Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI FARMASETIKA DASAR

SEDIAAN LARUTAN & ELIKSIR

Disusun oleh :
Nama : Ketut Heni Hermayanti (212030)
Ni Ketut Darmayanti (212031)
Kadek Ami Triani (212032)
Ni Kadek Ari Dian Andini (212033)

Kelas / Kelompok : D3 nonreguler / 6


Hari / Tanggal Pratikum : Jumat, 29 oktober 2021

Dosen Pembimbing : apt. I Komang Tri Musthika, S.Farm., M.Farm.

PROGRAM STUIDI DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANSHA
DENPASAR
2021/2022
A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat sediaan larutan dari resep dokter dan
memahami inkompatibilitas bahan dalam peracikan sediaan

2.Mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat sediaan eliksir dari resep dokter dan
memahami inkompatibilitas bahan dalam peracikan sediaan

B. DASAR TEORI

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut,
misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur. Karena molekul – molekul dalam dalam larutan terdispersi secara
merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan jaminan
keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau
dicampur (Anonim, 1995)
Bentuk sediaan larutan:
a) Larutan Oral
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran kosolven air. (Anonim, 1995)
b) Larutan Topikal
Larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering kali mengandung pelarut lain
seperti etanol dan poliol untuk penggunaan kulit.
c) Larutan Otik
Larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi
untuk penggunaan dalam telinga luar
d) Spirit
Larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap,
umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.
e) Tingtur
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau
senyawa kimia.
Keuntungan bentuk sediaan larutan (solutio) dibandingkan dengan jenis sediaan lainnya antara
lain :
1) lebih mudah ditelan daripada sediaan yang lain, sehingga dapat lebih mudah digunakan
bayi, anak-anak, dewasa, maupun usia lanjut
2) segera diabsorpsi karena telah berbentuk sediaan cair (tidak mengalami proses
disintegrasi maupun pelarutan seperti pada tablet/pil dsb
3) obat secara homogen terdistribusi keseluruh bagian sediaan
4) mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan (Aspirin, KCl) karena
larutan langsung diencerkan dalam lambung
5) lebih mudah untuk menutupi rasa dan bau tidak enak pada obat dengan cara penambahan
pemanis dan pengaroma
Kerugian bentuk sediaan larutan (solutio) dibandingkan dengan jenis sediaan lainnya antara lain :
1) bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan
disimpan, lebih berat.
2) stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk sediaan tablet,
kapsul, pil, terutama apabila zat aktif/bahan mudah terhidrolisis
3) larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembang-biak sehingga
diperlukan penambahan pengawet yang lebih banyak dibanding sediaan tablet, pil, krim,
dll
4) ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat
5) rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila dalam bentuk
larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan pengaroma

Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain
obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wangi dan zat
pengawet, digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan
propilenglikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula. Anonim, 1979 Eliksir adalah
larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya
diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa
tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan
sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang
lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan
komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup.
Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut
pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup. Ansel, 1989
A. Jenis-Jenis Eliksir
1) Medicated Elixir Medicated Elixir yaitu mengandung bahan berkhasiat obat pemilihan
cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan
kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol. Contoh medicated elixir adalah
Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL Elixir, Reserpine
Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.

2) Non-Medicated Elixir Non-Medicated Elixir yaitu sebagai zat tambahan, ditambahkan


pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut. Elixir bukan obat
digunakan untuk : menghilangkan rasa tidak enak dan untuk pengenceran eliksir untuk
obat. Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus diperhatikan
bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat
yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun kimia. Contoh :
Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.
B. Komponen Eliksir
1) Zat Aktif Yaitu zat utamazat berkhasiat dalam sediaan eliksir.
2) Pelarut Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat pembawa.
Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan.
3) Pemanis dan Pewarna Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir.
Dapat dita mbahkan gliserol, sorbitol propilenglikol sebagai pengganti gula.
4) Zat Penstabil Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil. Penggunaan pelarut
khusus dalam kebanyakan eliksir sering diperhitungkan terhadap pertimbangan stablitas
Keuntungan sediaan elixir diantaranya adalah :
1) Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-
anak, dan orang tua.
2) Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan. c. Obat secara homogen
terdistribusi dalam seluruh sediaan
3) Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankan komponen larutan
yang larut dalam air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada sirup.
4) Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam pembuatan lebih disukai darpada sirup

Kekurangan sediaan elixir diantaranya adalah :

1) Voluminus sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut atau disimpan.


2) Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding bentuk tablet atau kapsul terutama
bila bahan mudah terhidrolisis.
3) Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
4) Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
5) Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam
bentuk tablet
C. KEGIATAN PRATIKUM

RESEP B
dr. Candra W.
Jl. Diponegoro 111 Denpasar
SIP : 325/DKK-DU/III/2012
Telp : (0361) 229988
Denpasar, 30 September 2017

R/ClindamycinHCl 1%
Propylen glycol IPA 50% 1,5 mL

Aqua dest ãã ad 15ml


m.f. lotio

Pro : DewA (17 Tahun)


Alamat : Jl. Hayam Wuruk 55 Denpasar

 Kelengkapan resep : Tidak ada signa

Mengartikan singkatan bahasa latin dalam resep :

No. Singkatan Bahasa Latin Arti


1. R/ recipe resep
2. aa ana Masing - masing
3. ad ad sampai
4. m.f Misce fac Camput dan buat
5. lotio Lotio Larutan
1. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
Mortir dan stemper Clindamycin hcl
etiket Propilenglikol
Batu tara IPA
Cawan porselen Aquadest
Gelas ukur
Kertas perkamen
sudip
Sendok tanduk
Botol coklat
Beaker glass
Batang pengaduk
Kertas saring

2. PERHITUNGAN DOSIS
-
3. PERHITUNGAN BAHAN
a. Clindamycin = x 15 = 0,15 g = 150 mg
b. Propylene glycol = 1,5 ml
c. IPA 50% = 6,7 ml
d. Aquadest = 15-(0,15 + 1,5) = 15-1,65 = 13,35
= 6.675 = 6,7 ml

Clindamycin memiliki kelarutan mudah larut sehingga jumlah


bagian pelarut yang digunakan 1‧10 maka :
0,15 g × 10 = 1,5 ml ( dilarutkan dengan air )

Pengenceran IPA 50%


M1 x V1 = M2 x V2
50% x 6,675 = 95% x V2
V2 = = 3,513 = 3,5ml IPA 95%
Aquadest untuk melarutkan IPA 95% = 6,7-3,5 = 3,2 ml
4. LANGKAH KERJA / PROSEDUR PENGERJAAN

.Setarakan timbangan

Kalibrasi botol 15 ml

Timbang bahan sesuai kebutuhan

Dilakukan pengenceran IPA 95%

Masukan clindamycin ke dalam beaker


glass kemudian ditambahkan air 1,5
Prosedur Kerja ml haduk hingga larut

Campurkan campuran 4 dan 5


kemudian aduk sampai larut

Saring campuran 6 dengan kertas


saring tyang sudah dibasahi lalu
masukan ke dalam botol

Tambahkan propylen glycol ke dalam


botol kocok hingga larut dan beri
etiket biru
5. ETIKET DAN LABEL

Apotek Mahaganesha
Farma Jl.Tukad Barito Timur 60 Renon
Denpasar APA : Indah Pertiwi S.Farm.,Apt
SIA : 503445/SIA/436.6.3/514/IX/2017

No : 6 Tanggal : 20 Oktober 2021

Nama : Dewa (17 tahun )


6. COPY RESEP

Apotek Mahaganesha Farma


Jl. Tukad Barito Timur 60 Renon Denpasar
(0361) 4749310
SIA :503.445/SIA/436.6.3/514/IX/2017
APA : Indah Pertiwi S.Farm., Apt.
SIPA : 19881111/SIPA-35.78

APOGRAPH

No Resep : 6 Tgl:20/10/2021
Dokter : dr. Candra Tgl:20/10/2021
W Untuk : Dewa Usia : 17 tahun

R/ Clindamycin HCl
1% Propylen glycol 1,5 mL
IPA 50%
Aqua dest ãã ad 15mL
m.f. lotio
cand

Pcc

7. KHASIAT
Bahan Khasiat
Clindamycin hcl Antibiotic
Propylene glycol Pelarut, zat tambahan
IPA
Aquadest Pelarut , zat tambahan

RESEP ELIXIR

dr. Candra W.
Jl. Diponegoro 111
Denpasar SIP : 325/DKK-
DU/III/2012 Telp : (0361)
229988

Denpasar, 20 September
2017

R/ Acetaminophenum 160 mg
Acidum Ascorbicum 100
mg Aethanolum 10%
Propylenglikol qs
Aquadest qs ad 5 mL
m.f.l.a elixir 60 mL
S.b.dd Cth I
CanD

Pro : Dewi (8 tahun)


Alamat : Jl. Merdeka 99 Denpasar
Mengartikan singkatan bahasa latin dalam resep :

No. Singkatan Bahasa Latin Arti


1. R/ recipe Ambil
2. m.f misce fac Campurkan
3. l.a lege artis Menurut aturan
4. qs quantum satis Secukupnya
5. s signa Tandai/tulus
6. bdd bis die die Sehari dua kali
7. cth cochlear theae Sendok teh

KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Resep standar :

a. Acidum Ascorbicum
Komposisi : Tiap tablet mengandung :
Acidum Ascorbicum 50mg
Zat tambahan yg cocok secukupnya
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindungi dari
cahaya matahari
Dosis : Pengobatan 1-2 kali sehari 2-6 tablet
Pencegahan sekali sehari 1 tablet

(Formularium Nasional edisi kedua 1978 halaman.8)


2. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Timbangan Acetaminophenum
Botol Acidum Ascorbicum
Gelas ukur Aethanolum
Mortir dan stemper Propylenglikol
Botol semprot Aquadest
Corong kaca
Tali
Perkamen

3. Perhitungan Bahan

 Kelarutan Paracetamol = Dalam etanol 1:7


= Dalam propilenglycol 1:9
 Paracetamol = x 160 mg = 1.920 mg = 1,92 g
 Vitamin c = x 100 mg = 1.200 mg = 1,2 g
 Etanol = x 60 ml = 6 ml
 Paracetamol yang larut dalam etanol = x
x = x 1g = 0,86g
 Paracetamol yang belum larut = 1,92 g - 0,86 g = 1,06 g
 Propylenglikol = x
1x ml = 9 x 1,06
= 9,54 ml
 Aquadest ad 60 ml = 60 - (1,92 + 1,2 + 6 + 9,54)
= 60 – 18,66
= 41, 34 ml
8. LANGKAH KERJA / PROSEDUR PENGERJAAN

Setarakan timbangan, siapkan alat dan


bahan

Kalibrasi botol 60ml


Timbang semua bahan obat

Masukkan paracetamol ke dalam mortir,


tambahkan etanol dan propylenglikol, aduk
sampai paracetamol larut dan tercampur

Prosedur Kerja
Larutkan vit c dengan sedikit aquadest
dalam beaker glass, kemudian masukkan
larutan vit c ke dalam larutan paracetamol
di dalam mortir aduk sampai homogen

Masukkan larutan ke dalam botol yang


sudah dikalibrasi dengan corong kaca

Masukkan aquadest sampai tanda batas

Tutup botol lalu kocok berikan etiket dan


label
5. Etiket sediaan

Apotek Mahaganesha Farma


Jl. Tukad Barito Timur 60 Renon Denpasar
(0361) 4749310
SIA :503.445/SIA/436.6.3/514/IX/2017
APA : Indah Pertiwi S.Farm., Apt.

SIPA : 19881111/SIPA-35.78
No : 2
Nama : Dewi Tgl :29/10/21

Aturan : Tandai 2 x Sehari 1 Sendok teh


Sebelum/Sesudah makan
Obat ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter
6. Copy Resep

Apotek Mahaganesha Farma


Jl. Tukad Barito Timur 60 Renon
Denpasar (0361) 4749310

SIA :503.445/SIA/436.6.3/514/IX/2017
APA : Indah Pertiwi S.Farm.,
Apt. SIPA : 19881111/SIPA-
35.78
APOGRAPH
No Resep : 01 Tgl :20/9/17

Dokter : Candra W. Tgl


29/10/21 Untuk : Dewi Usia
: 8 Tahun

R/ Acetaminophenum 160 mg
Acidum Ascorbicum 100
mg Aethanolum 10%
Propylenglikol qs
Aquadest qs ad 5 mL
m.f.l.a elixir 60
mL S.b.dd Cth
I

Det

P.c.c.

7. KHASIAT

 Acetaminophenum : meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid


atau sakit gigi
 Acidum Ascorbicum : vitamin
 Aethanolum : sebagai pelarut dan antiseptik
 Propylenglikol : tergolong dalam alkohol yang dapat berfungsi sebagai
pembawa, pelarut, dan bahkan peningkat penetrasi bahan obat ke
dalam kulit (stratum corneum) pada sediaan transdermal.
 Aquadest : sebagai zat tambahan
PEMBAHASAN

A. Sediaan Larutan

 Peritungan Bahan
a. Clindamycin = x 15 = 0,15 g = 150 mg
b. Propylene glycol = 1,5 ml
c. IPA 50% = 6,7 ml
d. Aquadest = 15-(0,15 + 1,5) = 15-1,65 = 13,35
= 6.675 = 6,7 ml

Clindamycin memiliki kelarutan mudah larut sehingga jumlah


bagian pelarut yang digunakan 1‧10 maka :
0,15 g × 10 = 1,5 ml ( dilarutkan dengan air )

Pengenceran IPA 50%


M1 x V1 = M2 x V2
50% x 6,675 = 95% x V2
V2 = = 3,513 = 3,5ml IPA 95%
Aquadest untuk melarutkan IPA 95% = 6,7-3,5 = 3,2 ml

 Khasiat Obat

Bahan Khasiat
Clindamycin hcl Antibiotic
Propylene glycol Pelarut, zat tambahan
IPA
Aquadest Pelarut , zat tambahan

 Etiket
Obat dengan label/etiket Biru ditujukan untuk pengobatan topical/penggunaan
Luar/Tidak Untuk Dimakan

 Informasi Obat :
a. Cara Pemakaian
Adapun cara pemakaian obat ini adalah secara topical yang ditujukan untuk penggunaan
luar
b. Penyimpanan
Obat ini disimpan ditempat sejuk dan kering, dan botol tertutup rapat

B. Sediaan Elixir
 Perhitungan Bahan

 Kelarutan Paracetamol = Dalam etanol 1:7


=Dalam propilenglycol 1:9
 Paracetamol = x 160 mg = 1.920 mg = 1,92 g
 Vitamin c = x 100 mg = 1.200 mg = 1,2 g
 Etanol = x 60 ml = 6 ml
 Paracetamol yang larut dalam etanol = x
x = x 1g = 0,86g
 Paracetamol yang belum larut = 1,92 g - 0,86 g = 1,06 g
 Propylenglikol = x
1x ml = 9 x 1,06
= 9,54 ml
 Aquadest ad 60 ml = 60 - (1,92 + 1,2 + 6 + 9,54)
= 60 – 18,66
= 41, 34 ml
 Khasiat Obat

 Acetaminophenum : meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri


haid atau sakit gigi
 Acidum Ascorbicum : vitamin
 Aethanolum : sebagai pelarut dan antiseptik
 Propylenglikol : tergolong dalam alkohol yang dapat berfungsi
sebagai pembawa, pelarut, dan bahkan peningkat penetrasi bahan
obat ke dalam kulit (stratum corneum) pada sediaan transdermal.
 Aquadest : sebagai zat tambahan

 Etiket Putih
Obat dengan label/Etiket putih adalah obat yang ditujukan untuk pengobatan oral/obat untuk
diminum.
 Informasi Obat
a. Cara Pemakaian : Adapun cara pemakaian obat ini adalah secara oral karena ditujukan
untuk pemakaian oral dan digunakan 2x sehari 1 sendok teh (5ml)
b. Penyimpanan Obat :
Obat disimpan di dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
KESIMPULAN

1. Sediaan Larutan :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
 Bentuk sediaan larutan
a. Larutan Oral
b. Larutan Topikal
c. Larutan Otik
d. Spirit
e. Tingtur

2. Sediaan Elixir :
 Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung
selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat
wangi dan zat pengawet, digunakan sebagai obat dalam.
 Ada dua jenis elixir :
a. Medicated Elixir Medicated Elixir
b. Non-Medicated Elixir
 Pembuatan sediaan elixir dilakukan dengan cara melarutkan bahan-bahan larut air dengan air
dan bahan larut alcohol dengan alcohol. Kemudian campurkan kedua larutan tersebut dengan
cara menambahkan larutan air ke larutan alcohol, setelah itu tambahkan sisa pelarut sampai
jumlah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1986). Ilmu Farmasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal. 126-136

Anief, M. (2000). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press. Hal. 95-131

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi


III. Jakarta :

Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi


IV. Jakarta :

Depkes RI

Kuncahyo, Ilham, 2011, Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Farmasi,


Universitas Setia Budi, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai