Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL KERACUNAN SIANIDA

OELAN SARI
1601078
PENDAHULUAN
Kasus yang Pernah Terjadi

Ahli Toksikologi: Sianida Dimasukkan ke Kopi Mirna


Pukul 16.30-16.45 WIB
Rina Atriana - detikNews

Jakarta - Ahli Toksikologi Forensik Bareskrim Polri Kombes Nursamran Subandi


mengatakan, sianida yang dimasukkan ke dalam Viatnamese iced coffee (VIC) Wayan
Mirna Salihin sekitar pukul 16.30 sampai 16.45 WIB. Hal itu berdasarkan pengujian yang
dilakukannya.
"Namanya perhitungan. Rentangnya pukul 16.30 sampai 16.45," kata Nursamran dalam
kesaksiannya dalam sidang dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Rabu (3/8/2016).
Berdasarkan CCTV, Mirna minum kopi pukul 17.20 WIB Rabu (6/1/2016). Mirna minum
setelah bertanya pada Jessica milik siapa kopi itu dan dijawab Jessica punya Mirna.
Pria yang menjabat Kepala Bidang Kimia Forensik Kesatuan Pusat Bareskrim Polri ini
menyebutkan, kopi yang diuji sama dengan kopi barang bukti. Kondisi penyimpanan
kopi yang diuji juga sama dengan kopi barang bukti. Konsentrasi sianida di dalam kopi
yang diuji sama dengan konsentrasi awal saat pelaku memasukkan sianida ke dalam kopi.

Artikel Toksikologi Sianida


Oelan Sari
1601078

Dalam kesempatan itu, Nursamran juga menyebut banyak jalur ilegal untuk mendapatkan
sianida. Jalur-jalur tersebut banyak terdapat di Indonesia.
"Banyak jalur-jalur ilegal (di Indonesia). Kalau di nelayan-nelayan yang melakukan
nangkap ikan karang, dia taruh (sianida) di sela-sela rumah saja," kata dia.
Meski demikian, bila ketahuan mendapatkan sianida secara ilegal maka akan diperiksa
pihak berwajib. Namun sianida yang legal memang dibatasi. Hal ini karena sianida
merupakan zat berbahaya.
"Sifatnya yang racun takutnya disalahgunakan," ucap Nursamran. (nwy/try)

APA ITU SIANIDA?


Sianida adalah zat beracun yang sangat
mematikan. Sianida telah digunakan sejak
ribuan tahun yang lalu. Sianida juga banyak
digunakan pada saat perang dunia pertama.
Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat
mengakibatkan kematian dalam jangka waktu
beberapa menit.
Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan
dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar.
Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik
dengan udara dan bahan peledak.Hidrogen sianida sangat mudah bercampur
dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan
potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap
produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan
bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan
singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida
banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti
natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan oleh militer NATO
(North American Treaty Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam
hidrosianik (HCN).
Asam sianida adalah bersifat asam lemah, garam sianida baik KCN
maupun NaCN dalam ruangan yang berkelembapan tinggi mudah bereaksi dan
membentuk gas HCN :
KCN + H2O

HCN + KOH

Bila kita membuka botol wadah yang berisi KCNdi dalam laboratorium
kita akan membau gas HCN dengan contoh reaksi seperti di atas tersebut. Adanya
air disekitar ruangan tidak cepat membentuk HCN, kecuali bila kita menghirup
udara di sekitar ruangan tersebut, sehingga reaksi pembentukan gas HCN akan
terjadi.
Hubungan antara Konsentrasi HCN di Udara dengan Efek Bila Seseorang
Menghirup Gas Tersebut
Konsentrasi (mg/)

Efek

300

Kematian dengan cepat

200

Mati dalam waktu10 menit

150

Mati setelah 30 menit

120 150

Sangat berbahaya (fatal) setelh 30-60 menit.

50 60

Dapat bertahan selama 20 menit 1 jam tanpa


pengaruh.

20 40

Artikel Toksikologi Sianida


Oelan Sari
1601078

Gejala ringan setelah beberapa jam

Sifat Fisika dan Kimia


Natrium sianida dan kalium sianida berbentuk bubuk putih dengan bau
yang menyerupai almond. Adanya hidrolisis dari KCN dan NaCN, HCN dapat
terbentuk dengan reaksi sebagai berikut:
NaCN + H2O HCN + NaOH
KCN + H2O HCN + KOH
Natrium sianida dengan rumus kimia NaCN, merupakan padatan
berbentuk kristal yang bersifat racun, dengan titik leleh dan titik didih masingmasing 5630oC dan 1490oC. Daya uap 1.1 x 106 mg/m3 pada 25 C 2.6 x 106 mg/m3
pada 12.9 C.
Daya larut dalam air dan dalam bahan pelarut yang lain komplit pada suhu 250 C.
Dapat dicampur sempurna pada bahan pelarut organik lainnya 6.9 g/100 mL pada 20 C.
Bisa dicampur dengan bahan organik lainnya tapi campurannya tidak stabil.
Dekontaminasi pada kulit bila terkena Dengan air atau dengan air sabun.

Senyawa Beracun Sianida


Hidrogen sianida merupakan senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan
serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Sianida sering dijumpai
di dalam kacang almond (Nio, 1989). Sianida yang berasal dari alam (amigdalin
dan glikosida sinogenik lainnya) dapat ditemukan dalam biji aprikot, singkong,
dan banyak tanaman lainnya, beberapa diantaranya dapat berguna, tergantung
pada keperluan ethnobotanikal. Acetonitrile, sebuah komponen pada perekat besi,
dapat menyebabkan kematian pada

anak-anak (Olson, 2007). Keracunan

hidrogen sianida dapat menyebabkan kematian, dan pemaparan secara sengaja


dari sianida (termasuk garam sianida) dapat menjadi alat untuk melakukan
pembunuhan ataupun bunuh diri (Olson, 2007).
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk tubuh,
lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan
oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan
dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit
kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah
besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat,
kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal
(Utama, 2006).
Takaran atau dosis sianida (Olson 2007 & Meredith 1993) :
a) Dosis letal dari sianida adalah : asam hidrosianik sekitar 2,5005,000
mg.min/m3, dan untuk sianogen klorida sekitar 11,000 mg.min/m3.
b) Terpapar hidrogen sianida meskipun dalam tingkat rendah (150-200 ppm)
dapat

berakibat

fatal.

Tingkat

udara

yang

diperkirakan

dapat

membahyakan hidup atau kesehatan adalah 50 ppm. Batasan HCN yang


direkomendasikan pada daerah kerja adalah 4.7 ppm (5 mg/m3 untuk
garam sianida). HCN juga dapat diabsorpsi melalui kulit.
c) Ingesti pada orang dewasa sebanyak 200 mg sodium atau potassium
sianida dapat berakibat fatal. Larutan dari garam sianida dapat diabsorpsi
melalui kulit.

Masuknya Senyawa Sianida ke Tubuh


Jalur masuk sianida atau bahan kimia umumnya ke dalam tubuh berbeda menurut
situasi paparan. Metode kontak dengan racun secara umum melalui cara berikut:
Melalui mulut karena tertelan (ingesti).
Sebagian keracunan terjadi melalui jalur ini anak-anak sering menelan
racun secara tidak sengaja dan orang dewasa terkadang bunuh diri dengan
menelan racun. Saat racun tertelan dan mulai mencapai lambung, racun dapat
melewati dinding usus dan masukkedalam pembuluh darah, semakin lama racun
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

tinggal di dalam usus maka jumlah yang masuk ke pembuluh darah juga semakin
besar dan keracunan yan terjadi semakin parah (Henry, 1997).
Melalui paru-paru karena terhirup melalui mulut atau hidung (inhalasi).
Racun yang berbentuk gas, uap, debu, asap atau spray dapat terhirup
melalui mulut dan hidung dan masuk ke paru-paru. Hanya partikel-partikel yang
sangat kecil yang dapat melewati paru-paru. Partikel-partikel yang lebih besar
akan tertahan dimulut, tenggorokan dan hidung dan mungkin dapat tertelan.
(Henry, 1997).
Melalui kulit yang terkena cairan atau spray.
Orang yang bekerja dengan zatzat kimia seperti pestisida dapat teracuni
jika zat kimia tersemprot atau terciprat ke kulit mereka atau jika pakaian yang
mereka pakai terkena pestisida. Kulit merupakan barier yang melindungi tubuh
dari racun, meskipun beberapa racun dapat masuk melalui kulit (Henry, 1997).

Gejala

APA

YANG

DITIMBULKAN

SAAT

Keracunan

SIANIDA????
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang
timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung
dari;

Dosis sianida
Banyaknya paparan
Jenis paparan
Tipe komponen dari sianida
Ketika kita kontak dengan racun, maka kita disebut terpejani racun. Efek
dari suatu pemejanan, sebagian tergantung pada berapa lama kontak dan berapa
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

banyak racun yang masuk dalam tubuh, sebagian lagi tergantug pada berapa
banyak racun dalam tubuh yang dapat dikeluarkan. Selama waktu tertentu
pemejanan dapat terjadi hanya sekali atau beberapa kali (Henry, 1997).
Setelah terpejan sianida, gejala yang paling cepat muncul adalah iritasi
pada lidah dan membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala
dan tanda awal yang terjadi setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida
adalah kecemasan, sakit kepala, mual, bingung, vertigo, dan hypernoea, yang
diikuti dengan dyspnoea, sianosis, hipotensi, bradikardi, dan sinus atau aritmea
AV nodus (Meredith, 1993). Onset yang terjadi secara tiba-tiba dari efek toksik
yang pendek setelah pemaparan sianida merupakan tanda awal dari keracunan
sianida. Symptomnya termasuk sakit kepala, mual, dyspnea, dan kebingungan.
Syncope, koma, respirasi agonal, dan gangguan kardiovaskular terjadi dengan
cepat setelah pemaparan yang berat (Olson, 2007).
Dalam keracunan stadium kedua, tampak kecemasan berlebihan, koma,
dan terjadi konvulsi, kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps kardiovaskular, kulit
menjadi dingin, berkeringat, dan lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih cepat.
Tanda terakhr dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks, gagal
jantung, udem pada paru-paru dan kematian (Meredith, 1993).
Warna merah terang pada kulit atau tidak terjadinya sianosis, jarang terjadi
dalam keracunan sianida. Secara teoritis tanda ini dapat dijelaskan dengan adanya
kandungan yang tinggi dari oksihemoglobin, dalam venus return, tetapi dalam
keracunan berat, gagal jantung dapat dicegah. Kadang-kadang sianosis dapat
dikenali apabila pasien memiliki bintik merah muda terang (Meredith, 1993).

Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada


tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem
otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa
pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam


konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon
dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3
menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan
mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir
dengan kematian.
Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30
menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah :

Hiperpnea sementara,
Nyeri kepala,
Dispnea
Kecemasan
Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah,
Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo
juga dapat muncul.

Artikel Toksikologi Sianida


Oelan Sari
1601078

Hubungan Antara kandungan Sianida dalam Darah dan Gejala Khas yang
Timbul.
Kandungan CN (mg/L)
0,5 1,0

Derajat keracunan
Ringan

Gejala
Denyut nadi cepat
Sakit kepala
Lemah

1,0 2,5

Moderat

Stupor tetapi ada reaksi


Takikardia
Takipnea

2,5 lebih

Parah

Koma,

tak

ada

reaksi

hipertensi
respirasi lambat
pupil dilatasi
sianosis
Kematian jika tak tertolong

Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma
dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat
pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi
mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila
penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.
Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan
penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam
jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada
arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan.
Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan
timbulnya warna kulit seperti cherry-red, tetapi tanda ini tidak selalu ada.

Daya Kerja SIANIDA!!!


Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

Mekanisme Toksisitas Sianida


Sianida bereaksi melalui hubungan dengan atom besi ferri dari sitokrom
oksidase sehingga mencegah pengambilan oksigen untuk pernafasan sel. Sianida
tidak dapat disatukan langsung dengan hemoglobin, tapi dapat disatukan oleh
intermediary compound methemoglobin.
Apabila methemoglobin tidak dapat mengangkut cukup oksigen maka
molekul hemoglobin menjadi tidak berfungsi. Produksi methemoglobinemia lebih
dari 50% dapat berpotensi fatal. Methemoglobinemia yang berlebih dapat
dibalikkan dengan metilen biru, terapi yang digunakan pada methemoglobinemia,
dapat menyebabkan terlepasnya kembali ion sianida mengakibatkan keracunan
sianida.

Sianida

bergabung

dengan

methemoglobin

membentuk

sianmethemoglobin. Sianmethemoglobin berwarna merah cerah, berlawanan


dengan methemoglobin yang berwarna coklat (Meredith, 1993).
Sianida merupakan inhibitor nonspesifik enzim, meliputi asam suksinat
dehidrogenase, superoksida dismutase, karbonat anhidrase, sitokrom oksidase, dan
lain sebagainya. Oksidase merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen
yang ada dalam substrat dengan hasil berupa H2O dan H2O2. Enzim ini berfungsi
sebagai akseptor ion Hidrogen, banyak terdapat dalam mioglobin, hemoglobin, dan
sitokrom lain.
Enzim dehidrogenase berperan sebagai pemindah ion Hidrogen dari substrat
satu ke substrat berikutnya dalam reaksi redoks couple. Contoh lainnyanya ialah
penggunaan enzim dehidrogenase dalam pemindahan electron di membrane dalam
mitokondria, siklus Kreb, dan glikolisis fase anaerob. Enzim ini tidak menggunakan
Oksigen sebagai akseptor ion Hidrogen.
Sianida memiliki afinitas tinggi terhadap ion besi pada sitokrom oksidase,
metalloenzim respirasi oksidatif akhir pada mitokondria. Fungsinya dalam rantai
transport elektron dalam mitokondria, mengubah produk katabolisme glukosa
menjadi ATP. Enzim ini merupakan katalis utama yang berperan pada penggunaan
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

10

oksigen di jaringan. Sianida menyebabkan hipoksida seluler dengan menghambat


sitokrom oksidase pada bagan sitokrom a3 dari rantai transport elektron. Ion
hidrogen yang secara normal akan bergabung dengan oksigen pada ujung rantai
tidak lagi tergabung (incorporated). Hasilnya, selain persediaan oksigen kurang,
oksigen tidak bisa digunakan, dan molekul ATP tidak lagi dibentuk. Ion hidrogen
incorporated terakumulasi sehingga menyebabkan acidemia (Meredith, 1993).
Berikut skema pengmabilan elektron, misalnya hidrogen (electron robbing) dan
kerusakan oleh radikal bebasnya.
Sianida dapat menyebabkan sesak pada bagian dada
Mekanismenya yaitu berikatan dengan sitokrom oksidase, dan kemudian
memblok penggunaan oksigen secara aerob. Sianida yang tidak berikatan akan
didetoksifikasi melalui metabolisme menjadi tiosianat yang merupakan senyawa
yang lebih nontoksik yang akan diekskresikan melalui urin (Olson, 2007).
Hiperlaktamia terjadi pada keracunan sianida karena kegagalan metabolisme
energi aerob. Selama kondisi aerob, ketika rantai transport elektron berfungsi,
laktat diubah menjadi piruvat oleh laktat dehidrogenase mitokondria. Fungsi
utama mitokondria adalah memproduksi energi kimia dalam bentuk molekul ATP
yang akan dipergunakan sel-sel tubuh.
Bila komponen kunci rantai respirasi dalam mitokondria hilang atau rusak
maka akan terjadi proses berkelanjutan yang tidak terkendali. Beberapa sindrom
mitokondrial dapat disebabkan oleh berbagai perubahan tingkat molekuler yang
dapat berupa mutasi dan delesi dari DNA mitokondria.
Pada proses ini, laktat menyumbangkan gugus hidrogen yang akan
mereduksi nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) menjadi NADH. Piruvat
kemudian masuk dalam siklus asam trikarboksilat dengan menghasilkan ATP.
Ketika sitokrom a3 dalam rantai transport elektron dihambat oleh sianida, terdapat
kekurangan relatif NAD dan dominasi NADH, menunjukkan reaksi balik, sebagai
contoh : piruvat dirubah menjadi laktat (Meredith, 1993).
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

11

Sifat Efek Racun


Pada dasarnya hanya terdapat dua jenis sifat efek toksik zat beracun, yakni terbalikkan
atau tak terbalkkan. Ciri khas dari wujud efek toksik yang terbalikkan yaitu :
Bila kadar racun yang ada pada tempat aksi atau reseptor tertentu telah habis,
maka reseptor tersebut akan kembali ke kedudukan semula
Efek toksik yang ditimbulkan akan cepat kembali normal, dan
Ketoksikan racun bergantung pada takaran serta kecepatan absorpsi,
distribusi, dan eliminasi racunnya.
Ciri khas dari wujud efek toksik yang tak terbalikkan yaitu :
Kerusakan yang terjadi sifatnya menetap
Pemejanan berikutnya dengan racun akan menimbulkan kerusakan yang sifatnya
sama sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan efek toksik dan
Pemejanan dengan takaran yang sangat kecil dalam jangka panjang akan
menimbulkan efek toksik yang seefektif dengan yang ditimbulkan oleh
pemejanan racun dengan takaran besar dalam jangka pendek

(Donatus, 1990).

Efek Terhadap Kesehatan


Inhalasi
Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan
nitrogen seperti plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung
sianida, pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06g/mL sianida dalam
darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 g/mL sianida
dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi oleh paru, gejala
keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Ambang batas
g/ml tetapi angkaminimal hydrogen sianida di udara adalah 0,02-0,20 ini
belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang berbahaya bagi orang
disekitarnya. Selain itu, gangguan dari saraf-saraf sensoris pernafasan juga
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

12

sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida lebih ringan dari udara
sehingga lebih cepat terbang ke angkasa. Anak-anak yang terpapar hidrogen
sianida dengan tingkat yang sama pada orang dewasa akan terpapar hidrogen
sianida yang jauh lebih tinggi

Mata dan Kulit


Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan
kulit. Muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit.
Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja sehingga cairan
sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar.

Saluran Pencernaan ( ingested )


Tertelan dari hidrogen sianida sangat fatal. Karena sianida sangat
mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau
merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi
dengan jaringan dalam saluran pencernaan.

BAGAIMANA PENGOBATAN/TERAPI SIANIDA???


Prinsip pertama dari terapi ini adalah mengeliminasi sumber-sumber yang
terus-menerus mengeluarkan racun sianida. Pertolongan terhadap korban
keracunan sianida sangat tergantung dari tingkat dan jumlah paparan dengan
lamanya waktu paparan.

Segera menjauh dari tempat atau sumber paparan. Jika korban berada di dalam
ruangan maka segera keluar dari ruangan.

Jika tempat yang menjadi sumber, maka sebaiknya tetap berada di dalam
ruangan. Tutup pintu dan jendela, matikan pendingin ruangan, kipas maupun
pemanas ruangan sampai bantuan datang.

Artikel Toksikologi Sianida


Oelan Sari
1601078

13

Cepat buka dan jauhkan semua pakaian yang mungkin telah terkontaminasi
oleh sianida. Letakkan pakaian itu di dalam kantong plastik, ikat dengan kuat
dan rapat. Jauhkan ke tempat aman yang jauh dari manusia, terutama anakanak.

Segera cuci sisa sianida yang masih melekat pada kulit dengan sabun dan air
yang banyak. Jangan gunakan pemutih untuk menghilangkan sianida.
Tindakan pertama adalah segera cari udara segar. Jika berada di dekat balai
pengobatan tertentu maka dapat diberikan oksigen murni. Berikan antidotum
seperti sodium nitrite dan sodium thiosulfat untuk mencegah keracunan yang
lebih serius. Bila korban dalam keadaan tidak sadar maka harus segera
ditatalaksana di rumah sakit karena bila terlambat dapat berakibat kematian.
Penggunaan oksigen hiperbarik untuk mereka yang keracunan sianida masih
sering dipakai. Penambahan tingkat ventilasi oksigen ini akan meningkatkan
efek dari antidotum. Asidosis laktat yang berasal dari metabolisme anaerobik
dapat diterapi dengan memberikan sodium bikarbonat secara intravena dan
bila pendertia gelisah dapat diberikan obat-obat antikonvulsan seperti
diazepam. Perbaikan perfusi jaringan dan oksigenisasi adalah tujuan utama
dari terapi ini. Selain itu juga, perfusi jaringan dan tingkat oksigenisasi sangat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pemberian antidotum. Obat vasopressor
seperti epinefrin bila timbul hipotensi yang tidak memberi respon setelah
diberikan terapi cairan. Berikan obat anti aritmia bila terjadi gangguan pada
detak jantung. Setelah itu berikan sodium bikarbonat untuk mengoreksi
asidosis yang timbul. Cara kerja obat-obatan diatas adalah dengan
menghambat pembentukan ikatan sianida pada sitokrom oksidase dengan
bantuan methemoglobin. Methemoglobin akan mengikat sianida dan
membuangnya dari dalam sel maupun cairan ekstra seluler. Salah satu
keterbatasan mengenai antidotum ini adalah hanya berdasar dari eksperimen
menggunakan hewan. Karena itu cukup sulit untuk menilai keberhasilannya
pada manusia. Selain itu juga, penelitian ini tidak dibuat bila sedang berada
dalam situasi yang besifat emergensi.
Artikel Toksikologi Sianida
Oelan Sari
1601078

14

KESIMPULAN
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Hidrogen sianida adalah
cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat
volatile dan mudah terbakar. Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor,
dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga
dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia
sianida ini bermacam-macam : mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak
nafas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar.

DAFTAR PUSTAKA
Abadaik, Agung., 2013, Transport dan Efek Sianida Terhadap Tubuh, diakses di
https://forsihimmpas.wordpress.com/2013/07/14/transport-dan-efek-sianidaterhadap-tubuh/ pada tanggal 25 Oktober 2016
Atriana, Rina., 2016, Ahli Toksikologi: Sianida Dimasukkan ke Kopi Mirna Pukul 16.30-16.45
WIB, diakses

di

http://news.detik.com/berita/3267987/ahli-toksikologi-sianida-

dimasukkan-ke-kopi-mirna-pukul-1630-1645-wib pada tanggal 25 oktober 2016


Donatus, I.A., 1997, Makalah Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan
Berbahaya, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Henry, J.A., H.M., Wiseman, 1997, Management of Poisoning : A handbook for health
care workers, World Health Organization, Geneva
Olson, K. R., 2007, Poisoning and Drug Overdose, 2nd edition, 145-147, Prentice-Hall
International Inc., USA

Artikel Toksikologi Sianida


Oelan Sari
1601078

15

Anda mungkin juga menyukai