OELAN SARI
1601078
PENDAHULUAN
Kasus yang Pernah Terjadi
Dalam kesempatan itu, Nursamran juga menyebut banyak jalur ilegal untuk mendapatkan
sianida. Jalur-jalur tersebut banyak terdapat di Indonesia.
"Banyak jalur-jalur ilegal (di Indonesia). Kalau di nelayan-nelayan yang melakukan
nangkap ikan karang, dia taruh (sianida) di sela-sela rumah saja," kata dia.
Meski demikian, bila ketahuan mendapatkan sianida secara ilegal maka akan diperiksa
pihak berwajib. Namun sianida yang legal memang dibatasi. Hal ini karena sianida
merupakan zat berbahaya.
"Sifatnya yang racun takutnya disalahgunakan," ucap Nursamran. (nwy/try)
bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan
bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan
singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida
banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti
natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO
(North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam
hidrosianik (HCN).
Asam sianida adalah bersifat asam lemah, garam sianida baik KCN
maupun NaCN dalam ruangan yang berkelembapan tinggi mudah bereaksi dan
membentuk gas HCN :
KCN + H2O
HCN + KOH
Bila kita membuka botol wadah yang berisi KCNdi dalam laboratorium
kita akan membau gas HCN dengan contoh reaksi seperti di atas tersebut. Adanya
air disekitar ruangan tidak cepat membentuk HCN, kecuali bila kita menghirup
udara di sekitar ruangan tersebut, sehingga reaksi pembentukan gas HCN akan
terjadi.
Hubungan antara Konsentrasi HCN di Udara dengan Efek Bila Seseorang
Menghirup Gas Tersebut
Konsentrasi (mg/)
Efek
300
200
150
120 150
50 60
20 40
Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh,
lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan
oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan
dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit
kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah
besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat,
kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal
(Utama, 2006).
Takaran atau dosis sianida (Olson 2007 & Meredith 1993) :
a) Dosis letal dari sianida adalah : asam hidrosianik sekitar 2,5005,000
mg.min/m3, dan untuk sianogen klorida sekitar 11,000 mg.min/m3.
b) Terpapar hidrogen sianida meskipun dalam tingkat rendah (150-200 ppm)
dapat
berakibat
fatal.
Tingkat
udara
yang
diperkirakan
dapat
tinggal di dalam usus maka jumlah yang masuk ke pembuluh darah juga semakin
besar dan keracunan yan terjadi semakin parah (Henry, 1997).
Melalui paru-paru karena terhirup melalui mulut atau hidung (inhalasi).
Racun yang berbentuk gas, uap, debu, asap atau spray dapat terhirup
melalui mulut dan hidung dan masuk ke paru-paru. Hanya partikel-partikel yang
sangat kecil yang dapat melewati paru-paru. Partikel-partikel yang lebih besar
akan tertahan dimulut, tenggorokan dan hidung dan mungkin dapat tertelan.
(Henry, 1997).
Melalui kulit yang terkena cairan atau spray.
Orang yang bekerja dengan zatzat kimia seperti pestisida dapat teracuni
jika zat kimia tersemprot atau terciprat ke kulit mereka atau jika pakaian yang
mereka pakai terkena pestisida. Kulit merupakan barier yang melindungi tubuh
dari racun, meskipun beberapa racun dapat masuk melalui kulit (Henry, 1997).
Gejala
APA
YANG
DITIMBULKAN
SAAT
Keracunan
SIANIDA????
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang
timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung
dari;
Dosis sianida
Banyaknya paparan
Jenis paparan
Tipe komponen dari sianida
Ketika kita kontak dengan racun, maka kita disebut terpejani racun. Efek
dari suatu pemejanan, sebagian tergantung pada berapa lama kontak dan berapa
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078
banyak racun yang masuk dalam tubuh, sebagian lagi tergantug pada berapa
banyak racun dalam tubuh yang dapat dikeluarkan. Selama waktu tertentu
pemejanan dapat terjadi hanya sekali atau beberapa kali (Henry, 1997).
Setelah terpejan sianida, gejala yang paling cepat muncul adalah iritasi
pada lidah dan membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala
dan tanda awal yang terjadi setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida
adalah kecemasan, sakit kepala, mual, bingung, vertigo, dan hypernoea, yang
diikuti dengan dyspnoea, sianosis, hipotensi, bradikardi, dan sinus atau aritmea
AV nodus (Meredith, 1993). Onset yang terjadi secara tiba-tiba dari efek toksik
yang pendek setelah pemaparan sianida merupakan tanda awal dari keracunan
sianida. Symptomnya termasuk sakit kepala, mual, dyspnea, dan kebingungan.
Syncope, koma, respirasi agonal, dan gangguan kardiovaskular terjadi dengan
cepat setelah pemaparan yang berat (Olson, 2007).
Dalam keracunan stadium kedua, tampak kecemasan berlebihan, koma,
dan terjadi konvulsi, kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps kardiovaskular, kulit
menjadi dingin, berkeringat, dan lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih cepat.
Tanda terakhr dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks, gagal
jantung, udem pada paru-paru dan kematian (Meredith, 1993).
Warna merah terang pada kulit atau tidak terjadinya sianosis, jarang terjadi
dalam keracunan sianida. Secara teoritis tanda ini dapat dijelaskan dengan adanya
kandungan yang tinggi dari oksihemoglobin, dalam venus return, tetapi dalam
keracunan berat, gagal jantung dapat dicegah. Kadang-kadang sianosis dapat
dikenali apabila pasien memiliki bintik merah muda terang (Meredith, 1993).
Hiperpnea sementara,
Nyeri kepala,
Dispnea
Kecemasan
Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah,
Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo
juga dapat muncul.
Hubungan Antara kandungan Sianida dalam Darah dan Gejala Khas yang
Timbul.
Kandungan CN (mg/L)
0,5 1,0
Derajat keracunan
Ringan
Gejala
Denyut nadi cepat
Sakit kepala
Lemah
1,0 2,5
Moderat
2,5 lebih
Parah
Koma,
tak
ada
reaksi
hipertensi
respirasi lambat
pupil dilatasi
sianosis
Kematian jika tak tertolong
Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma
dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat
pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi
mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila
penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.
Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan
penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam
jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada
arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan.
Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan
timbulnya warna kulit seperti cherry-red, tetapi tanda ini tidak selalu ada.
Sianida
bergabung
dengan
methemoglobin
membentuk
10
11
(Donatus, 1990).
12
sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida lebih ringan dari udara
sehingga lebih cepat terbang ke angkasa. Anak-anak yang terpapar hidrogen
sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar hidrogen
sianida yang jauh lebih tinggi
Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam
ruangan maka segera keluar dari ruangan.
Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam
ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun
pemanas ruangan sampai bantuan datang.
13
Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi
oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat
dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia, terutama anakanak.
Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air
yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.
Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai
pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum
seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang
lebih serius. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera
ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.
Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida masih
sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan
efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik
dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan
bila pendertia gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti
diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama
dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat vasopressor
seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah
diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada
detak jantung. Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi
asidosis yang timbul. Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan
menghambat pembentukan ikatan sianida pada sitokrom oksidase dengan
bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat sianida dan
membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu
keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen
menggunakan hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya
pada manusia. Selain itu juga, penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada
dalam situasi yang besifat emergensi.
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078
14
KESIMPULAN
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat
volatile dan mudah terbakar. Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor,
dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga
dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia
sianida ini bermacam-macam : mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak
nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar.
DAFTAR PUSTAKA
Abadaik, Agung., 2013, Transport dan Efek Sianida Terhadap Tubuh, diakses di
https://forsihimmpas.wordpress.com/2013/07/14/transport-dan-efek-sianidaterhadap-tubuh/ pada tanggal 25 Oktober 2016
Atriana, Rina., 2016, Ahli Toksikologi: Sianida Dimasukkan ke Kopi Mirna Pukul 16.30-16.45
WIB, diakses
di
http://news.detik.com/berita/3267987/ahli-toksikologi-sianida-
15