Anda di halaman 1dari 10

MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang


mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang
perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa,
dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat
dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting
dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan
membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang
ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.

I.

Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel tidak terlihat matatelanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di
bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista,
dan alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula
dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme sangat kecil
yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu
memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel
makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur
multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar
mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi
sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
II.
Teknik Dasar Mikrobiologi
1. Inokulasi Mikroba
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkanbakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi
dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi dimana semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya

kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya
harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca yang biasa disebut sebagai laminar air flow ataupun dalam
ruangan yang terjaga kesterilannya (Pelczar, 1986).
2. Teknik Inokulasi
Nokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang
berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada
media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni ataupun inokulasi mikroba antara lain:
Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media
agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis
goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara
penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan
baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masingmasing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, antara lain:

Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish
dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah.

Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.
Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

3. Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri


1.

Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu
media.
2.
Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang
berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.
Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1. Mixed culture

: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

2. Plate culture

: media padat dalam petridish.

3. Slant culture

: media padat dalam tabung reaksi.

4. Stap culture
penusukan.

: media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya dengan cara

5. Liquid culture

: media cair dalam tabung reaksi.

6. Shake culture

: media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok.

4. Teknik Aseptik
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada dan tidak
diharapkan keberadaanya, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Sebelum proses kultur mikroba dilakukan, harus dipertimbangkan terlebih dahulu
bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Teknik yang digunakan dalam pencegahan
kontaminasi disebut teknik aseptik dengan menjaga kesterilan kondisi inokulasi. Pengerjaan
inokulasi mikroba dapat dilakukan padalaminar air flow, yang merupakan kotak kaca yang
dijaga kesterilannya melalui perawatan bagian-bagiannya dengan alcohol dan penyinaran dengan
lampu UV sebelum pengerjaan inokulasi. Selanjutnya, media yang digunakan dapat disterilkan
terlebih dahulu menggunakan alat autoclave. Selain itu, transfer aseptik pada kultur dari salah
satu medium ke medium yang lain harus dilakukan dengan baik dan teliti dengan loop inokulasi
atau jarum ose yang harus disterilkan oleh pembakaran pada nyala api.
5. Autoclave
Autoclave adalah alat utk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yg digunakan dlm
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yg digunakan pada umumnya 15
Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121C (250 F). Rentang waktu sterilisasi yang umum
dilakukan adalah selama 15 menit pada suhu 121C. Penggunaan alat autoclave ini harus
diperhatikan dengan teliti, baik dari ketersediaan air maupun fungsi berbagai tombol pada alat
tersebut.
6. Cawan Petri
Cawan Petri (petridish) adalah sebuah wadah yang berbentuk bundar dan terbuat dari
plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri dinamai menurut nama
penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan

Jerman. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk mengkultur bakteri, khamir, spora atau bijibijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.
7. Pembakar Bunsen
Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril khususnya untuk sterilisasi jarum ose. Bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
8. Inkubator
Inkubator adalah alat utk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70 C.
9. Mikropipet
Mikropipet dan adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume sangat kecil,
biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet
yg dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l,
atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed
volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. Dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.
III.
keuntungan dan kerugian mikrobiologi :
Keuntungan :
1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti
bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi.
2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia
hewan, maupun tumbuhan
3. Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang membantu
menyelesaikan masalah pangan.
4. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.
5. Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk
kelestarian kehidupan.
6. Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan dengan
menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan peneliti.

Kerugian :
1. Digunakan untuk senjata biologis. Bakteri dan virus yang mematikan dapat digunakan sebagai
senjata biologis untuk memusnahkan manusia.
2. Memunculkan organisme strain jahat. Dengan adanya rekayasa genetika, sifat sifat makhluk
hidup dapat diubah dengan mudah, termasuk menyisipkan gen jahat yang dapat digunakan untuk
membunuh atau meneror manusia.
3. Mengganggu keseimbangan lingkungan. Organisme baru hasil rekayasa manusia
dikhawatirkan akan dapat memenangkan kompetisi dan menyingkirkan organisme yang telah ada
di alam sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam.
4. Pelanggaran hukum dan nilai nilai masyarakat. Misalnya ada seorang ibu yang hamil dengan
teknik bayi tabung yang spermanya berasal dari bank sperma (tidak dari suaminya). Hal ini tentu
akan nengaburkan status anak dan menimbulkan permasalahan di lain waktu.
IV.
Respirasi Mikroba
Respirasi didefenisikan sebagai penggunaan serangkaian transfor elektron untuk
mentransfer elektron menuju aseptor elektron terakhir. Energi diperoleh melalui fosporilasi
oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir
(respirasi aerob) atau senyawa anorganik lain (resfirasi anaerob).
Respirasi Aerob, banyak organisme mampu menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron
terakhir. Dalam hal ini tidak diperlukan reduksi senyawaintermediator seperti dalam fermentasi.
Hasilnya senyawa-senyawa intermediet tersebut dapat dioksidasi sempurna menjadi karbon
dioksida dan air. Ini merupakan keuntungan yang sangat besar bagi organisme karena jumlah
energi yang dihasilkan dari oksidasi sempurna satu molekul glukosa jauh lebih besar bila
dibandingkan melalui fermentasi. Hal ini disebabkan rangka aliran elektron dari NADH ke
O2 melalui serangkaian karir Cytocrom menghasilkan 3 ATP. Energi tersebut, bersama dengan
energi yang diperoleh dari oksidasi piruvat menjadi asetil COA menghasilkan 36 ATP yang
dihasilkan dari metabolisme glukosa menjadi CO2 dan H2O.
Perbandingan antara dua ATP yang dibentuk dari satu molekul glukosa melalui fermentasi
alkohol atau asam laktat, maka metabolisme aerob jauh lebih efesien dibanding dengan
permentasi. Hal ini dipenuhi melalui proses degradasi disebut tricarboxylic Acid Cycle (TCA
Cycle) atau dikenal dengan siklus asam sitrat maupun siklus Krebs. Setiap kali oksalo asetat
bergabung dengan asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk ke dalam siklus akan membentuk
senyawa 6 karbon yang dikenal dengan asan sitrat sehingga dinamakan siklus asam sitrat. Dalam
setiap putaran menghasilkan serangkaian oksidasi menyebabkan terjadinya reduksi NAD atau
FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. Jadi senyawa 6 karbon asam sitrat kembali ke bentuk
semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat yang siap bergabung kembali dengan asetat / astil
COA. Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi oksidatif dengan
melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan air dan 3 molekul
ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH.

Respirasi Anaerob, disamping metabolisma aerob, dan fermentasi terdapat metabolisma lain
yang pada umumnya bersifat anaerob. Akan tetapi mikroorganisme tersebut tidak melakukan
fermentasi. Bakteri tersebut menggunakan senyawa anorganik sebagai aseptor elektron
terakhirnya. Organisme tersebut dapat dibagai dalam 3 kelompok yaitu : reduser sulfat, reduser
nitrat dan bakteri metan. Pada metabolisme anaerob, elektron yang dibebaskan melalui reaksi
oksidasi ditransfer melalui serangkaian transfer elektron dan energi dihasilkan melalui fosforilasi
oksidatif. Letak perbedaan antara resfirasi aerob dan anaerob yaitu respiriasi anaerob yang
berperan sebagai aseptor elektron terkahir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen (Dwidjo
1988).
V.

1.
a.

1)
2)
3)

b.

c.

Reproduksi Mikroba

Reproduksi mikroba dapat terjadi secara aseksual dan secara seksual (terjadi pada
beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembangbiakan secara aseksual terjadi secara
pembelahan biner, yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masingmasing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan
semakin berlipat ganda. Selama sel mebelah maka akan terjadi keselarasan replikasi DNA
sehingga tiap-tiap sel anak akan menerima sedikit satu koloni (salinan) dari genom. Sebuah sel
bakteri dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu koloni keturunan melalui
pembelahan biner. Baik pembelahan mitosis maupun meiosis tidak terjadi pada prokariota dan
inilah perbedaan mendasar lain antara prokariota dan eukariota (Waluyo, 2004).
Perkembangbiakan Aseksual Pada Mikroba
Pembelahan Biner
Pembelahan sederhana yang membentuk 2 sel baru yang identik. Dimana masingmasing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi, dan seterusnya sehingga jumlahnya akan
semakin berlipat ganda. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut;
Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan
terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan,
bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
Pembelahan biner ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium, Euglena, Entamoeba
histolica, dsb.
Fragmentasi
Fragmentasi terjadi pada sel-sel yang disebut hormogonium. Pemutusan bagian secara
sederhana dan bagian yang terpisah akan tumbuh menjadi sel baru. Organisme yang matang
pecah menjadi dua atau lebih potongan atau fragmen. Fragmen kemudian tumbuh menjadi
organism lengkap. Contohnya terjadi pada Spirogyra.
Pembentukan spora aseksual

2.

1)

2)

3)
4)

3.

Proses pembentukan spora aseksual ini terjadi pada fungi dimana terjadi melalui
peleburan nucleus dari dua sel induk. Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies
dibentuk dalam jumlah besar. Terdapat lima jenis spora aseksual yaitu konidiospora,
sporangiospore, oidium, klamidospora, dan blatospora.
Perkembangbiakan Seksual Pada Mikroba
Perkembangbiakan secara seksual pada mikroba umumnya terjadi pada fungi (jamur) dan
mikroalga serta secara terbatas pada bakteri. Perkembangbiakan secara seksual ini dapat terjadi
secara:
Konjugasi
Pemindahan DNA secara langsung melalui kontak sel pada kedua sel yang berdekatan.
Misalnya konjugasi pada bakteri Escherichia coli, protozoa yang bergerak dengan menggunakan
silia (Paramecium caudatum, Vorticella, Balantidium coli)
Isogami
Peleburan dua gamet bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya Chlorococcum, Chlamydomonas, Hydrodictyon
Anisogami
Peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama. Contohnya pada Ulva
Oogami
Peleburan dua gamet yagn satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain besar tidak
bergerak (sebagai sel telur). Contohnya Valva, Spirogyra, Aedogonium
Reproduksi Pada Bakteri
Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual
dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara melintang dan sel hasil
pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni sangat bervariasi tergantung pada arah
pembelahan dan jenis bakterinya. Pada kondisi yang memungkinkan bakteri akan membelah diri
dengan sangat cepat. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20
menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan
sel. Hasil penelitian mengenai proses pembelahan sel memperlihatkan hal-hal berikut:
Terdapat kenaikan jumlah bahan inti yang terpisah menjadi dua unit, satu untuk masing-masing
sel anakan
Dinding sel dan membrane sel tumbuh ke arah luar dan membrane sel tumbuh meluas ke dalam
sitoplasma pada suatu titik di tengah-tengah sel. Pada perbatasan tersebut disintesis dua lapisan
bahan dinding sel.
Pembentukan mesosom menjadi lebih jelas. Mesosom mempunyai kaitan dengan pembentukan
septum dan juga memungkinkan perpautan dengan daerah inti.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan tanpa melibatkan gamet dan peleburan sel,
tetapi berupa pertukaran materi genetic atau DNA. Materi genetic dapat berpindah dari satu
bakteri ke yang lain tanpa menghasilkan zigot. Proses perpindahan materi genetic ini sering
disebut rekombinasi genetic. DNA hasil pertukaran materi genetic yang mengandung gen kedua

induk disebut DNA rekombinan. Rekombinasi genetic dapat dilakukan dengan tiga metode
sebagai berikut:
a. Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada
proses transformasi tersebut DNA bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel
bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Diduga transformasi ini
merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada
bakteriPneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak
kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama
kali ditemukan pada Streptococus pneumonia oleh Frederick Grifith tahun 1982. Pengamatannya
menunjukkan bahwa ada dua macam tipe koloni pada bakteri tersebut yaitu koloni halus (tipe S
atau smooth) yang bersifat patogen dan koloni kasar (tipe R atau rought) yang non patogen.
Dalam percobaannya ditemukan jika campuran bakteri tipe S yang telah dimatikan dengan
pemanasan dan sel tipe R hidup disuntikkan pada tikus maka tikus akan mati dan dari bangkai
tikus dapat diisolasi bakteri tipe S yang hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi yang
berasal dari bakteri tipe S (mati) diambil oleh bakteri tipe R (hidup) sehingga tipe R ke tipe S
inilah yang disebut dengan transformasi. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa
spesies
saja.
Contohnya
: Streptococcus
pnemoniaeu,
Haemophillus,
Bacillus,
Neisseria, dan Pseudomonas.
b. Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain
dengan perantaraan virus (bakteriofage). Selama transduksi, kepingan ganda DNA dipisahkan
dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage. Bila virusvirus baru sudah
terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulkan respon lisogen) memindahkan DNA dan bersatu dengan DNA inangnya, Virus
dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika
terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel
transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah pemindahan bahan genetic dari suatu sel bakteri yang bertindak sebagai
donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien. Bakteri yang memindahkan bahan
genetiknya disebut bakteri donor, sedangkan penerimanya disebut bakteri resipien. Bahan genetic
yang dipindahkan dari bakteri donor akan bergabung dengan bahan genetic bakteri resipien
sehingga terjadi perubahan sifat. Jika baktri resipien membelah akan dihasilkan sel anakan
bakteri dengan sifat baru. Pemindahan ini dikode oleh plamid. Plasmid adalah unsure genetis

ekstra kromosomonal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan replikasi di dalam sitoplasma
sel bakteri. Plasmid adalah potongan bundar DNA yang merupakan gen tambahan. Bila plasmid
ini dapat bereplikasi dan terpadu ke dalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini
membedakan episom dari plasmid, karena plasmid tidak terpadu ke dalam kromosom. Pada
bakteri gram negative, misalnya Escherichia coli, konjugasi terjadi dengan cara perlekatan antara
sel donor dengan sel resipien melalui phili sex atau faktor F (faktor kesuburan atau fertility
faktor). Pada bakteri gram positif, misalnya Streptococus faeccalis, perlekatan antara sel donor
dan resipien tidak melalui phili.

Anda mungkin juga menyukai