Anda di halaman 1dari 4

Uji Antibakteri Daun Mangrove Perepat (Sonneratia alba) Terhadap Zona Hambat

Bakteri Penyebab Jerawat Staphylococcus aureus


Antibacterial Test of Mangrove Leaves (Sonneratia alba) against Inhibitory Zones
of Acne-causing Bacteria Staphylococcus aureus

Roni setiawan1, Islamitri Lutfia1, Herlita1, Jaya1, Suci Mardatilah1, Sinta Ratna Dewi2
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Jl. Ir. H. Juanda No. 15,
Kalimantan Timur
email:ronisetiawan728@gmail.com
ABSTRAK
Terdapat tiga bakteri yang terlibat dalam timbulnya jerawat yaitu, Propionibacterium acnes,
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu solusi untuk mengatasi
jerawat adalah membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat dengan
antibiotik. Namun penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan bakteri yang
semula sensitif menjadi resisten. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat luar
adalah Daun Magrove (Sonneratia alba). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi
ekstrak Daun Magrove (Sonneratia alba) sebagai antibakteri untuk menghambat aktivitas bakteri
Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. Tahapan
penelitian dimulai dengan pengumpulan sampel, ekstraksi Daun Magrove menggunakan metode
maserasi dengan pelarut etanol 95%. Aktivitas antibakteri diuji dengan menggunakan metode
diffuse cakram. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10%, 25%, 50%, 75% dan 90%
Kontrol negatif yang digunakan adalah Aquadest dan kontrol positif yang digunakan adalah
Clinium 0,1%. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun jeringau memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 90%
dengan kategori kuat.
Kata kunci: Jerawat, Antibakteri, Daun Magrove, Sonneratia alba, Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
There are three bacteria involved in acne, namely, Propionibacterium acnes, Staphylococcus
aureus and Staphylococcus epidermidis. One solution to treat acne is to kill or inhibit the growth
of acne-causing bacteria with antibiotics. However, excessive use of antibiotics can cause
bacteria that were originally sensitive to become resistant. One of the plants that can be used as
external medicine is Magrove Leaf (Sonneratia alba). The purpose of this study was to determine
the potential of Magrove Leaf (Sonneratia alba) extract as an antibacterial to inhibit the activity
of Staphylococcus aureus bacteria. This research is an experimental research. The research stage
begins with sample collection, extraction of Magrove Leaves using the maceration method with
95% ethanol as solvent. Antibacterial activity was tested using the diffuse disc method. The
concentration of extract used was 10%, 25%, 50%, 75% and 90%. The negative control used was
Aquadest and the positive control used was Clnium gel 0.1%. The results showed that the
ethanol extract of jeringau leaves had antibacterial activity against Propionibacterium acnes at
concentrations of 10%, 25%, 50%, 75% and 90% with strong categories.
Keywords: Acne, Antibacterial, Magrove Leaf, Sonneratia alba, Staphylococcus aureus.
PENDAHULUAN
Jerawat adalah kelainan pada kulit yang biasa terjadi pada usia remaja. Pembentukan jerawat
terjadi karena adanya penyumbatan folikel oleh sel-sel kulit mati yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain adalah aktivitas hormone, faktor genetis (keturunan) dan infeksi oleh
bakteri Staphylococcus aureus. (Marselia, dkk., 2015). Bakteri Staphylococcus aureus. adalah
mikroba kulit yang biasanya sering ditemukan pada kulit yang kaya akan kelenjar sabesa seperti
kulit kepala dan muka (Jawetz et al., 2005). Terdapat tiga bakteri yang terlibat dalam timbulnya
jerawat yaitu, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis
(Kursia, dkk., 2016). Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif anaerob
dengan bentuk basil, pada jerawat bakteri ini berada di kelenjar sabesa tertentu yang membesar
serta hiperesponsif terhadap hormon-hormon androgen (Wells, dkk., 2015). Pengobatan jerawat
sampai saat ini masih terus dikembangkan. Salah satu solusi mengatasi jerawat adalah
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat dengan antibiotik, seperti
eritromisin, klindamisin, tetrasiklin dan benzoil peroksida (Marselia, dkk., 2015). Menurut utami
(2016), penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan bakteri yang semula
sensitive menjadi resisten. Hal tersebut mendorong penemuan sumber obat-obatan antibakteri
lain dari bahan alam, yang dapat berperan sebagai antibakteri yang lebih aman dan relatif lebih
murah. Untuk memperoleh bukti ilmiah penggunaan daun magrove sebagai antibiotik alami pada
pengobatan jerawat, maka perlu dilakukan pengujian berbagai konsentrasi ekstrak daun magrove
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pertumbuhan bakteri bisa diamati dengan
menentukan ukuran zona hambat bakteri. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat
luar untuk jerawat adalah tanaman daun mangrove. Daun mangrove kandungan metabolit
sekunder pada daun magrove yang berperan sebagai zat anti bakteri. Senyawa-senyawa kimia
tersebut diantaranya adalah tanin, saponin, etanol, polifenol, flavonoid, minyak atsiri (eugenol),
asam malat, asam ursolat, asam psidiolat dan lain-lain. (Arnelia,2002). Kandugan Flavonoid
dalam ekstrak daun magrove pada konsentrasi rendah dapat merusak membran sitoplasma yang
menyebabkan bocornya metabolit penting yang menginaktifkan sistem enzim bakteri, sedangkan
pada konsentrasi tinggi mampu merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel
(Robinson,1995). Menurut Gilman (Kamilah, 2010) ada perusakan membran sel, ion H+ dari
senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga
molekul fosfolipid akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini
mengakibatkan fosfolipid tidak mampu mempertahankan bentuk membran sel, akibatnya
membran akan bocor dan bakteri mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Namun
khasiat tanaman daun mangrove dan kandungannya belum banyak diteliti, terutama sebagai
antibakteri oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui potensi daun
magrove sebagai antibakteri (Anisah, dkk., 2014). Penelitian ekstrak etanol 95% daun mangrove
(Sonneratia alba) sebagai antibakteri untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus masih
jarang dilaporkan (Ulung, 2014). Sehingga penelitian ini layak untuk dilakukan karena daun
magrove berpotensi dapat menghambat bakteri penyebab jerawat yaitu Staphylococcus aureus.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol
daun mangrove (Sonneratia alba) konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 90%. Sedangkan
kontrol (-) yang digunakan adalah aquadest dan kontrol (+) Clinium gel 0,1% Sedangkan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas ekstrak etanol daun mangrove (Sonneratia
alba) sebagai antibakteri Staphylococcus aureus. Parameter untuk mengukur pertumbuhan
bakteri pada penelitian ini adalah ukuran diameter zona hambat yang ditunjukan dengan daerah
bening, yaitu daerah yang tidak ditumbuhi bakteri dalam satuan milimeter (mm).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diameter
Zona
konsentrasi Hambat(mm
ekstrak(mg/mL) )
ulangan ulangan rataan
1 2 ulangan 3 jumlah (ulangan) SD
10 10 14 10 34 11.3 2.30
25 10 16 12 38 12.6 3.05
50 12 14 13 39 13 1
75 18 18 17 53 17.7 0.58
90 20 19 19 58 19.3 0.58
STANDAR DEVIASI 3.50 1.50
DAFTAR PUSTAKA
1. Anisah, Khotimah, S., dan Yanti, AH,. 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak rimpang
jeringau (Acorus calamus L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Jurusan biologi, FK MIPA. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Vol. 3
(3) Hal : 1.
2. Arnelia. 2004. Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker. Universitas
Indonesia :Jakarta
3. Jawetz, Melnick ., Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Diterjemahkan
oleh Hartanto, H., Rachman, C., Dimanti, A., dan Diani, A. Jakarta: EGC.
4. Khunaifi, M. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten.) Steemis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim. Hal: 57.
5. Kursia, S., Lebang, J.S., Taebe, B., Burhan. A., Rahim, W. O., dan Nursamsiar. 2016. Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap bakteri
staphylococcus epidermidis. IJPST. 3(2): 73.
6. Marselia, S.,Wibowo, Agus. M., Arreneuz, S. 2015. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Soma (Ploiarium alternifolium Meich) Terhadap Propionibacterium acne. JKK Volume 4
nomor 4. Hal: 72-78.
7. Ulung, G. 2014. Sehat Alami dengan Herbal 250 Tanaman Herbal. PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta. Hal 165. Utami, Y.P., Taebe, B., dan Fatmawati. 2016. Standarisasi
Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) Asal
Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of pharmaceutical and medicinal
sciences. 1(2): 48-52. Wells, B.G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., Dipiro C.V.
2015. Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edition. United States of American : The Me
Graw-Hill Companies. Hal: 135.

Anda mungkin juga menyukai