Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA PERTANIAN

ACARA I
SIKLUS SEL DAN PENGAMATAN KROMOSOM TANAMAN

Ayu Lutfi Nur Awalia – 21/482352/PN/17504 – A5

INTISARI

Praktikum acara I Genetika Pertanian tentang Siklus Sel dan Pengamatan Kromosom
Tanaman yang dilakukan secara daring. Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 18 Februari
2022. Pengamatan tentang siklus sel dan pengamatan kromosom tanaman bertujuan untuk
mengetahui fase pembelahan dan siklus yang terjadi dalam sel tanaman. Preparat yang
digunakan yaitu preparat dari bagian tanaman bawang merah ( Allium cepa L.) yang memiliki
bentuk kromosom yang besar sehingga mudah diamati menggunakan mikroskop.
Pengamatan dilakukan dengan metode perlakuan kontrol dan perlakuan kolkisin. Preparat
bagian tanaman diamati menggunakan mikroskop dan didapatkan hasil pengamatan yaitu
berupa beberapa fase mitosis dari tanaman tersebut dan juga terdapat sel poliploidi pada
hasil pengamatan.

Kata kunci: siklus sel; mitosis; kromosom; kolkisin; poliploidi

PENDAHULUAN

Sel adalah unit kehidupan dasar suatu organisme. Berdasarkan ada tidaknya membran
yang mengelilingi materi genetik, sel dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sel eukariotik dan
sel prokariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus, yang merupakan membran tertutup yang
dikelilingi oleh DNA. Prokariota tidak memiliki membran inti. Sel prokariotik jauh lebih kecil dari
sel eukariotik. DNA eukariotik dikelilingi oleh membran inti, sedangkan DNA prokariotik tidak.
Sel prokariotik sangat sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih
besar dan lebih kompleks daripada sel prokariotik. Pada sel eukariotik terdapat nukleus yang
berisi materi genetik dan terbagi menjadi ruang-ruang berupa organel yang menjalankan
fungsinya masing-masing. Dalam kajian genetik, inti suatu organisme merupakan aspek yang
menarik karena mengandung DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang diturunkan kepada
keturunannya (Azhar, 2016).

Makhluk hidup akan melalui siklus hidup tumbuh dan berkembang sejak lahir hingga
mencapai tahap reproduksi. Berdasarkan sel anak yang dihasilkan, pembelahan sel
diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses di mana sel
somatik menduplikasi kromosom dalam nukleusnya untuk menghasilkan dua sel anak yang
identik. Sedangkan meiosis merupakan pembelahan nukleus yang mengurangi jumlah set
kromosom dalam sel anak hingga setengahnya (Carlton et al, 2020).
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang identik
dengan sel induknya. Mitosis adalah pembelahan yang terjadi melalui tahapan tertentu. Mitosis
terjadi pada sel eukariotik. Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n),
sel anak yang dihasilkan adalah dua sel yang juga diploid (2n). Mitosis menghasilkan dua
keturunan yang identik. Mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Mitosis
terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh muda) yang sedang tumbuh dan berkembang
(James et al., 2006).

Meiosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan keturunan haploid dari orang
tua diploid. Pembelahan meiosis ini menghasilkan setengah dari sel induk. Sepintas, mitosis
dan meiosis tampak sebagai proses yang sangat berbeda, dengan satu menyalin materi
genetik dan yang lainnya membagi dua materi genetik setelah rekombinasi genetik dan
penataan ulang kromosom. Meiosis penting untuk reproduksi pada eukariota yang bereproduksi
secara seksual. Pembelahan sel khusus ini dengan tepat membagi dua jumlah kromosom dan
menghasilkan gamet atau spora haploid. Perkembangan meiosis, serta struktur dan proses
intinya, dilestarikan di seluruh kerajaan (James et al., 2006).
Proses pembelahan sel melalui mitosis merupakan bagian yang erat hubungannya
dengan siklus sel. Panjang siklus sel lengkap dipengaruhi oleh kandungan DNA inti sel dan
aktivitasnya metabolisme umum sel seperti pernapasan atau respirasi (Syukur dan
Sastrosumarjo, 2015 cit. Tina Komalasari, 2019). Siklus sel terdiri dari beberapa tahap yaitu
interfase dan mitosis. fase menengah terdiri dari fase G1, S dan G2, sedangkan fase mitosis
terdiri dari mitosis dan sitokinesis (Wakim dan Grewal, 2019. Tina Komalasari, 2019). Fase
mitosis adalah proses terpendek dalam siklus sel. Di sisi lain, interfase adalah fase terpanjang
dalam siklus sel bawang merah. Bawang merah sering digunakan dalam pengamatan mitosis
karena memiliki fase pertumbuhan cepat dan mudah digunakan. Pengamatan mitosis dilakukan
pada akar bawang merah. Hal ini memudahkan untuk diamati karena memiliki jumlah
kromosom yang sedikit dan besar. Bawang merah memiliki ukuran kromosom yang cukup
besar, sehingga sangat cocok Pengamatan mitosis yang terjadi pada jaringan meristematik
yang terdapat pada ujung dan apeks akar tangkai. Mengamati fase mitosis lebih mudah diamati
pada pagi hari dibandingkan pada sore atau malam hari karena pada pagi hari sekitar jam 9-10
pagi sel membelah diri (Abdullah dkk, 2017).
Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang bersifat toksik dan karsinogenik yang dapat
diturunkan dari ekstrak tumbuhan Colchicum autumnale, colchicine banyak digunakan dalam
biologi dan pertanian yang bertujuan untuk membuat sel poliploid buatan, ia melakukannya
karena gangguan proses pembentukan benang mikrotubulus pada benang spindel, yang
mengarah pada duplikasi kromosom tanpa duplikasi di dinding sel menciptakan satu set
kromosom diduplikasi, membuat dinding sel lebih besar. Aplikasi kolsikin dengan cara
merendam bagian tanaman dalam larutan kolkisin. Pemberian kolkisin pada setiap tanaman
memberikan respon yang berbeda, umumnya pemberian kolkisin bekerja efektif dalam kisaran
0,01% hingga 1% dan untuk jangka waktu 6 hingga 72 jam.

BAHAN DAN METODE

Praktikum Acara I yang berjudul Siklus Sel dan Pengamatan Kromosom Tanaman
dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Februaril 2022 secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tusuk gigi, object glass, deglass, mikroskop,
pinset, gelas beker, dan kompor spritus. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ujung
akar bawang merah (Allium cepa L.) yang bersifat normal dan poliplodisasi, larutan fiksasi Carnoy
(campuran alcohol absolut dengan asam asetat glasial dengan perbandingan 3:1), pewarna aceto
carmine, dan aquades.
Metode yang dilakukan pada pengamatan ini yang pertama yaitu dengan menumbuhkan
bawang merah dengan metode air selama 3-4 hari hingga akar tumbuh. Kemudian ujung akar
yang tumbuh dipotong kira-kira sepanjang 4 mm pada pukul 9 sampai 10 pagi yaitu saat dimana
sel sedang aktif membelah. Potongan akar tadi lalu dimasukkan kedalam larutan fiksatif carnoy
yang merupakan campuran dari alkohol absolut dan asam asetat glasial dengan perbandingan 3:1.
Potongan ujung akar kemudian difiksasi dalam larutan fiksatif carnoy selama 15-20 menit. Setelah
potongan ujung akar difiksasi, potongan ujung akar dimasukkan ke dalam larutan aceto carmine
0,5% untuk pewarnaan. Pewarnaan dilakukan dengan pemanasan bertujuan agar pewarna dapat
meresap pada jaringan ujung akar. Pemasanan dihentikan apabila larutan mulai mendidih dan
potongan ujung akar mulai bergerak. Potongan ujung akar diambil menggunakan pinset lalu
diletakkan pada object glass dan selanjutnya dipotong sepanjang 1 mm. Potongan tersebut
kemudian ditutup menggunakan deglass kemudian diketuk menggunakan tusuk gigi hingga
potongan ujung akar akan menjadi satu lapis dari perbesaran lemah hingga kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kromosom Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)

Fase Mitosis Normal Poliploid

Fase pembelahan : Profase Fase pembelahan : Profase


Bentuk kromosom: Submetasentrik Bentuk kromosom : Submetasentrik
Jumlah kromosom : 2n=2x=16 Jumlah kromosom : 2n=4x=32

Profase

Gambar 1. Kontrol Perbesaran 40x Gambar 2. Kolsikin Perbesaran 40x

Fase pembelahan : Metafase Fase pembelahan : Metafase


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 2n=2x=16 Jumlah kromosom : 2x=4x=32

Metafase

Gambar 3. Kontrol Perbesaran 40x Gambar 4. Kolsikin Perbesaran 40x


Fase pembelahan : Anafase
Bentuk kromosom : Akrosentrik
Jumlah kromosom : 2n=2x=16

Anafase

Gambar 5. Kontrol Perbesaran 40x

Fase pembelahan : Telofase Fase pembelahan : Telofase


Bentuk kromosom : Telosentrik Bentuk kromosom : Telosentrik
Jumlah kromosom : 2n=2x=16 Jumlah kromosom : 2n=4x=32

Telofase

Gambar 6. Kontrol Perbesaran 40x Gambar 7. Kolsikin Perbesaran 40x

Dari pengamatan fase mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa L.) pada perlakuan
kontrol yang dilakukan. Kurma menerima fase pembelahan lengkap yang terdiri dari profase,
metafase, anafase dan telofase. Profase itu sendiri adalah fase di mana hilangnya membran inti
sel dan materi genetik dipadatkan menjadi struktur kromosom yang kompak. Selain itu, metafase
adalah fase ketika posisi kromosom sejajar dengan bidang ekuator dan benang spindel melekat
pada sentromer masing-masing kromosom. Kemudian anafase adalah fase di mana kromatid yang
telah berpisah dari kromosom tertarik ke kutub yang berlawanan. Dan akhirnya, telofase ditandai
dengan regenerasi membran dalam inti sel yang terpisah.
Pada pengamatan tumbuhan poliploid di atas tidak terjadi fase pembelahan anafase, yaitu
fase dimana kromatid yang telah berpisah dari kromosom tertarik ke kutub yang berlawanan.
Karena senyawa kolkisin yang diberikan mengganggu kinerja benang spindel, sehingga tidak terjadi
mundurnya kromosom ke kutub yang berlawanan. Dari penjelasan tersebut dapat diasumsikan
bahwa kolkisin menghambat kerja sel dalam pembelahan, kerja kolkisin dalam sel adalah
menghambat kerja benang-benang spindel, sehingga fase mitosis tidak sepenuhnya terjadi. Pada
mitosis terdapat fase peralihan yaitu pertumbuhan sel dan duplikasi sel materi genetik berupa DNA
dalam inti sel dan empat fase mitosis, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Sedangkan
pada pembelahan meiosis, terdapat tahapan meiosis 1 dan meiosis 2. Profase sendiri merupakan
tahapan hilangnya membran inti sel dan materi genetik yang terkondensasi menjadi struktur
kromosom yang kompak. Metafase adalah fase ketika posisi kromosom sejajar dengan bidang
pembelahan dan benang spindel melekat pada sentromer masing-masing kromosom. Selain itu,
anafase adalah fase ketika kromatid, yang telah berpisah dari kromosom, pindah ke kutub yang
berlawanan. Fase ini diikuti fase telofase yang ditandai dengan regenerasi membran pada inti sel
yang terpisah (Nusantari, 2012).
Pada penelitian ini hanya ditemukan tipe triploid (2n=3x) pada sel yang menunjukkan
peningkatan jumlah kromosom atau poliploid. Ciri visual dari kromosom yang terlihat pada gambar
adalah bahwa kromosom-kromosom tersebut saling bergerombol, sehingga sulit untuk
mengidentifikasi kromosom. Hal ini disebabkan oleh penumpukan kromosom. Akibatnya, proses
pengamatan memakan waktu lama. Jika jumlah kromosom yang dihitung berada di atas atau di
bawah kelipatan dari jumlah kromosom dasar, delesi atau duplikasi kromosom dapat diasumsikan.
Keanekaragaman ini memungkinkan untuk mengetahui banyak sifat genetik sehingga dapat
dijadikan sebagai salah satu penemuan galur unggul. Pemberian kolkisin dapat mempengaruhi
kenampakan morfologi tanaman bawang merah hanya pada beberapa bagian tanaman saja, tidak
pada semua bagian tanaman. Kolkisin dapat menyebabkan mutasi acak, sehingga dapat memiliki
efek yang tidak merata pada setiap sel pada setiap individu. Dengan beberapa perlakuan kolkisin,
individu dengan sel yang tetap diploid (2n), kemungkinan mencerminkan derajat ploidiisasi tanaman
bawang merah, hanya menghasilkan jenis kromosom triploid, tanpa meninggalkan perubahan
keragaman genetik tanaman bawang merah secara keseluruhan (Pharmawati & Wistiani, 2015). ).
Bawang merah sering digunakan dalam pengamatan mitosis karena tumbuh dengan cepat
dan mudah digunakan. Pengamatan mitosis menggunakan akar bawang merah memudahkan
pengamatan karena memiliki jumlah kromosom yang sedikit dan besar. Bawang merah memiliki
ukuran kromosom yang cukup besar sehingga sangat berguna untuk mengamati mitosis yang
terjadi pada jaringan meristem yang terletak di ujung akar dan ujung tangkai. Pengamatan fase
mitosis lebih mudah diamati pada pagi hari dibandingkan pada sore atau malam hari karena sel
membelah pada jam 9-10 pagi (Abdullah et al, 2017).
Poliploidisasi adalah penggandaan spontan dari set lengkap kromosom (ploidi) suatu
organisme. Salah satu cara untuk menginduksi poliploidisasi pada tanaman adalah melalui
penggunaan senyawa kimia colchicine. Peran poliploid dalam genetika tanaman adalah untuk
mengamati fase dan perilaku kromosom selama siklus sel, mengungkapkan sifat-sifat kromosom
selama siklus sel dan mengamati sel poliploid dan membandingkannya dengan sel normal
(Saraswati et al, 2017).
Organisme yang memiliki kondisi ini disebut organisme poliploid. Poliploidi adalah suatu
kondisi di mana suatu organisme memiliki lebih dari satu set kromosom (genom). Upaya yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan organisme poliploid disebut poliploidisasi (Rice et al, 2019).

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat fase-fase beserta perilaku


kromosom selama siklus sel yang dalam hal ini adalah fase mitosis yang terdiri dari profase,
metafase, anafase, dan telophase. Kemudian dapat menunjukan ciri khas dari kromosom selama
siklus sel berupa perbedaan kromosom pada perlakuan kontrol dan pemberian kolkisin yaitu sel
dengan perlakuan kontrol melakukan pembelahan mitosis sempurna, sedangkan sel dengan
perlakuan kolkisin tidak terdapat anafase pada fase pembelahan sel. Serta membandingkan sel
yang mengalami poliploidisasi dengan sel normal yaitu terdapat pada fase pembelahannya dan
jumlah kromosomnya. . Pada sel tanaman normal, pembelahan sel secara mitosis terjadi dengan
sempurna. Sedangkan pada sel tanaman poliploidi terjadi ketidaksempurnaan karena adanya
induksi poliploidi menggunakan senyawa kolkisin. Selain itu, setelah mengamati siklus sel pada
mikroskop, dapat disimpulkan bahwa bentuk kromosom yang ada pada se l tanaman normal dan
seltanaman poliploidi berbeda. Pada sel tanaman normal koromosom memiliki bentuk yang rapat
dan menumpuk, sedangkan pada sel tanaman poliploidi memiliki kromosom dengan bentuk
terpisah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Fas Nurussalami., Adi, S. J., Widayat. 2017. Penentuan Waktu Perendaman Sel(Fase
Mitosis) Akar Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Menggunakan Safranin Untuk
Mendukung Praktikum Biologi. 1(3):86-91.
Azhar, Minda., 2016. Biololekul Sel: Karbohidrat, Protein, dan Enzim. UNP Press. Padang
Carlton, J. G., Jones, H., & Eggert, U. S. (2020). Membrane and organelle dynamics during
cell division. Nature Reviews Molecular Cell Biology. 2:1-16.

James, Joyce., Colin, Baker., Helen Swain. 2006. Prinsip Prinsip Sains Untuk Keperawatan.

Erlangga. Jakarta.

Probowati, Wiwit., Putranti A. H. 2020. Indeks Mitosis Dan Jumlah Kromosom Kentang Hitam
(Coleus tuberosus). 9(4):562-571.
Ernawati, Eti., Agustrina, Rochmah. 2009. Pembelahan Sel Akar Umbi Bawang Bombay (Allium
Cepa L.) Di Bawah Pengaruh Medan Magnet. 09: 543-548.
Rice, A., Šmarda, P., Novosolov, M., Drori, M., Glick, L., Sabath, N., Mayrose, I. (2019). The global

biogeography of polyploid plants. Nature Ecology & Evolution, 3(2), 265–273


Nusantari, Elya. 2012. Genetika. Deepublish. Yogyakarta.
Pharmawati, Made., Wistiani, Ni Luh Ayu Jami. 2015. Induksi Mutasi Kromosom Dengan Kolkisin
Pada Bawang Putih (Allium Sativum L.) Kultivar ‘Kesuna Bali’. 5(1):19-25
Saraswati, Dewi Rahayu., Rahayu, Tintrim., Hayati, Ari. 2017. Kajian Pemberian Kolkisin Dengan
Metode Tetes Terhadap Profil Poliploidi Tanaman Zaitun (Olea europaea). 2(2):24-2.
WORKSHEET PRAKTIKUM GENETIKA
PERTANIAN SIKLUS SEL DAN PENGAMATAN
KROMOSOM TANAMAN

Nama : Ayu Lutfi Nur Awalia


NIM : 21/482352/PN/17504
Golongan : A5

Tugas 1. Siklus Sel


Instruksi: Amati siklus pembelahan sel dan amati bentuk kromosom pada
setiap tahap pembelahan selnya.
1.1 Sel Tanaman Normal (Sumber : Dokumentasi Asisten)

Fase pembelahan : Profase Fase pembelahan : Metafase


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 8 Jumlah kromosom : 8

Fase pembelahan : Anafase Fase pembelahan : Telofase


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 2n=16 Jumlah kromosom : 2n=16
1.2 Sel Tanaman Poliploid (Sumber : Dokumentasi Asisten)

Fase pembelahan : Profase Fase pembelahan : Metafase


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 32 Jumlah kromosom : 32

Fase pembelahan : Telofase Fase pembelahan :


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom :
Jumlah kromosom : 2n=32 Jumlah kromosom :
Tugas 2. Pengamatan Pembelahan Sel
Carilah gambar siklus sel pada beberapa tanaman yang berbeda dan bandingkan jumlah
kromosomnya!
a. Tanaman : Bawang bombay ( Sumber : Ernawati & Agustrina, 2009.)
Fase pembelahan : Profase Fase pembelahan : Metafase
Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 2n=16 Jumlah kromosom : 2n=16

Fase pembelahan : Anafase Fase pembelahan : Telofase


Bentuk kromosom : Metafase Bentuk kromosom : Metafase
Jumlah kromosom : 2n=16 Jumlah kromosom : 2n=16

b. Tanaman : Kentang Hitam Kentang Hitam (Coleus tuberosus)


(Sumber : Probowati dan Putranti, 2020)

Fase pembelahan : Profase Fase pembelahan : Metafase


Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 16 Jumlah kromosom : 16
Fase pembelahan : Anafase Fase pembelahan : Telofase
Bentuk kromosom : Metasentrik Bentuk kromosom : Metasentrik
Jumlah kromosom : 32 Jumlah kromosom : 32

Lampiran Screenshoot jurnal

Anda mungkin juga menyukai