Anda di halaman 1dari 15

Nama: Putri Rizky Arneta

Kelas: A/DF/2

Nim: 34190304

dr. Antares
SIP 18/02/2009
Pakel Baru UH 6, Sorosutan
Telp. 0274-123456
Yogyakarta, 24 April 2020

R/ Kreosot 100 mg
Sacc lact qs
m.f.pulv.da.in.caps.dtd. No.VIII
S. t. dd. cap I

Pro : Andy
Jl Parangtritis

1. Buatlah analisa inkompatibilitas pada resep di atas, dan berikan penyelesaian


dari inkompatibilitiasnya. Sertakan refrerensi dalam setiap langkah pengerjaan!
Jawaban:
 Inkompatibilitas:- karena kreosot memiliki gugus fenol tinggi > 40%
sehingga dapat merusak dinding kapsul
- Kreosot merupakan cairan kental
 Penyelesaian: - dilakukan pengenceran dengan menggunakan minyak
lemak.
- Di buat pil terlebih dahulu kemudian dimasukkan
kedalam kapsul
- Dalam pembuatannya karena cairan kental
dimasukkan sedikit demi sedikit
Sumber:
Elmitra.2017.Dasar dasar farmasetika dan sediaan
semisolid.Deepublish:Yogyakarta
Syamsuni,H.A. 2006.ilmu resep.EGC:Jakarta

dr. Antares
SIP 18/02/2009
Pakel Baru UH 6, Sorosutan
Telp. 0274-123456
Yogyakarta, 24 April 2020

R/ Succuss liq 6
NH4CL 6
SASA 1
Ol MP 1
Salbutamol Tab V
Aqua ad 150

m.f.pot
s.t.dd.C1

Pro : Andy
Jl Parangtritis

2. Buatlah jurnal dari resep di atas ( pemerian, perhitungan bahan dan DM,
penimbangan, Inkompatibilitas dan penyelesaian, cara kerja, etiket dan
pembahasan), pembahasan yang dibuat berkaitan dengan inkompatibilitas dan
cara kerja secara teoritis, sertakan referensi !
 Pemerian:
-   Succus Liquiritae
Succus ini merupakan sediaan galenik dan radix liquiritae.
Pemerian : Berwarna hitam coklat, larut dalam air.
Khasiat    : Zat pengisi (IMO; 84).
Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik.
- Ammonii chloridum( FI ed III Hal 87)
Pemerian: serbuk butir atau hablur,putih,tidak berbau, rasa asin dan dingin,
higroskopik
Kelarutan: mudah larut dalam air dan dalam gliserol P, lenih mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)P.
Khasiat: ekspektoran
- S.A.S.A (Solutio Ammoniae Spiritusa Anisata) Amonia Annyspirtusa
Spiritus (pH 327)
Larutkan 4 bagian minyak adas wangi dalam 76 bagian spiritus. Tambahan 2
bagian amonia zat cair yang mula-mula tidak berwarna, tetapi lama-lama
menjadi kuning muda, baunya sangat kuat seperti minyak adas manis &
seperti amonia (berat jenis 0,871-0,879 g)
- Oleum menthae piperitae (FI ed III hal 458)
Pemerian:cairan, tidak berwarna,kuning pucat atau kuning kehijauan, bau
aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian dingin.
Kelarutan: larut dalam 4 bagian volume etanol (70%) P opalesensi yang
terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan yang dibuat dengan
menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml natrium
klorida 0,02 N dan 50 ml air.
Khasiat: zat tambahan;karminativum.
- Salbutamol ( FI Ed. IV hal. 751)
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kelarutan : Agak sukar larutdalam air, melebur pada suhu lebib kurang 156°
 Perhitungan:
- Succus liq : 6 gram
- Ammonii chlorid : 6 gram
- SASA : 1 gram
- O1 MP : 1 gram
- Salbutamol : 5 tab
- Aquadest : 150ml-(6+6+1+1+5)
= 131 ml

 Penimbangan:
- Succus liq : 6 gram
- Ammonii chlorid : 6 gram
- SASA : 1 gram
- O1 MP : 1 gram
- Salbutamol : 5 tab
- Aquadest : 131 ml

 Dosis Maximum:
- Ammonii Chloridum(-/10g) ( FI ed III hal 960)
Jumlah sendok= jumlah total sediaan/ukuran sendok
150 ml
= = 10 sendok
15 ml
6g
1xpemakaian = = 0,6 g
10 sendok
Sehari = 0,6 g x 3= 1,8 g
1,8 g
% = x 100= 18% < 100% (TOD)
10 g
 Inkompatibilitas dan penyelesaian:
- Inkompatibilitas:
 Larutan ammonia chlorid jika dicampur dengan larutan succus panas
akan menghasilkan reaksi yang bersifat toksik
 Succus sukar larut dalam air dingin dan cara melarutkan harus sama
banyak
 SASA dapat memberi noda putih pada dinding botol karena uapnya
- Penyelesaian:
 pencampuran larutan succus dengan larutan ammonia chlorid menunggu
sampai succus dingin
 succus dilarutkan dengan air panas dengan cara gerus tuang, dan
melarutkannya dengan air harus sama banyak
 SASA ditambahkan terkhir

 Cara kerja:
- Pertama siapkan semua alat dan bahan
- Gerus salbutamol dalam mortir ad halus
- Gerus tuang succus liq, tambahkan air panas aduk ad larut( masukkan botol
tunggu sampai dingin)
- Tambahkan ammonium chlorida+ aquadest aduk ad larut, masukkan ke botol
- Masukkan oleum menthae ke dalam botol
- Terakhir tambahkan sasa( jangan sampai terkena dinding botol)
- Beri etiket

 Wadah dan etiket:


- Wadah: botol gelap
- Etiket: putih

APOTEK SURGA
JL.Ringroad selatan Bantul
Tlp: 087857772999
APA: Putri Rizky A S.farm.Msi.Apt
Yogyakarta: 30 April 2020
No: 1
Nama:Tn. Andi

3 kali sehari satu sendok makan


Setelah makan
 Pembahasan:
Inkompatibilitas adalah suatu perubahan yang tidak diinginkan pada saat
mencmpurkan bahan obat dengan bahan obat lainnya. Dalam praktikum kali ini
membahas tentang pembuatan potio. Potio adalah obat larutan yang dipakai
secara per oral, potio juga dapat berbentuk emulsi ataupun suspensi. Dalam
resep tersebut terdiri dari bahan bahan berupa salbutamol tablet yang berfungsi
untuk meredakan sakit pernapasan, sedangkan succus liq berfungsi sebagai zat
pengisi, dan oleum menthae, aquadest serta sasa berfungsi untuk zat tambahan,
lalu ada bahan lagi yaitu ammonii chloridum yang berfungsi sebagai
ekspectoran. Khasiat dari resep ini yaitu sebagai obat penyakit atsma karena
alergi yang disertai batuk. Cara pembuatan sediaan ini yaitu dengan cara
menyiapkan alat dan bahan, setelah itu salbutamol digerus di dalam mortir,
setelah itu succus liq di larutkan dengan air sama banyak sesuai peraturan yang
ada dala ilmu meracik obat. Succus memiliki sifat yang sulit larut dalam air
dingin maka penanganan ketika pembuatan yaitu dilarutkan dengan air panas.
Setelah itu masukkan kedalam botol dan tunggu sampai dingin. Kemudian
setelah dingin dimasukkan amonium chlorid, mengapa dimasukkan ketika
sudah dingin? Karena ketika dalam keadaan panas ammonium chlorid dicampur
maka akan menghasilkan toxic. Langkah selanjutnya yaitu dengan
ditambahkannya oleum menthae, kemudian langkah terakhir yaitu dengan cara
ditambahkannya SASA. Mengapa sasa di letakkan di cara kerja bagian akhir?
Karena sasa akan meninggalkan bercak putih di botol ketika menguap. Setelah
semua tercampur barulah dipasangkan etiket berwarna putih karen untuk
pemakaian secara oral/ pemakaian dalam.

Dari sumber:
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

Anonim.1929.Pharmacopee Netherland ed V. Staatsuitgerij’s Graventhg,


Brussel.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI

Anonim. 1995. Farmakope indonesia edisi IV. Departemen kesehatan republik


indonesia: jakarta.

Sambodo, Dwi kurniawati. 2020. Modul Praktikum Farmasetika 1. Yogyakarta:


SSG
dr. Antares
SIP 18/02/2009
Pakel Baru UH 6, Sorosutan
Telp. 0274-123456
Yogyakarta, 24 April 2020
Iter 3x
R/ Ol Ricini 10
PGA qs
Papaverin Hcl 0,15
Sir Simplex 20 g
Aqua ad 60 g

m.f.emulsum
s.t.dd.C1

Pro : Jesline (15th/35kg)


Jl Parangtritis

3. Buatlah jurnal dari resep di atas ( pemerian, perhitungan bahan dan DM,
penimbangan, Inkompatibilitas dan penyelesaian, cara kerja, etiket dan
pembahasan), pembahasan yang dibuat berkaitan dengan inkompatibilitas dan
cara kerja secara teoritis, sertakan referensi !

 Pemerian:
- Oleum Ricini( FI ed III hal 459)
Pemerian: cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna,
bau lemah: rasa manis kemudian agak pedas, umumnya memualkan.
Kelarutan: larut dalam 2,5 bagian etanol (90%) P; mudah larut dalam etanol
mutlak P dan dalam asam asetat glasial P.
Khasiat: laksativum
- PGA (Pulvis Gummi Arabuim) (FI Ed. III Hal-423)
Pemerian : hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
Kelarutan : mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan
tembus cahaya
Khasiat : Zat tambahan
- Papaverini Hydrochloridum( FI ed III hal 472)
Pemerian: hablur atau serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit,
kemudian pedas.
Kelarutan: larut dalam lebih kurang 40 bagian air dan dalam lebih kurang
120 bagian etanol (95%) P; larut dalam kloroform P; praktis tidak larut
dalam eter P.
Khasiat: spasmolitikum
- Sirupus simplex( FI ed III hal 567)
Pemerian: cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
Khasiat: pemanis

 Perhitungan:
- Oi. Raccini = 10 gram
- PGA = qs
- Papaferin HCL = 0,15 gram
- Sir simplex = 20 gram
- Aquadest =60-(10+0,15+20)
= 29,85 ml

 Penimbangan:
- Oi. Raccini = 10 gram
- PGA = qs
- Papaferin HCL = 0,15 gram
- Sir simplex = 20 gram
- Aquadest = 29,85 ml
 Dosis maximum:
- Papaverini hydrochloridum (200mg/6oomg) ( FI ed III hal 980)
Bj= bobot sirup/bobot total sediaan x 100%
20 g
= x100%
60 ml
= 33,33% > 16,67%
= 1,3 g/ml
60 ml
Jumlah sendok= = 3,07 sendok
15 x 1,3
n
Dosis penyesuaian= x Dm
20
15
= x (200mg/600mg)
20
= (150 mg/ 450 mg)
0,15 g
1x pemakaian = = 0,048 g
3,07
0,048 g
% = x 100%= 32%<100% (TOD)
0,15 g
Sehari = 0,048 g x 3 = 0,144 g
0,144 g
% = x 100%=32%<100%(TOD)
0,450 g
 Inkompatibilitas:
 Sediaan menggunakan zat aktif minyak sehingga tidak tersatukan air
 Untuk memperkecil tegangan permukaan pada batas air dan minyak

 Penyelesaian:
 Dibuatnya sediaan menjadi emulsi
 Ditambahkan emulsi agent disini yaitu gummi arabicum

 Cara kerja:
- Pertama siapkan alat dan bahan
- Kalibrsi botol
- Timbang semua bahan
- Masukkan PGA kedalam mortir dan tambahkan aquadest, gerus cepat
- Masukkan oleum raccini tambahkan papaverin HCL aduk ad larut
- Tambahkan siruppus simplex aduk ad homogen
- Tambahkan sisa aquadest lalu campur hingga homogen
- Masukkan botol dan beri etiket jangan lupa beri label kocok dahulu

 Wadah dan etiket:


- Wadah: botol gelap
- Etike: putih
- TIDAK BOLEH DI ULANG TANPA RESEP DOKTER

APOTEK SURGA
JL.Ringroad selatan Bantul
Tlp: 087857772999
APA: Putri Rizky A S.farm.Msi.Apt
Yogyakarta: 30 April 2020
No: 2
Nama:jesline (15th)

3 kali sehari satu sendok makan


Setelah makan

KOCOK DAHULU

COPY RESEP

SALINAN RESEP
Nomor : 02
Dari dokter : dr. Arcturus
Tanggal resep : 24 April 2020
Nama pasien : jeselin 15 th
Iter 3x
R/ Ol Ricini 10
PGA qs
Papaverin Hcl 0,15
Sir Simplex 20 g
Aqua ad 60 g

S.t.dd.cth

Det orig

Jogja,
30/4/2020
PCC :

 Pembahasan:
Emulsi dalam ilmu resep adalah sediaan yang mengandung bahan obat
cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi merupakan
sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air
dalam minyak dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir butir
kecil dalam cairan yang lain. Pada praktikum kali ini digunakan zat aktif
berupa oleum raccini. Dan dihasilkan obat berupa pencahar. Oleum
raccini merupakan minyak lemak yang diperoleh dari pemerasan dingin
biji tumbuhhan Riccinus communis yang telah dikupas hingga diperoleh
cairan jernih, kuning, pucat atau hampir tidak berwarn, bau lemah rasa
manis kemudian agak pedas umumnya memuaikan. Oleum raccini larut
dalam etanol P, dan dapat bercampur dengan kloroform. Karena oleum
riccini sulit larut dalam air maka sediaan ini dibuat emulsi. Pada sediaan
emulsi digunakan pulvis gummi arabicum karena merupakan emulgator
yang berasal dari alam. Bahan lainnya yaitu berupa papaverin HCL dan
siruppi simplex dan aquadest. Karena terdapat siruppi simplex maka
dosis maximum dihitung dengan memperhatikan bobot jenis. Proses
pembuatan emulsi yaitu dengan metode basah, yaitu dengan cara
memasukkan emulgator terlebih dahulu, lalu dimasukkan fase cair.
Kemudian dimasukkan fase minyak. Hal ini dikarenakan agar
menghasilkan corpus emulsi antara fase vair dan fase minyak. Setelah
sediaan selesai dibuat dimasukkan kedalam botol dan di beri etiket putih
untuk pemakaian dalam jangan lupa untuk memberi penandaan berupa
“KOCOK DAHULU”.

Dari sumber:

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

Anonim.1929.Pharmacopee Netherland ed V. Staatsuitgerij’s Graventhg, Brussel.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI

Anonim. 1995. Farmakope indonesia edisi IV. Departemen kesehatan republik


indonesia: jakarta

Sambodo, Dwi kurniawati. 2020. Modul Praktikum Farmasetika 1. Yogyakarta: SSG


DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press

Anonim.1929.Pharmacopee Netherland ed V. Staatsuitgerij’s Graventhg,


Brussel.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DEPKES RI

Anonim. 1995. Farmakope indonesia edisi IV. Departemen kesehatan republik


indonesia: jakarta.

Elmitra.2017.Dasar dasar farmasetika dan sediaan


semisolid.Deepublish:Yogyakarta

Sambodo, Dwi kurniawati. 2020. Modul Praktikum Farmasetika 1. Yogyakarta:


SSG

Syamsuni,H.A. 2006.ilmu resep.EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai