Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI

penelitian pada bidang biokimia, umumnya melibatkan berbagai pengerjaan yang berkaitan dengan
mikroba, baik itu bakteri maupun fungi. Oleh karena itu, biokimiawan harus mampu menguasai berbagai
teknik laboratorium biokimia, seperti: teknik dasar mikrobiologi, yang akan kami coba bahas dalam
artikel kali ini. Semangat (terus) belajar!

Inokulasi Mikroba

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkanbakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi
dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi dimana semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998). Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca yang biasa disebut sebagai laminar air flow ataupun dalam ruangan yang terjaga
kesterilannya (Pelczar, 1986).

Teknik Inokulasi

Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang berfungsi
menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada media satu ke
media lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni ataupun inokulasi
mikroba antara lain:

Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan
petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan
padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk
membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, antara lain:

Metode tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan
menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang
sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran
bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-
pisah.

Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah
penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.

Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya
terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri

Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang mudah
diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.

Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat,
bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.

Macam-Macam Media

Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :

1. Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

2. Plate culture : media padat dalam petridish.

3. Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.

4. Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya dengan cara penusukan.
5. Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.

6. Shake culture : media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.

Teknik Aseptik

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada dan tidak diharapkan
keberadaanya, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri.

Sebelum proses kultur mikroba dilakukan, harus dipertimbangkan terlebih dahulu bagaimana agar tidak
terjadi kontaminasi. Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi disebut teknik aseptik
dengan menjaga kesterilan kondisi inokulasi. Pengerjaan inokulasi mikroba dapat dilakukan
padalaminar air flow, yang merupakan kotak kaca yang dijaga kesterilannya melalui perawatan bagian-
bagiannya dengan alcohol dan penyinaran dengan lampu UV sebelum pengerjaan inokulasi. Selanjutnya,
media yang digunakan dapat disterilkan terlebih dahulu menggunakan alat autoclave. Selain itu, transfer
aseptik pada kultur dari salah satu medium ke medium yang lain harus dilakukan dengan baik dan teliti
dengan loop inokulasi atau jarum ose yang harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api.

Autoclave

Autoclave adalah alat utk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yg digunakan dlm mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2
atm dan dengan suhu 121°C (250 °F). Rentang waktu sterilisasi yang umum dilakukan adalah selama 15
menit pada suhu 121°C. Penggunaan alat autoclave ini harus diperhatikan dengan teliti, baik dari
ketersediaan air maupun fungsi berbagai tombol pada alat tersebut.

Cawan Petri

Cawan Petri (petridish) adalah sebuah wadah yang berbentuk bundar dan terbuat dari plastik atau kaca
yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun
1877, yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman. Alat ini digunakan
sebagai wadah untuk mengkultur bakteri, khamir, spora atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat
dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.

Pembakar Bunsen

Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang steril khususnya untuk sterilisasi jarum ose. Bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya
adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).

Inkubator
Inkubator adalah alat utk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini
dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus
B5042 misalnya adalah 10-70 °C.

Mikropipet

Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume sangat kecil, biasanya kurang
dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yg dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa
diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl.
Dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.

Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi besar.
Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri. Pertumbuhan pada
umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan
dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan
waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan mikroorganisme yang bersel
banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang bersel satu (uniseluler) pertumbuhan ditandai
dengan bertambahnya sel tersebut. Setiap sel tunggal setelah mencapai ukuran tertentu akan
membelah menjadi mikroorganisme yang lengkap, mempunyai bentuk dan
sifat fisiologis yang sama. Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
pertumbuhan sei secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi.
Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian sel lainnya,
yang diartikan pula sebagai penambahan kuantiatas isi dan kandungan didalam selnya.
Pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu, misal dari satu sel
menjadi dua, dari dua menjadi empat ,empat menjadi delapan, dan seterusnya hingga berjumlah
banyak.

Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan
populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu serta satu kesatuan populasi
yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan
dibedakan. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan penggambaran jumlah sel
atau massa sel yang terjadi pada saat tertentu. Kadang-kadang didapatkan bahwa konsentrasi sel
sesuai dengan jumlah sel perunit volume, sedang kerapatan sel adalah jumlah materi perunit
volume.
Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme pada umumnya dapat digambarkan
dalam bentuk kurva pertumbuhan. Kurva tersebut merupakan penjabaran dari penambahan jumlah
sel dalam waktu tertentu, misal bernilai b, maka:
a. Pada generasi pertama, b = 1×2
b. Pada generasi kedua,b = 1×22
c. Pada generasi ke-n,b = 1x2n sehingga akhirnya: b=a x 2n
Dengan perhitungan logaritma, persamaan dapat dituliskan menjadi :
Log b = log 10a + alog 102
= log 10a + 0,301 n
= log 10b – log 10a
atau n = 0,301
Pertumbuhan bakteri dalam biak statik akan mengikuti kurva pertumbuhan. Jika bakteri ditanam
dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh sampai salah satu faktor mencapai
minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Pertumbuhan biak bakteri dengan mudah dapat
dinyatakan secara grafik dengan logaritme jumlah sel hidup terhadap waktu. Suatu kurva
pertumbuhan punya bentuk sigmoid dan dapat dibedakan dalam beberapa tahap pertumbuhan. Ada
beberepa tahap pertumbuhan yaitu : terdapat kurva pertumbuhan atau gambar.
Tahap ancang-ancang yang mencakup interval waktu antara saat penanaman dan saat tercapainya
kecepatan pembelahan maksimum, lamanya tahap ancang-ancang ini terutama tergantung dari biak
wal, umur bahan yang ditanam dan juga dari sifat larutan biak.
Tahap eksponensial; Pada tahap pertumbuhan eksponensial terciri oleh kecepatan pembelahan
maksimum yang konstan kecepatan pembelahan diri sepanjang tahap log bersifat spesifik untuk
tiap jenis bakteri dan tergantung lingkungan.
Tahap stationer; Tahap ini dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh lagi. Kecepatan pertumbuhan
tergantung dari kadar substrat, menurunnya kecepatan pertumbuhan sudah terjadi ketika kadar
subtrat berkurang sebelum subtrat habis terpakai. Massa bakteri yang dicapai pada tahap stationer
dinamakan hasil atau keuntungan.
Tahap kematian; Pada tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam larutan biak
normal masih kurang diteliti. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan oleh pengaruh enzim
asal sel sendiri (otolisis)
Pertumbuhan bakteri dalam biak sinambung tidak akan mengikuti kurva pertumbuhan. Dalam
pertumbuhan bakteri ini terdapat prosedur yang menjadi dasar biak sinambung yang dilakukan
dalam kemostat dan turbidostat
1. Pertumbuhan dalam kemostat
Kemostat terdiri dari bejana biak yang dimasuki larutan biak dari bejana persediaan dengan
kecepatan aliran tetap. Diusahakan dalam bejana biak terdapat pemasokan O2 secara optimum dan
supaya selekas mungkin terjadi distribusi merata dari nutrien yang dialirkan masuk sebagai larutan
biak. Kecepatan pertambahan dinyatakan sebagai μx = dx/dt dan kerapatan bakteri meningkat
dengan x = x0 e μ/t. Biak dalam kemostat dikendalikan subtrat. Stabilitas sistem ini berlandaskan
keterbatasan kecepatan tumbuh oleh konsentrasi subtrat yang diperlukan pertumbuhan (donor H,
sumber N, Sumber S, atau sumber P).
2. Pertumbuhan dalam turbidostat
Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang dipertahankan
konstan. Ada perbedaan mendasar antara biak statik klasik dengan biak sinambung dalam kemostat
biak static harus dilihat sebagai sistem tertutup (boleh disamakan dengan organisme sial, tahap
stationer dan tahap kematian. Kalau pada biak sinambung merupakan sistem terbuka yang
mengupayakan keseimbangan aliran untuk organisme selalu terdapat kondisi lingkungan yang
sama.
Dalam pertumbuhan sinkron akan terjadi sinkronisasi pembelahan sel. Hal ini dimaksudkan agar
proses metabolisme siklus pembelahan bakteri dapat dipelajari disperlukan suspensi sel yang
mengalami pembelahan sel dalam waktu sama yaitu sinkron. Sinkronisasi populasi sel dapat dicapai
dengan berbagai tindakan buatan antara lain dengan merubah suhu rangsangan cahaya,
pembatasan nutrien atau menyaring untuk memperoleh sel-sel yang sama ukurannya. Sinkronisasi
pertumbuhan ini juga dimaksudkan untuk menyediakan stater dengan usia yang sama.
4.3 Fase-Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
Secara umum fase-fase pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
1. Fase lag (fase masa persiapan, fase adaptasi, adaptation phase)
Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial, tetapi dalam
tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan, apabila mikroorganisme yang
ditanami pada substrat atau medium yang sesuai, maka pertumbuhan akan terjadi. Namun
sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme yang sudah tua meskipun makanannya cocok,
maka pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan masa persiapan atau fase lag. Waktu
yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk mensintesa enzim. Sehingga mencapai konsentrasi
yang cukup untuk melaksanakan pertumbuhan ekponensial. Fase ini berlangsung beberapa jam
hingga beberapa hari, tergantung dari jenis mikroorganisme serta lingkungan yang hidup.
Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata terlihat.
Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian) ataupun fase-
pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang mungkin baru. Sehingga grafik
selama fase ini umumnya mendatar.
Kalau G ( = waktu generasi rata-rata ) sama dengan t ( = waktu yang dibutuhkan dari jumlah a
menjadi b ) dibagi oleh a ( = jumlah keturunan ) sehingga:
G=t/n
= 0,301
log10a - -log10b
2. Fase tumbuh dipercepat (fase logaritme, fase eksponensial, logaritma phase)
Pada setiap akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri.masa ini disebut masa
pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa persiapan.Sehingga secara
berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel mikroorganisme ini mencapai masa akhir fase
pertumbuhan mikroorganisme.
Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka mulailah
mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah individu sel sehingga kurva meningkat
dengan tajam (menanjak). Peningkatan ini harus diimbangi dengan banyak faktor, antara lain:
Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta assosiasi
kehidupan di antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari sebuah.
Faktor non-biologis, antara lain kandungan sumber nutrien di dalam media, temperatur, kadar
oksigen, cahaya, dan lain sebagainya.
Kalau faktor-faktor di atas optimal, maka peningkatan kurva akan nampak tajam seperti gambar.
Pada fase ini pertumbuhan secara teratur telah tercapai. Maka pertumbuhan secara ekponensial
akan tercapai. Pada fase ini menunjukkan kemampuan mikroorganisme berkembang biak secara
maksimal. Setiap sel mempunyai kemampuan hidup dan berkembang biak secara tepat. Fase
pengurangan pertumbuhan akan terlihat berupa keadaan puncak dari fase logaritmik sebelum
mencapai fase stasioner, dimana penambahan jumlah individu mulai berkurang atau menurun yang
di sebabkan oleh banyak faktor, antara lain berkurangnya sumber nutrien di dalam media
tercapainya jumlah kejenuhan pertumbuhan jasad. Fase tumbuh reda akan terlihat dimana fase
logaritma mencapai puncaknya, maka zat-zat makanan yang diproduksi oleh setiap sel
mikroorganisme akan mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme, sehingga pada masa
pertumbuhan ini reda atau dikatakan sebagai fase tumbuh reda.
3. Fase stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam jasadnya sendiri, maka
sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang tidak bisa dilampaui lagi, sehingga
selama fase ini, gambaran grafik seakan mendatar. Populasi jasad hidup di dalam keadaan yang
maksimal stasioner yang konstan.
4. Fase kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah yang konstan,
sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa tertentu. Setelah masa
dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati melebihi jumlah sel yang hidup. Fase
ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian dipercepat mengalami penurunan jumlah sel,
karena jumlah sel mikroorganisme mati. Namun penurunan jumlah sel tidak mencapai nol, sebab
sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu.
Pada fase ini merupakan akhir dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun
sehingga grafik tampaknya akan kembali ke titik awal lagi.
Gambaran pertumbuhan mikroorganisme seringkali tidak sesuai seperti yang sudah diterangkan
kalau faktor-faktor lingkungan yang menyertainya tidak memenuhi persyaratan. Beberapa
penyimpangan yang sering terjadi pada gambaran kurva tersebut dapat diterangkan sebagai berikut
:
Pengaruh lingkungan terhadap kurva pertumbuhan
1. Kurva A : Menunjukkan terdapatnya fase lag yang cukup lama sebelum mikroorganisme dapat
tumbuh dan bertambah.
2. Kurva B : Menunjukkan tidak adanya fase lag, karena begitu ditanamkan, maka pertumbuhan
mikroorganisme dapat langsung ke fase logaritmik atau fase eksponensial pertumbuhan.
3. Kurva C : Menunjukkan fase lag yang panjang atau lama serta tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang baru (mati).
4. Kurva D : adalah gambaran suatu kurva pertumbuahan mikroorganisme yang secara kontinu
terus menerus diberi tambahan sumber nutrient, sehingga ada kesinambungan pertumbuhan walau
makin lama mengarah kepada penurunan.
4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Faktor alam
1. Temparatur
Umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroorganisme terletak antara 0-90oC.
Temperatur minimum adalah suhu paling rendah dimana kegiatan mikroorganisme masih dapat
berlangsung. Temperatur maksimum adalah temperatur tertinggi yang masih dapat digunakan
untuk aktifitas mikroorganisme, tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologis paling minimal. Sedang
temparatur yang paling baik bagi aktivitas hidup disebut temperatur optimum.
Berdasarkan pada daerah aktivitas temperatur, mikroorganisme dapat dibagi menjadi tiga golongan
utama yaitu:
Tabel 4. 4 Daerah aktivitas temperatur mikroorganisme
Suhu Pertumbuhan
Golongan Minimum Optimum Maksimum
Psychrophil 0oC 10o-15oC 30oC
Mesophil 15o-25oC 25o-37oC 40o-55oC
Thermophil 24o-45oC 50o-60oC 60o-90oC
Bakteri-bakteri patogen pada manusia termasuk bakteri Mesophil. Suhu optimumnya sama dengan
suhu tubuh manusia ( 37oC ). Titik kematian termal suatu jenis mikroorganisme ialah nilai
temparatur yang dapat mematikan jenis tersebut didalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
Sedang waktu kematian termal adalah waktu yang diperlukan untuk membunuh suatu jenis
mikroorganisme pada suatu temperatur yang tetap. Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang
penting di dalam praktek, terutama di dalam industri pengawetan bahan makanan dan obat-obatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian termal
antara lain: waktu, temperature, kelembaban, bentuk dan jenis spora, umur mikroorganisme, pH
dan komposisi medium.
Komposisi medium juga mempengaruhi kepekaan bakteri terhadap pemanasan. Adanya partikel
atau benda padat dan senyawa tertentu di dalam medium akan menaikkan resistensi ( ketahanan )
mikroorganisme terhadap panas, sebab penetrasi panas kedalam medium terhalang oleh adanya
benda atau zat tadi. Temparatur rendah menyebabkan gangguan pada metabolisme, jenisnya
tergantung pada temparatur dan cara perlakuanya. Kematian mikroorganisme pada temperatur
rendah disebabkan oleh terjadinya perubahan keadaan koloid protoplasma yang tidak reversible.
Penurunan temperature yang tiba-tiba di atas titik beku dapat menyebabkan kematian, akan tetapi
penurunan temperature secara bertingkat hanya mengakibatkan kegiatan metabolisme untuk
sementara saja. Bila suspensi bakteri didinginkan dengan cepat dari 45oC, maka jumlah bakteri
yang mati mencapai 95%, tetapi pendinginan secara bertingkat menyebabkan jumlah kematian
tersebut akan berkurang.
Kematian akibat penurunan temperatur yang tiba-tiba, mungkin karena air menjadi tidak siap untuk
kegiatan fisiologi. Misalnya pada pembekuan, mungkin terjadi kerusakan sel oleh adanya kristal es
di dalam air antar sel. Proses pendinginan di bawah titik beku dan di dalam keadaan hampa udara
secara bertingkat, banyak digunakan untuk mengawetkan biakan dan proses tersebut disebut
lyofilisasi. Hasil lyofilisasi merupakan tepung yang terdiri atas sel yang lyofilik dan sangat mudah
menarik air, juga tidak menyebabkan denaturasi protein sebab molekul air protoplasma di dalam
proses ini langsung dirubah menjadi uap air tanpa melalui fase cair (sublimasi ).
2. Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak tergantung pada
cahaya matahari. Pada beberapa spesies, cahaya matahari dapat membunuhnya karena pengaruh
sinar ultraviolet.
3.Kelembaban
Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya dapat mengambil
makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri tumbuh baik pada media yang
basah dan udara yang lembab. Dan tidak dapat tumbuh pada media yang kering. Mikroorganisme
mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri
diperlukan kelembaban yang tinggi diatas 85%, sedang untuk jamur dan aktinomiset diperlukan
kelembaban yang rendah dibawah 80%. Kadar air bebas didalam larutan merupakan nilai
perbandingan antar tekanan uap air larutan dengan tekanan uap air murni, atau 1 / 100 dari
kelembaban relatif. Nilai kadar air bebas didalam larutan untuk bakteri pada umumnya terletak
diantara 0,90 sampai 0,999 sedang untuk bakteri halofilik mendekati 0,75. Banyak mikroorganisme
yang tahan hidup didalam keadaan kering untuk waktu yang lama seperti dalam bentuk spora,
konidia, arthrospora, kamidiospora dan kista. Seperti halnya dalam pembekuaan, proses
pengeringan protoplasma, menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti. Pengeringan secara
perlahan menyebabkan kerusakan sel akibat pengaruh tekanan osmosa dan pengaruh lainnya
dengan naiknya kadar zat terlarut.
4. pH
pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Umumnya asam mempunyai
pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri. Lebih baik hidup dalam suasana netral ( pH 7,0 )
atau sedikit basa ( pH 7,2-7,4), tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,6 – 7,5. Bakteri-
bakteri yang patogen pada manusia tumbuh baik pada pH 6,8-7,4, yaitu sama dengan pH darah.
Batas pH untuk pertumbuhan jasad merupakan suatu gambaran dari batas pH bagi kegiatan enzim.
Untuk itu jasad dikenal nilai pH minimum, optimum, dan maksimum. Bakteri memerlukan nilai pH
antara 6,5-7,5, ragi antara 4,0-4,5, sedang jamur dan aktinomiset tertentu mempunyai daerah pH
yang luas. Atas dasar daerah-daerah pH bagi kehidupan mikroorganisme dibedakan adanya tiga
golongan besar,yaitu:
a. Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0
b. Mikroorganisme yang mesofilik (Neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-
8,0
c. Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 8,4-9,5.
5. O2 dari udara
Untuk melangsungkan hidupnya, makhluk hidup membutuhkan O2 yang diambil dari udara melalui
pernafasan. Fungsi O2 ini sudah jelas yaitu untuk pembakaran zat-zat jaringan, sehingga dihasilkan
panas dan tenaga. Hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 dalam jumlah yang normal
disebut hidup secara aerob. Organisme yang tidak hidup dalam lingkungan yang mengandung O2
bebas disebut
organisme anaerob. Berdasarkan responnya terhadap O2 bebas, maka bakteri dibagi dalam tiga
golongan yaitu :
􀂾 Bakteri aerob ( obligate aerob )
Yaitu bakteri yang hanya hidup dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas. Misalnya : Vibroiro
cholera, Corynebacterium diphtheriea
􀂾 Bakteri anaerob ( obligate anaerob )
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen bebas.
Misal: Clostridium tetani,Treptonema pallida.
􀂾 Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup di dalam lingkungan yang mengandung oksigen bebas maupun tidak. Misal
: Salmonella typhi, Neisseria mengitidis. Bakteri-bakteri fakultatif aerob pada umumnya lebih baik
tumbuh pada pada lingkungan yang sedikit mengandung oksigen bebas. Karena itu lebih tepat bila
dinamakan bakteri microaerophil.
6. Tekanan osmotik
Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena perbedaan tekanan osmotik antara
cairan yang ada di dalam dengan sel yang ada di luar bakteri.Protoplasma selalu mengandung zat
yang terlarut di dalamnya, karena itu tekanan osmotiknya selalu tinggi dari air murni. Bila bakteri
dimasukkan dalam aquades, maka air akan masuk ke dalam sel bakteri. Hal ini menyebabkan
bakteri menggembung, mungkin pecah dan mati. Peristiwa ini disebut Plasmoptysis.
Sebaliknya bila bakteri dimasukkan ke dalam cairan hipertonis akan menyebabkan plasma dari
dinding sel dan kematian bakteri. Peristiwa ini disebut Plasmolisa.
Pada umumnya larutan hipertonis menghambat pertumbuhan, karena dapat menyebabkan
plasmolisa. Tekanan osmosa tinggi banyak digunakan di dalam praktek untuk pengawetan bahan-
bahan makanan, seperti pengawetan ikan dengan penambahan garam, untuk pengawetan buah-
buahan dengan penambahan gula. Beberapa mikroorganisme dapat menyesuaikan diri terhadap
kadar garam atau kadar gula yang tinggi, antara lain ragi yang osmofil (dapat tumbuh pada kadar
garam tinggi), bahkan beberapa mikroorganisme dapat tahan di dalam substrat dengan kadar
garam sampai 30%,golongan ini bersifat halodurik.
7. Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya
Kehidupan organisme di alam tidak dapat dipisahkan dari adanya organisme lain. Seperti halnya
manusia tidak dapat hidup bila tidak ada tumbuhan atau hewan. Organisme-organisme di alam ini
berada dalam suatu keseimbangan yang disebut keseimbangan biologis.
B. Faktor kimia
Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang keluar masuk sel
mikroorganisme menjadi kacau.
Oksidasi,beberapa oksidator kuat dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur
terganggu. Misal, mengoksidasi suatu enzim.
Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat megikatkan diri pada beberapa enzim.
Sehigga fungsi enzim terganngu.
Memblokir beberapa reaksi kimia,misal preparat zulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel
mikroorganisme.
Hidrolisa, asam atau basa kuat dapat menghidrolisakan struktur sel hingga hancur.
Mengubah sifat koloidal protoplasma sehingga menggumpal dan selnya mati.
Faktor zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan:
􀂾 Logam-logam berat 􀂾 Klor dan senyawa klor
􀂾 Fenol dan senyawa-senyawa sejenis 􀂾 Zulfonomida
􀂾 Alkohol 􀂾 Detergen
􀂾 Aldehit 􀂾 Zat pewarna
􀂾 Yodium 􀂾 Peroksida
4.5 Media biak dan persyaratan bagi pertumbuhan
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme diperlukan suatu substrat yang
disebut media. Dikarenakan dengan media yang cocok, maka pertumbuhan mikroorganisme akan
maksimal, subur dan cepat. Media biak (larutan biak) dapat di buat dari senyawa-senyawa tertentu.
Media biak dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
Media biak sintetik : media ini dibuat dari senyawa – senyawa kimia.
Media biak kompleks, media ini dibuat dari senyawa yang mengandung ektrak ragi, otolitas ragi,
pepton dan ekstrak daging.
Media biak padat, media ini dibuat dari larutan biak cair kemudian ditambahkan bahan pemadat
yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air.
Salah satu syarat untuk pertumbuhan mikroorganisme adalah kadar ion hidrogen yang ada
dilingkungannya. Perubahan kadar yang kecil saja sudah mampu menimbulkan pengaruh yang
besar. Alasan inilah yang amat penting untuk menggunakan nilai pH awal yang optimum dan
mempertahankannya sepanjang pertumbuhan. Organisme hidup paling baik pada pH 7. selain kadar
ion hydrogen, dibutuhkan juga karbondioksida dan kadar air, suhu dan tekanan osmatik.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari bahan-bahan makanan.
Pada dasarnya larutan biak sekurang-kurangnya harus mengandung sebagai berikut :
Kebutuhan nutrien pokok. Diantaranya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang, fosfat,
kalium, magnesium dan besi.
. Sumber-sumber karbon dan energi.
Zat-zat pelengkap, yaitu suplemen yang termasuk komponen dasar dan yang oleh beberapa
mikroorganisme tidak dapat disintesis dari komponen-komponen sederhana.
Dalam upaya mendukung pertumbuhan mikroorganisme secara berkelanjutan dapat dilakukan
dengan menyediakan media yang dikayakan. Kondisi pengkayaan adalah kondisi dimana organisme
dapat tetap tumbuh dengan kehadiran saingan dengan menetapkan sejumlah faktor (sumber
energi, sumber karbon dan sumber nitrogen akseptor hidrogen dan atmosfir gas, cahaya, suhu, pH
dan selanjutnya) dapat ditetapkan kondisi lingkungan tertentu dan dapat ditanamkan populasi
campur yang terdapat dalam tanah atau dalam lumpur. Bahan-bahan penanaman yang
menguntungkan ialah bahan-bahan yang berasal dari tempat dimana telah terjadi “pengkayaan
alamiah” seperti : mikroorganisme pengolah CO dalam limbah air pabrik gas, pengolah hemoglobin
dalam limbah pajagalan dan oksidator hidrokarbon di ladang minyak bumi dan bak minyak.
Untuk mikroorganisme yang sangat terspesialisasi harus dibuat kondisi pengkayaan yang sangat
selektif. Medium mineral yang bebas nitrogen terikat dan tanpa cahaya merupakan medium yang
amat selektif untuk sianobakteri yang memfiksasi nitrogen. Bila larutan medium yang sama
dilengkapi dengan suatu sumber energi atau sumber energi dan sumber karbon maka pada
keadaan gelap dan pada kondisi aerob dan tumbuh Azotobacter dan kalau Biak Murni.
Untuk menumbuhkan dan mengembang-biakan mikroorganisme, diperlukan suatu substrat yang
disebut media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya
tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik berbentuk
bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel), ataupun bahan buatan (berbentuk
senyawa kimia organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme dinamakan media. Secara garis besar media dibedakan atas :
1. Media hidup
Media hidup umumnya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan berbagai virus,
sedangkan dalam bakterologi hanya beberapa
jenis kuman tertentu saja dan terutama hewan percobaan.
2. Media mati
Berdasarkan konsentrasinya
Media padat, terbagi media agar miring, agar deep dan agar sebar. Media ini umumnya
dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur.
. Media cair, jika media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media cair dipergunakan untuk
pembiakan mikroalga, bakteri dan ragi.
Media semi padat atau semi cair, jika penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang
seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya Sesuai dengan fungsi fisiologis dari masing-masing
komponen ( unsure hara ) yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada semua jenis
mempunyai kesamaan isi, yaitu:
a. Kandungan air
b. Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung
nitrogen.
c. Kandungan sumber energi / unsur C, baik yang berasal dari karbohidrat, lemak,protein, ataupun
senyawa-senyawa lain.
d. Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
Berdasarkan kepada persyaratan,susunan media dapat berbentuk:
a. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging,
telur, ikan, umbi-umbian.
b. Media sintetis, yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan
dan perkembang-biakan bakteri clostridium.
c. Media semi sintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahanbahan alami dan bahan-
bahan sintetis.
Berdasarkan sifat Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme, tetapi juga untuk isolasi, seleksi,evaluasi, dan diferensiasi biakan yang didapatkan
berdasarkan sifat-sifat media, yaitu:
Media umum, kalau media a dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan satu
atau lebih kelompok mikroorganisme secara umum.
Media penyangga, kalau media dipergunakan dengan maksud “memberikan kesempatan” terhadap
suatu jenis atau kelompok mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis
atau kelompok lainnya yang sama-sama berada dalam satu bahan.
Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroorganisme
tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan untuk jenis –jenis lainnya.
Media diferensial, adalah media yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu
serta penemuan sifatsifatnya.
Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan
bantuan mikroorganisme.
Media penghitungan, yaitu media yang digunakan untuk menghitungn jumlah mikroorganisme pada
suatu bahan. Media ini dapat berbentuk media umum, media selektif ataupun media differensial dan
penguji.
Agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media diperlukan
persyaratan tertentu, yaitu:
Bahwa di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroorganisme.
Bahwa media harus dalam keadaan steril.
4.6 Reproduksi Mikroorganisme sebagai Komponen Pertumbuhan Mikroorganisme
Pertumbuhan mikroorganisme ditentukan pula oleh kemampuan dalam mereproduksi sel.
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara aseksual (yang paling umum) dan secara
seksual (terjadi pada beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembang-biakan secara
aseksual terjadi secara pembelahan biner, yaitu sel induk membelah menjadi dua selanak.
Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya hingga
makin membanyak. Selama sel membelah maka akan terjadi keselarasan replikasi DNA sehingga
tiap-tiap sel anak akan menerima paling sedikit satu kopi (salinan) dari genom.
Perbanyakan sel dengan cara pembelahan ini, kecepatannya ditentukan oleh waktu generasi.Ada
jenis yang mempunyai waktu generasi lambat atau lambat sekali. Ada pula yang waktu generasinya
sangat singkat atau cepat.

Tabel 4.5 Waktu generasi mikroorganisme


Kelompok Jenis
Mikroorganisme Waktu Generasi ( Jam )
Bakteri heterotrofik:
Bacillus megatarium 0,58
Escherichia coli 0,28
Rhizobium meliloti 1,80
Treponema pallidum 34,0
Bakteri fotosintetik:
Chloropseupdomonas 7,0
Ethylicum 2,4
Rhodopseudomonas spheroids 5,0
Rhodospirillum rubrum
Ragi:
Saccharomyces cerevisiae 2,0
Bakteri memang mempunyai cara-cara perkembang-biakan aseksual yang unik kalau dibandingkan
dengan mikroorganisme lainnya. Juga didalam kecepatan perbanyakan dan waktu generas, tetapi
pembelahan sel mikroorganisme tidak saja terjadi hanya secara biner sajamungkin pula dapat
berbentuk multiple perkuncupan.
Ragi, seperti ragi untuk membuat kue atau roti Saccharomyces cerevisiae pembelahan ada yang
seperti bakteri (dari satu sel menjadi dua dst.) tetapi ada pula yang membentuk kuncup, dimana
tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya
sehingga akhirnya membentuk semacam mata rantai.
Virus tumbuh dan berkembang-biak di dalan sel hidup jasad lain, perbanyakan individunya terjadi
secara pembelahan atau replikasi DNA(gambar 47) Perkembang-biakan aseksual dapat juga terjadi
secara fragmentasi, yaitu pemotongan serat atau hifa atau filamen. Misal yang terjadi pada jamur
atau mikroalge. Filamen yang terpotong menjadi beberapa bagian, tiap potongannya akan tumbuh
dan berkembang pula seperti induknya. Perkembang-biakan aseksual yang paling umum lagi adalah
melalui spora. Spora yang dapat diumpamakan seperti biji tanaman tinggi, dihasilkan dalam
berbagai bentuk mikroorganisme. Untuk bakteri, spora terbentuk didalam sel, sehingga dinamakan
endospora. Sedang untuk jamur misalnya, spora terbentuk diluar tubuh jasadnya, sehingga
dinamakan
eksospora. Kalau spora jatuh ke tempat yang lembab maka ia akan berkecambah dan tumbuh
menjadi individu baru. Perkembang biakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro
alga serta secara terbatas pada bacteria, dapat terjadi secara :
1. Oogami, kalau sel betina berbentuk telur.
2. Secara anisogami, kalau sel betina lebih besar dari sel jantan.
3. Isogami, kalau sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk yang sama.
Hasil perkawinan (fertilisasi) akan membentuk zigot (sel betina atau sel telur yang telah di buahi
oleh sel jantan atau sel sperma), yang kemudian zigot akan berkecambah membentuk individu baru
setelah mengalami pembelahan. Rangkaian kehidupan mikroorganisme yang dimulai dari spora,
spora berkecambah, membentuk massa sel ataupun tubuh buah kemudian menghasilkan alat
perkembang biakan kembali, disebut siklus atau daur hidup. Pada bacteria siklus hidup kurang jelas
rangkaianya, berbeda pada jamur dan mikro alga. Pada jamur kompos (Agaricus bisporus), yaitu
jenis jamur yang sudah dibudidayakan dan bernilai ekonomi dengan nama mushroom atau
champignon, siklus hidupnya sangat jelas mulai dari spora yang berkecambah, membentuk massa
hifa atau misellia, membentuk tubuh buah stadia awal sampai membentuk tubuh buah yang nyata
terlihat. Juga pada alga hijau (Chlamydomonas) jenis alag yang banyak kita temukan pada bak
aquarium ataupun pada kolam ikan, serta pada protozoa (Trypanosoma gambiense) penyebab
penyakit tidur yang ditularkan melalui lalat tsese.
Di dalam siklus hidup, tahapan yang terjadi sejak spora berkecambah sampai menghasilkan kembali
alat perkembang biakan, akan di lalui tingkat perkembang biakan secara seksual ataupun aseksual
sesuai dengan sifat mikroorganisme. Faktor – faktor yang mempengaruhi, khususnya factor
lingkungan abiotik seperti :
1. Kelengkapan unsur yang terdapat di dalam media 5. Cahaya
2. pH media 6. Sirkulasi oksigens
3. Kadar air media 7. Kelembaban
4. Temperatur
A. Bakteri
Pada umumnya bakteri berkembang biak secara aseksual atau vegetatif yaitu dengan cara
membelah diri. Pada kondisi lingkungan yang memungkinkan, bakteri akan membelah diri dengan
cepat. Pembelahan terjadi setiap 15-20 menit. Sehingga dalam waktu kurang lebih 7-8 jam bakteri
sudah menjadi jutaan.
Proses pembelahan diri dibagi menjadi tiga fase,yaitu:
1. Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah
memanjang.
2. Sekat tersebut diukuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidak selalu
merupakan penyekat yang sempurna,ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil,
dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-hubungan. Hubungan protoplasma ini
disebut plasmodesmida.
3. Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera berpisah, yaitu yang satu
terlepas sama sekali dari pada yang lain, setelah dinding melintang menyekat secara sempurna.
Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipiara pada medium yang padat.
Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh tetap bergandeng-gandengan setelah
pembelahan. Bakteri macam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya.

B. Jamur
Perkembangbiakan jamur ditemukan dua macam,yaitu: aseksul dan seksual.
1. Secara aseksual
Dengan cara membelah diri atau bertunas, dilakukan oleh jamur yang bersel satu. Tunas yang
dihasilkan disebut blastospora.
Dengan fragmentasi, berupa potongan misselium atau hifa.
Dengan pembentukan konidia,yaitu ujung-ujung hifa tertentu membagi-bagi diri membentuk :
􀂾 bentuk-bentuk yang bulat ( konidiospora ) atau serupa telur (oidiospora)
􀂾 bentuk empat persegi panjang ( artispora )
􀂾 spora yang berdinding tebal,disebut klamidospora
2. Secara seksual
Perkembangbiakan secara seksual memerlukan 2 jenis jamur yang cocok. Untuk kecocokan ini
diberikan tanda + dan – Proses perkawinannya terdiri atas persatuan 2 protoplas ( plasmogami )
kemudian diikuti persatuan inti ( kariogami ). Jamur ada yang menghasilkan alat kelamin jantan
saja atau hanya alat kelamin betina saja,sehingga jamur yang seperti ini disebut jamur berumah
dua (diesi).jamur yang dapat menghasilkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina disebut
hermaprodit atu disebut berumah satu (monoesi).
Alat kelamin disebut gametangium.gametangium menghasilkan se l kelamin jantan disebut
anteridium, sedangkan gametangium yang menghasilkan sel kelamin betina disebut oogonium.
Gamet jantan dan betina yang tidak dapat dibedakan disebut isogamet. Jika jelas berbeda disebut
anisogamet yang berciri besar dan kecil,atau heterogamet (bila beda jenis kelamin). Pada jamur
tingkat rendah dijumpai gamet – gamet yang dapat bergerak (planogamet). Sel telur adalah suatu
aplanogamet, sedangkan anterozoida adalah planogamet.
Cara bersatunya dua sel yang berlainan jenis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Persatuan planogamet
Merupakan persatuan 2 gamet yang dapat bergerak, untuk itu disebut planogametogami. Kalau
persatuan terjadi antara dua gamet yang berbeda ukuran, atau planogamet yang satu dapat
bergerak sedang yang lain tidak, maka persatuan itu disebut anisogametogami.
b. Kontak antara gametangium
Pada spesies jamur yang tidak menghasilkan sel kelamin, plasmogami dapat terjadi langsung antara
dua gametangium yang kompatiabel, sedang masing-masing gametangium selama plasmogami
terjadi tidak mengalami perubahan. Lewat suatu lubang atau saluran kecil yang terjadi antara kedua
gametangium yang mengadakan kontak. Mengalirlah inti atau inti-inti dari anteridium ke oogonium.
c. Persatuan antara gametangium dengan gametangiogami
Pada gametangiogami terjadi perpindahan seluruh isi anteridium ke oogonium,dalam hal ini ada dua
cara : Pertama, antara anteridium dan oogonium terbentuk lubang atau saluran, sehingga seluruh
protoplast dari anteridium pindah ke oogonium lewat lubang atau saluran tersebut. Kedua,
gametangium luluh menjadi satu tubuh baru.
1) Spermatisasi
Beberapa jamur tingkat tinggi menghasilkan semacam konidia kecil berinti satu disebut
spermatia.spermatia dapat dibawa angin, air, serangga yang berguna untuk membuahi
gametangium betina.
2) Somatogami
Pada jamur tingkat tinggi tertentu tidak terdapat alat kelamin maupun sel kelamin dan persatuan
antara protoplas antara dua jenis yang kompatibel dapat berlangsung dari setiap hifa dari jenis
yang satu dengan hifa jenis yang lainnya. Somatogami terdiri dari peristiwa.
a) Terjadinya inti diploid dalam miselium yang heterokariotik
b) Pembiakan inti diploid, bersama-sama dengan pembiakan inti-inti haploid dalam miselium yang
heterokariotik
c) Terjadi pemisahan inti haploid hingga terkurung dalam sel yang homo kariotik, kemudian tumbuh
menjadi miselium baru.
d) Terjadinya meiosis dan mitosis yang mengakibatkan adanya inti- inti haploid lagi.

Anda mungkin juga menyukai