Anda di halaman 1dari 55

Pertemuan 4

Mata Kuliah
Fisiologi Tumbuhan

Mekanisme Pengangkutan Air dan


Mineral Dalam Tumbuhan

Dosen:
Drs. Moch. Muflih Muhadjir M.Si

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Wiralodra
Pokok Bahasan
1. Proses Difusi Dalam Tumbuhan
2. Proses Osmosis Dalam Tumbuhan
3. Perjalanan air dalam Tumbuhan
4. Pengangkutan Zat-zat dari Daun
Gerakan Partikel
CO2 O2 H 2O

Ion H2O
Tanaman bertambah besar ukurannya karena
adanya bahan tambahan berupa partikel
Partikel berupa ion atau molekul yang masuk
dan keluar dari dalam tubuh tanaman
Ion yang masuk antara lain berupa nutrisi
misalnya NH4+, NO3- dll
Molekul yang masuk misalnya : CO2 dan H2O
Molekul yang keluar misalnya O2 dan H2O
Masuk dan keluarnya partikel dengan proses
gerakan partikel berupa difusi, osmosis dan
imbibisi
DIFUSI
Difusi
Gerakan partikel dari
tempat dengan
potensial kimia lebih
tinggi ke tempat
dengan potensial
kimia lebih rendah
karena energi
kinetiknya sendiri
sampai terjadi
keseimbangan dinamis
Potensial kimia : energi bebas per mol

Energi bebas : energi untuk melakukan kerja

Energi kinetik : energi yang dimiliki partikel


dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan
gerakan

Keseimbangan dinamis : partikel tetap bergerak


namun jumlah yang masuk seimbang dengan
jumlah yang keluar, sehingga difusi berhenti
Laju gerakan partikel

V = (8RT)1/2/ M

V = laju (cm/det) T = suhu K


R = tetapan gas M = BM = 3,14

Faktor yg mempengaruhi difusi


1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar
difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
Contoh Difusi
Model

A B
1. CO2 2x CO2 4x
CO2 3x CO2 3x
2. CO2 2x, O22x CO2 4x
CO2 3x, O21x CO2 3x, O21x
Difusi CO2, O2 dan H2O
CO2 O2 H2O
Osmosis
Osmosis :
Gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke potensial air lebih
rendah melewati membran selektif permeabel sampai dicapai
keseimbangan dinamis
Sifat Membran
Sifat membran solvent Solut

Permeabel + +
Semi permeabel + -
Selektif permeabel + +/-
Impermeabel - -

+ = dapat lewat - = tidak


Contoh membran : membran plasma, membran vakuola, membran
kloroplas
Membran
Potensial Air
Potensial air : energi bebas per mol air
= s + p + m satuan : atm, bar, Pa
(potensial air) = - DTD (defisit tek difusi)
s (potensial solut) = -TO (tek osmosis)
p (potensial tekanan) = TT (tek turgor)
m (potensial matriks) = TI (tek imbibisi)
DTD = TO - TT
Di dalam sel m kecil diabaikan
Di dalam benih p kecil - diabaikan
Potensial Solut
Potensial solut : penurunan energi bebas air
dalam suatu larutan karena interaksi air dengan
solut, dibanding dengan air murni
Potensial air murni -> maksimal = 0 bar
Larutan mempunyai potensial air < 0 atau
negatif
Larutan di tempat terbuka mempunyai p = 0,
sehingga = s
s = - m i R T TO = M R T
m = molalitas i = derajat ionisasi ( sukrosa =1,
Na Cl = 1,8 pada 20o C)
R = tetapan gas = 22,7/273 bar
T = suhu K = 0C + 2730
Faktor yang berpengaruh thd s
1. Molallitas (konsentrasi), makin tinggi
s makin rendah
2. Derajat ionisasi, makin tinggi s
makin rendah
3. Derajat hidrasi, solut mudah mengikat
air, s rendah
4. Suhu, makin tinggi , s makin rendah
Arah gerakan air
Dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah
Dari DTD lebih rendah ke DTD lebih tinggi
Dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi lebih tinggi
Dari larutan lebih encer ke larutan lebih kental
Ketentuan dalam gerakan air
Saat seimbang dinamik , potensial air atau DTD
sama
Bila salah satu bagian tidak terbatas misal lengas
tanah, potensial air sama dengan bagian yang
tidak terbatas
Bila dua bagian terbatas , potensial air akhir
merupakan rata-rata
Potensial solut tidak berubah sampai potensial
tekanan mencapai 0 bar
Sel A dalam Larutan B

Keadaan awal
A. = s+p
= -30 + 0 = -30 bar
B. = s+p
= -10 + 0 = -10 bar
Keseimbangan
A. = s+p
= -30 + 20 = -10 bar
B. = s+p
= -10 + 0 = -10 bar
Sel A dengan Sel B
Keadaan awal
A. = s+p
= -14+4 = -10 bar
B. = s+p
A
= -24+ 8 = -16 bar
Keseimbangan
A. = s+p
= -14+1 = - 13 bar
B. = s+p
B
= -24+11 = -13 bar
Hubungan , s, p
Sel turgor penuh
= s + p = -12,5 + 12,5 = 0 bar
Sel mengempis, volume relatif 80%
= s+ p = -14 + 0 = -14 bar
Mengukur potensial air
Metode Gravimetri
Metode Chardakov
Pressure Bomb Scholander
sampel manometer gas N2
Pengukuran potensial air
Mengukur potensial solut

Jaringan berwarna misal daun Rhoediscolor


dimasukkan larutan dengan konsentrasi
berbeda, potensial solut jaringan = potensial
solut larutan yang menyebabkan 50% jaringan
mengalami plasmolisis
Potensial Tekanan
Di dalam vakuola
terdapat solut
menurunkan potensial
solut menurunkan
potensial air lebih
rendah dari sekitar
terjadi endo osmosis
menyebabkan
peningkatan potensial
osmotik vakoula
membesar membran
plasma menekan dinding
sel tekanan turgor atau
potensial tekanan
Plasmolisis
Plasmolisis : proses
terlepasnya membran
plasma dari dinding sel
karena sel berada pada
lingkungan hipertonik (
potensial air lebih rendah,
DTD lebih tinggi, larutan
lebih pekat) terjadi ekso
osmosis vakuola mengecil
Bila dimasukkan ke dalam
lingkungan hipotonik (
potensial air lebih tinggi ) -
terjadi endo osmosis
deplasmolisis sel segar
kembali
Lingkungan sama isotonik
Plasmolisis
Imbibisi
Imbibisi ; proses penyerapan solven oleh imbiban
Contoh : penyerapan minyak oleh karet, penyerapan air
oleh benih
Imbibisi merupakan proses awal perkecambahan
Syarat ada beda potensial, ada tarik menarik antar
molekul
Di dalam benih ada koloid hidrofil berupa matriks :
protein, pati selulose menarik air
= m + p
benih dapat mencapai -1000 bar, akar -2 - -8 bar
Imbibisi benih
Imbibisi
Penyerapan Air
Organ penyerap air
utama : akar
Mekanisme Penyerapan Air
1. Aktif :
a. aktif osmotik : akumulasi solut
menurunkan s > lebihrendah sekitar, air
masuk. Air mengalir dari lebih tinggi ke lebih
rendah
b. aktif non osmotik : energi respirasi.
Air mengalir dari lebih rendah ke lebih tinggi

2. Pasif : transpirasi .
Air mengalir dari lebih tinggi ke lebih rendah
Penyerapan pasif > aktif
Tekanan akar tidak terjadi pada tanaman
Gimnospermeae dan tanaman transpirasi cepat
Air eksudasi hanya 5% air transpirasi
Tanaman dengan tajuk menyerap air >
dibanding tanpa tajuk (dipotong)
Tumbuhan hydrofit menyerap air dari seluruh
tubuh
Tekanan akar
Jalur pengangkutan air
Mendatar : bulu akar/epidermis korteks
endodermis xylem
Tegak : lewat xylem
Anatomi Akar
Jalur Pengangkutan Air
Jalur Pengangkutan Air
Faktor berpengaruh
Faktor tanaman : transpirasi (+), perakaran (+),
metabolisme (+)
Faktor lingkungan : ketersediaan air (+), aerasi
(+), konsentrasi larutan (-), suhu optimum 30o
C lebih tinggi sel rusak lebih rendah
metabolisme, pemanjangan akar, difusi,
permeabilitas membran turun, viskositas air ,
plasma dan koloid naik.
Transpirasi
Variasi Perakaran
Ketersediaan air x udara
Proses Pengangkutan Zat Pada Tumbuhan
Pengankutan air dan garam mineral pada tumbuhan
dilakukan melalui 2 cara, yaitu:

1. Pengangkutan Ekstravaskuler
Tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke dalam
tubuh melewati satu sel ke sel lain secara horizontal.
Pengangkutan dimulai dengan penyerapan oleh bulu
akar kemudian ke epidermis, stele. Dari korteks, air
kemudian didistribusikan menuju sel-sel untuk
metabolisme.
Pengangkutan ekstravaskuler dilakukan
melalui 2 cara, yaitu:
1. Simplas
Yaitu sistem pengangkutan air dan zat terlarut melalui bagain hidup
dari suatu sel seperti sitoplasma dan vakuola ke sel lain melewati
plasmodesmata, yaitu saluran yang menghubungkan suatu sel
dengan protoplasma sel lain.

2. Aploplas
Yaitu sistem pengangkutan air dan garam mineral melalui bagian
yang tidak hidup, misalnya dinding sel dan ruang antar sel. Akan
tetapi, air dan garam mineral yang masuk ke endodermis hanya
dilakukan melalui simplas. Hal tersebut disebabkan adanya pita
Kaspar pada sel endodermis, yaitu pita yang terbuat dari suberin,
suatu bahan lilin. Oleh karena hal tersebut, endodermis kedap
terhadap air dan garam mineral.
2. Pengangkutan Intravaskuler
Yaitu pengangkutan air dan zat terlarut yang terjadi di
dalam berkas pembuluh xilem dan floem secara vertikal.

Pengangkutan air dan zat terlarut:


Penyerapan zat melalui rambut akar kemudian mengalir
menuju epidermis kemudian xilem aar, xilem batang,
xilem daun. Di dalam xilem daun, zat-zat yang berguna
masuk ke parenkim mesofil daun sebagai bahan proses
fotosintesis.

Glukosa hasil fotosintesis kemudian diedarkan melalui


floem ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan oksigen
dikeluarkan lewat stomata, dan air dikeluarkan melalui
proses transpirasi.
Kecepatan pengangkutan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
Kelembaban
Suhu
Cahaya
Angin
Kandungan air tanah
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan
kecepatan pengangkutan, sedangkan suhu, angin,
cahaya, dan kandungan air tanah berbanding lurus
dengan kecepatan penguapan.
Pengangkutan air
Dilakukan melalui xylem dengan mekanisme
Teori vital : terdapat pompa ditolak karena
dengan dimatikan pengangkutan air tetap
terjadi
Teori tekanan akar ditolak : seperti dalam
pembahasan pasif x aktif, tekanan akar
maksimum 2 bar, hanya mampu mendorong air
setinggi 20m
Xylem
(lanjutan)
Teori fisika : imbibisi, kapiler, tekanan kohesi-
tarikan transpirasi
Teori tekanan kohesi-tarikan transpirasi. Kohesi
: tarik menarik antar molekul sejenis air.
Adhesi : tarik menarik molekul berbeda air
dengan dinding xylem. Adanya kohesi dan
adhesi terbenntuk kolom air sinambung dari
tanah akar batang daun. Transpirasi
menurunkan daun lebih rendah dari batang
terjadi aliran air dari batang ke daun.
batang menurun lebih rendah dari akar
terjadi aliran air dari akar ke batang dst.
Kohesi
Ikatan Hidrogen Molekul air

Anda mungkin juga menyukai