Ion H2O
Tanaman bertambah besar ukurannya karena
adanya bahan tambahan berupa partikel
Partikel berupa ion atau molekul yang masuk dan
keluar dari dalam tubuh tanaman
Ion yang masuk antara lain berupa nutrisi
misalnya NH4+, NO3- dll
Molekul yang masuk misalnya : CO2 dan H2O
Molekul yang keluar misalnya O2 dan H2O
Masuk dan keluarnya partikel dengan proses
gerakan partikel berupa difusi, osmosis dan
imbibisi
Difusi
Gerakan partikel dari tempat dengan potensial
kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial
kimia lebih rendah karena energi kinetiknya
sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis
Gas, zat cair, dan Zat Padat :
Molekul-molekulnya ada kecendrungan untuk
menyebar ke segala arah sampai terdapat
konsentrasi yang sama
Difusi : Padat Dalam zat cair
Difusi : Cair Dalam zat cair
Difusi : Gas Dalam Gas
Difusi : Gas Dalam zat cair
Difusi : Cair Dalam Gas
PERGERAKAN DIFUSI
Difusi disebabkan adanya energi kinetis dari
molekul
Sumber energi utama pergerakan molekul
terdapat di daerah yg banyak molekulnya
(Konsentrasi pekat)
Arah pergerakan difusi Ketempat yang
kekurangan molekul (konsentrasi rendah)
Potensial kimia : energi bebas per mol
Energi bebas : energi untuk melakukan kerja
Energi kinetik : energi yang dimiliki partikel
dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan
gerakan
Keseimbangan dinamis : partikel tetap
bergerak namun jumlah yang masuk seimbang
dengan jumlah yang keluar, sehingga difusi
berhenti
Faktor yg mempengaruhi difusi
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar
difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
TEKANAN DIFUSI
A B
1 atm 0 atm
A B
1/2 atm 1/2 atm
CO2 O2 H2O
Osmosis
Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke
potensial air lebih rendah melewati membran selektif
permeabel sampai dicapai keseimbangan dinamis
Perhatikan Gambar
Bejana disekat dengan “Selaput
Permiable” Dapat dilalui oleh “Gula”
dan “Air”
Dalam jangka tertentu Dalam bejana
PV = nRT
P = Nilai Osmosis Satuan “atm”
V = Volume dinyatakan dengan “liter”
n = Jumlah gram molekul zat terlarut
R = Ketetapan gas, yaitu 22,4/273
T = Temperatur Mutlak (kelvin)
1 derja Celcius = 274 derjat kalvin
Massa jenis Titik Titik Tahun
No Periode, Massa
Nama Lambang (g/cm³) lebur didih penemua Penemu
.atom Golongan (g/Mol)
pada 20°C (°C) (°C) n
2 Helium He 1; 18 4,002602(2)2 4 0,17 g/l -272,2 -268,9 1895 Ramsay dan Cleve
prasejara
6 Karbon C 2; 14 12,0107(8)2 4 3,51 3550 4827 tak diketahui
h
8 Oksigen O 2; 16 15,9994(3)2 4 1,33 g/l -218,4 -182,9 1774 Priestly dan Scheele
10 Neon Ne 2; 18 20,1797(6)2 3 0,84 g/l -248,7 -246,1 1898 Ramsay dan Travers
TEKANAN TURGOR
Perhatikan Gambar !!!
Kantung selaput semipermiabel berisi larutan gula
Lar. 40%
Gula Setelah dibiarkan 5 jam maka akan terjadi seperti
Gambar-B
Air Tekanan yang menyebabkan berkembangnya dinding
Gambar-A kantung (gambar-B) dinamakan “Tekanan Turgor”
Setelah 5 jam
Gambar-B
OSMOSIS PLAMOLISIS
Tumpukan Sel
25% Konsentrasi
Air (H2O)
Tumpukan Sel
25% Konsentrasi
Larutan Glukosa 45%)
Plasmolisis
Plasmolisis
Lepasnya
Membran sel dari
dinding sel akibat
dari devisit air
Bisa bersifat
permanen Sel
akan mati
Bisa sembuh bila
diberikan larutan
isotonis
Plasmolisis
Plasmolisis : proses terlepasnya
membran plasma dari dinding sel
karena sel berada pada lingkungan
hipertonik ( potensial air lebih
rendah, DTD lebih tinggi, larutan
lebih pekat) – terjadi ekso osmosis
– vakuola mengecil
Bila dimasukkan ke dalam
lingkungan hipotonik ( potensial
air lebih tinggi ) - terjadi endo
osmosis – deplasmolisis – sel segar
kembali
Lingkungan sama – isotonik
IMBIBISI
Imbibisi : Migrasi molekul Air ke benda lain
yang berlubang (pori) akibat perbedaan Nilai
Osmosis, dan kemudian molekul air tersebut
menetap di dalam Zat Tersebut.
Imbibisi Imbibere Menyelundup
Air yang Masuk Air Imbibisi
Zat yang Kemasukan Air Imbiban
Imbibisi
Imbibisi ; proses penyerapan solven oleh imbiban
Contoh : penyerapan minyak oleh karet, penyerapan
air oleh benih
Imbibisi merupakan proses awal perkecambahan
Syarat – ada beda potensial, ada tarik menarik antar
molekul
Di dalam benih ada koloid hidrofil berupa matriks :
protein, pati selulose – menarik air
Ψ = Ψm + Ψp
Ψ benih dapat mencapai -1000 bar, akar -2 - -8 bar
Ψ = potensial air = 0 bar (Mpa)
Imbibisi benih
Potensial Air
Potensial air : energi bebas per mol air
Ψ = Ψs + Ψp + Ψm satuan : atm, bar, Pa
Ψ (potensial air) = - DTD (defisit tek difusi)
Ψs (potensial solut) = -TO (tek osmosis)
Ψp (potensial tekanan) = TT (tek turgor)
Ψm (potensial matriks) = TI (tek imbibisi)
DTD = TO - TT
Di dalam sel Ψm kecil – diabaikan
Di dalam benih Ψp kecil - diabaikan
Potensial Solut
Potensial solut : penurunan energi bebas air
dalam suatu larutan karena interaksi air
dengan solut, dibanding dengan air murni
Potensial air murni : maksimal = 0 bar (MPa)
Larutan mempunyai potensial air < 0 atau
negatif
Larutan di tempat terbuka mempunyai Ψp = 0,
sehingga Ψ = Ψs
Ψs = - m i R T TO = M R T
m = molalitas i = derajat ionisasi ( sukrosa =1,
Na Cl = 1,8 pada 20o C)
R = tetapan gas = 22,7/273 bar
T = suhu K = 0C + 2730
Faktor yang berpengaruh terhadap Ψs
1. Molallitas (konsentrasi),
makin tinggi Ψs makin rendah
2. Derajat ionisasi,
makin tinggi Ψs makin rendah
3. Derajat hidrasi,
solut mudah mengikat air, Ψs rendah
4. Suhu, makin tinggi Ψs makin rendah
Arah gerakan air
Dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah
Dari DTD lebih rendah ke DTD lebih tinggi
Dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah
ke konsentrasi lebih tinggi
Dari larutan lebih encer ke larutan lebih kental
Ketentuan dalam gerakan air
Saat seimbang dinamik , potensial air atau
DTD sama
Bila salah satu bagian tidak terbatas misal
lengas tanah, potensial air sama dengan bagian
yang tidak terbatas
Bila dua bagian terbatas , potensial air akhir
merupakan rata-rata
Potensial solut tidak berubah sampai potensial
tekanan mencapai 0 bar
Sel A dalam Larutan B
Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 0 = -30 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 20 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
Sel A dengan Sel B
Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+4 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp A
= -24+ 8 = -16 bar
Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+1 = - 13 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp B
= -24+11 = -13 bar
Hubungan Ψ, Ψs, Ψp
Sel turgor penuh
Ψ = Ψs + Ψp = -12,5 + 12,5 = 0 bar
Sel mengempis, volume relatif 80%
Ψ = Ψs+ Ψp = -14 + 0 = -14 bar
Mengukur potensial solut