dengan menambahkan pelarut dan
corong pisah.
Penggunan air panas karena kafein dapat larut
dengan baik pada air panas, dan menghasilkan fraksi
air dan pengotor . Pengotor termaksud senyawa lain
selain alkaloid.
Pengunaan H2SO4 merupakan cara pengambilan
alkaloid basa organik yang efektif.
Pengunaan CHCl3 dikarnakan kafein larut sempurna
dalam kloroform.
Penggunan NaOH sebagai bahan pencuci kloroform
dan menjaga agar di peroleh kristal kafein, dan agar
pH semakin tinggi sehinga kemampuan
PEMBAHASAN