Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sianida terdiri dari banyak senyawa dengan berbagai tingkat kompleksitas kimia dan
toksisitas, saat manusia dihadapkan dalam gas, cair, dan bentuk padat dari berbagai sumber
alam dan antropogenik. Setiap hari, orang dapat terkena sianida tingkat rendah yang berasal
dari makanan, merokok dan sumber-sumber lain. Orang dapat terkena sianida yang mematikan
dapat berasal dari kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan. Menghirup gas sianida, terutama
di ruang tertutup, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.
Selama ribuan tahun, sianida telah digunakan sebagai racun. Sejak zaman Mesir kuno,
beberapa tanaman mengandung derivat sianida, seperti kacang almond pahit, biji ceri, biji buah
persik, dan singkong, telah digunakan sebagai racun mematikan (Sykes, 1981). Biji buah persik
digunakan dalam eksekusi peradilan oleh orang Mesir kuno yang dipajang di Museum Louvre,
Paris, dan papirus Mesir mengacu pada "hukuman persik." Bangsa Romawi
menggunakan biji ceri sebagai metode eksekusi (juga dikenal sebagai "kematian ceri"). Untuk
pertama kalinya sianida diproduksi secara terang-terangan dengan bertujuan untuk membunuh
selama Perang Dunia I, pada akhir tahun 1915 dan awal tahun 1916.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaska defenisi sianida ?
2. Bagaimana Penggunaan sianida ?
3. Jelaskan macam-macam sianida serta sifat racunnya ?
4. Jelaskan bagaiman masuknya senyawa sianida ke tubuh
5. Jelaskan toksisitas sianida ?
6. Bagaiman gejala klinis tubuh yang terpapar sianida?
7. Bagaimana pemeriksaan laboratorium tubuh yang yang terpapar sianida ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi sianida


Hidrogen sianida (HCN) atau prussic acid atau sianida adalah senyawa kimia yang
bersifat toksik dan merupakan jenis racun yang paling cepat aktif dalam tubuh sehingga dapat
menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit (akut). Sianida merupakan senyawa
kimia yang mengandung (C=N) dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. Kelompok
CN ini dapat ditemukan dalam banyak senyawa dalam bentuk gas, padat atau cair. Senyawa
yang dapat melepas ion sianida CN− ini sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami
maupun dengan buatan manusia, seperti HCN (Hidrogen Sianida)dan KCN (Kalium Sianida).
Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia (sintetis).
2.2 Penggunaan Sianida
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang
biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang..
Adapun penggunaan sianida adalah:
1. Pada peindustrian dan pekerjaan
a. Pemadam kebakaran
b. Industri karet
c. Industri plastic
d. Industri kulit
e. Pertambangan
f. Penyepuhan dengan listrik(electroplating)
g. Pengelasan
h. Petugas laboratorium dan ahli kimia
i. Pekerja yang menggunakan pestisida
j. Pengasapan
k. Industri kertas

2. Pada Militer :
Sianida sebagai komponen yang sangat mematikan digunakan untuk meracuni angota
keluarga kerajaan dan orang-orang yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Tidak itu
saja, Napoleon III mengusulkan untuk menggunakan sianida pada bayonet pasukannya Selama
perang dunia pertama, Perancis menggunakan asam hidrosianik yang berbentuk gas. Tetapi
racun sianida yang berbentuk gas ini mempunyai efek yang kurang mematikan dibandingkan
dengan bentuk cairnya. Sianida yang digunakan oleh militer NATO (North American Treaty
Organization) adalah yang jenis cair yaitu asam hidrosianik (HCN).
2.3 Macam-macam sianida serta sifat racunnya.
A. Sianida sintetis
Sianida sintetis jauh lebih cepat aktif dibandingkan dengan sianida alami (asal
tanaman). Ada tiga bentuk sianida sintetis. Pertama, senyawa sianida sederhana (simple
cyanide compounds), kedua adalah sianida kompleks logam sangat lemah dan sangat kuat
(weak and moderately strong metal-cyanide complexes), bentuk terakhir senyawa sianida
adalah sianida kompleks logam kuat.
1. senyawa sianida sederhana (simple cyanide compounds).
Seperti natrium sianida (NaCN) dan kalium sianida (KCN) yang dikenal dengan nama
potas, berupa kristal putih dan sering digunakan sebagai racun ikan. Potas mudah diperoleh di
pasaran dan bersifat seribu kali lebih toksik pada hewan yang hidup di air (sejenis ikan)
dibandingkan pada manusia (William 2008). Kalsium sianida Ca(CN) bersifat mudah larut
dalam air dan digunakan sebagai bahan pupuk, yaitu urea`
2. sianida kompleks logam sangat lemah dan sangat kuat (weak and moderately strong metal-
cyanide complexes).
Sianida ini yang secara langsung menghasilkan gas dari suatu asam, seperticyanide
amenable to chlorination (CATC) yang bersifat cepat mematikan (akut). Sianida dalam bentuk
gas paling cepat menimbulkan keracunan, diikuti sianida dalam bentuk garam yang mudah
larut atau tidak larut, dan urutan terakhir yang berbentuk sianogen (sianida asal tanaman)
(Leybell 2006). Gas sianida yang dikenal dengan nama zyklon B pernah digunakan Jerman
pada Perang Dunia II. Gas sianida dengan konsentrasi 3.500 ppm (sekitar 3.200 mg/m) dapat
mematikan manusia dalam waktu satu menit karena ion sianida dapat menghentikan sel-sel
respirasi dengan cara menghambat enzim sitokrom c oksidase.
3. sianida kompleks logam kuat.
Bentuk terakhir senyawa sianida adalah sianida kompleks logam kuat. Sianida dalam
bentuk ion dan dibebaskan dengan cara reflux distillation yang menghasilkan sianida kuat.
B. Sianida Alami
Kandungan racun sianida juga terdapat pada beberapa taanaman, salah satu contohnya
adalah singkong. Walaupun singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pada
beberapa jenis singkong tertenu juga dapat menimbulkan keracunan, karena singkong
mengandung senyawa yang berpotensi racun. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida ini
merupakan racun pada singkong, masyarakat mengenal sebagai racun asam biru karena adanya
bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin (racun) bila dikonsumsi pada kadar
HCN lebih dari 50 ppm.
2.4 Masuknya senyawa sianida ke tubuh
Jalur masuk sianida atau bahan kimia umumnya ke dalam tubuh berbeda menurut situasi
paparan. Metode kontak dengan racun secara umum melalui cara berikut:
1. Melalui mulut karena tertelan (ingesti).
Sebagian keracunan terjadi melalui jalur ini anak-anak sering menelan racun secara tidak
sengaja dan orang dewasa terkadang bunuh diri dengan menelan racun. Saat racun tertelan dan
mulai mencapai lambung, racun dapat melewati dinding usus dan masuk kedalam pembuluh darah,
semakin lama racun tinggal di dalam usus maka jumlah yang masuk ke pembuluh darah juga
semakin besar dan keracunan yan terjadi semakin parah
2. Melalui paru-paru karena terhirup melalui mulut atau hidung (inhalasi).
Racun yang berbentuk gas, uap, debu, asap atau spray dapat terhirup melalui mulut dan
hidung dan masuk ke paru-paru. Hanya partikel-partikel yang sangat kecil yang dapat melewati
paru-paru. Partikel-partikel yang lebih besar akan tertahan dimulut, tenggorokan dan hidung dan
mungkin dapat tertelan.
3. Melalui kulit yang terkena cairan atau spray.
Orang yang bekerja dengan zat-zat kimia seperti pestisida dapat teracuni jika zat kimia
tersemprot atau terciprat ke kulit mereka atau jika pakaian yang mereka pakai terkena pestisida.
Kulit merupakan barier yang melindungi tubuh dari racun, meskipun beberapa racun dapat masuk
melalui kulit
2.5 Toksisitas
Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah;
a. Asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg•min/m3
b. Sianogen klorida sekitar 11,000 mg•min/m3.
c. Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,
d. Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.
e. Perkiraan dalam bentuk oral 1,52mg/kg
f. Ada juga yang melaporkan kematian bisa terjadi pada dosis 200-300 ppm. Dosis 110-135 ppm bisa
mengakibatkan kefatalan setelah terpapar 30-60 menit, sedangkan pada konsentrasi 45-54 ppm
sianida masih bisa ditoleransi oleh tubuh.
2.6 Gejala Klinis
Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang timbul secara
progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat tergantung dari;
a. Dosis sianida
b. Banyaknya paparan
c. Jenis paparan
d. Tipe komponen dari sianida
Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah,
penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme.
Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas
karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar
dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan
hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan
mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung
terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian.
Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian,
sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah;
a. Hiperpnea sementara,
b. Nyeri kepala,
c. Dispnea
d. Kecemasan
e. Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah
f. Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.
Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil,
tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti
jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan
penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida.
Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen,
maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi
akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran
oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan
mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selalu ada.
2.7 Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan tekanan partial oksigen
(PO2) dengan adanya asidosis laktat. Pemeriksaan darah dan urin sangat penting pada mereka yang
sering terpapar agen ini. Selain itu juga, pemeriksaan ini akan menentukan pemberian jenis terapi.
Konsentrasi sianida dalam darah sangat berhubungan dengan gejala klinis yang akan
ditimbulkannya.1
Karena sel darah merah banyak mengandung sianida di dalam darahnya, maka pemeriksaan
seluruh komposisi darah sangat diperlukan. Hal ini cukup sulit dilakukan karena waktu paruh
sianida yang pendek sehingga kandungan sianida dalam darah dengan cepat dapat berkurang. Oleh
sebab itu, faktor waktu dan kondisi tempat penyimpanan sangat penting dalam menentukan hasil
pemeriksaan.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
sianida adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan merupakan jenis racun yang
paling cepat aktif dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa
menit (akut). Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung (C=N) dengan atom karbon
terikat-tiga ke atom nitrogen. Apabila terpapar pada tubuh manusia dapat menyebabkan
keracunan yang disertai tanda awal dari keracunan sianida adalah;
a. Hiperpnea sementara,
b. Nyeri kepala,
c. Dispnea
d. Kecemasan
e. Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah
f. Berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.

Anda mungkin juga menyukai