Anda di halaman 1dari 2

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah.

Trigliserida dihasilkan oleh organ hati, namun sebagian besar berasal dari makanan,
seperti daging, keju, susu, nasi, minyak goreng, dan mentega.
Lemak dari makanan yang dikonsumsi akan dipecah dan diubah menjadi energi. Setiap
lemak yang tidak digunakan tubuh, akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di sel
lemak. Ketika dibutuhkan, trigliserida akan dilepaskan untuk digunakan sebagai energi.
Ketika asupan trigliserida dari makanan melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh, akan
terjadi peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi diduga dapat
memicu penebalan pada dinding pembuluh darah, sehingga berisiko terjadi stroke dan
serangan jantung.
Trigliserida tinggi dapat terdeteksi melalui tes trigliserida pada pemeriksaan darah. Tes
ini merupakan bagian dari cek kolesterol atau tepatnya profil lemak. Pemeriksaan profil
lemak sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 4-6 tahun sekali untuk memantau kadar
lemak, yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Untuk mendapatkan hasil tes yang akurat, pasien dianjurkan berpuasa selama 8-12 jam
sebelum pengambilan darah.
Kadar trigliserida diukur dalam satuan milimeter per desiliter (mg/dL), kemudian dinilai
berdasarkan kategori berikut:

Status Kadar trigliserida


Normal Kurang dari 150 mg/dL
Batas tinggi 150-199 mg/dL
Tinggi 200-499 mg/dL
Sangat tinggi Lebih dari 500 mg/dL

Kadar trigliserida tinggi dan sangat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit
jantung. Sedangkan kadar trigliserida yang mendekati angka 1000 mg/dL berisiko
menyebabkan peradangan pankreas atau pankreatitis.

Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan hanya berlangsung
hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia kehamilan berapa pun, namun
lazimnya berlangsung di minggu ke-24 sampai ke-28 kehamilan.
Kondisi Diabetes gestasional sama dengan diabetes yang biasa, diabetes gestasional terjadi
ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) dalam
darah pada masa kehamilan.  Terkait dengan perubahan hormon dalam masa kehamilan. Pada
masa kehamilan, plasenta akan memproduksi lebih banyak hormon, seperti hormon estrogen,
HPL (human placental lactogen), progestron yang tinggi, berkaitan dengan perkembangan
kelainan glukosa pada kehamilan. Oleh sebab itu, progesteron yang tinggi dapat meningkatkan
resistensi terhadap insulin pula yang mengakibatkan, kadar gula darah meningkat dan
menyebabkan diabetes gestasional.

Anda mungkin juga menyukai