Anda di halaman 1dari 37

Gerakan Partikel :

Difusi, Osmosis, Imbibisi


Gerakan Partikel
CO2 O2 H2O

Ion H2O
◼ Tanaman bertambah besar ukurannya karena
adanya bahan tambahan berupa partikel
◼ Partikel berupa ion atau molekul yang masuk dan
keluar dari dalam tubuh tanaman
◼ Ion yang masuk antara lain berupa nutrisi
misalnya NH4+, NO3- dll
◼ Molekul yang masuk misalnya : CO2 dan H2O
◼ Molekul yang keluar misalnya O2 dan H2O
◼ Masuk dan keluarnya partikel dengan proses
gerakan partikel berupa difusi, osmosis dan
imbibisi
Difusi
gerakan partikel dari
tempat dengan
potensial kimia lebih
tinggi ke tempat
dengan potensial
kimia lebih rendah
karena energi
kinetiknya sendiri
sampai terjadi
keseimbangan
dinamis
◼ Potensial kimia : energi bebas per mol
◼ Energi bebas : energi untuk melakukan kerja
◼ Energi kinetik : energi yang dimiliki partikel
dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan
gerakan
◼ Keseimbangan dinamis : partikel tetap
bergerak namun jumlah yang masuk seimbang
dengan jumlah yang keluar, sehingga difusi
berhenti
Laju gerakan partikel
◼ V = (8RT)1/2/ π M
◼ V = laju (cm/det) T = suhu K
◼ R = tetapan gas M = BM π = 3,14
◼ Faktor yg mempengaruhi difusi
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar
difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
Contoh Difusi
◼ Model

A B
1. CO2 2x CO2 4x
CO2 3x CO2 3x
2. CO2 2x, O22x CO2 4x
CO2 3x, O21x CO2 3x, O21x
Difusi CO2, O2 dan H2O

CO2 O2 H2O
Osmosis
◼ Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi
ke potensial air lebih rendah melewati membran
selektif permeabel sampai dicapai keseimbangan
dinamis
Sifat Membran
◼ Sifat membran solvent solut
permeabel + +
semi permeabel + -
selektif permeabel + +/-
impermeabel - -

+ = dapat lewat - = tidak


◼ Contoh membran : membran plasma, membran
vakuola, membran kloroplas
Membran
Potensial Air
◼ Potensial air : energi bebas per mol air
◼ Ψ = Ψs + Ψp + Ψm satuan : atm, bar, Pa
◼ Ψ (potensial air) = - DTD (defisit tek difusi)
◼ Ψs (potensial solut) = -TO (tek osmosis)
◼ Ψp (potensial tekanan) = TT (tek turgor)
◼ Ψm (potensial matriks) = TI (tek imbibisi)
◼ DTD = TO - TT
◼ Di dalam sel Ψm kecil – diabaikan
◼ Di dalam benih Ψp kecil - diabaikan
Potensial Solut
◼ Potensial solut : penurunan energi bebas air
dalam suatu larutan karena interaksi air dengan
solut, dibanding dengan air murni
◼ Potensial air murni -> maksimal = 0 bar
◼ Larutan mempunyai potensial air < 0 atau
negatif
◼ Larutan di tempat terbuka mempunyai Ψp = 0,
sehingga Ψ = Ψs
◼ Ψs = - m i R T TO = M R T
◼ m = molalitas i = derajat ionisasi ( sukrosa =1,
Na Cl = 1,8 pada 20o C)
R = tetapan gas = 22,7/273 bar
T = suhu K = 0C + 2730
◼ Faktor yang berpengaruh thd Ψs
1. Molallitas (konsentrasi), makin tinggi
Ψs makin rendah
2. Derajat ionisasi, makin tinggi Ψs
makin rendah
3. Derajat hidrasi, solut mudah mengikat
air, Ψs rendah
4. Suhu, makin tinggi , Ψs makin rendah
Arah gerakan air
◼ Dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah
◼ Dari DTD lebih rendah ke DTD lebih tinggi
◼ Dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah
ke konsentrasi lebih tinggi
◼ Dari larutan lebih encer ke larutan lebih kental
Ketentuan dalam gerakan air
◼ Saat seimbang dinamik , potensial air atau
DTD sama
◼ Bila salah satu bagian tidak terbatas misal
lengas tanah, potensial air sama dengan bagian
yang tidak terbatas
◼ Bila dua bagian terbatas , potensial air akhir
merupakan rata-rata
◼ Potensial solut tidak berubah sampai potensial
tekanan mencapai 0 bar
Sel A dalam Larutan B

◼ Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 0 = -30 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
◼ Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 20 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
Sel A dengan Sel B
◼ Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+4 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp A
= -24+ 8 = -16 bar
◼ Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+1 = - 13 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp B
= -24+11 = -13 bar
Hubungan Ψ, Ψs, Ψp
◼ Sel turgor penuh
Ψ = Ψs + Ψp = -12,5 + 12,5 = 0 bar
◼ Sel mengempis, volume relatif 80%
Ψ = Ψs+ Ψp = -14 + 0 = -14 bar
Mengukur potensial air
Metode Gravimetri
Metode Chardakov
Pressure Bomb Scholander
sampel manometer gas N2
Pengukuran potensial air
Status Air Tanaman
◼ Status air tanaman dapat diukur menggunakan potensial air (Ψ).
◼ Potensial air dapat diukur menggunakan metode gravimetri,
metode Chardakov atau menggunakan Pressure Bomb
Scholander.
◼ Cara lain adalah dengan menggunakan Kadar Air Nisbi
Kadar Air Nisbi
◼ KAN = (BS – BK) : (BJ – BK) x 100%
◼ BS = Bobot Segar = bobot dari lapangan
◼ BJ = Bobot Jenuh = bobot setelah direndam dalam air 24 jam
◼ BK = Bobot Kering = bobot setelah dikeringkan sampai tetap
pada suhu 65 -85o C sekitar 48 jam
Hasil Penelitian
◼ Terdapat hubungan linier positif antara
potensial air (-MPa) dengan KAN (%)
100.00

90.00
Kadar Air Nisbi (%)

80.00

70.00

60.00
y = -179.43x + 109.03
50.00 R2 = 0.909
40.00

30.00
0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450
Potensial Air (-MPa)
◼ Kadar Lengas
0.500

Potensial Air Daun (- MPa)


Tanah x
y = 0.0002x 2 - 0.0196x + 0.665
Potensial Air 0.400
R2 = 0.8084
Daun (-MPa) 0.300
hubungan 0.200
positif
0.100

0.000
10 20 30 40 50 60
Kadar Lengas Tanah (%)
◼ Kadar Lengas 100.00

Kadar Air Nisbi Daun (%)


Tanah x Kadar 2
y = -0.0547x + 5.0886x - 35.183
Air Nisbi = 80.00
R2 = 0.942
kuadratik, 60.00
maksimal 46,51%
40.00
◼ Regosol kapasitas
lapangan …., 20.00
jenuh ….
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kadar Lengas Tanah (%)
Mengukur potensial solut

◼ Jaringan berwarna misal daun Rhoediscolor dimasukkan larutan


dengan konsentrasi berbeda, potensial solut jaringan = potensial
solut larutan yang menyebabkan 50% jaringan mengalami
plasmolisis
Potensial Tekanan
◼ Di dalam vakuola terdapat
solut – menurunkan
potensial solut –
menurunkan potensial air –
lebih rendah dari sekitar –
terjadi endo osmosis –
menyebabkan peningkatan
potensial osmotik – vakoula
membesar – membran
plasma menekan dinding sel
– tekanan turgor atau
potensial tekanan
Plasmolisis
◼ Plasmolisis : proses terlepasnya
membran plasma dari dinding
sel karena sel berada pada
lingkungan hipertonik (
potensial air lebih rendah, DTD
lebih tinggi, larutan lebih pekat)
– terjadi ekso osmosis – vakuola
mengecil
◼ Bila dimasukkan ke dalam
lingkungan hipotonik ( potensial
air lebih tinggi ) - terjadi endo
osmosis – deplasmolisis – sel
segar kembali
◼ Lingkungan sama – isotonik
Plasmolisis
Imbibisi
◼ Imbibisi ; proses penyerapan solven oleh imbiban
◼ Contoh : penyerapan minyak oleh karet,
penyerapan air oleh benih
◼ Imbibisi merupakan proses awal perkecambahan
◼ Syarat – ada beda potensial, ada tarik menarik
antar molekul
◼ Di dalam benih ada koloid hidrofil berupa matriks
: protein, pati selulose – menarik air
◼ Ψ = Ψm + Ψp
◼ Ψ benih dapat mencapai -1000 bar, akar -2 - -8
bar
Imbibisi benih
Imbibisi
Hasil Penelitian
◼ Kadar air tanah x Imbibisi : tahap awal 1-6 jam
kadar air rendah imbibisi lambat, akhir 24 jam
sama
Air Imbibisi (% bobot kering

200

160
21.92
120
benih)

35.65
80 39.75
48.17
40

0
0 1 3 6 12 24
Waktu (jam)

Anda mungkin juga menyukai