Anda di halaman 1dari 28

KERACUNAN

KERACUNAN

SIANIDA
SIANIDA
MARTHA LANDAUW
NOER TRIYANTO RUSLI
SIANIDA
SIANIDA
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Secara tradisonal sianida dikenal sebagai racun.
– Selama ini sianida telah digunakan sebagai alat untuk pembunuhan
massal, upaya bunuh diri, dan sebagai senjata perang.
• Pada tahun 1978, minuman rasa buah (Kool-Aid) yang
mengandung potassium sianida menjadi agen penyebab
bunuh diri massal para anggota People’s Temple di
Jonestown, Guyana.
• Selama Perang Dunia II, para Nazi juga menggunakan sianida
sebagai agen genosida dalam kamar gas.
• Laporan tahunan National Poison Data System dari American
Association of Poison Control Centers, selama tahun 2007
terdapat 247 kasus paparan kimia sianida di Amerika Serikat
SIANIDA
SIANIDA
STRUKTUR
STRUKTUR KIMIA
KIMIA
• Senyawa kimia dari kelompok Siano, yang terdiri dari 3 buah
atom karbon yang berikatan dengan nitrogen (C=N), dan
dikombinasi dengan unsur-unsur lain seperti kalium atau
hidrogen.
• Secara spesifik, sianida adalah anion CN-. Senyawa ini ada
dalam bentuk gas, liquid (cairan) dan solid (garam).
• Kata “sianida” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “biru”
yang mengacu pada hidrogen sianida yang disebut Blausäure
("blue acid") di Jerman
• Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan
bekerja dengan cepat.
– Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan KCN (kalium sianida).
SIANIDA
SIANIDA
HIDROGEN
HIDROGEN SIANIDA
SIANIDA
• Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berasa
dan memiliki bau pahit yang seperti bau almond.
• Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, dalam
bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam
hidrosianik.
• Dalam bentuk cairan, HCN tidak berwarna atau dapat
juga berwarna biru pucat pada suhu kamar.
• HCN bersifat volatil dan mudah terbakar serta dapat
berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak juga
sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering
digunakan.
SIANIDA
SIANIDA
SIANIDA
SIANIDA LAINNYA
LAINNYA

• Natrium sianida dan kalium sianida


berbentuk bubuk putih dengan bau
yang menyerupai almond.
• Adanya hidrolisis dari KCN dan
NaCN, HCN dapat terbentuk dengan
reaksi sebagai berikut:
– NaCN + H2O -----> HCN + NaOH
– KCN + H2O ----> HCN + KOH
SIANIDA
SIANIDA
ETIOLOGI
ETIOLOGI
• Sianida secara alami terdapat dalam alam, bahan industri, dan rumah
tangga.
– Inhalasi asap dari hasil kebakaran merupakan penyebab paling umum dari keracunan
sianida di negara barat.
– Bahan-bahan seperti wol, sutra, dan polimer sintetik mengandung karbon dan nitrogen
juga dapat menghasilkan gas sianida bila terpapar pada suhu tinggi.
– Sianida banyak digunakan dalam proses industri yang membutuhkan electroplating
dan polishing logam.
– Garam sianida seperti sianida merkuri, tembaga sianida, sianida emas, dan sianida
perak menghasilkan gas hidrogen sianida bila dikombinasikan dengan asam, sehingga
memungkinkan terjadinya kecelakaan pada industri atau paparan yang berbahaya.
– Sianida juga ditemukan pada insektisida yang digunakan untuk pengasapan/desinfeksi
massal.
• Sianida terbentuk secara alami dalam amygdalin, (suatu glukosida
sianogenik) yang pada konsentrasi rendah terdapat dalam biji buah
(misalnya, biji apel, biji ceri, almond, dan biji aprikot) dari spesies
Prunus.
CYANIDE
CYANIDE
PLANTS
PLANTS
Almonds
Almonds

250
250mg
mgCN/100g
CN/100gplant
planttissue
tissue
Cassava
Cassava Wild
Wild Cherries
Cherries

104
104mg
mgCN/
CN/100
100ggplant
planttissue
tissue 140-370
140-370mg
mgCN/
CN/100
100ggplant
plantmaterial
material
CYANIDE
CYANIDE
FIRE
FIRE

CYANIDE/CARBON
CYANIDE/CARBON MONOXIDE
MONOXIDE
CYANIDE
CYANIDE
INDUSTRY
INDUSTRY

ELECTROPLATING
ELECTROPLATING
HARDENING
HARDENING METALS
METALS
GOLD
GOLD EXTRACTION
EXTRACTION
LABORATORIES
LABORATORIES
SIANIDA
SIANIDA
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Jillian, H., 2011, A Review of Acute Cyanide Poisoning With a Treatment Update. Critical Care Nurse, 31(1): 72-81
SIANIDA
SIANIDA
DOSIS
DOSIS
• Dosis letal dari sianida: asam hidrosianik sekitar 2,500–
5,000 mg.min/m3, dan untuk sianogen klorida sekitar 11,000
mg.min/m3.
• Terpapar hidrogen sianida meskipun dalam tingkat rendah
(150-200 ppm) dapat berakibat fatal. Tingkat udara yang
diperkirakan dapat membahayakan hidup atau kesehatan
adalah 50 ppm. Batasan HCN yang direkomendasikan pada
daerah kerja adalah 4.7 ppm (5 mg/m3 untuk garam
sianida). HCN juga dapat diabsorpsi melalui kulit.
• Ingesti 200 mg sodium atau potassium sianida pada orang
dewasa dapat berakibat fatal.
SIANIDA
SIANIDA
RUTE
RUTE MASUK
MASUK

• Melalui mulut karena tertelan


(ingesti)
• Melalui paru-paru karena terhirup
melalui mulut atau hidung (inhalasi)
• Melalui kulit yang terkena cairan atau
spray
Manifestasi
Klinis

Jillian, H., 2011, A Review of Acute Cyanide Poisoning With a Treatment Update. Critical Care Nurse, 31(1): 72-81
SIANIDA
SIANIDA
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
• Belum ada gold standard
• Mengamati tanda-tanda dan gejala klinis
spesifik dari keracunan sianida, termasuk
bau almond pahit, yang merupakan
karakteristik dari sianida.
• Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
berupa pengukuran kadar
karboksihemoglobin, sianida serum,
pemeriksaan darah lengkap, kadar laktat
serum serta tekanan parsial oksigen (PO2).
SIANIDA
SIANIDA
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
BANDING
• Diagnosis banding dari keracunan sianida
adalah keracunan karbon monoksida.
• Kedua kondisi ini sama-sama memberikan
gambaran cherry red pada lebam mayat.
• Akan tetapi, cherry red pada keracunan
sianida terjadi karena ikatan sianida
dengan methemoglobin, sehingga kadar
oksigen meningkat namun tidak aktif
dalam jaringan.
SIANIDA
SIANIDA
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Jillian, H., 2011, A Review of Acute Cyanide Poisoning With a Treatment Update. Critical Care Nurse, 31(1): 72-81
SIANIDA
SIANIDA
TERAPI
TERAPI ANTIDOT
ANTIDOT

Jillian, H., 2011, A Review of Acute Cyanide Poisoning With a Treatment Update. Critical Care Nurse, 31(1): 72-81
SIANIDA
SIANIDA
REFERENSI
REFERENSI
1. Cahyawati et al. Keracunan Akut Sianida. Wicaksana,
Jurnal Lingkungan & Pembangunan . 2017, Vol. 1 No. 1 :
80-87
2. Gracia and Spepherd. Cyanide Poisoning and Its
Treatment. Pharmacotherapy 2004; 24(10):1358–1365
3. MC Reade et al. Review article: Management of cyanide
poisoning. Emergency Medicine Australasia(2012)24, 225–
238
4. Cyanide. ATSDR. Medical Management Guidelines for
Hydrogen Cyanide (HCN)
5. Jillian, H., 2011, A Review of Acute Cyanide Poisoning
With a Treatment Update. Critical Care Nurse, 31(1): 72-81
KERACUNAN
KERACUNAN

H2S
H2S
MARTHA LANDAUW
NOER TRIYANTO RUSLI
H2S
H2S
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
• Sinonim: dihydrogen sulfide, sulfur hydride, sulfurated hydrogen,
hydrosulfuric acid, “sewer gas,” “swamp gas,” hepatic acid, sour
gas, and “stink damp.”
• Gas mudah terbakar, tidak berwarna
• Sedikit lebih berat daripada udara dan dapat terakumulasi di
area tertutup, berventilasi buruk, dan permukaan yang lebih
rendah.
• Berbau telur busuk pada konsentrasi rendah: 0,0005-0,3 ppm.
• Pada konsentrasi tinggi, seseorang mungkin kehilangan
kemampuan untuk menciumnya.
• Diserap dengan baik melalui paru-paru; penyerapan kulit
minimal. Paparan melalui rute apa pun dapat menyebabkan efek
sistemik

Source: ATSDR 2014


Efek yang timbul pada tingkat
konsentrasi H2S di udara

Source: Cicad53 WHO 2003


• OSHA ceiling = 20 ppm
• OSHA maximum peak = 50 ppm (10 minutes, once, no other
exposure)
• NIOSH IDLH (immediately dangerous to life or health) = 100
ppm
• AIHA ERPC-2 (emergency response planning guideline)
(konsentrasi udara maksimum yang diyakini bahwa hampir
semua individu dapat terpapar hingga 1 jam tanpa mengalami
gejala kesehatan serius yang tidak dapat dipulihkan atau
lainnya yang dapat mengganggu kemampuan individu untuk
mengambil tindakan perlindungan) = 30 ppm.

Source: https://www.atsdr.cdc.gov/MHMI/mmg114.pdf
H2S
H2S
PRE-HOSPITAL
PRE-HOSPITAL MANAGEMENT
MANAGEMENT
• Zona yang dicurigai terkontaminasi H2S
merupakan “hot zone”
• Korban yang terpapar dengan H2S tidak
memiliki risiko kontaminasi sekunder terhadap
penolong.
• Namun, penolong dapat terkontaminasi dengan
menghirup uap dari pakaian korban yang
mengandung larutan H2S.
• Tidak ada antidotum untuk keracunan H2S.
• Perawatan suportif untuk fungsi pernapasan
dan kardiovaskular.
H2S
H2S
HOTZONE
HOTZONE
• Penolong harus terlatih dan menggunakan pakaian
khusus sebelum memasuki “hot zone”
• Penolong menggunakan respiratory protection:
Positive-pressure, self-contained breathing
apparatus (SCBA)
• Skin protection diperlukan apabila terdapat bentuk
cair H2S yang dapat mengakibatkan frostbite
• Akses cepat untuk jalan napas, memastikan
respirasi dan denyut nadi yang adekuat. Jika diduga
ada trauma, pertahankan imobilisasi serviks secara
manual
• Bawa keluar korban ke zona dekontaminasi
H2S
H2S
DECONTAMINATION
DECONTAMINATION ZONE
ZONE
• Korban yang tidak mengalami iritasi kulit atau mata tidak perlu dekontaminasi.
• Dekontaminasi dapat dilakukan oleh penolong lain yang mengenakan tingkat
perlindungan yang lebih rendah daripada yang dikenakan di Hot Zone
• ABC Pastikan jalan napas baik, respirasi dan denyut nadi yang adekuat.
• Stabilkan tulang servikal dengan collar dan backboard jika dicurigai ada trauma.
• Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
• Bantu ventilasi dengan perangkat bag-valve-mask jika perlu.
• Korban Dekontaminasi Dasar yang dapat membantu untuk dekontaminasi sendiri:
Lepas dan gandakan pakaian yang terkontaminasi.
• Basuh kulit dan rambut yang terbuka dengan air selama 3 hingga 5 menit.
• Irigasi mata yang terpapar atau teriritasi dengan air putih atau garam selama
setidaknya 5 menit Irigasi mata dapat dilakukan bersamaan dengan perawatan
dasar, lanjutkan irigasi saat memindahkan korban ke “support zone”
H2S
H2S
SUPPORT
SUPPORT ZONE
ZONE
• Pastikan korban telah didekontaminasi dengan benar
• Korban yang telah menjalani dekontaminasi atau yang terpapar hanya
dengan gas H2S tidak memiliki risiko serius kontaminasi sekunder.
Dalam kasus seperti itu, personel Zona Dukungan tidak memerlukan
alat pelindung khusus.
• ABC Pastikan jalan napas baik, respirasi dan denyut nadi yang adekuat.
• Pertahankan imobilisasi tulang servikal dengan collar dan backboard
jika dicurigai ada trauma.
• Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan dan buat akses intravena
jika perlu.
• Pasang monitor jantung.
• Dekontaminasi Tambahan: Lanjutkan mengairi kulit dan mata yang
terbuka, sebagaimana mestinya
H2S
H2S
ADVANCED
ADVANCED TREATMENT
TREATMENT
• Bila diperlukan intubasi endotrakeal.
• Rawat pasien yang mengalami bronkospasme dengan bronkodilator aerosol.
• Korban yang mengalami koma, hipotensi, atau mengalami kejang atau aritmia
jantung harus dirawat sesuai dengan protokol dukungan Advance Life Support
(ALS).
• Nitrite therapy (ditemukan dalam cyanide antidote kit) telah disarankan sebagai
terapi untuk paparan hidrogen sulfida.
• Amyl nitrite diberikan melalui inhalasi (selama 30 detik setiap menit sampai
dipasang IV line) diikuti oleh sodium nitrite intravena (300 mg selama benar-
benar tidak kurang dari 5 menit). Ini dapat membantu pemulihan dengan
membentuk sulfmethemoglobin, sehingga menghilangkan sulfida dalam
jaringan.
• Tidak perlu menggunakan komponen natrium tiosulfat pada cyanide antidote kit.
• Khasiat antidotal dari Nitrite therapy masih kontroversial, tetapi saat ini
direkomendasikan jika dapat dimulai segera setelah paparan.
• Hanya pasien yang tidak terkontaminasi atau
pasien yang tidak memerlukan dekontaminasi yang
dapat dipindahkan ke fasilitas medis.
• Laporkan pada fasilitas medis penerima: kondisi
pasien, perawatan yang diberikan, dan perkiraan
waktu kedatangan di fasilitas medis.
• Pasien dengan bukti pajanan signifikan (mis.,
Kesulitan bernapas, tidak sadar, kejang, atau
kolaps) harus dipindahkan ke fasilitas medis untuk
evaluasi.
• Pasien yang memiliki iritasi mata atau tenggorokan
minor atau sementara dapat dipulangkan setelah
nama, alamat, dan nomor telepon mereka dicatat
dan disarankan untuk mencari perawatan medis
segera jika gejalanya berkembang atau berulang

Anda mungkin juga menyukai